Anda di halaman 1dari 22

BAB III

PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

3.1. Direncanakan Roda Gigi Lurus pada Kontruksi Mesin dengan Data –
data sebagai berikut :
a) Daya = 24 PS = 17,652 kw
b) Putaran = 10000 rpm
c) Bahan untuk Poros I dan Poros II S50C (σ Β) = 62 kg/mm2
d) Bahan untuk Roda Gigi I dan II S55C (σ Β) = 66 kg/mm2
e) Sf (faktor keamanan) = Sf 1 = 6 dan Sf 2 =2
f) Faktor koreksi (Fc) untuk poros I dan II = 1,2
g) Tumbukkan untuk poros I dan II = 1,7
h) Jumlah gigi yang diizinkan roda gigi I (Z 1) = 60 buah
i) Jumlah gigi yang diizinkan roda gigi II (Z 2) = 40 buah

3.2. Perencanaan Poros


A. Perencanaan Poros I
Untuk perhitungan perencanaan poros I dapat menggunakan data,
sebagai berikut:
2
σ Β=62kg /mm
Safter Faletur (Sf ) , Sf 1=6 dan Sf 2=2
Faktor koreksi (fc) = 1,2
1. Daya rencana (pd)
Untuk besar daya rencana dapat diketahui menggunakan
persamaan (2.6). Maka,
Pd=fc . p
¿ 1,2 .17,652
¿ 21,182 kw

30
2. Momen puntir ( Mp 1 )
Untuk besar momen puntir dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan (2.7). Maka,
pd
Mp 1=9,74 x 10 5 .
n1
5 21,182
¿ 9,74 x 10 .
10000
¿ 2063 , 12kg .mm

3. Tegangan geser ( τa )
Untuk besar tegangan geser dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan (2.8) .Maka,
σb
τa=
Sf 1 . Sf 2
62
¿
6.2
2
¿ 5,2 kg/mm

4. Diameter Poros (ds)


Untuk besar tegangan geser dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan (2.9). Maka,
ds=¿
¿¿
¿ 16,04 mm

Karena menggunakan spie, maka diameter poros menjadi:


ds=16 mm

31
5. Tegangan Geser Rencana ( τ)
Untuk besar tegangan geser dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan (2.10). Maka,
5,1 . Mp1
τ=
ds 3
5,1. 2063 ,12
¿ 3
40
¿ 0,16 kg /mm2

Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh, maka tegangan geser


2
yang terjadi adalah τ =0,16 kg /mm , sehingga nilai dari
τa=5,5 kg/mm 2> τ=0,16 kg/mm2 , maka poros dinyatakan aman untuk
digunakan.

32
B. Perencanaan Poros II
Untuk perhitungan perencanaan poros I dapat menggunakan data,
sebagai berikut:
2
σ Β=62kg /mm
Safter Faletur (Sf ) , Sf 1=6 dan Sf 2=2
Faktor koreksi (fc) = 1,2
1. Daya rencana (pd)
Untuk besar daya rencana dapat diketahui menggunakan
persamaan (2.6). Maka,
Pd=fc . p
¿ 1,2 .21,182
¿ 25,42 kw

2. Momen puntir ( T )
Untuk besar momen puntir dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan (2.7). Maka,
5 pd
T =9,74 x 10 .
n2
10000
Dimana, kecepatan putar poros II ( n 2) = =5000 rpm
2
5 25,42
¿ 9,74 x 10 .
5000
¿ 4951,8 kg .mm

3. Tegangan geser ( τa)


Untuk besar tegangan geser dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan (2.8). Maka,
σb
τa=
Sf 1 . Sf 2
62
¿
6.2
2
¿ 5,2 kg/mm

33
4. Diameter Poros (ds)
Untuk besar tegangan geser dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan (2.9). Maka,
ds=¿
¿¿
¿ 21,47 mm
Karena menggunakan spie, maka diameter poros menjadi:
ds=22 mm

5. Tegangan Geser Rencana ( τ)


Untuk besar tegangan geser dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan (2.10). Maka,
5,1 . T
τ= 3
ds
5,1. 4951,8
¿ 3
40
¿ 0,39 kg /mm2
Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh, maka tegangan geser
2
yang terjadi adalah τ =0,39 kg /mm , sehingga nilai dari
2 2
τa=5,5 kg/mm > τ=0,39 kg /mm , maka poros dinyatakan aman untuk
digunakan.

