Anda di halaman 1dari 15

BAB IV

PERHITUNGAN BANTALAN DAN KOPLING


4.1. Perhitungan Bantalan Poros Utama Transmisi Mekanisme Spreader
Pada poros utama transmisi terdapat dua bantalan gelinding. Ukuran−ukuran
utama bantalan disesuaikan dengan diameter ukuran poros utama. Adapun bentuk
salah satu bantalan gelinding dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini :

Gambar 4.1 Bantalan gelinding


Momen torsi yang terjadi pada poros adalah :

N
Mt = 71620
n

320
= 71620 = 23386,12 kg.cm

980

Bahan yang dipilih adalah baja karbon dengan kekuatan tarik ゝ b = 5500 kg/cm2.
Tegangan tarik yang diizinkan adalah :

b
ゝ bi =
K

5500
= = 687,5 kg/cm2.

8
Tegangan puntir yang diizinkan adalah :
ゝ pi = 0,7 . ゝ bi

= 0,7 . 687,5 = 481,25 kg/cm2.

Maka diameter poros utama pengangkat dapat dihitung dengan rumus :

Mt
dд 0,2
.
23386,
pi
dд 12 = 6,2 cm = 62 mm ; dipilih diameter poros = 65 mm.

0,2(48
maka : 1,25)
Diameter dalam bantalan (d) = 65 mm

Lebar bantalan (B) = 11 mm (Dimensi Bantalan)

Diameter luar (D) = 100 mm (Dimensi Bantalan)

jari−jari fillet (r) = 1 mm (Dimensi Bantalan)

Gaya keliling (radial) pada poros utama :


Po = Xo.Fr + Yo.Fa

dimana :
Po = beban radial ekivalen statis.
Fr = gaya radial pada bantalan.
Fa = gaya aksial pada bantalan.
Gaya radial yang terjadi pada bantalan adalah :

Mt
F =
r 1/ 2.(d pa )

23386,12 (0,5)(0,65)
=
= 71957,29 kg = 705901,0149 N

Gaya aksial yang terjadi pada bantalan adalah :

fa
Fa = Fr
C
o

fa fa
dimana
dapat dilihat pada tabel dari lampiran 11 dengan nilai = 0,014.
Co Co

maka :

Fa = 71957,29 (0,014) = 1007,2 kg = 9882,6 N


maka gaya keliling (radial) pada bantalan adalah :

Po = 0,6(705901,0149) + 0,5(9882,6) = 428481,9 N

4.2 Perhitungan Bantalan Poros Utama Transmisi Mekanisme Trolley

Momen torsi yang terjadi pada poros adalah :

N
Mt = 71620
n

40
= 71620 = 2938,25 kg.cm

970

Bahan yang dipilih adalah baja karbon dengan kekuatan tarik ゝ b = 5200 kg/cm2.

Tegangan tarik yang diizinkan adalah :

b

ゝ bi =
K

5200
= = 650 kg/cm2.

8
Tegangan puntir yang diizinkan adalah :
ゝ pi = 0,7 . ゝ bi
= 0,7 . 650 = 455 kg/cm2.

Maka diameter poros utama pengangkat dapat dihitung dengan rumus :

Mt

0,2
.
293
pi
dд 8,25 = 3,18 cm = 31,8 mm ; dipilih diameter poros = 32 mm.
0,2(
455)
maka :

Diameter dalam bantalan (d) = 32 mm


Lebar bantalan (B) = 9 mm (Dimensi Bantalan)
Diameter luar (D) = 58 mm (Dimensi Bantalan)
jari−jari fillet (r) = 0,5 mm (Dimensi Bantalan)

Gaya keliling (radial) pada poros utama :


Po = Xo.Fr + Yo.Fa
dimana :
Po = beban radial ekivalen statis.
Fr = gaya radial pada bantalan.
Fa = gaya aksial pada bantalan.
Xo = 0,6 dan Yo = 0,5
Gaya radial yang terjadi pada bantalan adalah :

Mt
F =
r 1/ 2.(d pa )

2938,25 =
(0,5)(0,32)
= 18364,06 kg

Gaya aksial yang terjadi pada bantalan adalah :

fa
Fa = Fr
Co

fa fa
dimana
dapat dilihat pada tabel dari lampiran 11 dengan nilai = 0,028.
Co Co

maka :

Fa = 18364,06 (0,028) = 514,2 kg.


maka gaya keliling (radial) pada bantalan adalah :
Po = 0,6(18364,06) + 0,5(514,2) = 11275,53 kg.

