Massa dari benda keija seperti pada gambar 2.4 dan 2.5, dapat dihitung
Ml = %. ( do2 - dj2). t . p / 4
Mp = 7i. <? . t . p / 4
atas hanya digunakan sebagai contoh. Sedangkan untuk benda keija yang lain
Total massa benda keija dan penahan (Jig) adalah 93,4105 kg, sedang bila
total massa benda keija diperlukan untuk perhitungan selanjutnya diambil sebesar
100 kg.
Benda yang berputar pada surabunya mempunyai inersia. Besar inersia tiap
I* = m . ( do2 + di2 ) / 8
Ix= m . d2 / 8
Di mana d« diameter hiar (mm), di diameter dalam (mm), m massa benda (kg).
Harga-harga inersia juga ditabelkan pada tabel 4.1. Inersia total dari benda keija
kg.m2).
ketebalan plat 1,6 mm (lihat lampiran 2). Dalam perencanaan digunakan kecepatan
Roda gjgi turus 1 ini mendapat beban torsi dari benda keija dan jig yang
berputar sebesar T = 0,7664 lb.in. Putaran benda keija sama dengan putaran pada
gear roda gigi. Putaran yang dianjurkan pada mean las yang digunakan sebesar
0,6-0,8 rpm. Untuk mendapatkan putaran yang bervariasi digunakan motor yang
Rasio roda gigi direncanakan sebesar 5:1. Jumlah gigi pada gear Ntgi = 90
gigi dan pada pinion Ntpi = 18 gigi. Sudut tekan $ = 20° dengan kedalaman
penuh. Diametral pitch P = 12. Material yang digunakan yaitu baja dengan
tegangan material Sai = 19000 psi, jumlah tegangan kontak material S,c = 85000
psi dan kekerasan minimum beban 140 BHN. Data material dapat dilihat pada
tabel 3.1. Berdasarkan data yang ada maka dapat dihitung dimensi, kekuatan daya
diameter jarak bagi d yang tergantung dari jumlah gjgi dan diametral pitch
N~ go
dg = — =— = 7,5 in (190,5 mm)
maka didapalkan diameter pinion 38,1 mm dan diameter gear 190,5 mm, selain
x - d p -np _ # • •1,5• 4
vp = 1,5708 fpm( 0,0080 m/dt)
12 12
- ketebalan gigi dari roda gigi b seperti yang dianjurkan antara 9/P - 13/P, maka:
b = 9/12 -s-13/12 = 0,75 + 1,0833 in. Dalam perencanaan diambil 0,8 in (20,32
mm).
T 0,7664
= 0,2044 lb (0,9096 N)
Analisa hanya dilakukan pada pinion, karena dengan material yang sama,
kekuatan daya pada pinion lebih kecil daripada gear, sehingga bila pinion kuat
74
begitu pula dengan gear. Dari tabel 3.2, tabel 3.4, tabel 3.5, tabei 3.6 dan tabel
0,9755 maka:
np dp -Sae- b J K v KL
12600O P -K m K,- K0,K r •Kt
4 .!,S.^OQ.Q,8-0.32.0,9755-.
126000-12-1,3-1-1-1^5-1 v
Daya tahan (ketahanan) roda gigi untuk menanggung keausan yang teijadi
adalah penting, karena kerusakan akibat keausan lebih mudah teijadi dibandingkan
dengan kerusakan karena beban lain. Dari tabel 3.9, tabel 3.10, gambar 3.2, tabel
3.5, tabel 3.6, tabel 3.11, dan tabel 3.12, berturut-turut didapatkan harga I =
masing-masing diambil satu, sedangkan Cy didapatkan dari rumusan pada tabel 3.3
= 0,9755, maka:
menghitung gaya tangensial yang dapat diterima material, sehingga daya yang
^ 33000-fe? 33000-0,0039
p = --------- 1. =---------- = 81,9328 lb (364,6008 N)
vp 1,5708 v ’
Gaya tangensial yang dapat diterima material sebesar 81,9328 lb sedang gaya
tangensial yang bekeija sebesar 0,2044 lb maka material tersebut cukup aman
digunakan.