34
3.3. Perencanaan Spie
A. Perencanaan Poros I
Untuk perencanaan Spie diketahui tabel 1.8 dari buku Sularso hal 108
 Lebar spie (b) = 5 mm
 Panjang spie (l) = 14 mm
 Tinggi spie (h) = 5 mm
 Tinggi bagian spie yang berada dalam poros (t 1) = 3,0 mm
 Tinggi bagian spie yang berada dalam lajur roda gigi(t 2) = 2,3 mm
 Bahan yang digunakan pada Spie S55C (σB) = 66 kg/mm2
 Dimana spie yang digunakan adalah spie persegi.

B. Perencanaan Poros II
Untuk perencanaan Spie diketahui tabel 1.8 dari buku Sularso hal 108
 Lebar spie (b) = 6 mm
 Panjang spie (l) = 20 mm
 Tinggi spie (h) = 6 mm
 Tinggi bagian spie yang berada dalam poros (t 1) = 3,5 mm
 Tinggi bagian spie yang berada dalam lajur roda gigi(t 2) = 2,8 mm
 Bahan yang digunakan pada Spie S55C (σB) = 66 kg/mm2
 Dimana spie yang digunakan adalah spie persegi

35
3.4. Perencanaan Roda Gigi
 Koefisien kontruksi (kc) = (1-5) diambil 5
 Koefisien dinamis (kd) = (1,1-1,45) diambil 1,4
 Faktor keausan (kw) = 1,3
 Faktor bentuk (ym) = 7,8
 Faktor gigi penggerak (yp) = 0,32
 Tegangan tarik (τ) = 66 kg/mm2
 Faktor cara pemasangan ( λ) = 7,8
 Sudut kemiringan gigi (α ) = 60°
z1 60
 Perbandingan roda gigi I dan II (l 1) = = =1,5
z2 40
z2 40
 Perbandingan roda gigi II dan I ( l 2 ) = = =0,6
z1 60

1. Roda gigi (1) untuk poros I


1. Modul (m)
Untuk besar modul roda gigi dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan (2.11). Maka,

m=1,28 .
√3 Mp1 . kd . kc . kw
Z 1 .l 1. λ . yp . σbo

¿ 1,28 .

3 2063 ,12 . 1,4 . 5 .1,3
60 .1,5 . 7,8 . 0,32. 66
¿ 1,4 mm

36
2. Dimensi roda gigi
a. Lebar roda gigi (t)
Untuk besar lebar roda gigi dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan (2.12). Maka,
t=π . m
¿ 3,14.1,4
¿ 4,4 mm

b. Addendum (h’)
Untuk besar addendum dapat diketahui dengan menggunakan
persamaan (2.13). Maka,
'
h =0,55.t
¿ 0,55. 4,4
¿ 2,4 mm

c. Dedendum (h”)
Untuk besar dedendum dapat diketahui dengan menggunakan
persamaan (2,14). Maka,
} =h'. ¿
h
¿ 2,4. 1,4
¿ 3,4 mm

d. Diameter tusuk (dt)


Untuk Besar diameter tusuk dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan (2.15). Maka,
dt=z . m
¿ 60. 1,4
¿ 84 mm

37
e. Diamater luar (dl)
Untuk besar diameter luar dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan (2.16). Maka,
dl=m( z+2)
¿ 1,4( 60+2)
¿ 86,8 mm

f. Diameter dalam (dd)


Besar diameter dalam dapat diketahui dengan menggunakan
persamaan (2.17). Maka,
dd=m(z −2,5)
¿ 1,4(60−2,5)
¿ 80,5 mm

g. Tinggi gigi pada roda gigi (h)


