PERENCANAAN
5.Mfr
Dp 3
bol
5.6793,63
= 3
578,03
= 3,88 cm
= 4 cm
5. Pemeriksaan tegangan geser pada poros
P P
s
A dp 2
4
Mp 1415,34
P 141,34kg
l 10
141,34
s 2
11,25 kg cm 2
4
x4
Material poros cukup aman karena tegangan geser yang terjadi
lebih kecil dari tegangan geser yang diizinkan yaitu :
s <
11,25 < 578,03 kg/cm2
B. Perhitungan Splines
Splines berfungsi untuk menghubungkan poros dengan cakra
sehingga momen puntir cakra dapat dipindahkan melalui alur splines
yang mengakibatkan poros berputar bersama-sama dengan cakra.
1. Pemilihan bahan splines
Dari perencanaan ini material poros yang digunakan adalah
baja St 70 maka bahan sepline yang digunakan juga adalah baja St
70 yang bekerja pada kondisi pembebanan dinamis II dengan faktor
keamanan yang diambil adalah 8. Selanjutnya dari bahan tersebut
kita dapat menentukan tegangan – tegangan yang diizinkan, yaitu :
Tegangan tarik yang diizinkan adalah :
7000
bol II = = 1166,6 kg/cm2
6
Tegangan geser yang diizinkan adalah :
bol 1166,6
bolII =
II
1,7 1,7
bol II = 686,27 kg/cm2
2. Pemilihan jumlah splines
Dengan menentukan jumlah splines, kita dapat menentukan
dimensi splines yang lain. Dalam perencanaan ini kita merencana
sebanyak 10 buah splines.
3. Perhitungan diameter splines (Ds)
dp
Ds
0,8
4
=
0,8
= 5 cm
4. Jari-jari rata-rata splines (rms)
rms = ¼ (Ds + dp)
= ¼ (5 + 4)
= 2,25 cm
5. Tingi splines
h = 0,1 Ds
= 0,1 (5)
= 0,5 cm
6. Lebar Splines (w=b)
w = 0,25 Ds
= 0,25 (5)
= 1,25 cm
7. Diameter rata-rata splines (Dms)
Dms = 2 rms
= 2 (2,25)
= 4,5 cm
8. Koreksi faktor keamanan pada spline
Tegangan geser yang terjadi pada spline
Mfr
g
rm.F .z.
dimana : μ = 0,75 (untuk distribusi pembebanan merata)
F = 0,8 . dm . l/z
Dimana : l = panjang spline
= 6 cm (direncanakan)
z = 2.rm
= 2 . 2,25
= 4,5 cm
F = 0,8 . 4,5 . 6/10
= 2,16 cm2
6793,63
g
2,25.2,16.10.0,75
= 186,38 kg/cm2
Dalam hal ini dipilih 0,5 sebab semakin besar permukaan geges
maka gaya geseknya juga semakin besar sehingga kopling dapat
berfungsi dengan baik.
2. Perbandingan jari-jari dalam dan jari-jari luar adalah :
rig
= (0,6 – 0,8)
rog
Dalam hal ini dipilih 0,6 sebab semakin kecil perbandingan
jari-jari dalan dan jari-jari luar maka geseknya juga semakin kecil
sehingga kopling dapat berfungsi dengan baik.
