Anda di halaman 1dari 67

BAB 3

PERENCANAAN ATAP

3.1 . Rencana Atap

Gambar 3.1. Rencana Atap


Keterangan :
K1 = Kuda-kuda utama tipe 1
K2 = Kuda-kuda tipe 2
K3 = Setengah kuda-kuda
K4 = Seperempat kuda-kuda
G = Gording
N = Nok
J1 = Jurai tipe 1
J2 = Jurai tipe 2
SR = Sag Rod
TS = Track Stang
17
3.1.1. Dasar Perencanaan

Secara umum data yang digunakan untuk perhitungan rencana atap adalah sebagai berikut :
Bentuk rangka kuda-kuda = seperti tergambar (Gambar 3.2. Rangka
Kuda- kuda Utama)
1) Jarak antar kuda-kuda = 4,25 m
2) Kemiringan atap () = 35
3) Bahan gording = baja profil double lip channels in front
to front arrangement ( )
4) Bahan rangka kuda-kuda = baja profil double siku sama kaki ( )
5) Bahan penutup atap = genteng metal roof
6) Alat sambung = baut-mur
7) Jarak antar gording = 1,373 m
8) Jarak penggantung = 1,125 m
9) Bentuk atap = Limasan
10) Mutu baja profil = BJ 37 (ijin = 1600 kg/cm2)
(leleh = 2400 kg/cm2)
(ultimet = 3700 kg/cm2)

Gambar 3.2. Rangka Kuda-kuda Utama


3.2. Perencanaan Gording
3.2.1 Perencanaan Pembebanan
Dicoba menggunakan gording dengan dimensi baja profil tipe double lip channels
in front arrangement ( ) 100 x 100 x 20 x 2,3 untuk jarak 4,25 m pada
perencanaan kuda- kuda dengan data sebagai berikut :

Profil ( ) 100 x 100 x 20 x 2,3


1) Berat gording = 8,12 kg/m
2) Ix = 161 cm4
3) Iy = 140 cm4
4) b = 100 mm
5) a = 100 mm
6) ts = 2,3 mm
7) tb = 2,3 mm
8) Zx = 32,2 cm3
9) Zy = 28 cm3
Keterangan:
Zx = Tahanan Momen arah x
Ix = momen inersia arah x
Zy = Tahanan Momen arah y
Iy = momen inersia arah y
Syarat gording itu dinyatakan aman jika: δ ≤ δ ijin

Kemiringan atap () = 35


Jarak antar gording (s) = 1,373 m
Jarak antar kuda-kuda (L) = 4,25 m

Ketentuan Pembebanan Sesuai PPIUG 2013, sebagai berikut :


1)Berat penutup atap = 20 kg/m2 (Genteng)
2)Beban angin = 25 kg/m2 (Kondisi Normal Minimum)
3)Berat hidup (pekerja) = 100 kg
4)Berat penggantung dan plafond = 18 kg/m2
3.2.2 Hitungan Pembebanan
a. Beban mati (titik)
Beban mati (titik), seperti terlihat pada Gambar 2.3. :

qx
qy

Gambar 3.3. Pembebanan Gording untuk Beban Mati (titik).


Beban gording = 11,0 kg/m
Berat plafond = 1,125 x 18 kg/m2 = 20,25 kg/m
Penutup atap = 1,373 x 20 kg/m = 27,46 kg/m
+
q = 58,71 kg/m = 59 kg/m
qx = q sin  = 58,71 x sin 35 = 33,674 kg/m
qy = q cos  = 58,71 x cos 35 = 48,092 kg/m
Mx1 = 1/8 . qy . L2 = 1/8 x 48,092 x (4,25)2 = 108,58 kgm
My1 = 1/8 . qx . L2 = 1/8 x 33,674 x (4,25)2 = 76.02 kgm

b. Beban hidup
Beban hidup, seperti terlihat pada Gambar 3.4. :

Px

Py
P

Gambar 3.4. Pembebanan Gording untuk Beban Hidup

P diambil sebesar 100 kg.


Px = P sin  = 100 x sin 35 = 57,358 kg
Py = P cos  = 100 x cos 35 = 81,92 kg
Mx2 = 1/4 . Py . L = 1/4 x 81,92 x 4,25 = 87,03 kgm
My2 = 1/4 . Px . L = 1/4 x 57,358 x 4,25 = 60,943 kgm
c. Beban angin
Beban angin, seperti terlihat pada Gambar 3.5. :

TEKAN HISAP

Gambar 3.5. Pembebanan Gording untuk Beban Angin

Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m2


Koefisien kemiringan atap () = 35
1. Koefisien angin tekan = (0,02 – 0,4)
= (0,02 . 35 – 0,4)
= 0,3
2. Koefisien angin hisap = – 0,4

Beban angin :
1. Angin tekan (W1) = koef. Angin tekan x beban angin x 1/2 x (s1+s2)
= 0,2 x 25 x ½ x (1,373+ 1,373) = 10,298 kg/m
2. Angin hisap (W2) = koef. Angin hisap x beban angin x 1/2 x (s1+s2)
= – 0,4 x 25 x ½ x (1,373+1,373) = -13,73 kg/m

Beban yang bekerja pada sumbu x, maka hanya ada harga Mx :


1) Mx (tekan) = 1/8 . W1 . L2 = 1/8 x 10,298 x (4,25)2 = 23,25 kgm
2) Mx (hisap) = 1/8 . W2 . L2 = 1/8 x -13,73 x (4,25)2 = -31,00 kgm

Kombinasi = 1,2D + 1,6L ± 0,8w


1) Mx
Mx (max) = 1,2D + 1,6L + 0,8W
= 1,2 (108,58) + 1,6 (87,03) + 0,8 (23,25) = 288,14 kgm
Mx (min) = 1,2D + 1,6L - 0,8W
= 1,2 (108,58) + 1,6 (87,03) - 0,8 (31,00) = 244,74 kgm
2) My
My (max) = My (min)
= 1,2 (76.02) + 1,6 (60,943) = 188,73 kgm

Tabel 3.1. Kombinasi Gaya Dalam pada Gording


Beban Beban Beban Angin Kombinasi
Momen Mati Hidup Tekan Hisap Minimum Maksimum
(kgm) (kgm) (kgm) (kgm) (kgm) (kgm)
Mx 108,58 87,03 10,298 13,73 244,74 288,14
My 76.02 60,943 - - 188,73 188,73

3.2.3 Kontrol Terhadap Tegangan

1. Kontrol terhadap tegangan Minimum


Mx = 244,74 kgm = 24474 kgcm
My = 188,73 kgm = 18873 kgcm

σ =

= 1015,88 kg/cm2 < σ ijin = 1600 kg/cm2 (OK)

2. Kontrol terhadap tegangan Maksimum


Mx = 288,14 kgm = 28814 kgcm
My = 188,73 kgm = 18873 kgcm

σ =

=
800747,07

= 1120,29 kg/cm2 < σ ijin = 1600 kg/cm2 (OK)

3.2.4 Kontrol Terhadap Lendutan


Di pakai profil : 100 x 100 x 20 x 2,3
E = 2,1 x 106 kg/cm2
Ix = 161 cm4
Iy = 140 cm4
qx = 33,674 kg/cm
qy = 48,092 kg/cm
Px = 57,358 kg
Py = 81,92 kg

2,36 cm

Zx =

= 0,798 cm

Zy =

= 1,008 cm

Z =
=
= 1,814 cm
z  zijin
1,814 < 2,36 …………… (aman)

Jadi, baja profil double lip channels in front to front arrangement ( ) dengan
dimensi 100 x 100 x 20 x 2,3 aman dan mampu menerima beban apabila
digunakan untuk gording.

