Anda di halaman 1dari 19

NAMA : AGUS AWALUDIN

NIM : C2A019305

KELAS : KARYAWAN / 6

PROGRAM STUDI : TEKNIK MESIN

MATA KULIAH : ELEMEN MESIN 2 (KOPLING)

PENGAMPU : MOH. AROZI, ST., MT., M.Pd

Perencanaan kopling dari Motor Yamaha Jupiter Z dengan data sebagai berikut :

1. Daya maksimum = 9.0 PS/8000 rpm

2. Putaran poros = 4200 rpm

3. Torsi maksimum = 9.2Nm/ 5000 rpm

4. Bahan untuk poros = St. 60


5. Jenis kopling adalah kopling gesek dengan enam plat gesek

6. Bahan plat gesek adalah asbestos yang dipres (direncanakan) dan beroperasi basah.

A. Perhitungan Poros

1. Momen puntir pada poros (Mp)


𝑁
MP = 71620 (Kg cm)
𝑛
Di mana : 9.0 PS/8000 rpm
9
MP = 71620 (Kg cm)
8000
= 80,5725 Kgcm

2. Momen puntir yang direncanakan (Mpd)

Mpd =  x Mp
Di mana :
 = faktor kelebihan beban
=16
= 1 (direncanakan)

Mpd = 1 x 1446,50 Kgcm


= 80,5725 Kgcm
3. Momen gesek yang direncanakan (Mfr)

Mfr =  x Mpd ....................... (2)


Di mana :  = faktor penyambungan
= 1,2  1,5
= 1,5 (direncanakan)
Mfr = 1,5 x 80,5725
= 120,85875 Kgcm

B. Pemilihan Bahan

Bahan yang digunakan dalam perencanaan ini adalah St. 60. Ini berarti
tegangan tariknya
adalah :
 = 60𝑚𝑚2 = 6000 Kg/cm2
1. Besarnya tegangan tarik yang diizinkan ( bol II)

Tegangan Geser Yang Diizinkan Diizinkan (τa)

Dari Persamaan 3

Bahan yang digunakan dalam perencanaan poros yaitu paduan baja


karbon untuk konstruksi mesin S40C dengan kekuatan tarik σb = 55 kg/mm2. Faktor
keamanan bahan (Sf1) untuk bahan paduan konnstruksi yaitu 6. Factor konstruksi
tegangan (Sf2) yaitu antara 1,3 – 3,0 dan diambil 2,5.

𝜎𝑏
τa =
𝑆𝑓1 . 𝑆𝑓2

55
τa =
6 𝑥 2,5

τa = 3,6 kg/mm2

3.2.4 Perhitungan diameter poros (ds)

Dari Persamaan 4
5,1 1⁄
ds = [ 𝑥 𝐾𝑡 𝑥 𝐶𝑏 𝑥 𝑇 ] 3
𝜏𝑎

dimana : Kt : factor koreksi kejutan. Nilainya 1,5 – 3,0 diambil nilai 1,3 dengan
sedikit

Cb : Faktor koreksi lendutan 1,2 – 2,3 diambil 2,3 (tidak terjadi


lendutan)

5,1 1⁄
ds =[ 𝑥 1,3𝑥 2,3 𝑥 967,91 ] 3
3,67

= 15,9 mm ≈ 16 mm

= 16 mm

3.2.5 Perhitungan Tegangan Geser (τ)

Dari Persamaan 5

5,1 𝑥 𝑇
τ=
𝑑 𝑠3

5,1 𝑥 967,91
=
163

= 1,2 kg/mm2

Checking τα ≥ τ

Checking τα ≥ τ

2,47 ≥ 1,2 (aman)


3.2.6 Perhitungan gaya Tangensial pada poros bintang (F1)

Dari Persamaan 6

𝑇 1
F1 = 𝑑𝑠 x
[ ] 𝑙
2

967,91 1
F1 = 16 x
[ ] 6
2

F1 = 20,6 kg

3.2.7 Perhitungan tegangan geser pada poros bintang (τk)

Dari Persamaan 7

𝜏k = 𝑏 𝐹𝑥 𝑙

Dimana: b x l dari ukuran dan alur pasakpada Tabel 1.8

ds = 13 mm,

b = lebar baji = 5 mm

l = ukuran splines = 22 mm
𝜏k = 520,16
𝑥 22

= 0, 182 kg/mm2

3,05 kg/mm2 ≥ 1,182 kg/mm2

𝜏kα ≥ 𝜏k maka tegangan geser poros bintang aman.