3. Momen gesek (Mfr)
Mfr = f . P . Fm . rm
Dimana Fm = 2π .rm . b . z
Z = jumlah plat gesek
= 2 ( direncanakan )
= 2π . rm . 0,5rm . 2
= 2π . rm2
Mfr = f. P . 2π . rm3
Mfr
rm = 3
f .P.2
6793,63
= 3
0,2.8.2.3,14
= 8,77 cm
G1 = 2 Do g Di g . t.γ/4
2 2
asbes = Massa jenis asbes = 2,1 gr/cm3
= 2 21,92 2 13,14 2 .0,5 x 2,1/4
= 507,45 gram
2. Berat plat tengah
G2
= 2 Do t Di t . t.γ/4
2 2
baja = 7,8 gr/cm3
G2
= 2 21,92 2 7 2 0,4 x 7,8/4
= 2113,59 gr
3. Berat naf
G3 = 1
4
Do Di n
2
n
2
. t.γ
baja = 7,8 gr/cm3
= 1
4 7 2 5 2 0,6 x 7,8
= 176,34 gr
4. Berat rumah kopling
G4
= 14 Dog 2. ak 2 - Din 2 . t.γ
baja = 7,8 gr/cm3
t = ak = tebal rumah kopling = 0,5 cm
direncanakan
= 1
4
21,92 2. 0,52 - 5 2 0,5 x 7,8
= 1531,74 gram
5. Berat Poros
G5 = ¼ .dp2 . L.
= ¼ .3,14 .42 .10 .7,8
` = 976,68 gram
6. Berat total kopling tanpa berat poros
Gtot = G1 + G2 + G3 + G4
= 507,45 + 2113,59 + 176,34 + 1531,74
= 4329,12 gram
½ ql ½ ql
x
Mx
qx
½ ql x/2
x/2
Mx = 0
= -½ ql.x + ½ qx2
Karena
d2y
Mx = EI
dx 2
d2y
Maka EI = -½ qlx + ½ qx2
2
dx
dy
EI = -¼ qlx2 + 1/6 qx3 + c1
dx
EI y = 1/12 qlx3 + 1/24 qx4 + c1x + c2
Syarat Batas :
Pada x = 0 ; y = 0 ; C2 = 0
dy
x= ½l ; =0
dx
-¼ ql (1/2 l)2 + 1/6 q(1/2 l)3 + c1 = 0
-1/8 ql3 + 1/12 ql3 + c1 = 0
c1 = 1/24 ql3
Sehingga persamaannya menjadi :
1 ql 3 qx 4 ql 3 x
y =
EI 12 24 24
ql 1 2 l q 2 gl 2
1 1 3 1 1 4 1 3 1
y =
EI 12 24 24
1 ql 4 qx 4 ql 4
y =
EI 96 384 48
1 5.ql 4
y =
EI 384
Dimana :
E = Modulus elastisitas untuk beban poros St 70
= 21500 kg/mm2 = 2,15.106 kg/cm2
I = Momen Inersia poros
~ 1/64..dp4
~ 1/64.3,14.44 = 11,739 cm4
q = Beban terbagi merata
Gp
~ /l = 0,979/10 = 0,0979 kg/cm
Sehingga lendutan akibat berat poros adalah :
1 5.0,0979.10 4
y =
2,15 .10 6..7,36 384
y = 8,015.10-7 cm = 0,8075. 10-6
Gtot = P
x
Mx b
a
b
Pb/l Pb/l
Mx =0
Pb
= .x
l
Karena :
d2y
Mx = EI
dx 2
Maka :
d2y Pb
EI = .x
dx 2 l
dy Pbx 2
EI = c1
dx 2.l
Pbx 2
EI y = c1 x c 2
2.l
Syarat batas :
x = 0 ; y = 0 ; C2 = 0
dy
x = 1/2l dan = 0 , maka :
dx
dy Pbx 2
EI = c1
dx 2.l
Pbx 2
C1 =
2.l
C1 = Pbl/8
Sehingga :
1 Pb.x 3 Pb.l.x
y = .
EI 6.l 8
1 P.l 3
y = .
EI 48
Dimana :
E = Modulus elastisitas kopling dipakai standar baja St 70
= 21500 kg/mm2 = 2,15.106 kg/cm2
I = Momen inersia poros
3,14.4 4
= 1/64 .dp4 = 7,36
64
P = Berat total kopling 1,672 kg
Sehingga lendutan akibat beban terpusat dari berat kopling adalah :
1 P.l 3
y = .
EI 48
1 1,672.10 3
y = .