3.3 Perencanaan Setengah Kuda-Kuda


Gambar 3.6. Panjang Batang Setengah Kuda-Kuda

3.3.1 Hitungan Panjang Batang Setengah Kuda-Kuda


Data panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini :

Tabel 3.2. Data Panjang Batang pada Setengah Kuda-Kuda


Panjang Batang Panjang Batang
Nomor Batang (m) Nomor Batang (m)
1 0,9 11 0,85
2 0,9 12 1,238
3 0,9 13 1,7
4 0,9 14 1,9235
5 0,9 15 2,55
6 1,238 16 2,704
7 1,238 17 3,4
8 1,238 18 3,517
9 1,238 19 4,25
10 1,238
3.3.2. Hitungan Luasan Setengah Kuda-Kuda
A. Luas Atap

Gambar 3.7. Luasan Atap Setengah Kuda-kuda.

Hitungan luas pembebanan menggunakan program AUTO CAD


Tabel 3.3. Data Luas Atap Setengah Kuda-Kuda
Area Luas Satuan
P1 2,25 m2
P2 2,25 m2
P3 2,25 m2
Area Luas Satuan
P4 2,05 m2
P5 1,65 m2
P6 0,85 m2

B. Luas Plafon
Gambar 3.8. Luasan Plafon Setengah Kuda-Kuda

Hitungan luas pembebanan menggunakan program AUTO CAD


Tabel 3.4. Data Luas Plafon Setengah Kuda-Kuda
Area Luas Satuan
P1 1,26 m2
P7 2,38 m2
P8 1,25 m2
Area Luas Satuan
P9 1,18 m2
P10 2,01 m2
P11 0,87 m2

3.3.3. Hitungan Pembebanan Setengah Kuda-Kuda


Data pembebanan :
Berat gording = 8,12 kg/m
Jarak antar kuda-kuda = 4,25 m
Berat penutup atap = 20 kg/m2
Berat profil = 7,43 kg/m

Gambar 3.9. Pembebanan Setengah Kuda-Kuda Akibat Beban Mati


3. Hitungan Beban
a. Beban Mati
- Beban Atap + gording = 59 kg/m x 4,25 m = 250,75 kg
Hitungan beban mati menggunakan program M.S EXCEL
Tabel 3.5. Data Hasil Hitungan Beban Mati (SK1) Menggunakan M.S EXCEL
Beban Jenis Beban Hasil Satuan
beban gording 34,51 kg
beban atap 90 kg
beban kuda-kuda 7,94 kg
P1
beban plat sambung 2,38 kg
beban bracing 0,79 kg
beban plafond 22,68 kg

Untuk hitungan beban mati seetengah kuda-kuda selanjutnya menggunakan


program M.S EXCEL dan disajikan dalam tabel.

Tabel 3.6. Rekapitulasi Beban Mati Setengah Kuda-Kuda


Beban
Beban Beban Beban Beban Beban Jumlah Input
Plat
Atap gording Kuda - Bracing Plafon Beban SAP
Beban Penya-
kuda 2000
mbung
(kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg)
(kg)
P1 90 34,51 7,94 2,38 0,79 22,68 158,31 159
P2 90 34,51 12,36 3,71 1,24 - 141,81 142
P3 90 35,51 12,54 3,76 1,25 - 142,07 143
P4 82 25,98 9,2 2,76 0,92 - 120,86 121
P5 66 12,99 9,2 2,76 0,92 - 91,87 92
P6 34 - 4,6 1,38 0,46 - 40,44 41
P7 - - 9,84 2,95 0,98 42,84 56,62 57
P8 - - 6,69 2,01 0,67 22,50 31,86 32
P9 - - 6,69 2,01 0,67 21,24 30,60 31
P10 - - 6,69 2,01 0,67 36,18 45,54 46
P11 - - 3,34 1,00 0,33 15,66 20,34 21

b. Beban Hidup
Beban hidup yang bekerja pada P1, P2, P3, P4, P5, P6 = 100 kg
P = 250,75 + 100 + 89,09/3
P = 250,75 + 100+ 29,69
P = 380,44 kg ~ 381 kg

c. Beban Angin
Hitungan beban angin :
Gambar 3.10. Pembebanan Setengah Kuda-Kuda Akibat Beban Angin

Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m2


Koefisien angin tekan = 0,02  0,40
= (0,02 x 35) – 0,40 = 0,3

Hitungan beban angin menggunakan program M.S EXCEL

Tabel 3.7. Hitungan Beban Angin Setengah Kuda-kuda


Wy Input SAP Wx Input SAP
Beban
Beban (kg) W.Cos 2000 W.Sin 2000
Angin
(kg) (kg) (kg) (kg)
W1 16,88 13,82 14 9,68 10
W2 16,88 13,82 14 9,68 10
W3 16,88 13,82 14 9,68 10
W4 15,38 12,59 13 8,82 9
W5 12,38 10,14 11 7,10 8
W6 6,38 5,22 6 3,66 4

Dari hitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh gaya
batang yang bekerja pada batang setangah kuda-kuda sebagai berikut:

Tabel 3.8. Rekapitulasi Gaya Batang Setengah Kuda-kuda


Batang Kombinasi
Tarik (+) Tekan (-)
(kg) (kg)
1 161,08 -
2 122,01 -
3 161,44 -
4 - 257,21
5 - 366,78
6 - 124,55
7 - 129,99
8 171,72 -
9 238,78 -
10 133,46 -
11 39,06 -
12 - 60,03
13 71,46 -
14 - 119,59
15 120,18 -
16 - 203,94
17 173,00 -
18 - 174,67
19 0,00 0

3.3.4. Perencanaan Profil Setengah Kuda- kuda


a. Hitungan profil batang tarik
Pmaks. = 238,78 kg
L = 1,238 m = 124 cm
fy = 2400 kg/cm2
fu = 3700 kg/cm2
Kondisi leleh
Pmaks. = fy .Ag
.
Kondisi fraktur
Pmaks. = fu .Ae
.

Pmaks. = fu .An.U
.

Semua penampang dengan jumlah baut =2 per baris, menggunakan U = 0,75


(didapat dari buku LRFD hal.39)

Dicoba, menggunakan baja profil  50.50.6


Dari tabel didapat Ag = 5,64 cm2
i = 1,5 cm
Berdasarkan Ag kondisi leleh
Ag = 0,11/2 = 0,06 cm2
Berdasarkan Ag kondisi fraktur
Diameter baut = 1/2. 2,54 = 12,7 mm
Diameter lubang = 12,7 + 2 = 14,7mm = 1,47cm
Ag = An + n.d.t
= (0,13/2) + 1.1,47.0,6
= 0,95 cm2
Ag yang menentukan = 0,95 cm2
Digunakan  50.50.6 maka, luas profil 5,64 > 0,95 (Aman)
inersia 1,5 > 0,52 (Aman)

b. Hitungan profil batang tekan


Pmaks. = 366,78 kg
L = 0,9 m = 90 cm
fy = 2400 kg/cm2
fu = 3200 kg/cm2
Dicoba, menggunakan baja profil  50.50.6
Dari tabel didapat nilai – nilai :
Ag = 2 . 5,64 = 11,28 cm2
r = 1,5 cm = 15 mm
b = 50 mm
t = 6 mm
Periksa kelangsingan penampang :
= = 8,33 12,91

= 0,65
Karena 0,25 < lc < 1,2 maka :
w = 1,43/1,6-0,67. c = 1,43/1,6-0,67.0,65 = 1,08

Pn = Ag.fcr = Ag = 1128. = 249974,43 N = 24997,44 kg

< 1 ....... (Aman)

3.3.5. Hitungan Alat Sambung


a. Batang Tekan
Digunakan alat sambung baut-mur ( A490 Fub = 825N/mm2)
Diameter baut () = 12,7mm = 1,27cm
Diamater lubang = 1,47cm
Tebal pelat sambung () = 0,625 . d
= 0,625 . 1,27 = 0,794cm