3.2.8 Perhitungan tegangan geser poros bintang yang diizinkan (𝜏 kα)

Dari Persamaan 8

𝜎𝑏
𝜏kα =
𝑆𝑓1𝑥𝑆𝑓2

Dimana : Sfk1 = Faktor keamanan untuk bahan Sfk1 = 6,0

Sfk2 = Faktor keamanan, diambil harga 3,0 untuk tumbukan ringan

55
𝜏kα =
6𝑥3

= 3,05 kg/mm2

3.1 Perhitungan Plat Gesek


Gambar 3.2 Plat Gesek

Jenis kopling pada plat dengan jumlah plat gesek (i) 5 buah. Bahan yang digunakan yaitu
paduan baja dan asbes dengan koefisien gesek
µ= 0,1 – 0,2 diambil 0,1. Sehingga tekanan yang diizinkan (Pa) = 0,05-2 N/mm2 (Tabel 2.1).
Perbandingan diameter dalam (D1) dengan diameter luar (D2) 0,8.

3.1.1 Momen Gesekan (T)


Dari Persamaan 9

Pd
T = 9,74 x 105 x
n

7,95
= 9,74 x 105 x
8000

= 967,91 kg.mm
3.1.2 Perhitungan diameter luar pada plat gesek (D2)
Dari Persamaan 10

T = µ x F x rm

𝜋 D1 + D2
T = µ x [ (D2 2 - D1 2) P x i ] x [ ]
4 4
𝜋 [0,8+1]+ D2
T=µx[ (D2 2 – 0,8 2 ) D2 2 . P . i ] x [ ]
4 4

𝜋
T=µx[ (1 – 0,64 ) D2 2 . P . i ] x 0,45 D2 2
4

Dari Persamaan 13

3 𝑇
D2 = √ 𝜋
µ x [ (1 – 0,64 ) P𝑎 . 𝑖 ] x 0,45
4

3 967,91
D2 = √ 𝜋
0,1 x [ (1 – 0,64 ) 0,05 . 4 ] x 0,45
4

3 967,91
D2 = √
0,002

D2 = 123,89 mm

D2 ≈ 124 mm

3.1.3 Gaya Tekan (F2)


Dari Persamaan 15

𝜋
F2 = (D2 2 - D1 2) P x i ..........................(15)
4

𝜋
F2 = (124 2 - 99 2) 0,05 x 4
4

F2 = 175,9 kg

3.1.4 Perhitungan diameter dalam plat gesek (D1)


Dari Persamaan 14

D1 = [D1/D2] x D2
D1 = [0,8] x 124 mm

D1 = 99 mm

3.4 Perhitungan Pegas

Gambar 3.3 Pegas

3.4.1 Perhitungan beban yang diterima pegas (Wl)

Dari Persamaan 16

𝐹2
Wl =
4

175,9
Wl =
4
Wl = 43,98 kg

3.4.2 Perhitungan diameter kawat (d)

Dari Persamaan 17

𝐷
d=
𝐶

dimana: d = diameter kawat = 2 mm (Tabel 7.13)

c = fungsi indeks pegas = 4-10 diambil 7

𝐷
d=
𝐶

D=c.d

D=7.2

D = 14 mm

3.4.3 Perhitunhgan faktor tegangan dari Wahl (K)

Dari Persamaan 18
4𝐶−1 0,615
K= –
4𝐶−4 𝐶

47−1 0,615
K= –
47−4 7

K = 1,148

3.4.4 Perhitungan tegangan geser yang terjadi (τ)

Dari Persamaan 19

8 . 𝐷 . W𝑙
τ=
𝜋 . 𝑑3

8 . 14 . 43,98
τ=
𝜋 . 23

τ = 195,96 kg/mm2

3.4.5 Perhitungan tegangan geser yang diizinkan (τa)

Dari Persamaan 20

8 . 𝐷 . W𝑙
τa = K
𝜋 . 𝑑3

8 . 𝐷 . W𝑙
τa = K
𝜋 . 𝑑3

8 . 14 . 43.98
τa = 1,148
𝜋 . 23
τa = 165,038 kg/mm2

syarat keamanan tegangan = 𝜏 ≥ 𝜏a

= 143,76 ≥ 165,038 maka, tegangannya aman

3.4.6 Perhitungan jumlah lilitan aktif (n)

Dari Persamaan 21

δ . d2 . G
n=
𝑊𝑙 . 8 . 𝐷3

dimana δ = 35% x h

dan h = 5 . D

h = 5 . 14

h = 70

maka, didapat δ = 35% x 70

δ = 24,5 mm

24,5 . 22 . 8000
n=
43,98 . 8 . 143
3136000
n=
708171,52

n = 3,28

n = 3,28 ≈ 3 lilitan

3.4.7 Perhitungan jumlah lilitan (N)

Dari Persamaan 22

N = n+2

N = 3+2

N = 5 lilitan

3.4.8 Perhitungan konstanta pegas (k)

Dari Persamaan 23

𝑊𝑙
k=
𝛿

43,98
k=
24,5

k = 1,79

3.5 Perencanaan Baut dan Mur

Dasar perencanaan baut dan mur dengan ketentuan :