4.3. Perhitungan Kopling Tetap Pada Mekanisme Spreader


Kopling tetap adalah elemen mesin yang berfungsi meneruskan daya dan
putaran dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti (tanpa slip), dimana
sumbu kedua poros tersebut terletak pada suatu garis lurus atau dapat sedikit berbeda
sumbunya.
Crane direncanakan memakai sebuah kopling jenis flens kaku, gambar 4.2
dibawah menunjukkan bentuk dari kopling flens yang direncanakan.
Gambar 4.2 Kopling flens kaku
Data−data awal perencanaan :
Daya motor (P) = 320 Hp (238,72 kW)

Putaran motor (n) = 980 rpm


Momen torsi (T) = 9,74.105
x
P. f c

n
dimana : fc adalah faktor koresi daya = 1,2

238,72(1,2)
= 9,74.105 x = 284710,1 kg.mm

980
Diameter poros (D) = 65 mm
Data−data ini dipakai sebagai dasar perhitungan rancangan selanjutnya yaitu :
Kopling yang digunakan untuk menghubungkan poros dari motor ke poros roda
gigi memakai kopling tetap jenis flens. Dimensi−dimensi kopling tersebut sesuai dengan
notasi yang dipakai dan dengan menggunakan tabel pada lampiran 18 maka diperoleh
nilai−nilai sebagai berikut:
Diameter lubang D = 65 mm, diameter terluar kopling A = 230,5 mm, lebar
kopling H = 38 mm, panjang dudukan poros L = 82,5 mm, diameter luar dudukan poros C
= 115 mm, diameter lobang baut d = 15 mm, diameter jarak pusat lobang baut B = 165
mm, G = 206 mm, F = 19,4 mm, K = 6,5 mm dan jumlah baut n = 6 baut.
Bahan kopling dipilih dari baja karbon cor dengan kekuatan tarik bahan ゝ b = 20
kg/mm2. Bahan baut dan mur dari baja karbon dengan kekuatan tarik bahan ゝ b = 50
kg/mm2.

Tegangan geser pada baut dengan efektivitas baut 50 % (jumlah baut yang menerima
beban terbagi merata hanya 3 buah) dapat dicari dengan persamaan :

8.T
〃 =
b  .d 2 .ne
.B
dimana :
d adalah diameter baut, sesuai dengan diameter lobang baut yang disarankan
untuk kopling dengan diameter 65 mm sebesar 19 mm,

8(284710,1)
= 4,06 kg/mm2.
sehingga : =
 .192.3.165

〃b
Tegangan geser izin untuk baut dari baja karbon adalah :

b 50
〃ba = = =4,166 kg/mm2.
S f 1.S f
2 (6)(2)
Harga Sf1 dan Sf2 adalah faktor keamanan terhadap kelelahan puntir dan konsentrasi
tegangan.
Dari hasil terlihat bahwa tegangan geser yang terjadi lebih kecil daripada harga yang
diperbolehkan, sehingga baut cukup aman dipakai.

Tegangan geser pada kopling, dicari dengan rumus :

2T
〃f =
2
, harga−harga dimensi kopling dipakai disini, sehingga :
 .C .F

2(284170,1)
〃f = = 0,7 kg/mm2.

 .1152.19,4
Tegangan geser izin bahanbaja karbon cor sebesar :

b 20
〃fa = = = 1,66 kg/mm2.
S f 1.S f
2 (6)(2)
Dari perhitungan dapat dilihat bahwa tegangan geser izin kopling lebih besar daripada
tegangan geser yang terjadi sehingga kopling aman buat dipakai.
4.4 Perhitungan Kopling Pada Mekanisme Trolley
Kopling yang direncanakan untuk meneruskan daya dan putaran dari motor ke poros
transmisi trolley adalah kopling flens kaku.

Data−data awal perencanaan :


Daya motor (P) = 40 Hp (29,4 kW)

Putaran motor (n) = 975 rpm


Momen torsi (T) = 9,74.105
x
P. f c

n
dimana : fc adalah faktor koresi daya = 1,2

29,4(1,2
5
= 9,74.10 x = 35243,82 kg.mm
)