Menggunakan tebal plat 1 cm


1. Tegangan tumpu penyambung
Rn =
=
= 8458,2 kg/baut
2. Tegangan geser penyambung
Rn =

=
= 10445,543 kg/baut
3. Tegangan tarik penyambung
Rn =
= 0,75x8250x
= 7834,158 kg/baut
P yang menentukan adalah Ptumpu = 7834,158kg
Hitungan jumlah baut-mur :

~ 2 buah baut

Digunakan : 5 buah baut

Hitungan jarak antar baut (SNI Pasal 13.14) :


1. 2,5 d £ S2 £ (4t +100mm) atau 200 mm
Diambil, S2 = 2,5 db = 2,5 . 1,27
= 3,175 cm = 4 cm
2. 5d £ S £ 15t atau 200 mm
Diambil, S1 = 5 db = 5 . 1,27
= 6,35 cm = 6 cm

b. Batang tarik
P yang menentukan adalah Ptumpu = 7834,158 kg
Hitungan jumlah baut-mur :

~ 2 buah baut

Digunakan : 3 buah baut


Hitungan jarak antar baut (SNI Pasal 13.14) :
1. 5d £ S £ 15t atau 200 mm
Diambil, S1 = 5 db = 5 . 1,27
= 6,35 cm
= 6 cm
2. 2,5 d £ S2 £ (4t +100mm) atau 200 mm
Diambil, S2 =2,5 d = 2,5 . 1,27
= 3,175 cm
= 4 cm
Tabel 3.9. Rekapitulasi Perencanaan Profil Setengah Kuda-Kuda

Nomer Dimensi Profil Baut (mm)


Batang

1   50 .50 .6 2  12,7
2   50 .50 .6 2  12,7
3   50 .50 .6 2  12,7
4   50 .50 .6 2  12,7
5   50 .50 .6 2  12,7
6   50 .50 .6 2  12,7
7   50 .50 .6 2  12,7
8   50 .50 .6 2  12,7
9   50 .50 .6 2  12,7
10   50 .50 .6 2  12,7
11   50 .50 .6 2  12,7
12   50 .50 .6 2  12,7
13   50 .50 .6 2  12,7
14   50 .50 .6 2  12,7
15   50 .50 .6 2  12,7
16   50 .50 .6 2  12,7
17   50 .50 .6 2  12,7
18   50 .50 .6 2  12,7
19  100 . 10 -

3.4 Perencanaan Jurai 1


3.4.1. Hitungan Panjang Batang Jurai 1

Gambar 3.11. Panjang Batang Jurai 1

Data panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini :


Tabel 3.10. Data Panjang Batang Pada Jurai 1
Panjang Batang Panjang Batang
Nomor Batang Nomor Batang
(m) (m)
1 1,23 14 1,5
2 1,23 15 1,72
3 1,23 16 2,1
4 1,23 17 2,56
5 1,23 18 2,56
6 1,23 19 2,84
7 1,5 20 3,41
8 1,5 21 3,62
9 1,5 22 4,26
10 1,5 23 4,41
11 1,5 24 5,07
12 1,5
13 0,87
3.4.2. Hitungan Luasan Jurai 1
A. Luas Atap

Gambar 3.12. Luasan Atap Jurai 1

Hitungan luas pembebanan menggunakan program AUTO CAD


Tabel 3.11. Data Luasan Atap Jurai 1
Area Luas Satuan
P1 1,4 m2
P2 1,96 m2
P3 0,79 m2
P4 0,074 m2
P5 0,73 m2
P6 2,1 m2
P7 1,1 m2
P8 0,48 m2

B. Luas Plafon

Gambar 3.13. Luasan Plafon Jurai 1

Hitungan luas pembebanan menggunakan program AUTO CAD


Tabel 3.12. Data Luasan Plafon Jurai 1
Area Luas Satuan
P9 0,33 m2
P10 1,4 m2
P11 0,61 m2
P12 0,06 m2
P13 0,09 m2
P14 1,21 m2
P15 0,84 m2
P16 0,36 m2

3.4.3. Hitungan Pembebanan Jurai 1

Data pembebanan :
Berat gording = 8,12 kg/m
Berat penutup atap = 20 kg/m2
Berat profil = 7,43 kg/m

Gambar 3.14. Pembebanan Jurai 1 Akibat Beban Mati

1. Hitungan Beban
a. Beban Mati
Hitungan beban mati menggunakan program M.S EXCEL
Tabel 3.13. Data Hasil Hitungan Beban Mati Jurai 1 Menggunakan M.S EXCEL
Beban Jenis Beban Hasil Satuan
beban gording 58,79 kg
P1 beban atap 56,00 kg
panjang batang kuda2 10,14 kg
beban plat sambung 3,04 kg
beban bracing 1,01 kg

Untuk hitungan beban mati jurai 1 selanjutnya menggunakan program M.S


EXCEL dan disajikan dalam tabel.

Tabel 3.14. Rekapitulasi Pembebanan Jurai 1


Beban
  Beban Beban Beban Beban Plat Beban Jumlah Input
Kuda- Penyam SAP
Beban Atap Gording kuda Bracing bung Plafond Beban 2000
  (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg)
P1 56,00 58,79 10,14 3,04 1,01 - 128,99 129,00
P2 78,40 43,73 19,95 5,98 1,99 - 150,06 151,00
P3 31,60 39,22 22,10 6,63 2,21 - 101,77 102,00
P4 2,96 - 15,08 4,52 1,51 - 24,08 25,00
P5 29,20 - 16,12 4,84 1,61 - 51,77 52,00
P6 84,00 19,5692 37,26 11,18 3,73 - 155,74 156,00
P7 44 9,744 43,35 13,01 4,34 - 114,44 115,00
P8 19,2 - 24,41 7,32 2,44 - 53,37 54,00
P9 - - - - - 5,94 5,94 6,00
P10 - - 12,37 3,71 1,24 25,20 42,52 43,00
P11 - - 21,10 6,33 2,11 10,98 40,52 41,00
P12 - - 21,88 6,56 2,19 0,90 31,53 32,00
P13 - - 14,08 4,22 1,41 1,62 21,33 22,00
P14 - - 32,36 9,71 3,24 21,78 67,08 68,00
P15 - - 38,41 11,52 3,84 15,12 68,90 69,00
P16 - - 39,79 11,94 3,98 6,48 62,18 63,00

b. Beban Hidup
Beban hidup yang bekerja pada P1, P2, P3, P4, P5, P6, P7, P8 = 100 kg

c. Beban Angin
Hitungan beban angin :
Gambar 3.15. Pembebanan Jurai 1 Akibat Beban Angin

Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m2


Koefisien angin tekan = 0,02  0,40
= (0,02 x 35) – 0,40 = 0,03

Hitungan beban angin menggunakan program M.S EXCEL


Tabel 3.15. Data Hasil Hitungan Beban Angin Jurai 1
Input Input
Wy Wx
Beban Beban SAP SAP
W.Cos W.Sin
Angin (kg) 2000 2000
(kg) (kg)
(kg) (kg)
W1 10,50 8,60 9,00 6,02 7,00
W2 14,70 12,04 13,00 8,43 9,00
W3 5,93 4,85 5,00 3,40 4,00
W4 0,56 0,45 1,00 0,32 1,00
W5 5,48 4,48 5,00 3,14 4,00
W6 15,75 12,90 13,00 9,03 10,00
W7 8,25 6,76 7,00 4,73 5,00
W8 3,60 2,95 3,00 2,06 3,00

Tabel 3.16. Beban Reaksi Perletakan Jurai 1


Beban Mati (kg) Beban Hidup (kg) Beban Angin (kg)
Beban Arah Arah Arah
x y x y x y
P4 73,12 -130,22 146,23 -360,5 85,21 -197,58
P12 -73,12 -183,84 -146,23 -459,22 -124,06 -371,59
P5 50,85 16,79 138,51 -57,95 295,1 -65
P13 -50,85 4,15 -138,51 -61,79 -354,1 -65,25