Untuk besar tinggi gigi pada roda gigi dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan (2.18). Maka,
h=dl−dd
¿ 86,8−80,5
¿ 6,3 mm

h. Lebar permukaan gigi (b)


Untuk besar lebar permukaan gigi dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan (2.19). Maka,
b=i 1 . m
¿ 1,5 .1,4
¿ 2,1 mm=2 mm( dibulatkan)

38
3. Gaya yang bekerja pada roda gigi (1)
a. Gaya keliling (Ps)
Besar gaya keliling dapat diketahui dengan menggunakan
persamaan (2.20). Maka,
2. Mp1
Ps=
dt
2. 2063 , 12
¿
84
¿ 49,1 kg

b. Gaya normal (Pn)


Besar gaya normal dapat diketahui dengan menggunakan
persamaan (2.21). Maka,
2. Mp 1
Pn=
dt cos 20
2. 2063 , 12
¿
84 . 0,939
¿ 52,3 kg

c. Gaya radial (Pr)


Besar gaya normal dapat diketahui dengan menggunakan
persamaan (2.22). Maka,
Pr=Ps . tan 20
¿ 49,1 . 0,363
¿ 17,8 kg

39
2. Roda gigi (2) untuk poros II
1. Modul (m)
Untuk besar modul roda gigi dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan (2.11). Maka,

m=1,28 .
√3 Mp2 . kd . kc . kw
Z 2 . l2. λ . yp . σbo

¿ 1,28 .

3 4951,8 . 1,4 .5 . 1,3
40 . 0,6 . 7,8. 0,32 . 66
¿ 2,9 mm

2. Dimensi roda gigi


a. Lebar roda gigi (t)
Untuk besar lebar roda gigi dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan (2.12). Maka,
t=π . m
¿ 3,14 . 2,9
¿ 9,1 mm

b. Addendum (h' 1 )
Untuk besar addendum dapat diketahui dengan menggunakan
persamaan (2.13). Maka,
h' =0,55.t
¿ 0,55 . 9,1
¿ 5 mm

c. Dedendum (h”)

40
Untuk besar dedendum dapat diketahui dengan menggunakan
persamaan (2.14). Maka,
} =h'. ¿
h
¿ 5 . 2,9
¿ 14,5 mm

d. Diameter tusuk (dt)


Untuk Besar diameter tusuk dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan (2.15). Maka,
dt=z . m
¿ 40 . 2,9
¿ 116 mm

e. Diamater luar (dl)


Untuk besar diameter luar dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan (2.16). Maka,
dl=m( z+2)
¿ 2,9( 40+2)
= 121,8 mm

f. Diameter dalam (dd)


Besar diameter dalam dapat diketahui dengan menggunakan
persamaan (2.17). Maka,
dd=m(z −0,5)
¿ 2,9( 40−0,5)
¿ 114,5 mm

g. Tinggi gigi pada roda gigi (h)

41
Untuk besar tinggi gigi pada roda gigi dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan (2.18). Maka,
h=dl−dd
¿ 121,8−114,5
= 7,3 mm

h. Lebar permukaan gigi (b)


Untuk besar lebar permukaan gigi dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan (2.19). Maka,
b=i 1 . m
¿ 0,6 . 2,9
¿ 1,74 mm=2 mm(dibulatkan)

3. Gaya yang bekerja pada roda gigi (2)


a. Gaya keliling (Ps)
Besar gaya keliling dapat diketahui dengan menggunakan
persamaan (2.20). Maka,
2. Mp2
Ps=
dt
2. 4951,8
¿
116
¿ 85,4 kg

b. Gaya normal (Pn)

42
Besar gaya normal dapat diketahui dengan menggunakan
persamaan (2.21). Maka,
2. Mp 2
Pn=
dt cos 20
2. 4951,8
¿
116 .0,939
¿ 90,9 kg

c. Gaya radial (Pr)


