Anda di halaman 1dari 35

BAB III

PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN


3.1

Perhitungan Daya yang Dibutuhkan


Data yang diketahui :

Kecepatan Belt
Lebar belt

V = 1 m/s
B = 500 mm

Jarak pengangkutan

L = 8,77 meter (l= 8,77 m)

Bulk density

i = 2,17 t/m3

Massa belt conveyor

qb = 6,435 kg/m

Sudut kemiringan

= 200

Sudut tumpukan Dinamis

= 35 (tabel 3)

Sudut tumpukan

= 20

Factor koreksi kemiringan

c = 0,82 (grafik 1)

Koefisien gesekan

w= 0.02 (tabel

Diameter pulley

D1= 200 mm (type belt RO-PLY 200/2,2+1)

Dari data awal di atas, untuk mendapatkan daya motor yang dibutuhkan didalam proses
pengangkutan belt conveyor ini maka dilakukan langkah langkah sebagai berikut :

Menghitung kapasitas yang dapat dipindahkan conveyor


2+cos
2
+ 0,04 tan ( 1+cos )
0,04 sin
F=B2

2+cos 20
2
20 + 0,04 tan 35 ( 1+cos 20 )
0,04 sin
F=0,52

F=0,036 m2

Menghitung beban yang terjadi pada belt.

Dengan sudut inclinasi 20omaka kapasitas yang didapatkan adalah


Q=3600 xFxVxc

Q=3600 x 0,036 x 1 x 0,82

Q=106,272(

Menghitung berat beban permeter :


ql =1000 xFx

ql =1000 x 0,036 x 2,17

ql =78,12(

kg
)
m

Menghitung gaya-gaya (S) yang bekerja pada belt conveyor:

ton
)
jam

Gambar conveyor belt


Beban S2

9,81 ( q b ) W x L1,2 cos

S 2=S 1+
S 2=S1 +( 9,81 ( 6,435 ) 0,02 x 8,77 x cos 20)( 9,81 x 6,435 x 8,77 x sin 20)
S 2=S 1178,94
Beban S3, K=1,05 (untuk sudut kontak belt dan drum 180)
S 3=K . S 2

S 3=1,05(S 1178,94 )
Beban S4
9,81 ( ql +q b ) x L3,4 sin
S 4 =S 3 +9,81 ( ql + qb ) W ' x L3,4 x cos +
9,81 ( 78,12+6,435 ) x 8,77 sin
S 4 =1,05( S 1178,9)+ 9,81 (78,12+6,435 ) 0,02 x 8,77 x cos 20+
S 4 =1,05( S 1178,9)+ 2624,77
Pada drum penggerak, dengan nilai k=e =2,56 (tabel xxx)
S 4 =S 1 x k '
1,05( S 1178,9)+2624,77=S 1 x 2,56
1,05 S 1+2436,92=2,56 S 1
Didapatkan S1,S2,S3,S4
S1= 1613,85 N

S3= 1506,65 N

S2= 1434,91 N

S4= 4131,456 N

Menghitung tarikan efektif belt (Wo), dengan Wdr (tahanan pada bearing drum) = 0,05 (S4+S1)

Wo=(S 4S 1)+W dr
Wo=(4131,4561613,85)+ 0,05(4131,456+1613,85)

Wo=2804,87 N
Menghitung daya yang dibutuhkan conveyor untuk beroperasi
N=(

WoxV
)
1000

N=(

2804,87 x 1
)
1000

N=2,805 Kw

Bila efisiensi Transmisi (tr=0,9), Maka daya motor yang dibutuhkan:


N motor =(

N
)
tr

N motor =(

2,805 N
)
0,9

N motor =3,1165

3.2 Penentuan Spesifikasi Motor Penggerak


Dari perhitungan diatas maka dipilih motor dengan merek siemens dengan sesifikasi
sebagai berikut:
4 POLES ~ 750RPM ~ 50 Hz
Output

: 4 Kw atau 5.36 Hp

Speed

: 715 rpm

3.3 Perhitungan Transmisi Gearbox


Adapun tujuan dari analisa gearbox ini adalah untuk mereduksi putaran dari motor
menjadi putaran pulley conveyor. Pada Putaran pulley conveyor konstan ini ditentukan dari
kecepatan belt nya.