Bahan baut dan mur terbuat daru baja liat yang mempunyai kadar karbon 0,2 % -
0,3 %. Dengan data:

- Tegangan tarik yang dizinkan (𝜎a) = 6 kg/mm2


- Tegangan geser yang diizinkan (τa) = 0,5 . 𝜎a
= 0,5 . 6
= 3 kg/mm2
- Tegangan geser yang diizinkan (qa) = 3 kg/mm2
- Beban tarik aksial rencana (Wl) = 43,98 kg

3.5.1 Perhitungan diameter luar ulir luar (du)

Dari Persamaan 24

𝑊𝑙
du ≥ √[𝜋] ( 𝑜,64 𝜎
𝑎 )
4

43,98
du ≥ √[𝜋] ( 𝑜,64 𝑥 6 )
4

du ≥ 3,81 mm

dipilih ulir kasar UNC (JIS B 0205)

du = 4,166 ≤ 3,81

Selain du dari Tabel 7.1 didapat data M6:

- Diameter inti ulir luar (d1) = 4,917 mm

- Diameter efektif ulir luar = 5,350 mm

- Diameter luar ulir dalam = 6,000 mm

- Tinggi kaitan (H1) = 0,544


- Jarak bagi (P) = 1,000

3.5.2 Perhitungan tegangan tarik yang terjadi (𝜎t)

Dari Persamaan 25

𝑊𝑙
𝜎t = 𝜋
[ 4 ] 𝑑12

43,98
𝜎t = 𝜋
[ 4 ] 4,9172

𝜎t = 2,3 kg/mm2

𝜎t = 2,3 kg/mm2 ≤ 𝜎a = 6 kg/mm2 maka tegangan tarik aman

3.5.3 Perhitungan jumlah ulir yang diperlukan (z)

Dari Persamaan 27

𝑊𝑙
z ≥
𝜋 . 𝐷2 . 𝐻 . 𝑞𝑎

43,98
z ≥
𝜋 . 4,917. 0,541 . 3

z ≥ 3,98
3.5.4 Perhitungan tinggi mur (H)

H=z.p

H = 25 . 0,7938

H = 19,84 ≈ 20 mm

3.5.5 Perhitungan tegangan geser akar ulir pada baut (τb)

Dari Persamaan 28

𝑊𝑙
τb = 𝜋 . 𝑑 . 𝑘𝑝 𝑧
1

𝑊𝑙
τb = 𝜋 . 𝑑 . 𝑘𝑝 𝑧
1

43,98
τb = 𝜋 . 4,917. 0,84 . 3,98

τb = 1,89 kg/mm2

syarat keamanan tegangan : τa ≥ τb

1,89 ≤ 6 (aman)

3.6 Perencanaan Paku Keling

Perencanaan paku keeling dengan menggunakan bahan:


AlMgF18, Pembebanan H (perhitungn hanya meliputi jumlah dari beban utama). τa diizinkan =
27 N/mm2 pada DIN 4113 (Tabel 9/4) Elemen Mesin, Nieman.

3.6.1 Gaya yang bekerja pada paku keling (F3)

Dari Persamaan 30

𝑇
F3 =
[𝑑𝑘⁄2]

967,91
F3 =
[30⁄2]

F3 = 64,52 kg

3.6.2 Diameter Paku Keling (dkl)

Dari Persamaan 34

4 𝐹3
dkl = √
𝜋 .τ𝑎diizinkan

4 𝑥 64,52
dkl = √
𝜋 . 27

dkl = 4,42 mm

3.6.3 Tegangan geser paku keeling (τa)

Dari Persamaan 35

𝐹3
τa =
𝜋 𝑑2
𝑛
4
64,52
τa =
𝜋 4,422
6
4

τa = 3,97 N/mm2

Syarat aman tegangan geser paku keeling : τ𝑎 ≤ τ𝑎 diizinkan

3,97 ≤ 27 (aman)

SKETSA KOPLING

Anda mungkin juga menyukai