Dari hitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh gaya
batang yang bekerja pada batang jurai sebagai berikut (Tabel 2.24) :
Tabel 3.17. Rekapitulasi Gaya Batang Jurai 1
Kombinasi
Batang Tarik (+) Tekan (-)
(kg) (kg)
1 93,52 -
2 87,99 -
3 - 111,69
4 - 114,21
5 161,76 -
6 234,59 -
7 - 74,44
8 94,46 -
9 65,68 -
10 - 160,69
11 - 135,95
12 141,1 -
13 32,44 -
14 - 52,24
15 66,01 -
16 - 45,12
17 0,00 0
18 0,00 0
19 97,65 -
20 - 40,69
21 - 51,02
22 67,74 -
23 - 129,69
24 0,00 0

3.4.4. Perencanaan Profil Jurai 1


a. Hitungan profil batang tarik
Pmaks. = 234,59 kg
L = 1,23 m = 123 cm
fy = 2400 kg/cm2
fu = 3700 kg/cm2
Kondisi leleh

Kondisi fraktur

Dicoba, menggunakan baja profil  50.50.6


Dari tabel didapat Ag = 5,64 cm2
i = 1,5 cm
Berdasarkan Ag kondisi leleh
Ag = 0,11/2 = 0,05 cm2
Berdasarkan Ag kondisi fraktur
Diameter baut = 1/2. 2,54 = 12,7 mm
Diameter lubang = 12,7 + 2 = 14,7 mm = 1,47 cm
Ag = An + n.d.t
= 0,95 cm2
Ag yang menentukan = 0,95 cm2
Digunakan  50.50.6 maka, luas profil 5,64 > 0,95 (Aman)
inersia 1,5 > 0,51 (Aman)

b. Hitungan profil batang tekan


Pmaks. = 160,69 kg
L = 1,5 m = 150 cm
fy = 2400 kg/cm2
fu = 3700 kg/cm2
Dicoba, menggunakan baja profil  50.50.6
Dari tabel didapat nilai – nilai :
Ag = 2 . 5,64 = 11,28 cm2
r = 1,5 cm = 15 mm
b = 50 mm
t = 6 mm

Periksa kelangsingan penampang :

= = 8,33 12,91

= 1,08

Karena 0,25 > lc > 1,2 maka :

=

=
Pn = Ag.fcr = Ag = 1128. = 155878,30 N = 15587,83 kg

< 1 ....... (Aman)

3.4.5. Hitungan Alat Sambung


a. Batang Tekan
Digunakan alat sambung baut-mur ( A490Fub = 825N/mm2)
Diameter baut (Æ) = 12,7 mm = 1,27 cm
Diamater lubang = 1,47 cm
Tebal pelat sambung (d) = 0,625 . d
= 0,625 . 1,27
= 0,794 cm
Menggunakan tebal plat 1 cm
1. Tegangan tumpu penyambung
Rn =
=
= 8458,2 kg/baut
2. Tegangan geser penyambung
Rn =

=
= 10445,544 kg/baut
3. Tegangan tarik penyambung
Rn =
= 0,75x8250x
= 7834,158 kg/baut
P yang menentukan adalah Ptumpu = 7834,158 kg
Hitungan jumlah baut-mur :

~ 2 buah baut

Digunakan : 2 buah baut


Hitungan jarak antar baut (SNI Pasal 13.14) :
1. 5d £ S £ 15t atau 200 mm
Diambil, S1 = 5 db = 5 . 1,27
= 6,35 cm
= 6 cm
2. 2,5 d £ S2 £ (4t +100mm) atau 200 mm
Diambil, S2 = 2,5 db = 2,5 . 1,27
= 3,175 cm = 4 cm
b. Batang tarik
P yang menentukan adalah Ptumpu = 7834,158 kg
Hitungan jumlah baut-mur :

~ 2 buah baut

Digunakan : 3 buah baut


Hitungan jarak antar baut (SNI Pasal 13.14) :
1. 5d £ S £ 15t atau 200 mm
Diambil, S1 = 5 db = 5 . 1,27
= 6,35 cm
= 6 cm
2. 2,5 d £ S2 £ (4t +100mm) atau 200 mm
Diambil, S2 = 2,5 d = 2,5 . 1,27
= 3,175 cm
= 4 cm

Tabel 3.25. Rekapitulasi Perencanaan Profil Jurai 1


Nomer
Dimensi Profil Baut (mm)
Batang
1   50 .50 .6 2  12,7
2   50 .50 .6 2  12,7
3   50 .50 .6 2  12,7
4   50 .50 .6 2  12,7
5   50 .50 .6 2  12,7
6   50 .50 .6 2  12,7
7   50 .50 .6 2  12,7
8   50 .50 .6 2  12,7
9   50 .50 .6 2  12,7
10   50 .50 .6 2  12,7
11   50 .50 .6 2  12,7
12   50 .50 .6 2  12,7
13   50 .50 .6 2  12,7
14   50 .50 .6 2  12,7
15   50 .50 .6 2  12,7
16   50 .50 .6 2  12,7
17   50 .50 .6 2  12,7
18   50 .50 .6 2  12,7
19   50 .50 .6 2  12,7
20   50 .50 .6 2  12,7
21   50 .50 .6 2  12,7
22   50 .50 .6 2  12,7
23   50 .50 .6 2  12,7
24   50 .50 .6 2  12,7

3.5 Perencanaan Jurai 2


3.5.1. Hitungan Panjang Batang Jurai 2

Gambar 3.16. Panjang Batang Jurai 2

Data panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini :


Tabel 3.18. Data Panjang Batang Pada Jurai 2
Panjang Batang Panjang Batang
Nomor Batang Nomor Batang
(m) (m)
1 1,20 14 1,47
2 1,20 15 1,69
3 1,20 16 2,07
4 1,20 17 2,53
5 1,20 18 2,53
6 1,20 19 2,81
7 1,47 20 3,38
8 1,47 21 3,59
9 1,47 22 4,23
10 1,47 23 4,39
11 1,47 24 5,07
12 1,47
13 0,84

3.5.2. Hitungan Luasan Jurai 2


A. Luas Atap
Gambar 3.17. Luasan Atap Jurai 2

Hitungan luas pembebanan menggunakan program AUTO CAD


Tabel 3.19. Data Luasan Atap Jurai 2
Area Luas Satuan
P1 1,37 m2
P2 1,92 m2
P3 0,78 m2
P4 0,078 m2
P5 0,72 m2
P6 2,06 m2
P7 1,08 m2
P8 0,47 m2

B. Luas Plafon
Gambar 3.18. Luasan Plafon Jurai 2

Hitungan luas pembebanan menggunakan program AUTO CAD


Tabel 3.20. Data Luasan Plafon Jurai 2
Area Luas Satuan
P9 0,31 m2
P10 1,37 m2
P11 0,58 m2
P12 0,05 m2
P13 0,07 m2
P14 1,19 m2
P15 0,81 m2
P16 0,35 m2

3.5.3. Hitungan Pembebanan Jurai 2


Data pembebanan :
Berat gording = 8,12 kg/m
Berat penutup atap = 20 kg/m2
Berat profil = 7,43 kg/m

Gambar 3.19. Pembebanan Jurai 2 Akibat Beban Mati

1. Hitungan Beban
a. Beban Mati
Hitungan beban mati menggunakan program M.S EXCEL
Tabel 3.21. Data Hasil Hitungan Beban Mati Jurai 2 Menggunakan M.S EXCEL
Beban Jenis Beban Hasil Satuan
beban gording 58,79 kg
beban atap 54,80 kg
P1 panjang batang kuda2 9,92 kg
beban plat sambung 2,98 kg
beban bracing 0,99 kg
Untuk hitungan beban mati jurai 2 selanjutnya menggunakan program M.S
EXCEL dan disajikan dalam tabel.