975
Diameter poros (D) = 32 mm
Data−data ini dipakai sebagai dasar perhitungan rancangan selanjutnya yaitu :
Kopling yang digunakan untuk menghubungkan poros dari motor ke poros roda
gigi memakai kopling tetap jenis flens. Dimensi−dimensi kopling tersebut sesuai dengan
notasi yang dipakai pada gambar 3.3 dan dengan menggunakan tabel pada lampiran 18
maka diperoleh nilai−nilai sebagai berikut:
Diameter lubang D = 32 mm, diameter terluar kopling A = 133 mm, lebar kopling
H = 22,4 mm, panjang dudukan poros L = 47,65 mm, diameter luar dudukan poros C = 57
mm, diameter lobang baut d = 10,5 mm, diameter jarak pusat lobang baut B = 93 mm, G
= 118,4 mm, F = 11,2 mm, K = 4 mm dan jumlah baut n = 4 baut.
Bahan kopling dipilih dari baja karbon cor dengan kekuatan tarik bahan ゝ b = 20
kg/mm2. Bahan baut dan mur dari baja karbon dengan kekuatan tarik bahan ゝ b = 60
kg/mm2

Tegangan geser pada baut dengan efektivitas baut 50 % (jumlah baut yang menerima
beban terbagi merata hanya 3 buah) dapat dicari dengan persamaan :

8.T
〃 =
b  .d 2 .ne .B

dimana:

d adalah diameter baut, sesuai dengan diameter lobang baut yang disarankan untuk kopling
dengan diameter 32 mm sebesar 10,5
sehingga :

8(35243,82)
〃b
=
. = 4,37 kg/mm2.
10,52.2(93)

Tegangan geser izin untuk baut dari baja karbon adalah :

b 60
〃ba = = =5 kg/mm2.
S f 1.S f
2 (6)(2)
Harga Sf1 dan Sf2 adalah faktor keamanan terhadap kelelahan puntir dan konsentrasi
tegangan.
Dari hasil terlihat bahwa tegangan geser yang terjadi lebih kecil daripada harga yang
diperbolehkan, sehingga baut cukup aman dipakai.
Tegangan geser pada kopling, dicari dengan rumus :

2T
〃f =
2
, harga−harga dimensi kopling dipakai disini, sehingga :
 .C .F

2(35243,82)
〃f = 0,6 kg/mm2.

=  .572.11,2
Tegangan geser izin bahan baja karbon cor sebesar :

b 20
〃fa = 1,66 kg/mm2.
S f 1.S f =
2 (6)(2)
=
BAB V KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari perhitungan dan perencanaan yang telah dilakukan pada bab yang
sudah dicari, maka didapat kesimpulan dan saran sebagai berikut :
1. Gantry Crane yang digunakan untuk membongkar peti kemas dipelabuhan laut
untuk kebutuhan export dan import bahan jadi maupun bahan baku. Gantry
crane yang digunakan dengan kapasitas 40 ton dan tinggi angakat maksimum
41 meter dengan jarak perpindahan Gantry maksimum4 meter, dengan berat
total Gantry adalah 700 ton. Perencanaan ini bertujuan untuk merancang
sebuah pesawat pengangkat yaitu Gentry Crane pada Spreader dan Trolley
yang berguna untuk mengangkat peti kemas pada sebuah pelabuhan laut
Mekanisme Longitudinal terjadi pada Gantry :
Roda jalan yang digunakan pada Gantry dengan diameter 60 cm dan terbuat dari
bahan S 30 C, diameter poros pada roda jalan gantry sebesar 11 cm dengan bahan
baja karbon
2. Kemampuan gerak crane:
1. Hoist (pengangkatan pada spreader)

Mekanisme Hoist pengangkatan pada spreader adalah :


 Tali Baja yang digunakan adalah 6 x 41 Warrington + 1 Fiber core yang diganakan untuk
mengangkat Spreader dengan kekuatan putus tali sebesar 41.266,5 Kg. Bahan tali yang
digunakan dari baja karbon tinggi.
 Puli dan Drum yang digunakan untuk mekanisme Hoist puli terbuat dari Baja nikel
khrom dengan diameter drum 1045 mm, panjang drum 3595 mm, dan tebal drum 27
mm. Sedangkan diameter puli sebesar 82 mm.

 Spreader direncanakan untuk mengangkat beban dengan kapasitas yang besar,


dimana pada ujung spreader tersebut dipasang bucket untuk tempat peti kemas yang
akan diangkat. Dengan bahan dari spreader adalah SNCM 1dengan panjang 5000
meter dan bahan dari rangka yang digunakan pada spreader Baja Profil L (L152 x 152 x
25,4) dan W (W460 x 113).
 Motor penggerak yang digunakan pada mekanisme hoist adalah Daya 320 Hp, 3 Phasa,
6 kutub dan 980 rpm dengan diameter poros 65 mm dan dari bahan baja kabon.
 Sistem Rem yang digunakan Spreader adalah sistem rem cakram dengan jumlah 2
buah dan terbuat dari bahan besi cor dengan bahan pelapis rem asbes.
2. Tranversal (Mekanisme pada trolley)