Diameter pulley yang digunakan adalah 200 mm (type belt RO-PLY 200/2,2+1) dan kecepatan
belt yang ditentukan adalah 1 m/s. Sehingga didapatkan harga kecepatan sudut yang terjadi
adalah :

= 10 rad/s
Untuk mendapatkan putaran per menit, maka kecepatan sudut ini harus diubah menjadi putaran
per menit dengan menggunakan persamaan :

= 95.54 rpm
Proses pereduksian kecepatan dari 715 rpm menjadi 95.54 rpm dilakukan dengan menggunakan
spur gear dengan rasio perbandingan angka transmisi i =3x2.495 akan menghasilkan 715 rpm ~
238.33 rpm ~95.54 rpm

715rpm

i=3
238.33rpm

i=2.49

95.54rpm

Poros I

Poros II

Poros III

3.4 Perhitungan Desain Gear


3.4.1 Perencanaan Pasangan Gear (G1) dan Gear (G2)

Gear 1

Asumsi awal:
Putaran awal motor (
Angka transmisi (i)

:715 rpm
:3

Diametral pitch (P)

:4

Diameter Pitch gear 1 (dg1)

: 4 in

Diameter Pitch gear 2 (dg2)

: 12 in

Sudut tekan (

: 20 FD

Addendum

Deddendum

in.

in.
Gear 2

Clearance

in.

Jarak pusat poros (c)

c=

Menentukan jumlah gigi Gear 1 (

) dan gear 2 (

. P = 4. 4 = 16 gigi

. P = 12. 4 = 48 gigi

Dengan data jumlah gigi tersebut, dari tabel 10-2 didapatkan faktor Lewis untuk Gear 1 (

dan Gear (

), yaitu:
= 0.295
= 0.4.044

Menentukan Torsi (T) pada gear 1

Hp =

T=

= 352.448lb.in

Menentukan kecepatan keliling roda gigi gear 1 (

= 748.367 ft/min

Mencari gaya-gaya yang diterima roda gigi

Gaya Tangensial(

):

)=

= 176.224 lb

Gaya Radial (

)=

tan

= 176.224 tan 20 = 64.14lb

Gaya dinamis (
Untuk

) pada gear 1

2000 ft/min, digunakan rumusan:

= 396.024 lb

Menentukan lebar roda gigi ( thickness of gear = b )


Besarnya nilai kelebaran akan sesuai dengan persyaratan lebar roda gigi:

Asumsi lebar

Menentukan jenis material Roda Gigi (So) berdasarkan metode Lewis


Fb F d

So 2237.424psi
Maka berdasarkan tabel 10-3 Buku Machine Design halaman 552 dipilih bahan ASTM 25 Gray
Cast Iron dengan So = 8000 dan BHN = 174.
Mengecek keausan material roda gigi berdasarkan metoda Buckingham :

Jika Fw Fd maka material tidak aus (aman)


=

. b. Q. K
( untuk mencapai dimensi minimum )

Dengan:

Q=

= 1,5

K (Load factor) = 264 (dari tabel 10-11)


= 4 . 2,4 . 1.5. 264 = 3801,6 lb
Ternyata Fw = 3801,6 lb Fd = 396.024 lb, maka material aman
Analisa Kekuatan Metode AGMA

Terhadap patah

syarat:

= 3328.675psi

5546.67 psi
Ternyata :

, dinyatakan AMAN

Terhadap Keausan
syarat:
Tegangan kompresi yang timbul :

c =

c =

Tegangan yang diijinkan :

c =

<

, sehingga kedua gear aman dari keausan. Jadi, Bahan

roda gigi 1 dan 2 menggunakan material ASTM 25 Gray Cast Iron dengan lebar 2.4 in dan
diameter gear 1 dan gear 2 yaitu 4in dan 12in.