2.1.4 Interferensi
ra=}jn,2 ^ ( C - ) 2
d„+d, V5 + 15
C --------- - = --------- = 4,5 in (114,3 mm)
2 2
Interferensi tidak akan tetjadi bila r» dari perhitungan rurnus diatas lebih
besar dari jari-jari jarak bagi rg ditambah dengan tinggi kepala ha ( ra > r^)
h a = l / P = 1/ 12 = 0,0833 in (2,1158mm)
kecii dari jari-jari lingkaran kepala hitungan, maka dikatakan pasangan roda gigi
Roda gigi lurus 2 ini mendapat beban torsi sebesar 0,2044 . 1,5 / 2 = 0,1533
lb. in. Putaran yang teijadi pada gear sebesar 4 rpm. Rasio roda gigi direncanakan
sebesar 5:1. Bentuk dan dimensi roda gigi sama seperti pada roda gigi lurus 1,
begitu pula dengan materiainya, sehingga dengan cara seperti pada perhitungan
2.1 akan didapatkan dimensi, kekuatan serta interferensi yang terjadi pada roda
gigi lurus 2.
Dengan cara yang sama pada perhitungan roda gigi lurus 1, maka didapatkan
- b = 9/12 -f-13/12 in, tebal gigi yang digunakan diambil sebesar 20,32 mm
Analisa yang dilakukan sama seperti pada analisa gigi l.Dari tabel 3.2, tabei
3.4, tabel 3.5, tabel 3.6 dan tabel 3.7, berturut-turut didapatkan harga J = 0,32, Kl
Dengan cara yang sama pada analisa roda gigi 1 dan data dari tabel 3.9,
tabel 3.10, gambar 3.2, tabel 3.5, tabel 3.6, tabel 3.11, dan tabel 3.12, berturut-
= 1,25. Harga C» dan Cr diambil satu, sedangkan Cv dari rumusan pada tabel 3.3
Dari hasil perhitungan kemampuan daya, daya terkecil sebesar 0,0191 hp,
sedang gaya tangensial yang bekeija sebesar 0,0409 lb (0,1820 N) maka material
2.2.4 Interferensi
jarak bagi roda gigi dan diametral pitch, maka dengan ukuran yang sama pada
Roda gigi ini mendapat beban torsi sebesar T = 0,1533 . 1,5 / 2 = 0,1150
lb.in. Putaran pada gear roda gigi sebesar 20 rpm. Roda gigi yang direncanakan
merupakan jenis utir tunggal dengan rasio 60:1. Jumlah gigi batang roda gigi
caring (worm) Nt* = 1 gigi dan jumlah gigi gear = 60 gigi. Jarak surabu poros
Dengan data yang ada akan digunakan untuk menghitung dimensi, beban
dan kekuatan serta pengecekan mengenai pendinginan yang teijadi pada roda gigi
caring.
-lead I
dengan mencoba = 0,3125 (harga p„, dipilih sesuai standar menurut AGMA)
- diametralpitch gear Pg
P = — = —— =10,0531
' Pe 0,3125
d = ^ - = - 60— = 5,9683 in
* Pg 10,0531
kemudian diameter pitch batang roda gigi cacing dicek berdasarkan jarak aktual
sumbu poros
^ o0S7J
d m= ------ = - ------ = 1,4618 in (37,1297 mm)
2,2 2,2 v ’ 7
I 0,3125
*gK=—
K-dw7 -= X 'l7,6T
80
Xw = 3,5575°
Pg 10,0531
P„ = ----— = ---- 2------- = 10,0725
cosij/g cos3,55750
x n d a jr.20-6
V" = ' 12 = ~ 1 2 ~ = 31,4159 ^ (0,15%
T 01150
= °’0383 ,b (°.1704 N>
%
- beban dinamik Fd
1200 + V.