Besar gaya normal dapat diketahui dengan menggunakan
persamaan (2.22). Maka,
Pr=Ps . tan 20
¿ 85,4 . 0,363
¿ 31 kg

43
3.5. Perencanaan Bantalan
1. Direncanakan bantalan bola pada poros I
Ukuran bantalan sesuai dengan ukuran poros berdasarkan Tabel
Bantalan bola hal 143 pada buku elemen mesin oleh Sularso dan
Kiyokatsu Suga. Jenis Bantalan yang digunakan yaitu bantalan jenis
terbuka dua sekat :
 Putaran poros (N) = 10000 rpm
 Diameter luar (D) = 33,5 mm
 Diameter dalam (d) = 16 mm
 Lebar bantalan (b) = 9,5 mm
 Kapasitas nominal dinamis spesifik (C) = 440 kg
 Kapasitas nominal statis spesifik (C0) = 263 kg

a. Faktor kecepatan bantalan bola (fn)


Untuk besar faktor kecepatan bantalan bola dapat diketahui
dengan menggunakan persamaan (2.23). Maka,

fn= 3
√ 33,3
n1

¿

3 33,3
10000
¿ 0,2 rpm

44
b. Beban dinamis (P)
Untuk besar beban dinamis dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan (2.24). Maka,
P=x . v . Fr + y . Fa
Dimana faktor pembebanan (table 4.9 Sularso hal 135) :
x=0,5
y=0,5
v=1
P= ( 0,5. 1 .52 ) +(0,5 .100)
¿ 76

c. Faktor umur bantalan (fh)


Untuk besar faktor umur bantalan dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan (2.25) dan (2.26). Maka,
Dimana : a 1=1 (keandalan 90%)
C
fu=a1 .
P
440
¿1.
76
¿ 5,8 menit
fh=500.(Fu)3
¿ 500 . ¿
¿ 97556 menit
¿ 1625,9 jam

Waktu operasi : 8 jam per hari


Maka :365 hari x 8
¿ 2920 Jam Operasi per tahun
1625,9
Maka usia bantalan ¿
2920
¿ 0,55 tahun

45
2. Direncanakan bantalan bola pada poros II
Ukuran bantalan sesuai dengan ukuran poros berdasarkan Tabel
Bantalan bola hal 143 pada buku elemen mesin oleh Sularso dan
Kiyokatsu Suga. Jenis Bantalan yang digunakan yaitu bantalan jenis
terbuka dua sekat :
 Putaran poros (N) = 10000 rpm
 Diameter luar (D) = 44 mm
 Diameter dalam (d) = 22 mm
 Lebar bantalan (b) = 12 mm
 Kapasitas nominal dinamis spesifik (C) = 735 kg
 Kapasitas nominal statis spesifik (C0) = 465 kg

a. Faktor kecepatan bantalan bola (fn)


Untuk besar faktor kecepatan bantalan bola dapat diketahui
dengan menggunakan persamaan (2.23). Maka,

fn= 3
√ 33,3
n1

¿

3 33,3
10000
¿ 0,2 rpm

b. Beban dinamis (P)

46
Untuk besar beban dinamis dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan (2.24). Maka,
P=x . v . Fr + y . Fa
Dimana faktor pembebanan (table 4.9 Sularso hal 135) :
x=0,5
y=0,5
v=1
P= ( 0,5. 1 .52 ) +(0,5 .100)
¿ 76

c. Faktor umur bantalan (fh)


Untuk besar faktor umur bantalan dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan (2.25) dan (2.26). Maka,
Dimana : a 1=1 (keandalan 90%)
C
fu=a1 .
P
735
¿1.
76
¿ 9,7 menit
3
fh=500.(9,7)
¿ 500 . ¿
¿ 456337 menit
¿ 7605,6 jam
Waktu operasi : 8 jam per hari
Maka :365 hari x 8
¿ 2920 Jam Operasi per tahun
7605,6
Maka usia bantalan ¿
2920
¿ 2,6 tahun