3.4.2 Perencanaan pasangan gear 3 (G3) dan gear 4 (G4)

Gear 4

Data awal:
Poros 2 (

: 238.33 rpm

Sudut tekan ( )
Angka transmisi (i)

: 20 FD
: 2.49

Diametral pitch (P)

:5

Addendum

Deddendum

Clearance

in.

in.

in.

Menetukan diameter gear 3 dan gear 4


Gear 3

c=
i= dg3/ dg4=2.49
maka
Diameter Pitch gear 3 (dg3)

: 2.979 in ~ 3 in

Diameter Pitch gear 4 (dg4)

: 7.42 in ~ 7.47

Menentukan jumlah gigi gear 3 (

) dan gear (

. P = 3 . 5 = 15 gigi

. P = 7.47 . 5 = 37.35 gigi ~ 37 gigi

Dengan data jumlah gigi tersebut, dari tabel 10-2 didapatkan faktor Lewis untuk Gear 3 (

dan Gear 4 (

), yaitu:

= 0.289
= 0.380
Menentukan Torsi (T) pada pinion

Hp =

T=

= 1057.36 lb.in

Menentukan kecepatan keliling roda gigi gear 3 (

= 187.09ft/min

Mencari gaya-gaya yang diterima roda gigi

Gaya Tangensial(

)=

= 704.9 lb

Gaya Radial (
(

):

)=

):

tan

= 704.9 tan 20 = 256.56 lb

Gaya dinamis (
Untuk

):

2000 ft/min, digunakan rumusan:

= 924.7 lb

Menentukan lebar roda gigi ( thickness of gear = b )


Besarnya nilai kelebaran akan sesuai dengan persyaratan lebar roda gigi:

Asumsi lebar

Menentukan jenis material Roda Gigi (So) berdasarkan metode Lewis


Fb Fd

So=7999.13 psi
Maka berdasarkan tabel 10-3 Buku Machine Design halaman 552 dipilih bahan SAE 2345
hardened by OQT dengan So = 50000 dan BHN = 475
Mengecek keausan material roda gigi berdasarkan metode Buckingham :
Jika Fw Fd maka material tidak aus (aman)
=

. b. Q. K
( untuk mencapai dimensi minimum )

Dengan: Q =

= 1,423

K (Load factor) = 366 (dari tabel 10-11 buku machine design dilihat dari BHN = 250

dan

= 20)

=3 .2 . 1.42. 366 = 3118.32 lb


Ternyata Fw = 3118.32 lb Fd = 924.7 lb, maka material aman

Analisa Kekuatan Metode AGMA

Terhadap patah
syarat:

= 18723.84psi

30000 psi
Ternyata :

, dinyatakan AMAN

Terhadap Keausan
syarat:
Tegangan kompresi yang timbul :

c =

c =
Tegangan yang diijinkan :

c =

<

, sehingga kedua gear aman dari keausan. Jadi, Bahan

roda gigi 1 dan 2 menggunakan material SAE 2345 hardened by OQT dengan lebar 2 inch
dan diameter sesuai dengan rasio kecepatannya.
3.5 Perhitungan Perencanaan Poros
3.5.1 Perencanaan Poros 1
Frg1
Asumsi Awal:
gear = 0,26 lb/in3
dgear1 = 3 in
bgear1 = 2,4 in