F„ = — F = -12QQt 31>4159 o,0383 = 0,0393 lb (0,1749 N)
1200 * 1200
kekuatan roda gigi, dipengaruhi harga Y = 0,392 yang diambil dari tabel 3.13.
Fb ^ Fd
rF b= t l ±
p =F
rd
n
Dari hasil perhitungan kelcuatan roda gigi diketahui tegangan material yang
dibutuhkan roda gigi yang merupakan tegangan minimum sebesar 0,7889 psi.
Maka material yang digunakan dipilih baja dengan kekerasan 250 BHN untuk
- Dari tabel 3.15 didapatkan konstanta keausan K’ = 60 sehingga untuk cek beban
keausan Fwdigunakan:
bila beban keausan lebih besar dibandingkan dengan beban dinamik maka
AGMA adalah
3 J Cek Pendinginan
- kecepatan sliding V*
- gaya normal F„
= ~ M P - m n 4 i- W 57y = 3%
cos<(>H+ f c t g X w cos20°+0,0341 •ctgl,5575°
503,6253
- koefisien perpindahan panas dapat dilihat pada gambar 3.4 dan didapatkan Ca
panas yang dikeluarkan akibat operasi pasangan roda gigi. Sedang kemampuan
= 0,5699 Hp
dan temyata kemampuan mengeluarkan energi panas masih lebih besar sehingga
energi panas yang dihasilkan dari operasi roda gigi cacing tidak menghambat
4. PERENCANAAN POROS
Poros yang digunakan untuk transmisi roda gigi ada empat buah. Poros
direncanakan terbuat dari baja karbon S30C. Data material dapat dilihat pada tabel
3.15a. Baja ini mempunyai kekuatan tarik a b = 48 kg/mm2. Hubungan antar poros
Poros ini berhubungan langsung dengan meja benda keija yang dalam
puntir atau torsi sebesar T = 0,7664 lb.in (8,8304 kg.mm) sedang momen bending
Dari gaya-gaya pada roda gigi yang teijadi pada poros beserta perletakan
dari bantalan-bantalan yang digunakan (gambar 4.1), maka dengan analisa gaya
S M a= 0
Fa = 0,4088 lb (1,8192 N)
£ M a =0
£Ft= 0
I F r= 0
FrA+ Fa -0,0744 = 0
Dari analisa gaya didapatkan gaya tangensial dan gaya radial di titik A
0,6622 N. Diagram bidang gaya dan bidang momen dapat dilihat pada gambar
4.2.
Sfi = 6 dan faktor koreksi karena dimensi poros yang tidak sama dan atau
untuk beban lentur dan BQ= 1,5 untuk beban puntir, sehingga
■Yz
d> +(Kr T)' )
X
d, 2 *(1,5-8,83°4)‘J
d* > 2,9581 mm
tidak boleh melebihi 0,25° atau 0,3°. Dengan mengambi! G sebagai modulus geser
untuk bahan baja sebesar 8,3.103 kg/mm2, maka defleksi puntiran yang teijadi:
_ 584 T l 584-8,8304-190,5
9 = ------- — = ------- = 0,0023°
G d 8,3.10 • 15
86
Arah tangensial
D M
0 .2 0 4 4 Lb
0 .2 0 4 4 lb 2 2 / 7 1 9 Lb
Arah radial
N M
0.0744, lb
A
0,1360 Ib.in
0 .0 7 4 4 lb 22.4719 I la
Selain itu juga dilakukan pehitungan kekakuan terhadap ienturan yang teijadi
pada poros dan tidak boleh melebihi 0,3-0,35 mm. Dengan mengambil gaya F
yang merupakan gaya resultan terbesar pada poros 1, yaitu 0,2175 lb (0,9679 kg)
dengan jarak antara bantalan penumpu 63,5 mm, sedang jarak dari bantalan (A)
terhadap roda gigi Ij sebesar 127 mm dan jarak bantalan (B) ke roda gigi 12 sebesar
lebih kecil dari harga batas sehingga dapat dikatakan poros 1 yang digunakan ini
Poros ini menghubungkan pinion pada roda gigi 1 dan gear pada roda gigi 2.