Tabel 3.22. Rekapitulasi Pembebanan Jurai 2


Beban
Beban Beban Beban Beban Plat Beban Jumlah Input
Kuda- Penyam
Beban Atap Gording kuda Bracing bung Plafond Beban SAP 2000
(kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg)
P1 54,80 58,79 9,92 2,98 0,99 - 127,48 128,00
P2 76,80 43,73 19,50 5,85 1,95 - 147,83 148,00
P3 31,20 39,22 21,66 6,50 2,17 - 100,74 101,00
P4 3,12 - 14,86 4,46 1,49 - 23,92 24,00
P5 28,80 - 15,90 4,77 1,59 - 51,06 52,00
P6 82,40 19,569 36,82 11,04 3,68 - 153,51 154,00
P7 43,2 9,744 42,95 12,88 4,29 - 113,07 114,00
P8 18,8 - 24,30 7,29 2,43 - 52,81 53,00
P9 - - - - - 5,58 5,58 6,00
P10 - - 12,04 3,61 1,20 24,66 41,51 42,00
P11 - - 20,66 6,20 2,07 10,44 39,36 40,00
P12 - - 21,55 6,46 2,15 0,75 30,92 31,00
P13 - - 13,86 4,16 1,39 1,26 20,66 21,00
P14 - - 31,91 9,57 3,19 21,42 66,10 67,00
P15 - - 37,97 11,39 3,80 14,58 67,73 68,00
P16 - - 39,60 11,88 3,96 6,30 61,74 62,00

b. Beban Hidup
Beban hidup yang bekerja pada P1, P2, P3, P4, P5, P6, P7, P8 = 100 kg
c. Beban Angin
Hitungan beban angin :

Gambar 3.20. Pembebanan Jurai 2 Akibat Beban Angin

Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m2


Koefisien angin tekan = 0,02  0,40
= (0,02 x 35) – 0,40 = 0,03

Hitungan beban angin menggunakan program M.S EXCEL


Tabel 3.23. Data Hasil Hitungan Beban Angin Jurai 2
Input Input
Wy Wx
Beban Beban SAP SAP
W.Cos W.Sin
Angin (kg) 2000 2000
(kg) (kg)
(kg) (kg)
W1 10,28 8,42 9,00 5,89 6,00
W2 14,40 11,80 12,00 8,26 9,00
W3 5,85 4,79 5,00 3,36 4,00
W4 0,59 0,48 1,00 0,34 1,00
W5 5,40 4,42 5,00 3,10 4,00
W6 15,45 12,66 13,00 8,86 9,00
W7 8,10 6,64 7,00 4,65 5,00
W8 3,53 2,89 3,00 2,02 3,00
Tabel 3.24. Beban Reaksi Perletakan Jurai 2
Beban Hidup
Beban Mati (kg) Beban Angin (kg)
(kg)
Beban Arah Arah Arah
x y x y x y
P4 73,12 -130,22 146,23 -360,5 85,21 -197,58
P12 -73,12 -183,84 -146,23 -459,22 -124,06 -371,59
P5 50,85 16,79 138,51 -57,95 295,1 -65
P13 -50,85 4,15 -138,51 -61,79 -354,1 -65,25

Dari hitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh gaya
batang yang bekerja pada batang jurai sebagai berikut:
Tabel 3.25. Rekapitulasi Gaya Batang Jurai 2
Kombinasi
Batang Tarik (+) Tekan (-)
(kg) (kg)
1 92,61 -
2 86,81 -
3 - 109,00
4 - 111,8
5 159,91 -
6 232,82 -
7 - 75,1
8 92,51 -
9 141,18 -
10 - 158,69
11 - 133,60
12 138,88 -
13 31,80 -
14 - 51,34
15 63,30 -
16 - 42,71
17 0 0
18 0 0
19 95,64 -
20 - 39,6
21 - 49,86
22 66,72 -
23 - 126,6
24 0 0
3.5.4. Perencanaan Profil Jurai 2
a. Hitungan profil batang tarik
Pmaks. = 232,82 kg
L = 1,2 m = 120 cm
fy = 2400 kg/cm2
fu = 3700 kg/cm2
Kondisi leleh

Kondisi fraktur

Dicoba, menggunakan baja profil  50.50.6


Dari tabel didapat Ag = 5,64 cm2
i = 1,5 cm
Berdasarkan Ag kondisi leleh
Ag = 0,11/2 = 0,05 cm2
Berdasarkan Ag kondisi fraktur
Diameter baut = 1/2. 2,54 = 12,7 mm
Diameter lubang = 12,7 + 2 = 14,7 mm = 1,47 cm
Ag = An + n.d.t
= 0,95 cm2
Ag yang menentukan = 0,95 cm2
Digunakan  50.50.6 maka, luas profil 5,64 > 0,95 (Aman)
inersia 1,5 > 0,50 (Aman)

b. Hitungan profil batang tekan


Pmaks. = 158,69 kg
L = 1,47 m = 147 cm
fy = 2400 kg/cm2
fu = 3700 kg/cm2
Dicoba, menggunakan baja profil  50.50.6
Dari tabel didapat nilai – nilai :
Ag = 2 . 5,64 = 11,28 cm2
r = 1,5 cm = 15 mm
b = 50 mm
t = 6 mm

Periksa kelangsingan penampang :

= = 8,33 12,91

= 1,06

Karena 0,25 > lc > 1,2 maka :

=

=

Pn = Ag.fcr = Ag = 1128. = 161700,50 N = 16170,05 kg

< 1 ....... (Aman)

3.5.5. Hitungan Alat Sambung


a. Batang Tekan
Digunakan alat sambung baut-mur ( A490Fub = 825N/mm2)
Diameter baut (Æ) = 12,7 mm = 1,27 cm
Diamater lubang = 1,47 cm
Tebal pelat sambung (d) = 0,625 . d
= 0,625 . 1,27
= 0,794 cm
Menggunakan tebal plat 1 cm
2. Tegangan tumpu penyambung
Rn =
=
= 8458,2 kg/baut
2. Tegangan geser penyambung
Rn =

=
= 10445,544 kg/baut
3. Tegangan tarik penyambung
Rn =
= 0,75x8250x
= 7834,158 kg/baut
P yang menentukan adalah Ptumpu = 7834,158 kg
Hitungan jumlah baut-mur :

~ 2 buah baut

Digunakan : 2 buah baut


Hitungan jarak antar baut (SNI Pasal 13.14) :
1. 5d £ S £ 15t atau 200 mm
Diambil, S1 = 5 db = 5 . 1,27
= 6,35 cm
= 6 cm
2. 2,5 d £ S2 £ (4t +100mm) atau 200 mm
Diambil, S2 = 2,5 db = 2,5 . 1,27
= 3,175 cm = 4 cm
b. Batang tarik
P yang menentukan adalah Ptumpu = 7834,158 kg
Hitungan jumlah baut-mur :

~ 2 buah baut

Digunakan : 2 buah baut


Hitungan jarak antar baut (SNI Pasal 13.14) :
1. 5d £ S £ 15t atau 200 mm
Diambil, S1 = 5 db = 5 . 1,27
= 6,35 cm
= 6 cm
2. 2,5 d £ S2 £ (4t +100mm) atau 200 mm
Diambil, S2 = 2,5 d = 2,5 . 1,27
= 3,175 cm
= 4 cm

Tabel 3.26. Rekapitulasi Perencanaan Profil Jurai 2


Nomer
Dimensi Profil Baut (mm)
Batang
1   50 .50 .6 2  12,7
2   50 .50 .6 2  12,7
3   50 .50 .6 2  12,7
4   50 .50 .6 2  12,7
5   50 .50 .6 2  12,7
6   50 .50 .6 2  12,7
7   50 .50 .6 2  12,7
8   50 .50 .6 2  12,7
9   50 .50 .6 2  12,7
10   50 .50 .6 2  12,7
11   50 .50 .6 2  12,7
12   50 .50 .6 2  12,7
13   50 .50 .6 2  12,7
14   50 .50 .6 2  12,7
15   50 .50 .6 2  12,7
16   50 .50 .6 2  12,7
17   50 .50 .6 2  12,7
18   50 .50 .6 2  12,7
19   50 .50 .6 2  12,7
20   50 .50 .6 2  12,7
21   50 .50 .6 2  12,7
22   50 .50 .6 2  12,7
23   50 .50 .6 2  12,7
24   50 .50 .6 2  12,7