2.2 in

AV

2.2 in

Wg1

BV

1
2

Vertikal A
Wg1
1

AV

BV

Frg1

Mencari Tegangan Terbesar


Potongan 1-1

Potongan 2-2
Frg1

+Mx1

X1

Av

Av

+Mx2

X2

2.2 in

W1

Gambar Momen Bending


Vertikal
A

79.18 lb.in

Momen bending terbesar terjadi di titik G

Momen torsi di tiik G


Tg = 352.46 lb.in

Menghitung tegangan akibat momen bending ()

max,min =

avg

lb/in2

=0

lb/in2

Menghitung harga Torsi ()

max,min =

avg

N/m2

=
Menentukan diameter poros minimum

=0

lb/in2

Bahan yang direkomendasikan adalah AISI 1010HR dengan Su = 64.000psi dan Syp =
42.000psi dengan asumsi SF=3..
Teori kegagalan fatique (Tresca dan Soderberg):

maka persamaan Tresca dan Soderbergnya menjadi :

dporos1 0.76 in ~0.8125 (pertimbangan catalog skf dan nilai diameter shaft yg tersedia di
tabel rencana pasak). Jadi, Poros satu dengan rencana angka keamanan 3 memiliki dimensi
dengan panjang 4.4 inch dan berdiameter 0.8125 inch berbahan AISI 1010HR.
3.5.2 Perencanaan Poros II
Frg2
Frg3

2,2
Cv

2,2

4
Wg3

Wg2

DV

Vertikal
1

Wg2

Wg3

C
Cv

Frg3

Frg2

Mencari Tegangan Terbesar


Potongan 1-1
1

+Mx1

X1
CV

Potongan 2-2
Wg3

DV

+Mx2

X2

2 in
Frg3

CV

Potongan 3-3
Wg3
C

Wg2

O
2 in

+Mx3

3 in

CV

Frg3

X3

Frp2

Gambar Momen Bending


C

117.43 lb.in

339.63 lb.in

Momen Bending Terbesar di poros 2 (titik P)

Momen bending terbesar terjadi di titik P


Mp =

=339.63 lb.in

Momen torsi di tiik P


TM = 889.42 lb.in

Menghitung tegangan akibat momen bending ()

max,min =

avg

lb/in2

=0

lb/in2

Menghitung harga Torsi ()

max,min =

avg

N/m2

lb/in2

=0

Menentukan diameter poros minimum


Bahan yang direkomendasikan adalah AISI 1010HR dengan Su = 64.000psi dan Syp =
42.000psi dengan asumsi SF=3.
Teori kegagalan fatique (Tresca dan Soderberg):

maka persamaan Tresca dan Soderbergnya menjadi :

dp 1, 29 in ~1.4375 (karena di skf hanya ada 30 dan 35mm, sihingga diambil yg 1.4 in serta
pertilmbangan tabel 7-6). Jadi, Poros dua dengan rencana angka keamanan 3 memiliki
dimensi dengan panjang 8.4 inch dan berdiameter 1.4375 inch berbahan AISI 1010HR.
3.5.3 Perencanaan Poros 3
Wg4

2.2 in

2.2 in

EV

FV
Frg4

1
2

E
1

Wg4

Vertikal
2

Ev

Frg4

FV

Mencari Tegangan Terbesar


Vertikal
Potongan 1-1

Potongan 2-2
Fr1

+Mx1

X1

Iv

Iv

312,279 lb.in

+Mx2

X2

2 in

Gambar Momen Bending


Vertikal

W1
2

Momen Bending Terbesar di poros 3 (titik P)

Momen bending terbesar terjadi di titik P


MM =

=324.22 lb.in

Momen torsi di tiik P


TM = 2637.63 lb.in

Menghitung tegangan akibat momen bending ()

max,min =

avg

lb/in2

=0

lb/in2

Menghitung harga Torsi ()

max,min =

avg

N/m2

lb/in2

=0

Menentukan diameter poros minimum


Bahan yang direkomendasikan adalah AISI 1010HR dengan Su = 64.000psi dan Syp =
42.000psi dengan asumsi SF=3.
Teori kegagalan fatique (Tresca dan Soderberg):

maka persamaan Tresca dan Soderbergnya menjadi :

dp 1.15 in ~ 1.1875 (pertimbangan catalog skf dan nilai diameter shaft yg tersedia di tabel).
Jadi, Poros satu dengan rencana angka keamanan 3 memiliki dimensi dengan panjang 4.4
inch dan berdiameter 1.1875 inch berbahan AISI 1010HR.