Torsi yang bekexja sebesar 0,1533 Ib.in (1,7633 kg.mm) dan momen lentumya
sebesar 0,4596 Ib.in (5,2955 kg.mm). Besar tegangan geser pada poros juga 3,2
kg/mm2.
Dari gaya-gaya pada roda gigi yang teijadi pada poros beserta perietakan
bantaian-bantalan yang digunakan (gambar 4.3), maka dengan analisa gaya seperti
£Mc = 0
89
vD
SMc=0
£Ft= 0
EFr = 0
Berdasarkan analisa gaya didapatkan gaya tangensial dan gaya radial di titik
0,7885 N. Untuk diagram bidang gaya dan bidang momen dapat dilihat pada
gambar 4.4.
Sehingga diameter poros 2 dengan cara yang sama pada perhitungan 4.4.1
didapatkan sebesar 2,3720 mm. Dengan diameter poros 15 mm, defleksi puntiran
(0,9679 kg), 1= 267 mm, h = 63,5 mm, dan b = 203,5 mm, didapatkan besamya
91
4.3 Poros Penghubung Roda Gigi Lurus 2 dan Roda Gigi Cacing (3)
Poros ini menghubungkan pinion pada roda gigi 2 dan gear pada roda gigi
cacing. Torsi yang bekeija sebesar 0,1150 Ib.in (1,3250 kg.mm) dan momen lentur
sebesar 0,1631 Ib.in (2,1080 kg.mm). Besar tegangan geser adalah 3,2 kg/mm2.
Dari gaya-gaya roda gigi yang tejadi pada poros beserta perietakan dari
bantalan-bantalan yang digunakan (gambar 4.5), maka dengan analisa gaya akan
didapatkan:
SM E= 0
£ M e=0
EFt = 0
0.1772 lb :
0 .0 2 7 2 lb
0 ,027 2 lb
D 1— 0,0681 lb D
Arah radial
D M
0,0439 l b — [C
0 , 0 2 5 5 lb 0 . ‘223 Ib.in
0 ,0 2 5 5 lb 0 ,0533 Ib.in
DJ 0,0106 lb D
gambar 4.4 Diagram Bidang Gaya D dan Bidang Momen M
93
2 Fr = 0
Berdasarkan analisa gaya didapatkan gaya tangensial dan gaya radial di titik £
0,0129 N. Untuk diagram bidang gaya dan bidang momen dapat dilihat pada
gambar 4.6.
maupun Ienturan.
Poros ini menghubungkan batang roda gigi cacing dengan kopling. Torsi
yang bekeija pada batang roda gigi cacing sebesar 0,0306 Ib.in (0,3526 kg.mm)
dan beban lentur sebesaaar 0,0815 Ib.in (0,9390 kg.mm). Material yang digunakan
Arah tangensial
0.0324 lb
0.0035 lb
0.0435 lb —
0.0435 lb ------F
Arah radial
D M
0.0038 lb i- t E E
0.0029 lb,
+/, 0.0088 lb.in
0.0029 lb F
gambar 4.6 Diagram Bidang Gaya D dan Momen M
96
Dari gaya-gaya roda gigi yang teijadi pada poros beserta perietakan dari
bantalan-bantalan yang digunakan (gambar 4.7), maka dengan analisa gaya akan
didapatkan:
£ Mg= 0
Ftw . 3 - Fm .6 = 0
0,0383 . 3 - Fa . 6 = 0
I M g=0
Ftw. 3 - Fjk .6 = 0
F ^ 0,0192 lb (0,0854 N)
Z Ft = 0
£F r= 0
0,0854 N dan 0,0854 N. Untuk diagram bidang gaya dan bidang momen dapat
Tetapi untuk poros ini diameter yang didapat dari hasil perhitungan hams
disesuaikan juga dengan diameter lubang poros kopling. Untuk kopling diameter
153 mm, 1: = 76,5 mm, dan \2 = 76,5 mm, sehingga lenturan y = 11,1604.10"6 mm
5. PERENCANAAN BEARING
Pada poros 1 digunakan dua maeam bearing. Pada ujung poros atas
digunakan taper bearing. Sedang pada bagian tengah poros digunakan ball
bearing. Pada semua perhitungan poros yang vertikal beban aksial akan
diperhitungkan.
