N
Mt = 71620
n
320
= 71620 = 23386,12 kg.cm
980
Bahan yang dipilih adalah baja karbon dengan kekuatan tarik ゝ b = 5500 kg/cm2.
Tegangan tarik yang diizinkan adalah :
b
ゝ bi =
K
5500
= = 687,5 kg/cm2.
8
Tegangan puntir yang diizinkan adalah :
ゝ pi = 0,7 . ゝ bi
Mt
dд 0,2
.
23386,
pi
dд 12 = 6,2 cm = 62 mm ; dipilih diameter poros = 65 mm.
0,2(48
maka : 1,25)
Diameter dalam bantalan (d) = 65 mm
dimana :
Po = beban radial ekivalen statis.
Fr = gaya radial pada bantalan.
Fa = gaya aksial pada bantalan.
Gaya radial yang terjadi pada bantalan adalah :
Mt
F =
r 1/ 2.(d pa )
23386,12 (0,5)(0,65)
=
= 71957,29 kg = 705901,0149 N
fa
Fa = Fr
C
o
fa fa
dimana
dapat dilihat pada tabel dari lampiran 11 dengan nilai = 0,014.
Co Co
maka :
N
Mt = 71620
n
40
= 71620 = 2938,25 kg.cm
970
Bahan yang dipilih adalah baja karbon dengan kekuatan tarik ゝ b = 5200 kg/cm2.
b
ゝ bi =
K
5200
= = 650 kg/cm2.
8
Tegangan puntir yang diizinkan adalah :
ゝ pi = 0,7 . ゝ bi
= 0,7 . 650 = 455 kg/cm2.
Mt
dд
0,2
.
293
pi
dд 8,25 = 3,18 cm = 31,8 mm ; dipilih diameter poros = 32 mm.
0,2(
455)
maka :
Mt
F =
r 1/ 2.(d pa )
2938,25 =
(0,5)(0,32)
= 18364,06 kg
fa
Fa = Fr
Co
fa fa
dimana
dapat dilihat pada tabel dari lampiran 11 dengan nilai = 0,028.
Co Co
maka :
n
dimana : fc adalah faktor koresi daya = 1,2
238,72(1,2)
= 9,74.105 x = 284710,1 kg.mm
980
Diameter poros (D) = 65 mm
Data−data ini dipakai sebagai dasar perhitungan rancangan selanjutnya yaitu :
Kopling yang digunakan untuk menghubungkan poros dari motor ke poros roda
gigi memakai kopling tetap jenis flens. Dimensi−dimensi kopling tersebut sesuai dengan
notasi yang dipakai dan dengan menggunakan tabel pada lampiran 18 maka diperoleh
nilai−nilai sebagai berikut:
Diameter lubang D = 65 mm, diameter terluar kopling A = 230,5 mm, lebar
kopling H = 38 mm, panjang dudukan poros L = 82,5 mm, diameter luar dudukan poros C
= 115 mm, diameter lobang baut d = 15 mm, diameter jarak pusat lobang baut B = 165
mm, G = 206 mm, F = 19,4 mm, K = 6,5 mm dan jumlah baut n = 6 baut.
Bahan kopling dipilih dari baja karbon cor dengan kekuatan tarik bahan ゝ b = 20
kg/mm2. Bahan baut dan mur dari baja karbon dengan kekuatan tarik bahan ゝ b = 50
kg/mm2.
Tegangan geser pada baut dengan efektivitas baut 50 % (jumlah baut yang menerima
beban terbagi merata hanya 3 buah) dapat dicari dengan persamaan :
8.T
〃 =
b .d 2 .ne
.B
dimana :
d adalah diameter baut, sesuai dengan diameter lobang baut yang disarankan
untuk kopling dengan diameter 65 mm sebesar 19 mm,
8(284710,1)
= 4,06 kg/mm2.
sehingga : =
.192.3.165
〃b
Tegangan geser izin untuk baut dari baja karbon adalah :
b 50
〃ba = = =4,166 kg/mm2.