3.6 PERENCANAAN PASAK


3.6.1 Perencanaan pasak untuk gear 1

Data yang diketahui:


a. Diameter poros (D) = 0.8125 in

Dari tabel 7-6 Deutschman didapat w = h =


in
b. Torsi (T) = 352.448lbin
c. Jenis pasak yang digunakan adalah square key
d. Bahan pasak yang digunakan adalah AISI 1010 HR
Berdasarkan tabel A-2 Deutschman didapatkan Syp = 42000psi
g. Lebar roda gigi (b) = 2.4 in

Tinjauan pasak terhadap tegangan geser

0,24 in
Tinjauan pasak terhadap tegangan kompresi

0,44in

Jadi, Panjang pasak yang digunakan sama dengan lebar roda gigi yaitu 2,4 in sehingga pasak
aman.
3.6.2 Perencanaan Pasak untuk Gear 2 dan Gear 3
Data yang diketahui:
a.

Diameter poros (D) = 1.4375 in

b.
c.

Dari tabel 7-6 Deutschman didapat w = h = in


Torsi (T) = 889.42 lb in
Jenis pasak yang digunakan adalah square key

d.

Bahan pasak yang digunakan adalah AISI 1010 HR


Berdasarkan tabel A-2 Deutschman didapatkan Syp = 42000psi

e.

Lebar roda gigi (b) = 2 in

Tinjauan pasak terhadap tegangan geser

0,27 in
Tinjauan pasak terhadap tegangan kompresi

0.31in
Jadi, Panjang pasak yang digunakan sama dengan lebar roda gigi yaitu 2 in sehingga pasak
aman.
3.6.3 Perencanaan Pasak untuk Gear 4

Data yang diketahui:


a. Diameter poros (D) = 1.1875 in

Dari tabel 7-6 Deutschman didapat w = h =


in
b. Torsi (T) = 2637.63 in
c. Jenis pasak yang digunakan adalah square key
d. Bahan pasak yang digunakan adalah AISI 1010 HR
Berdasarkan tabel A-2 Deutschman didapatkan Syp = 42000psi
e. Lebar roda gigi (b) = 2 in

Tinjauan pasak terhadap tegangan geser

1.458 in
Tinjauan pasak terhadap tegangan kompresi

1.691in
Jadi,Panjang pasak yang digunakan sama dengan lebar roda gigi sehingga pasak aman.
3.7 Perencanaan Bearing
3.7.1 Perencanaan Bantalan Pada Poros 1
Bantalan pada titik A dan B
Data awal
Diameter poros

= 0.81255in

Putaran poros (n) = 715 rpm


Gaya-gaya pada tumpuan A
Atrust = Atrust = 0 lb= Fa
AV = Ay = 35.99 lb = Fr
Gaya-gaya pada tumpuan B
Btrust = Btrust = 0 lb = Fa
BV = By = 35.99 lb = Fr
Untuk bantalan A dan B digunakan jenis bantalan Deep Grove Ball bearing seri 6304,
dengan data-data dari katalog SKF :
d = 20 mm = 0.787 in
D = 52 mm = 2.047 in
B = 15 mm = 0.591 in
Co = 7.8 KN / (0.004448) = 1753,59 lb
C =16.8 lb KN / (0.004448) =3776.98
Persamaan Beban Ekuivalen (P)
P = Fs (X V Fr + Y Fa)
Di mana : V = 1 untuk ring dalam yang berputar (untuk menyelaraskan gunakan saja 1,
baik ring dalam ataupun rign luar yang berputar)
Fa = Beban aksial
X = Faktor beban radial
Fr = Beban radial
Fs =Konstanta kondisi beban=1 (untuk beban uniform & steady)
Y = Faktor beban aksial

Karena Fa << Fr maka


P = Fs (X.V.Fr + Y.Fa)
= 1(1Fr + 0 )
P = Fr
Perhitungan Bantalan A

,sehingga X = 1 dan Y = 0

P = FrQ = 35.99 lb
Umur bantalan Q

L10 =

b = 3 (untuk ball bearing)