3.6 Perencanaan Kuda-Kuda Utama 1


3.6.1 Hitungan Panjang Batang Kuda-Kuda 1

Gambar 3.21. Panjang Batang Kuda-Kuda 1

Data panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini :


Tabel 3.27. Hitungan Panjang Batang pada Kuda-Kuda Utama 1
Nomor Panjang Batang Nomor Panjang Batang
Batang (m) Batang (m)
1=8 1,6 20=26 2,24
2=7 1,6 21=25 2,36
3=6 1,6 22=24 2,85
4=5 1,6 23 3,15
9=16 1,78
10=15 1,78
11=14 1,78
12=13 1,78
17=29 0,78
18=28 1,78
19=27 1,57

3.6.2. Hitungan Luasan Kuda-Kuda Utama 1


A. Luas Atap

Gambar 3.22. Luasan Atap Kuda-Kuda Utama 1

Hitungan luas pembebanan menggunakan program AUTO CAD


Tabel 3.28. Data Luas Atap Kuda-Kuda Utama 1
Area Luas Satuan
P1=P9 1,56 m2
P2=P8 2,79 m2
P3=P7 1,73 m2
P4=P6 1,18 m2
P5 1,45 m2

B. Luas Plafon
Gambar 3.23. Luasan Plafon Kuda-Kuda Utama 1

Hitungan luas pembebanan menggunakan program AUTO CAD


Tabel 3.29. Data Luas Plafon Kuda-Kuda Utama 1
Area Luas Satuan
P10=P16 0,57 m2
P11=P15 0,96 m2
P12=P14 1,26 m2
P13 1,26 m2

3.6.3. Hitungan Pembebanan Kuda-Kuda Utama 1


Data pembebanan :
Jarak antar kuda-kuda utama = 4,25 m
Berat gording = 8,12 kg/m
Berat penutup atap = 20 kg/m2
Berat profil = 7,43 kg/m

½ p1 ½ p9

Gambar 3.24. Pembebanan Kuda- Kuda Utama 1 Akibat Beban Mati

1. Hitungan Beban
a. Beban Mati
Hitungan beban mati menggunakan program M.S EXCEL
Tabel 3.30. Data Hasil Hitungan Beban Mati Menggunakan M.S EXCEL
Beban Jenis Beban Hasil Satuan
Beban gording 34,51 kg
Beban atap 62,40 kg
Beban kuda-kuda 12,56 kg
P1=P9
Beban plat sambung 3,77 kg
Beban bracing 1,26 kg
Beban plafond 10,26 kg

Untuk hitungan beban mati kuda-kuda utama 1 selanjutnya menggunakan


program M.S EXCEL dan disajikan dalam tabel.
Tabel 3.31. Rekapitulasi Beban Mati
Beban Input
Beban Beban Beban Beban Plat Beban Jumlah
Kuda - SAP
Beban Atap gording Bracing Penyambung Plafon Beban
kuda 2000
(kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg)
(kg) (kg)
P1=P9 62,40 34,51 12,56 3,77 1,26 10,26 124,75 125,00
P2=P8 111,60 34,51 22,74 6,82 2,27 - 177,94 178,00
P3=P7 69,20 34,51 27,38 8,21 2,74 - 142,04 143,00
P4=P6 87,20 34,51 32,58 9,77 3,26 - 167,32 168,00
P5 87,20 34,51 11,70 3,51 1,17 - 138,09 139,00
P10=P16 - - 14,79 4,44 1,48 17,28 37,98 38,00
P11=P15 - - 24,33 7,30 2,43 22,68 56,75 57,00
P12=P14 - - 28,98 8,69 2,90 22,68 63,25 64,00
P13 - - 11,70 3,51 1,17 22,68 39,06 40,00

b. Beban Hidup
Beban hidup yang bekerja pada P1,P2, P3, P4, P5, P6, P7, P8, P9,=100 kg

c. Beban Angin
Hitungan beban angin :

Gambar 3.25. Pembebanan Kuda-Kuda Utama 1 Akibat Beban Angin

Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m2


Koefisien angin tekan = 0,02  0,40
= (0,02 x 35) – 0,40 = 0,3
Koefisien angin hisap = - 0,40

Hitungan beban angin menggunakan softwere M.S EXCEL


Tabel 3.32. Data Hasil Hitungan Beban Angin Menggunakan M.S EXCEL
Input SAP Wy Input SAP
Beban Beban Wx
2000 W.Cos 2000
Angin (kg) W.Sin (kg)
(kg) (kg) (kg)

W1 11,70 9,58 10,00 6,71 7,00


W2 20,93 17,14 18,00 12,00 13,00
W3 12,98 10,63 11,00 7,44 8,00
W4 8,85 7,25 8,00 5,08 6,00
W5 11,70 9,58 10,00 6,71 7,00
W6 -15,60 -12,78 -13,00 -8,95 -9,00
W7 -27,90 -22,85 -23,00 -16,00 -17,00
W8 -17,30 -14,17 -15,00 -9,92 -10,00
W9 -11,80 -9,67 -10,00 -6,77 -7,00
W10 -15,60 -12,78 -13,00 -8,95 -9,00

Beban Hidup Beban Angin


Beban Mati (kg) (kg) (kg)
Beban Arah Arah Arah
x y x y x y
2 Jurai -70,08 -189,14 -209,38 -809,14 -155,42 -564,6
P5
2 K3 -335,78 -447,96 -818,38 -1433,7 -603,48 -1023,2
jumlah -405,86 -637,1 -1027,8 -2242,8 -758,9 -1587,8
2 Jurai 65,72 -462,1 200,92 -1628,6 160,64 -1468,1
P13
2 K3 335,78 -615,98 818,38 -2138,8 705,48 -1849,6
Jumlah 401,5 -1078,1 1019,3 -3767,4 866,12 -3317,7

Tabel 3.33. Rekapitulasi Gaya Batang Kuda-Kuda Utama 1

Batang Kombinasi
Tarik (+) Tekan(-)
(kg) (kg)
1 3278,35  
2 2032,72  
3 1376,01  
4 920,73  
5 919,83  
6 1372,75  
7 2027,58  
8 3273,72  
9   3223,26
10   1740,08
11   1040,74
12   1808,81
13   1806,74
14   1041,11
15   1734,70
16   3221,92
17 1244,14  
18   1368,5
19 386,89  
20   446,17
21 634,23  
22   741,57
23 2,23  
24   743,7
25 692,42  
26   447,14
27 374,01  
28   1369,96
29 1257,28  

3.6.4 Perencanaan Profil Kuda-Kuda Utama 1


a. Hitungan profil batang tarik
Pmaks. = 3278,35 kg
L = 1,6 m = 160 cm
fy = 2400 kg/cm2
fu = 3700 kg/cm2
Kondisi leleh

Kondisi fraktur

Dicoba, menggunakan baja profil  50.50.6


Dari tabel didapat Ag = 5,64 cm2
i = 1,5 cm
Berdasarkan Ag kondisi leleh
Ag = 1,52/2 = 0,76 cm2
Berdasarkan Ag kondisi fraktur
Diameter baut = 1/2. 2,54 = 12,7 mm
Diameter lubang = 12,7 + 2 = 14,7mm = 1,47cm
Ag = An + n.d.t
= (1,82/2) + 1.1,47.0,6
= 1,22 cm2
Ag yang menentukan = 1,79 cm2
Digunakan  50.50.6 maka, luas profil 5,64 > 1,79 (Aman)
inersia 1,5 > 0,67 (Aman)

b. Hitungan profil batang tekan


Pmaks. = 3223,83 kg
L = 1,78 m = 178 mm
fy = 2400 kg/cm2
fu = 3700 kg/cm2
Dicoba, menggunakan baja profil  50.50.6
Dari tabel didapat nilai – nilai :
Ag = 2 . 5,64 = 11,28 cm2
r = 1,5 cm = 15 mm
b = 50 mm
t = 6 mm