3. Pelumasan Bantalan Gelinding

47
Pelumasan bantalan gelinding berfungsi mengurangi gesekan dan
keausan antara elemen gelinding dan sangkat, membawa keluar panas
yang terjadi, mencegah korosi dan menghindari masuknya debu. Pada
perencanaan ini dipilih pelumasan gemuk karena penyekatnya lebih
sederhana, dan semua gemuk yang bermutu dapat memberikan umur
yang panjang. Cara yang umum untuk penggemukan adalah dengan
mengisi bagian dalam bantalan dengan gemuk sebanyak mungkin,
maka:
Besar faktor umur bantalan dapat diketahui dengan menggunakan
persamaan (2.27). Maka,
10 . 20
h= x 100 %
20 . 20
¿ 50 %
Maka bagian bantalan yang dapat diisi dengan gemuk sebanyak
50% dari seluruh ruangan bantalan.

3.6. Defleksi Maksimal yang terjadi

48
Besar defleksi maksimal dapat diketahui dengan menggunakan
persamaan (2.28).
Dimana,
Ymax =Defleksi Maksimum(m)
P=Beban Poros (kg)
L=Panjang Poros(m)
E=Elastisitas baja
l=Momen Inersia

Defleksi maksimal dapat diperoleh dengan data, sebagai berikut:


E = Elastisitas baja = 20 x 1010 N/m2
γ=7850 kg /m2
L = Panjang poros = 10 cm (direncanakan)
P = Beban pada poros

 Menentukan Beban Poros I


Untuk besar beban poros I dapat diketahui dengan menggunakan
persamaan (2.29). Maka,
P=π /4 . ¿
¿ 3,14 /4 . ¿
¿ 0,16 kg

 Menentukan Beban Roda Gigi


Besar beban roda gigi dapat diketahui dengan menggunakan
persamaan (2.30). Maka,
P=π /4 . ¿
¿ 3,14 /4 . ¿
¿ 0,136 kg

 Menentukan Beban Total

49
Besar beban total hasil dari beban poros I ditambahkan dengan
beban roda gigi dapat diketahui dengan menggunakan persamaan (2.31).
Maka,
PTotal =BPoros + BRoda Gigi
¿ 0,16+ 0,136
¿ 0,296 kg

 Menentukan Momen Inersia Poros I


Untuk besar momen poros dapat diketahui dengan menggunakan
persamaan (2.32). Maka,
1 2
I poros = .m . r
2
1 2
¿ . 0,16 .0,008
2
−6 2
¿ 5,12 x 10 kg . m

 Menentukan Momen Roda Gigi


Untuk besar momen roda gigi dapat diketahui dengan menggunakan
persamaan (2.33). Maka,
1
I roda gigi= . m .r 2
2
1 2
¿ . 0,136 .0,0434
2
−4 2
¿ 1,28 x 10 kg . m

50
 Menentukan Momen Inersia Total
Untuk besar momen inersia total hasil dari momen inersia poros I
ditambahkan dengan momen inersia roda gigi dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan (2.34). Maka,
I Total =I Poros + I RodaGigi

¿ 5,12 x 10−6 +1,28 x 10−4


−4 2
¿ 1,33 x 10 kg . m

 Menentukan Panjang Total


Besar panjang total hasil dari momen inersia poros I ditambahkan
dengan momen inersia roda gigi dapat diketahui dengan menggunakan
persamaan (2.35). Maka,
L=L Poros+ L RodaGigi
¿ 0,1+0,0044
¿ 0,1044 m

Sehingga Defleksi maksimum yang terjadi, sebagai berikut :

P.L
Y maks=
E.l
0,296 .(0,1044)
¿
( 20 x 1010 ) .(1,33 x 10− 4)
¿ 1,16 . 10−9 m

Dari defleksi maksimum yang terjadi sebesar 1,16 . 10−9 m, Maka


perencanaan Poros dan Roda Gigi aman karena defleksi maksimalnya
sangat kecil.

51

Anda mungkin juga menyukai