=
= 2.7 107 jam kerja
Perhitungan Bantalan B

L10 =

b = 3 (untuk ball bearing)

=
= 2.7 107 jam kerja
Perencanaan Bantalan Pada Poros 2
Bantalan pada titik C dan D
Data awal
Diameter poros

= 1.1875 in

Putaran poros (n) = 238.33 rpm


Gaya-gaya pada tumpuan C
Ctrust = Ctrust = 0 lb= Fa
CV = Cy = 50.65 lb = Fr
Gaya-gaya pada tumpuan B
Dtrust = Dtrust = 0 lb = Fa
EV = Ey = 154.36 lb = Fr
Untuk bantalan C dan D digunakan jenis bantalan Deep Grove Ball bearing seri 6007,
dengan data-data dari katalog SKF :

d = 35 mm = 1.378 in
D = 62 mm = 2,441 in
B = 14 mm = 0.551 in
Co = 10.2 KN / (0.004448) = 2293.165 lb
C =16.8 lb KN / (0.004448) =3776.98
Persamaan Beban Ekuivalen (P)
P = Fs (X V Fr + Y Fa)
Di mana : V = 1 untuk ring dalam yang berputar (untuk menyelaraskan gunakan saja 1,
baik ring dalam ataupun rign luar yang berputar)
Fa = Beban aksial
X = Faktor beban radial
Fr = Beban radial
Fs =Konstanta kondisi beban=1 (untuk beban uniform & steady)
Y = Faktor beban aksial

Karena Fa << Fr maka

,sehingga X = 1 dan Y = 0

P = Fs (X.V.Fr + Y.Fa)
= 1(1Fr + 0 )
P = Fr
Perhitungan Bantalan C
P = FrQ = 50.65 lb
Umur bantalan C

L10 =

= 2.9 107 jam kerja


Perhitungan Bantalan D

b = 3 (untuk ball bearing)

P = FrQ = 154.36 lb
Umur bantalan D

L10 =

b = 3 (untuk ball bearing)

=
= 1 106 jam kerja

Perencanaan Bantalan Pada Poros 3


Bantalan pada titik E dan F
Data awal
Diameter poros

= 1.1875 in

Putaran poros (n) = 238.33 rpm


Gaya-gaya pada tumpuan E
Etrust = Etrust = 0 lb= Fa
EV = Ey = 147,37lb = Fr
Gaya-gaya pada tumpuan F
Ftrust = Ftrust = 0 lb = Fa
FV = Fy = 147,37 lb = Fr
Untuk bantalan E dan F digunakan jenis bantalan Deep Grove Ball bearing seri 6206,
dengan data-data dari katalog SKF :
d = 30 mm = 1.181 in
D = 62 mm = 2.44 in
B = 16 mm = 0.63 in
Co = 11.2 KN / (0.004448) = 2517.98 lb
C =20.3 lb KN / (0.004448) =4563.84
Persamaan Beban Ekuivalen (P)

P = Fs (X V Fr + Y Fa)
Di mana : V = 1 untuk ring dalam yang berputar (untuk menyelaraskan gunakan saja 1,
baik ring dalam ataupun rign luar yang berputar)
Fa = Beban aksial
X = Faktor beban radial
Fr = Beban radial
Fs =Konstanta kondisi beban=1 (untuk beban uniform & steady)
Y = Faktor beban aksial

Karena Fa << Fr maka

,sehingga X = 1 dan Y = 0

P = Fs (X.V.Fr + Y.Fa)
= 1(1Fr + 0 )
P = Fr
Perhitungan Bantalan E
P = FrQ = 147,37lb
Umur bantalan C

L10 =

b = 3 (untuk ball bearing)

=
= 5 106 jam kerja
Perhitungan Bantalan F
P = FrQ = 147,37lb
Umur bantalan C

L10 =

b = 3 (untuk ball bearing)

= 5 106 jam kerja

Anda mungkin juga menyukai