6
2,15.10 .7,36 48
y = 2,2013.10-6 cm
Maka Ytotal adalah :
= y1 +y2 cm
= 0,8075.10-6 +2,2013.10-6 cm
= 3.10-6
Putaran Kritis
1
ncr = 300
ytot
1
ncr = 300
3.10 6
ncr = 173205 rpm
Putaran poros (n) dianggap cukup aman jika fluktuasinya berada
diantara (0,8n 1,2n), dimana putaran poros n = 4800 rpm. Sehingga
interval putaran maksimum adalah (1,2) (4800rpm) = 5760 rpm.
Karena putaran optimum (nopt) lebih kecil dari putaran kritis (ncr)
maka dapat dikatakan bahwa kondisi putaran poros berjalan dengan
stabil terhadap akan adanya pembebanan.
nopt < ncr
5780 < 173205 rpm
F. Pemeriksaan Kekuatan Poros Momen Lentur
1. Akibat beban terpusat (P = Gtot)
P
L/2
A B
l
P/2 P/2
Momen lentur terjadi maximum pada L = l/2
½.l
A Ml1
P/2
Ml1 = 0
P l Pl
= .
2 2 4
2. Akibat beban terbagi merata (berat poros)
L = 1/2
A B
1/
4
ql/2 ql/2
X= l/2
Ml2
qx
ql/2
Ml2 =0
= -qx.(l/4) + q.(l/2).(l/2)
= - (ql2/8) + ql2/4)
= ql2/8.
3. Momen lentur yang terjadi
Ml = Ml1 + Ml2
= Pl/4 + ql2/8
dimana : P = Berat kopling = 1,672 kg
l = Panjang poros = 10 cm
q = Berat beban terbagi merata
ql = qp/l = 0,97/10 = 0,0974 kg/cm.
Ml = (0,0979.102/8) + (1,672.10/4)
= 5,3975 kg.cm
G. Diameter Kritis
Pemeriksaan diameter kritis menggunakan momen reduksi
Mred = Ml 2 (Mp) 2
Mrd
=
0,1.bol II
817,682
=
0,1 x 600
=3,69 cm
Karena diameter kritis adalah 3,69 cm dan diameter
poros adalah 4 maka dalam perencanaan ini dianggap aman sebab
diameter kritis lebih kecil dari diameter poros.
dcr dp
3,69 4 cm
= ¼ (3,14)(21,922 – 13,142). 2
= 60,51 cm2
k = Kerja spesifik untuk bahan asbes,
dimana daya yang merusak asbes (5 - 8) dk/cm3
dipilih 8
= 5968 waat jam/cm2
Nfr = Daya yang hilang karena gesekan
Mtd . .t.z
=
2.3600
1 60
Nfr = 555,34 . 439,6. .
2 3600
= 2034,39 Watt
Maka :
Lama gesekan adalah :
0,5.60,51.5968
Ld =
2034,39
= 188,75 jam
Dalam penentuan umur kopling, direncanakan penyambungan
oleh kopling 60 kali tiap jamnya dimana waktu kopling menyambung 1
detik dan melepas 1 detik. Sehingga waktu yang diperlukan tiap jam
adalah ~ 60(1 + 1) detik/jam 120 detik/jam
Jika diperkirakan kendaraan dipakai selama 10 jam setiap hari, maka :
N = 10 jam/hari x 120 detik/jam
N = 1200 detik/hari
= 0,3 jam/hari
Sehingga umur kopling didapat adalah :
Lt = 188,75 / 0,3
=1,7 tahun
Jadi kopling dapat dipakai selama 1,7 tahun
C. Efisiensi Kopling
Efisiensi kopling merupakan besarnya kemampuan kopling
bekerja secara efektif untuk memindahkan daya maksimum ke bagian
transmisi lain.
Nm - Ng
= . 100%
Nm
Nm = Daya rata-rata kopling tiap jam
= 83 . 736
= 61088 waat
Sehingga efesiensi kopling didapat
61088 2034,39
η= x100%
61088
= 96,6 %