bearing meliputi beban ekivalen, umum bearing dan kapasitas bearing. Diameter
poros sebesar 15 mm. Untuk itu penulis memilih taper bearing type 30302. Data-
Arah tangensial
0.0192 lb
-r
G W H
-
0 ,0192 lb
0 . 0 5 7 6 Ib.in
G w H
Arah radial
D
0.0192 lb
G w H
-
0.0192 lb
0,0575 Ib.in
rol = 10/3.
Urnur bearing
N10/
22400 ^ /3
= 2822,6690 juta putaran
2065,6181>
Kapasitas beban statik pada bearing hams lebih kecil daripada yang
diijinkan oleh bearing atau dapat dikatakan angka keamanan harus lebih besar
atau sama dengan yang ditentukan seperti pada tabel 9 pada lampiran 3.
Maka umur bearing dapat mencapai 2822,6690 juta putaran dengan angka
Untuk bearing di titik B digunakan deep grove ball bearing single row type
Untuk mendapatkan beban ekivalen dinamik, perlu dihitung terlebih dahulu Fa/C0
P = Fr = 1,9358 N
Umur bearing
Pada poros 2 ini digunakan dua deep grave ball bearing single row type 61802
dengan data-data yang sama pada poros 1 (B). Gaya-gaya yang teijadi pada poros
2 (C) berupa gaya tangensial Ft = 0,1772 lb (0,7885 N), gaya radial Fr = 0,0489 lb
(0,2176 N) dan gaya FR sebesar 0,8179 N. Gaya aksial F, = 3,6649 N. Dari data
Umur bearing sebesar 9,4620.10s juta putaran dan angka keamanan sebesar
425,1927.
Pada poros 2 (D), gaya -gaya yang teijadi adalah Ft = 0,0681 lb (0,3030 N),
maka F*/ C0 = 0,0046. Beban ekivalen yang teijadi adalah P = 7,5015 N dan P0 =
2,0164 N. Maka didapatkan umur bearing sebesar 8,9935.106 juta putaran dan
5.3 Bearing pada Poros Penghubung Roda Gigi Lurus 2 dan Roda Gigi
Cacing
Pada poros 3 ini digunakan dua deep grave ball bearing single raw type
61802 dengan data-data yang sama pada poros 1 (B). Sedangkan gaya-gaya yang
teijadi pada poros 3 (E) berupa Ft = 0,0324 lb (0,1442 N), Fr = 0,0038 lb (0,0169
N), Fr = 0,1451 N, F, = 3,6649 N. Dari data yang ada maka F,/C0 = 0,0046.
103
sebesar S0 - 416,7730.
Pada poros 3 (F), gaya -gaya yang teijadi adalah Ft = 0,04681b (0,2083 N),
maka F,/ C0 = 0,0046. Beban ekivalen yang teijadi adalah P = 7,4467 N dan P0 =
Pada poros 4 digunakan dua macam deep grove ball bearing single raw
type 61804. Untuk poros 4, bearing bekeija di ujung poros w orm dan yang
Gaya -gaya yang teijadi pada bearing G sama dengan bearing H, berupa Ft =
P = Fr = 0,0104 N dan
maka umur bearing didapatkan sebesar 3,1602.1013 juta putaran dengan angka
keamanan S0 = 29,2969.103.