Periksa kelangsingan penampang :


= = 8,33 12,91

= 1,28
Karena c > 1,2 maka :
 = 1,25 . c2
=

Pn = Ag.fcr = Ag = 1128. = 132684,50 N = 13268,45 kg

< 1 ....... (Aman)

3.6.5. Hitungan Alat Sambung


a. Batang Tekan
Digunakan alat sambung baut-mur ( A490Fub = 825 N/mm2)
Diameter baut () = 12,7mm = 1,27cm
Diamater lubang = 1,47cm
Tebal pelat sambung () = 0,625 . d
= 0,625 . 1,27 = 0,794cm
Menggunakan tebal plat 1 cm

1. Tegangan tumpu penyambung


Rn =
=
= 8458,2 kg/baut
2. Tegangan geser penyambung
Rn =

=
= 10445,543 kg/baut
3. Tegangan tarik penyambung
Rn =
= 0,75x8250x
= 7834,158 kg/baut
P yang menentukan adalah Ptumpu = 7834,158 kg
Hitungan jumlah baut-mur :

~ 2 buah baut

Digunakan : 5 buah baut


Hitungan jarak antar baut (SNI Pasal 13.14) :
1. 2,5 d £ S2 £ (4t +100mm) atau 200 mm
Diambil, S2 = 2,5 db = 2,5 . 1,27
= 3,175 cm = 4 cm
2. 5d £ S £ 15t atau 200 mm
Diambil, S1 = 5 db = 5 . 1,27
= 6,35 cm = 6 cm
b. Batang tarik
P yang menentukan adalah Ptumpu = 7834,158 kg
Hitungan jumlah baut-mur :

~ 2 buah baut

Digunakan : 2 buah baut


Hitungan jarak antar baut (SNI Pasal 13.14) :
1. 5d £ S £ 15t atau 200 mm
Diambil, S1 = 5 db = 5 . 1,27
= 6,35 cm
= 6 cm
2. 2,5 d £ S2 £ (4t +100mm) atau 200 mm
Diambil, S2 =2,5 d = 2,5 . 1,27
= 3,175 cm
= 4 cm

c. Perhitungan profil baatang tarik pipa hollow


Pmaks = 2,23 kg
δ ijin = 1600 kg/cm2

Fnetto = Pmaks/ δ ijin

Fbruto = 1,15 . Fnetto = 1,15 . 0,014 = 0,061 cm2


Dicoba menggunakan pipa diameter 101,6 mm tebal 4 mm
F (penampang profil baja dari tabel baja profil ) = 12.26 cm2
Kontrol tegangan yang terjadi :
δ = Pmaks/0.95 x f = 0.19 kg/cm2
δ ≤ 0,75. δ ijin
0.19 kg/cm2 ≤ 2.23 kg/cm2 ................(Aman)
Jadi digunakan pipa hollow diameter 101,6 mm tebal 12.26 mm

Tabel 3.34. Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-Kuda Utama 1

Nomor Dimensi Nomor Dimensi


Baut (mm) Baut (mm)
Batang Profil Batang Profil

1   50 .50 .6 2  12,7 21   50 .50 .6 2  12,7


2   50 .50 .6 2  12,7 22   50 .50 .6 2  12,7
3   50 .50 .6 2  12,7 23  100 . 10 -
4   50 .50 .6 2  12,7 24   50 .50 .6 2  12,7
5   50 .50 .6 2  12,7 25   50 .50 .6 2  12,7
6   50 .50 .6 2  12,7 26   50 .50 .6 2  12,7
7   50 .50 .6 2  12,7 27   50 .50 .6 2  12,7
8   50 .50 .6 2  12,7 28   50 .50 .6 2  12,7
9   50 .50 .6 2  12,7 29   50 .50 .6 2  12,7
10   50 .50 .6 2  12,7
11   50 .50 .6 2  12,7
12   50 .50 .6 2  12,7
13   50 .50 .6 2  12,7
14   50 .50 .6 2  12,7
15   50 .50 .6 2  12,7
16   50 .50 .6 2  12,7
17   50 .50 .6 2  12,7
18   50 .50 .6 2  12,7
19   50 .50 .6 2  12,7
20   50 .50 .6 2  12,7

3.7. Perencanaan Kuda-Kuda Utama 2


3.7.1 Hitungan Panjang Batang Kuda-Kuda 2
Gambar 3.26. Panjang Batang Kuda-Kuda 2

Data panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini :


Tabel 3.35. Hitungan Panjang Batang pada Kuda-Kuda Utama 2
Nomor Panjang Batang Nomor Panjang Batang
Batang (m) Batang (m)
1=8 1,125 20=26 1,93
2=7 1,125 21=25 2,36
3=6 1,125 22=24 2,61
4=5 1,125 23 3,15
9=16 1,37
10=15 1,37
11=14 1,37
12=13 1,37
17=29 0,78
18=28 1,37
19=27 1,57

3.7.2. Hitungan Luasan Kuda-Kuda Utama 2


A. Luas Atap
Gambar 3.27. Luasan Atap Kuda-Kuda Utama 2

Hitungan luas pembebanan menggunakan program AUTO CAD


Tabel 3.36. Data Luas Atap Kuda-Kuda Utama 2
Area Luas Satuan
P1=P9 2,96 m2
P2=P8 5,92 m2
P3=P7 5,92 m2
P4=P6 5,92 m2
P5 5,92 m2

B. Luas Plafon
Gambar 3.28. Luasan Plafon Kuda-Kuda Utama 2

Hitungan luas pembebanan menggunakan program AUTO CAD


Tabel 3.37. Data Luas Plafon Kuda-Kuda Utama 2
Area Luas Satuan
P10=P16 1,69 m2
P11=P15 3,39 m2
P12=P14 3,39 m2
P13 3,39 m2

3.7.3. Hitungan Pembebanan Kuda-Kuda Utama 2


Data pembebanan :
Jarak antar kuda-kuda utama = 4,25 m
Berat gording = 8,12 kg/m
Berat penutup atap = 20 kg/m2
Berat profil = 7,43 kg/m

Gambar 3.29. Pembebanan Kuda- Kuda Utama 2 Akibat Beban Mati

1. Hitungan Beban
a. Beban Mati
Hitungan beban mati menggunakan program M.S EXCEL
Tabel 3.38. Data Hasil Hitungan Beban Mati Menggunakan M.S EXCEL
Beban Jenis Beban Hasil Satuan
Beban gording 34,51 kg
Beban atap 118,40 kg
Beban kuda-kuda 9,27 kg
P1=P9
Beban plat sambung 2,78 kg
Beban bracing 0,93 kg
Beban plafond 30,42 kg

Untuk hitungan beban mati kuda-kuda utama 2 selanjutnya menggunakan


program M.S EXCEL dan disajikan dalam tabel.
Tabel 3.39. Rekapitulasi Beban Mati
Beban Input
Beban Beban Beban Beban Plat Beban Jumlah
Kuda - SAP
Beban Atap gording Bracing Penyambung Plafon Beban
kuda 2000
(kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg)
(kg) (kg)
P1=P9 118,40 34,51 9,27 2,78 0,93 30,42 196,31 197,00
P2=P8 236,80 34,51 18,17 5,45 1,82 - 296,74 297,00
P3=P7 236,80 34,51 23,18 6,95 2,32 - 303,76 304,00
P4=P6 236,80 34,51 28,64 8,59 2,86 - 311,41 312,00
P5 236,80 34,51 11,70 3,51 1,17 - 287,69 288,00
P10=P16 - - 11,26 3,38 1,13 61,02 76,78 77,00
P11=P15 - - 19,28 5,78 1,93 61,02 88,01 89,00
P12=P14 - - 24,30 7,29 2,43 - 34,01 35,00
P13 - - 11,70 3,51 1,17 61,02 77,40 78,00

b. Beban Hidup
Beban hidup yang bekerja pada P1,P2, P3, P4, P5, P6, P7, P8, P9, =100 kg

c. Beban Angin
Hitungan beban angin :