S f 1.S f
2 (6)(2)
Harga Sf1 dan Sf2 adalah faktor keamanan terhadap kelelahan puntir dan konsentrasi
tegangan.
Dari hasil terlihat bahwa tegangan geser yang terjadi lebih kecil daripada harga yang
diperbolehkan, sehingga baut cukup aman dipakai.
2T
〃f =
2
, harga−harga dimensi kopling dipakai disini, sehingga :
.C .F
2(284170,1)
〃f = = 0,7 kg/mm2.
.1152.19,4
Tegangan geser izin bahanbaja karbon cor sebesar :
b 20
〃fa = = = 1,66 kg/mm2.
S f 1.S f
2 (6)(2)
Dari perhitungan dapat dilihat bahwa tegangan geser izin kopling lebih besar daripada
tegangan geser yang terjadi sehingga kopling aman buat dipakai.
4.4 Perhitungan Kopling Pada Mekanisme Trolley
Kopling yang direncanakan untuk meneruskan daya dan putaran dari motor ke poros
transmisi trolley adalah kopling flens kaku.
n
dimana : fc adalah faktor koresi daya = 1,2
29,4(1,2
5
= 9,74.10 x = 35243,82 kg.mm
)
975
Diameter poros (D) = 32 mm
Data−data ini dipakai sebagai dasar perhitungan rancangan selanjutnya yaitu :
Kopling yang digunakan untuk menghubungkan poros dari motor ke poros roda
gigi memakai kopling tetap jenis flens. Dimensi−dimensi kopling tersebut sesuai dengan
notasi yang dipakai pada gambar 3.3 dan dengan menggunakan tabel pada lampiran 18
maka diperoleh nilai−nilai sebagai berikut:
Diameter lubang D = 32 mm, diameter terluar kopling A = 133 mm, lebar kopling
H = 22,4 mm, panjang dudukan poros L = 47,65 mm, diameter luar dudukan poros C = 57
mm, diameter lobang baut d = 10,5 mm, diameter jarak pusat lobang baut B = 93 mm, G
= 118,4 mm, F = 11,2 mm, K = 4 mm dan jumlah baut n = 4 baut.
Bahan kopling dipilih dari baja karbon cor dengan kekuatan tarik bahan ゝ b = 20
kg/mm2. Bahan baut dan mur dari baja karbon dengan kekuatan tarik bahan ゝ b = 60
kg/mm2
Tegangan geser pada baut dengan efektivitas baut 50 % (jumlah baut yang menerima
beban terbagi merata hanya 3 buah) dapat dicari dengan persamaan :
8.T
〃 =
b .d 2 .ne .B
dimana:
d adalah diameter baut, sesuai dengan diameter lobang baut yang disarankan untuk kopling
dengan diameter 32 mm sebesar 10,5
sehingga :
8(35243,82)
〃b
=
. = 4,37 kg/mm2.
10,52.2(93)
b 60
〃ba = = =5 kg/mm2.
S f 1.S f
2 (6)(2)
Harga Sf1 dan Sf2 adalah faktor keamanan terhadap kelelahan puntir dan konsentrasi
tegangan.
Dari hasil terlihat bahwa tegangan geser yang terjadi lebih kecil daripada harga yang
diperbolehkan, sehingga baut cukup aman dipakai.
Tegangan geser pada kopling, dicari dengan rumus :
2T
〃f =
2
, harga−harga dimensi kopling dipakai disini, sehingga :
.C .F
2(35243,82)
〃f = 0,6 kg/mm2.
= .572.11,2
Tegangan geser izin bahan baja karbon cor sebesar :
b 20
〃fa = 1,66 kg/mm2.