104
Pada poros 1 ini bekeija torsi T sebesar 0,7664 Ib.in dan diameter poros <1, =
Material yang digunakan untuk pasak digunakan AISI1010 dengan tegangan yield
Syp = 42000 psi. Dari torsi tersebut menghasilkan gaya Ft yang bekeija pada
T =^ = ^
A W -l
agar pasak aman terhadap tegangan geser maka harus memenuhi syarat:
Ft 0,58
T, =
W -l N
2,5953 0,58-42000
<
0,125-/ 2,5
tegangan kompresi
Ft Ft
cr, =
‘ A 0,5 -H-l
agar pasak aman terhadap tegangan kompresi maka harus memenuhi syarat:
105
2,5953 42000
0,5- 0,125-1~ 2,5
Untuk pasak pada poros 2, torsi yang teijadi sebesar 0,1533 lb.in dan
6.3 Pasak pada Poros Penghubung Roda Gigi Lurus 2 dan Roda Gigi Cacing
Untuk pasak pada poros 3, torsi yang teijadi sebesar 0,1150 lb.in dan
tegangan geser dan tegangan kompresi adalah 0,0003 in (0,0076 mm), sedang
Untuk pasak pada poros 4, torsi yang teijadi sebesar 0,0306 lb.in dan
tegangan geser dan tegangan kompresi adalah 6,3793. ICT6in (0,0002 mm), sedang
mengenai efisiensi dari kompotien elemen mesin pada kotak transmisi yang
digunakan, karena daya yang dihasilkan oleh motor harus lebih besar daripada
menggunakan variasi kecepatan (variable speed control). Hal ini disebabkan oleh
hasil pengelasan yang maksimum. Pada perencanaan alat ini, efisiensi yang
diperhitungkan yaitu:
Dari hasil perhitungan yang didapat, maka motor yang dipilih yaitu motor dengan
daya 0,5 hp dengan putaran 1200 rpm. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
lampiran 4.
8. PERENCANAAN KOPLING
(motor) dengan poros yang digerakkan (roda gigi cacing). Maka dipilih kopling
flens kaku yang merupakan kopling tetap dan banyak dipakai pada poros dan
transmisi uraum.
Dari daya yang akan ditransmisikan P = 0,5 Hp dan putaran poros n = 1200
rpm serta faktor fc = 1,2 yang didapat dari tabel 3.16, maka daya rencana Pd dan
P 0 441
T = 9,74.105 = 9,74.10s - ---- = 357,945 kg.mm
« 1200 5
Bahan poros yang akan digunakan S45C-D dengan kekuatan tarik (Jb = 71
kg/mm2 yang dapat dilihat pada tabel 3.14 sedang faktor Sfj = 6 dan Sf2 = 2,5
Dengan faktor Kt = 1,5 dan Km= 1,5 maka diameter poros ds dapat dihitung
dengan:
<!*> 8,3324 mm
Diameter standar dari kopling flens dapat dilihat dari lampiran 5. Diameter
sehingga diameter luar flens tanpa bingkai G = 100 mm. L = 40 mm, C = 45 mm,
Distribusi tegangan geser pada baut, dianggap hanya 50% dari seluruh baut
yang beijumlah 4 menerima beban secara merata. Dengan niJai efektif baut 0,5
ne = e .n = 0, 5.4 = 2 buah
8 T 8 -357,9450 , 2
rb = ------- = -------;------- = 0,0608 kg /mm
6 Jt-db 9 -ne -B 33T-10 -2-75 &
Bahan baut yang digunakan adalah SS41 dengan tegangan tarik 41 kg/mm2 dari
dengan demikian tegangan geser yang teijadi pada baut dapat dikatakan aman
Flens yang akan digunakan dibuat dengan bahan SC42 dengan kekuatan
tarik 42 kg/mm2 yang dapat dilihat dari tabel 3.15a dan faktor koreksi SfF = 6 dan
Kf = 2,5, maka :
t Vi - — — — = ■= 2,8 kg/mm2
• SfF KF 6-2,5
2 T 2-357,9450 , . 2
;----= -------- ------ = 0,0063 kg/mm
P ttC 2 F jt- 4 5 2 - 1 8 *
110
Tf, > xf . Kf
Setelah dibandingkan temyata tegangan geser yang teijadi pada flens lebih
kecil daripada tegangan geser ijin, maka material flens aman untuk digunakan.