Mekanisme transversal pada Gantry Crane terjadi pada Trolley :


 Tali baja yang digunakan pada mekanisme Trolley adalah 6 x 19 + 1 Fiber
core dari bahan baja karbon tinggi, mempunyai diameter sebesar 23,9
meter. Dengan berat tali per meter 2,21 Kg/m.
 Puli dan Drum yang digunakan pada mekanisme Trolley terbuat dari
bahan Baja cor grafit bulat dengan diameter 670 mm, diameter drum
670 mm dan tebal dinding 28 mm.
 Motor pengerak yang digunakan pada mekanisme Trolley daya 40 Hp, 3
phasa, 6 kutub dan 975 rpm. Poros yang digunakan pada Trolley dengan
diameter 32 mm dan dari bahan baja karbon.
 Boom dan Girder yang terdapat pada mekanisme Trolley, rangka boom
dan girder terbuat dari Baja profil L dengan ukuran profil L152 x 152 x
25,4. Panjang Girder 44 m dan panjang Boom 39 m.
 Sistem rem yang digunakan pada mekanisme Trolley adalah rem block
ganda dengan jumlah rem adalah 1 buah, bahan dari cakram adalah besi
cor dan bahan pelapis rem dibuat asbes.

Saran :
Beberapa saran yang dapat penulis berikan berdasarkan atas hasil yang
diperoleh pada perancangan Spreader dan Trolley yang telah direncanakan
sebelummya, yaitu :
1. Diharap bagi mahasiswa yang akan mengambil Skripsi hendaknya melakukan
survey lapangan langsung yang berguna untuk melengkapi data dari skripsi
tersebut dan agar memahami dan mengerti tujuan penggunaan dari Gantry Crane
ini.
2. Untuk menghitung Gantry crane dengan kapasitas angkat 40 ton dan tinggi angkat
41 meter dan jarak perpindahan Gantry 4 meter agar memperhatikan posisi dari
tempat pembuatan rel yang merupakan landasan tempat Gantry berdiri supaya
tidak terjadi kemiringan pada posisi gantry dan juga memperhatikan besar dari
kapal yang akan melakukan proses bongkar muat selanjutnya sebelum melakukan
perakitan dari Gantry hendaknya melakukan perhitungan dari kekuatan dari tiap
batang Gantry.
3. Pada kemampuan gerakan Hoist yang terjadi di Spreader agar melakukan
perawatan dan pengecekan sebelum maupun sesudah pengoperasian untuk
menjaga kondisi kemampuan Tali baja yaitu 6 x 41 Warrington + 1 fiber core juga
membandingkan dengan jenis tali yang lain berdasarkan kemampuan dari masing−
masing jenis tali, puli dan drum dalam mengangkat beban dengan kapasitas yang
besar.
4. Pada kemampuan gerakan Transversal yang terjadi di Trolley agar dilakukannya
pengecekan berkala pada motor penggerak serta memperhatikan kekuatan dari
Boom dengan panjang 39 m dan Girder dengan panjang 44 m sehingga Trolley
aman saat melakukan mekanisme Transversal dan juga melakukan perawatan
berkala pada sistem rem yang digunakan.
5. Diharapkan pada operator di mesin utama Gantry agar melakukan pengecekan dan
perawatan berkala dari motor diesel yang berfungsi menggerakkan generator
DAFTAR PUSTAKA
Rudenko, N, 1966.Mesin Pengangkat, Erlangga, Jakarta.

Sularso, 1997. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, Pradnya Paramita,
Jakarta.

G.M. Maitra, 1964. Hand Book of Gear Design, Tata McGrawHill, New Delhi.
Hamrock, Bernard, J1999., Fundamentals of Machine Elements, WCB McGrawHill,
International Edition, Singapore.
Joseph ,E, Shigley, 1986. Perencanaan Teknik Mesin, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Hamrock, Bernard, J, Fundamentals of Machine Elements, WCB McGrawHill, International
Edition, Singapore, 1999.
G.M. Maitra, Hand Book of Gear Design, Tata McGrawHill, New Delhi

Rudenko, N, Material Handling Equipment, Moscow, 1964.

George. H. Martin, Setyobakti, 1999. Kinematika dan Dinamika Teknik, Edisi kedua, Erlangga,
Jakarta.
Prof. Dr. S. Nasution, M. A. 1994, BUKU PENUNTUN MEMBUAT TESIS, SKRIPSI, DISERTASI
DAN MAKALAH, Edisi pertama, PT. Karya Unipress
Niemann, 1994. Gambar Elemen Mesin, Jilid 1, Erlangga, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai