Anda di halaman 1dari 14

PERANCANGAN KOPLING TETAP

DISUSUN OLEH:

NAMA NIM

: Herry Fahriza Juardi : 0904102010039

DARUSSALAM

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNSYIAH TUGAS RANCANGAN ELEMEN MESIN I NAMA NIM JUDUL TUGAS SPESIFIKASI : Herry Fahriza Juardi : 0904102010039 : Perancangan Kopling Tetap Menggunakan Metode Persamaan. :

DIBERIKAN TANGGAL SELESAI TANGGAL

: :

DARUSSALAM, 30 Desember 2011 Dosen Pembimbing,

Irwansyah, ST.,M.Eng NIP.

BAB I PENDAHULUAN

BAB 3 PERANCANGAN KOPLING TETAP MENGGUNAKAN PERSAMAAN

Secara umum kopling terbagi atas : 1. Kopling tetap 2. Kopling tidak tetap

I. Kopling tetap Berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti ( tanpa terjadi slip ), dimana sumbu kedua poros terletak pada satu garis lurus atau sedikit berbeda sumbunya.

Jenis-jenis kopling tetap :

1. Kopling kaku a. Kopling bus b. Kopling flens kaku c. Kopling flens tempa

2. Kopling luwes a. Kopling flens luwes b. Kopling karet ban c. Kopling karet bintang d. Kopling gigi e. Kopling rantai

3. Kopling universal a. Kopling universal hook b. Kopling universal kecepatan tetap

Halhal penting dalam perencanaan kopling tetap : 1. Pemasangan mudah dan cepat 2. Ringkas dan ringan 3. Aman pada putaran tinggi

4. Getaran dan tumbukan kecil 5. Dapat mencegah pembebanan kecil 6. Terdapat sedikit kemungkinan gerakan aksial pada poros sekiranya terjadi pemuaian karena panas dan lain-lain. Perencanaan kopling tetap jenis flens :

1. Daya yang akan ditransmisikan, P ( kW ) putaran poros penggerak, n1 ( rpm )

2. Faktor koreksi, ( fc ) Daya :

Tabel 1.1 Faktor-faktor koreksi daya yang akan ditransmisikan, fc Daya yang akan ditransmisikan Daya rata-rata yang diperlukan Daya maksimum yang diperlukan Daya normal fc 1.2 2.0 0.8 1.2 1.0 1.5

sumber : Sularso. Dasar Perencanaan dan Pemiilihan Elemen Mesin. Jakarta : Pradnya,Paramita 1987

3. Daya rencana, Pd ( kW ) 

4. Momen rencana , T ( kg.mm )


  

 5. Bahan poros - Kekuatan tarik bahan poros,


B

( kg/mm2 )

- Apakah ada tangga atau alur pasak - Faktor keamanan, Sf1 dan Sf2

6. Tegangan geser poros yang diijinkan, X SA ( kg/mm2 ) X SA ! WB Sf1 x Sf 2

7. Faktor koreksi untuk puntiran, Kt

Faktor koreksi untuk lenturan, Cb

Tabel 1.2 faktor koreksi untuk puntiran (Kt) Faktor Pembebanan Beban dikenakan secara halus Terjadi sedikit kejutan / tumbukan Beban dikenakan kejutan / tumbukan besar Kt 1.0 1.0 1.5 1.5 3.0

sumber : Sularso. Dasar Perencanaan dan Pemiilihan Elemen Mesin. Jakarta : Pradnya,Paramita 1987

Terjadi pembebanan lentur Tidak terjadi pembebanan lentur

p Cb = 1.2 2.3 p Cb = 1.0

8. Diameter poros, ds ( mm )

5.1 x K x C x T t b ds ! X SA

1/ 3

Tabel 1.3 Ukuran standar diameter poros (mm)


4 10 11 4,5 *11,2 12 *12,5 *22,4 24 25 28 30 *31,5 32 35 *35,5 38 40 42 45 48 50 55 56 60 63 100 (105) 110 *112 120 125 130 140 150 160 170 180 190 200 220 *224 240 250 260 280 300 *315 320 340 *355 360 380 400 420 440 450 460 480 500 530 560 600 630

*5,6 6 *6,3

14 (15) 16 (17) 18 19 20 22

7 *7.1 8 9

65 70 71 75 80 85 90 95

sumber : Sularso. Dasar Perencanaan dan Pemiilihan Elemen Mesin. Jakarta : Pradnya,Paramita 1987 Keterangan: 1. Tanda* menyatakan bahwa bilangan yang bersangkutan dipilih dari bilangan standar. 2. Bilangan di dalam kurung hanya dipakai untuk bagian dimana akan dipasang bantalan gelinding

9. Gaya Tangensial, F ( kg )
F! T ds/2

10. Diameter luar kopling flens, A ( mm ) Diameter naff ( bos ), C ( mm ) Panjang naff, L ( mm ) Diameter pusat baut, B ( mm ) Diameter baut, a ( mm ) Jumlah baut, n

Tabel 1.4
G A

Ukuran kopling flens


D Diameter lubang max 25 28 35.5 45 50 56 63 71 80 90 100 Diameter lubang min 20 22.4 28 35.5 40 45 50 56 63 71 80 L C B Kas ar 11.2 11.2 11.2 15 15 18 18 23.6 23.6 26.5 26.5 F Hal us 18 18 18 20 20 22.4 22.4 28 28 35.5 35.5 Kas ar 22.4 22.4 22.4 28 28 35.5 35.5 45 45 50 50 H Hal us 31.5 31.5 31.5 35.5 35.5 40 40 50 50 63 63 K n Kasar 10.5 10.5 10.5 14 14 18 18 21 21 24 24 d Halus 10 10 10 14 14 16 16 20 20 25 25

(112) 125 140 160 (180) 200 (224) 250 (280) 315 (355)

Tanpa bingkai (halus saja) (100) 112 124 140 (160) 180 (200) 224 (250) 280 (315)

40 45 50 56 63 71 80 90 100 112 125

45 50 63 80 90 100 112 125 140 160 180

75 85 100 112 132 140 160 180 200 236 265

4 4 4 4 4 4 6 4 6 6 6 6 6 6 8 6 8 6 8 6 8 6

sumber : Sularso. Dasar Perencanaan dan Pemiilihan Elemen Mesin. Jakarta : Pradnya,Paramita 1987 keterangan: 1. 2. Jika tidak disebutkan secara khusus, sngka-angka di dalam tabel berlaku umum baik untuk halus maupun utuk kasar Pemakaina angka-angka di dalam kurung sejauh mungkin dihindarkan

11. Nilai efektif baut, ne

I = 0.5

Biasanya dalam perhitungan dianggap bahwa hanya 50% saja dari seluruh baut yang berjumlah n buah menerima seluruh beban secara merata.

Jumlah baut efektif, ne : ne ! x n

12. Tegangan geser baut, X B ( kg/mm2 ) XB ! 8xT T x a 2 x ne x B

13. Bahan baut - Kekuatan tarik bahan poros, - Faktor keamanan, Sfb = 5 - 6 - Faktor koreksi, Kb = 1.5 - 3
B

( kg/mm2 ) p Tabel

14. Tegangan geser baut yang diijinkan, X BA ( kg/mm2 ) X BA ! W B ( Bahan baut ) Sfb x Kb

8 15. X B : X BA " X B : X BA 12 : 14 12 e 14p Baik lanjut ke 16 12 > 14p Tidak baik kembali ke 8

16

16. Bahan Flens - Tebal flens, F ( mm ) - Kekuatan tarik bahan poros, - Faktor keamanan, SfF = 5 - 6 - Faktor koreksi, KF = 2 3
F

( kg/mm2 )

Tabel 1.5
Elem en

Bahan untuk flens, poros dan baut kopling tetap.


Lambang Perlakuan panas Kekuatan tarik(kg/mm2) 20 25 30 35 37 42 46 49 50-60 55-65 60-70 40 50 60 70 40 50 50 60 Penormalan kadang-kadang setelah penormalan dilanjutkan dengan ditemper. Perlakuan panas yang lain juga dilakukan Keterangan

Tipe standar

FC20 FC25 Besi cor kelabu (JIS G 5501) FC30 FC35 SC37 Bja karbon cor (JIS G 5101 SC42 SC46 SC49 SF50 Bja karbon tempa (JIS G 3201) SF55 SF60 S20C Baja karbon untuk kontruksi mesin (JIS G 3102) Baja karbon untuk kontruksi biasa (JIS G 3101) Baja batang difinis dingin (JIS G 3123) S35C S40C S45C SS41B SS50B S20C-D S35C-D

Pelunakan temperatur rendah

Flens

Pelunakan Pelunkan -

sumber : Sularso. Dasar Perencanaan dan Pemiilihan Elemen Mesin. Jakarta : Pradnya,Paramita 1987

17. Tegangan geser yang diijnkan untuk flens, X FA ( kg/mm2 ) X FA ! W F ( Bahan flens ) SfF x KF

18. Tegangan geser yang diijnkan untuk flens, X F ( kg/mm2 )


XF ! 2xT T x C2 x F

Baut dan mur

15 19. K F .X F : X FA "
K F .X F : X FA

20

20. Diameter luar kopling flens, A ( mm ) Diameter poros, ds ( mm ) Diameter baut, a ( mm ) Jumlah baut, n Bahan baut = .? Bahan flens = .?

Soal :

Pilihlah suatu kopling flens kaku yang dihubungkan dengan poros baja liat dengan sebuah pasak untuk meneruskan daya sebesar 65 ps pada 180 rpm, dan periksalah kekuatan baut dan flens !

Penyelesaian soal :

1. Daya yang akan ditransmisikan, P ( kW ) putaran poros penggerak, n1 ( rpm ) 65 x 0.735 = 47.775 kW Putaran poros, n1 = 180 rpm Catatan : 1 ps = 0.735 kW 1 hp = 0.746 kW

2. Faktor koreksi, ( fc ) Daya : Fc = 1.2 p Daya rata-rata yang diperlukan

3. Daya rencana, Pd ( kW )

Pd ! fc x P
Pd ! 1.2 x 47.775 Pd ! 57.33 kW 4. Momen rencana , T ( kg.mm ) T! 9.74 x 10 5 x Pd n1 9.74 x 10 5 x 57.33 180

T!

T ! 3.102 x 10 5 kg.mm. 5. Bahan poros p S 20 C

Tabel 1.5

- Kekuatan tarik bahan poros,

= 40 kg/mm2

- Apakah ada tangga atau alur pasak p ada - Faktor keamanan, Sf1 = 1-2 diambil 2 Sf2 = 5-6 diambil 6

6. Tegangan geser poros yang diijinkan, X SA ( kg/mm2 )

X SA !

WB Sf1 x Sf 2
40 2x6

X SA !

X SA ! 3.33 kg/mm2

7. Faktor koreksi untuk puntiran, Kt = 2.0 Faktor koreksi untuk lenturan, Cb = 1.0

8. Diameter poros, ds ( mm )

5.1 x K x C x T t b ds ! X SA

1/ 3

5.1 x 2 x1 x3.1x10 5 ds ! 3.33


ds ! 98.29 } 100 mm.

1/ 3

diambil dari tabel 1.3

9. Gaya Tangensial, F ( kg )
F! T ds/2

F!

3.1 x 10 5 100/2

F ! 0.062x10 5 = 6200 kg.

10. Diameter luar kopling flens, A = 355 mm Diameter naff ( bos ), C = 180 mm Panjang naff, L = 125 mm Diameter pusat baut, B = 265 mm Diameter baut, a = 25 mm Jumlah baut, 8 Tabel 1.4

11. Nilai efektif baut, ne ne ! x n ne ! 0.5 x8 = 4

I = 0.5

12. Tegangan geser baut, X B ( kg/mm2 )


XB ! 8xT T x a 2 x ne x B

XB !

8 x3.1X10 5 314 x 25 2 x 4 x 265

X B ! 1.192 } 1.2 kg/mm2 13. Bahan baut p SS 41 B - Kekuatan tarik bahan poros, - Faktor keamanan, Sfb = 6 - Faktor koreksi, Kb = 3
B

= 40 kg/mm2

p Tabel 1.4

14. Tegangan geser baut yang diijinkan, X BA ( kg/mm2 ) X BA ! X BA ! W B ( Bahan baut ) Sfb x Kb 40 6x3

X BA ! 2.22 kg/mm2

15. X B : X BA

8
"

1.2 < 2.22 p Baik lanjut ke 16

X B : X BA

16. Bahan Flens p FC-20 - Tebal flens, F = 35.5 mm

16

Tabel 1.4 - Kekuatan tarik bahan poros, - Faktor keamanan, SfF = 6 - Faktor koreksi, KF = 3
F

= 20 kg/mm2 )

17. Tegangan geser yang diijnkan untuk flens, X FA ( kg/mm2 ) X FA ! W F ( Bahan flens ) SfF x KF

X FA !

20 6x3

X FA ! 1.11 kg/mm2

18. Tegangan geser yang diijnkan untuk flens, X F ( kg/mm2 )


XF ! 2xT T x C2 x F

XF !

2 x3.1 x10 5 3.14 x 180 2 x 35.5

X F ! 0.172 kg/mm2

15 19. K F .X F : X FA
"
K F .X F : X FA

3 x 0.17 : 1.11 0.51 1.11 p Baik / Ok Lanjut ke 20 20 e

20. Diameter luar kopling flens, A = 355 mm Diameter poros, ds = 100 mm Diameter baut, a = 25 mm Jumlah baut, n = 8 Bahan baut = SS 41 B Bahan flens = FC-20

Anda mungkin juga menyukai