Gambar 3.30. Pembebanan Kuda-Kuda Utama 2 Akibat Beban Angin


Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m2
Koefisien angin tekan = 0,02  0,40
= (0,02 x 35) – 0,40 = 0,3
Koefisien angin hisap = - 0,40
Hitungan beban angin menggunakan softwere M.S EXCEL
Tabel 3.40. Data Hasil Hitungan Beban Angin Menggunakan M.S EXCEL
Input SAP Wy Input SAP
Beban Beban Wx
2000 W.Cos 2000
Angin (kg) W.Sin (kg)
(kg) (kg) (kg)

W1 22,20 18,19 19,00 12,73 13,00


W2 44,40 36,37 37,00 25,47 26,00
W3 44,40 36,37 37,00 25,47 26,00
W4 44,40 36,37 37,00 25,47 26,00
W5 22,20 18,19 19,00 12,73 13,00
W6 -29,60 -24,25 -25,00 -16,98 -17,00
W7 -59,20 -48,49 -49,00 -33,96 -34,00
W8 -59,20 -48,49 -49,00 -33,96 -34,00
W9 -59,20 -48,49 -49,00 -33,96 -34,00
W10 -29,60 -24,25 -25,00 -16,98 -17,00

Dari hitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh gaya
batang yang bekerja pada batang kuda-kuda utama 2 sebagai berikut :

Tabel 3.41. Rekapitulasi Gaya Batang Kuda-Kuda Utama 2

Kombinasi
Batang Tarik (+) Tekan(-)
(kg) (kg)
1 711,98  
2 458,14  
3 371,54  
4 327,23  
5 327,23  
6 371,54  
7 458,14  
8 711,98  
9   657,10
10   435,35
11   339,46
12   494,83
13   494,83
14   339,46
15   435,35
16   657,10
17 253,84  
18   249,84
19 124,11  
20   143,43
21 210,84  
22   191,85
23 0,00 0
24   191,85
25 210,84  
26   143,43
27 124,11  
28   249,84
29 253,84  

3.7.4 Perencanaan Profil Kuda-Kuda Utama 2


a. Hitungan profil batang tarik
Pmaks. = 711,98 kg
L = 1,125 m = 113 cm
fy = 2400 kg/cm2
fu = 3700 kg/cm2
Kondisi leleh

Kondisi fraktur

Dicoba, menggunakan baja profil  50.50.6


Dari tabel didapat Ag = 5,64 cm2
i = 1,5 cm
Berdasarkan Ag kondisi leleh
Ag = 0,33/2 = 0,16 cm2
Berdasarkan Ag kondisi fraktur
Diameter baut = 1/2. 2,54 = 12,7 mm
Diameter lubang = 12,7 + 2 = 14,7mm = 1,47cm
Ag = An + n.d.t
= (0,34/2) + 1.1,47.0,6
= 1,052 cm2
Ag yang menentukan = 1,08 cm2
Digunakan  50.50.6 maka, luas profil 5,64 > 1,052 (Aman)
inersia 1,5 > 0,47 (Aman)
b. Hitungan profil batang tekan
Pmaks. = 657,10 kg
L = 1,37 m = 137 mm
fy = 2400 kg/cm2
fu = 3700 kg/cm2
Dicoba, menggunakan baja profil  50.50.6
Dari tabel didapat nilai – nilai :
Ag = 2 . 5,64 = 11,28 cm2
r = 1,5 cm = 15 mm
b = 50 mm
t = 6 mm

Periksa kelangsingan penampang :


= = 8,33 12,91
= 0,98
Karena 0,25 > c > 1,2 maka :

=

=

Pn = Ag.fcr = Ag = 1128. = 180258,35 N = 18025,83 kg

< 1 ....... (Aman)

3.7.5 Hitungan Alat Sambung


a. Batang Tekan
Digunakan alat sambung baut-mur ( A490Fub = 825 N/mm2)
Diameter baut () = 12,7mm = 1,27cm
Diamater lubang = 1,47cm
Tebal pelat sambung () = 0,625 . d
= 0,625 . 1,27 = 0,794cm
Menggunakan tebal plat 1 cm

1. Tegangan tumpu penyambung


Rn =
=
= 8458,2 kg/baut
2. Tegangan geser penyambung
Rn =

=
= 10445,543 kg/baut
3. Tegangan tarik penyambung
Rn =
= 0,75x8250x
= 7834,158 kg/baut
P yang menentukan adalah Ptumpu = 7834,158 kg
Hitungan jumlah baut-mur :

~ 2 buah baut

Digunakan : 2 buah baut


Hitungan jarak antar baut (SNI Pasal 13.14) :
1. 2,5 d £ S2 £ (4t +100mm) atau 200 mm
Diambil, S2 = 2,5 db = 2,5 . 1,27
= 3,175 cm = 4 cm
2. 5d £ S £ 15t atau 200 mm
Diambil, S1 = 5 db = 5 . 1,27
= 6,35 cm = 6 cm
b. Batang tarik
P yang menentukan adalah Ptumpu = 7834,158 kg
Hitungan jumlah baut-mur :

~ 2 buah baut

Digunakan : 2 buah baut


Hitungan jarak antar baut (SNI Pasal 13.14) :
1. 5d £ S £ 15t atau 200 mm
Diambil, S1 = 5 db = 5 . 1,27
= 6,35 cm
= 6 cm
2. 2,5 d £ S2 £ (4t +100mm) atau 200 mm
Diambil, S2 =2,5 d = 2,5 . 1,27
= 3,175 cm
= 4 cm
Tabel 3.42. Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-Kuda Utama 2
Nomor Dimensi Baut Nomor Dimensi
Baut (mm)
Batang Profil (mm) Batang Profil

1   50 .50 .6 2  12,7 21   50 .50 .6 2  12,7


2   50 .50 .6 2  12,7 22   50 .50 .6 2  12,7
3   50 .50 .6 2  12,7 23  100 . 10 -
4   50 .50 .6 2  12,7 24   50 .50 .6 2  12,7
5   50 .50 .6 2  12,7 25   50 .50 .6 2  12,7
6   50 .50 .6 2  12,7 26   50 .50 .6 2  12,7
7   50 .50 .6 2  12,7 27   50 .50 .6 2  12,7
8   50 .50 .6 2  12,7 28   50 .50 .6 2  12,7
9   50 .50 .6 2  12,7 29   50 .50 .6 2  12,7
10   50 .50 .6 2  12,7
11   50 .50 .6 2  12,7
12   50 .50 .6 2  12,7
13   50 .50 .6 2  12,7
14   50 .50 .6 2  12,7
15   50 .50 .6 2  12,7
16   50 .50 .6 2  12,7
17   50 .50 .6 2  12,7
18   50 .50 .6 2  12,7
19   50 .50 .6 2  12,7
20   50 .50 .6 2  12,7

Panjang ab = 1,63 m
Panjang bc = 1,07 m
Panjang cd = 0,56 m
Panjang ae = 4,55 m
Panjang bf = 3,38 m
Panjang cg = 2,65 m
Panjang dh = 2,25 m
Luas abef = ½ ab (ae + bf)
= ½ 1,63 (4,45 + 3,38)
= 6,38 m2
Luas bcfg = ½ bc ( cg + bf )
= ½ 1,07 (2,65 + 3,38)
= 3,22 m2
Luas cdgh = ½ cd (cg + dh)
= ½ 0,56 (2,65 + 2,25)
= 1,37 m2

Anda mungkin juga menyukai