S f 1.S f =
2 (6)(2)
=
BAB V KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari perhitungan dan perencanaan yang telah dilakukan pada bab yang
sudah dicari, maka didapat kesimpulan dan saran sebagai berikut :
1. Gantry Crane yang digunakan untuk membongkar peti kemas dipelabuhan laut
untuk kebutuhan export dan import bahan jadi maupun bahan baku. Gantry
crane yang digunakan dengan kapasitas 40 ton dan tinggi angakat maksimum
41 meter dengan jarak perpindahan Gantry maksimum4 meter, dengan berat
total Gantry adalah 700 ton. Perencanaan ini bertujuan untuk merancang
sebuah pesawat pengangkat yaitu Gentry Crane pada Spreader dan Trolley
yang berguna untuk mengangkat peti kemas pada sebuah pelabuhan laut
Mekanisme Longitudinal terjadi pada Gantry :
Roda jalan yang digunakan pada Gantry dengan diameter 60 cm dan terbuat dari
bahan S 30 C, diameter poros pada roda jalan gantry sebesar 11 cm dengan bahan
baja karbon
2. Kemampuan gerak crane:
1. Hoist (pengangkatan pada spreader)
Saran :
Beberapa saran yang dapat penulis berikan berdasarkan atas hasil yang
diperoleh pada perancangan Spreader dan Trolley yang telah direncanakan
sebelummya, yaitu :
1. Diharap bagi mahasiswa yang akan mengambil Skripsi hendaknya melakukan
survey lapangan langsung yang berguna untuk melengkapi data dari skripsi
tersebut dan agar memahami dan mengerti tujuan penggunaan dari Gantry Crane
ini.
2. Untuk menghitung Gantry crane dengan kapasitas angkat 40 ton dan tinggi angkat
41 meter dan jarak perpindahan Gantry 4 meter agar memperhatikan posisi dari
tempat pembuatan rel yang merupakan landasan tempat Gantry berdiri supaya
tidak terjadi kemiringan pada posisi gantry dan juga memperhatikan besar dari
kapal yang akan melakukan proses bongkar muat selanjutnya sebelum melakukan
perakitan dari Gantry hendaknya melakukan perhitungan dari kekuatan dari tiap
batang Gantry.
3. Pada kemampuan gerakan Hoist yang terjadi di Spreader agar melakukan
perawatan dan pengecekan sebelum maupun sesudah pengoperasian untuk
menjaga kondisi kemampuan Tali baja yaitu 6 x 41 Warrington + 1 fiber core juga
membandingkan dengan jenis tali yang lain berdasarkan kemampuan dari masing−
masing jenis tali, puli dan drum dalam mengangkat beban dengan kapasitas yang
besar.
4. Pada kemampuan gerakan Transversal yang terjadi di Trolley agar dilakukannya
pengecekan berkala pada motor penggerak serta memperhatikan kekuatan dari
Boom dengan panjang 39 m dan Girder dengan panjang 44 m sehingga Trolley
aman saat melakukan mekanisme Transversal dan juga melakukan perawatan
berkala pada sistem rem yang digunakan.
5. Diharapkan pada operator di mesin utama Gantry agar melakukan pengecekan dan
perawatan berkala dari motor diesel yang berfungsi menggerakkan generator
DAFTAR PUSTAKA
Rudenko, N, 1966.Mesin Pengangkat, Erlangga, Jakarta.
Sularso, 1997. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, Pradnya Paramita,
Jakarta.
G.M. Maitra, 1964. Hand Book of Gear Design, Tata McGrawHill, New Delhi.
Hamrock, Bernard, J1999., Fundamentals of Machine Elements, WCB McGrawHill,
International Edition, Singapore.
Joseph ,E, Shigley, 1986. Perencanaan Teknik Mesin, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Hamrock, Bernard, J, Fundamentals of Machine Elements, WCB McGrawHill, International
Edition, Singapore, 1999.
G.M. Maitra, Hand Book of Gear Design, Tata McGrawHill, New Delhi
George. H. Martin, Setyobakti, 1999. Kinematika dan Dinamika Teknik, Edisi kedua, Erlangga,
Jakarta.
Prof. Dr. S. Nasution, M. A. 1994, BUKU PENUNTUN MEMBUAT TESIS, SKRIPSI, DISERTASI
DAN MAKALAH, Edisi pertama, PT. Karya Unipress
Niemann, 1994. Gambar Elemen Mesin, Jilid 1, Erlangga, Jakarta