Anda di halaman 1dari 6

BAB 6

PERANCANGAN PAKU KELING

Paku Keling merupakan salah satu model penyambungan. Penyambungan yang


menggunakan Paku Keling merupakan Klasifikasi penyambungan tetap. Artinya
penyambungan yang dimaksud tidak untuk dibongkar kembali, kalau terpaksa dibongkar
harus merusak penyambung tersebut. Pada kontruksi Plat Gesek dan Naaf digunakan Paku
keling pada tiga sambungan, yaitu :

1. Sambungan lempengan gesek ( yang terbuat dari asbes) dengan lingkar pembawa.
2. Sambungan lingkar pembawa pada Plat Gesek dengan plat pembawa.
3. Sambungan plat pembawa dengan Naaf.

6.1.PakuKelinguntuk SambunganLempenganGesekdengan
Lingkar Pembawa
Paku Keling ini berfungsi untuk mencegah terjadinya Slip antaralempengan gesek
dengan lingkaran pembawa yang mana akan mengurangi momen puntir yang diteruskan dari
Flywheel yang akan menimbulkan kerugian. Jumlah Paku Keling yang digunakan adalah
disesuaikan dengan lebar permukaan lempengan, sehingga lempengan akan terikat dengan
baik. Jumlah yang digunakan adalah 16 buah.

a. Analisa Gaya

Gaya yang bekerja pada setiap Paku Keling adalah :

T
F1 = (“Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin”. Sularso, 1994).
n1 .r1

Dimana :

F 1 = Gaya yang bekerja pada tiap Paku Keling

T = Momen puntir yang ditransmisikan yaitu sebesar 14.890 kg.mm


n 1 = Jumlah Paku Keling yaitu 16 buah

r 1 = Jarak Paku Keling ke sumbu poros,


Dd
r1 = ( Rumus mencari rata – rata jari – jari )
4
Dimana :
D = Diameter luar Plat Gesek = 278 mm
d = Diameter dalam Plat Gesek = 194,6 mm

Maka dengan memasukkan harga-harga yang diketahui diperoleh :


278  194,6
r1 =  118,15mm
4
14890
F1=  7,8766kg
16.118,15

b. Pemilihan Bahan

Bahan Paku Keling untuk perancangan ini dipilih jenis bahan baja SAE/AISI 1010
2
yang dirol panas (hot roller) dengan kekuatan tarik Sy = 1,83 kg/mm , Untuk mencegah
terjadinya slip antara lempengan gesek dengan lingkaran pembawa. maka kekuatan geser
mulurnya (shear yield strength) adalah :

Sys = 0,5.Sy (“Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin”. Sularso, 1994).

2
= 0,5.1,83= 0,915 kg/mm

c. Penentuan Ukuran

Tegangan geser yang timbul akibat gaya F 1 adalah :

F1 F1
1=  (“Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin”. Sularso, 1994).
2. A1  2
2 d1
4
Dimana :

 1 = Tegangan geser yang timbul (kg/mm 2 )

F 1 = Gaya yang bekerja pada Paku Keling (kg)

2
A 1 = Luas penampang Paku Keling (mm )

d 1 = Diameter Paku Keling (mm)

7,8766 2,16
1  
 2 d1
2
2. d1
4

Untuk menjaga keamanan kontruksi, tegangan geser kerja  1 harus lebih kecil atau sama
dengan kekuatan geser mulurnya Sys dimana tegangan gesernya adalah:

 1 = Sys

2,16
2
 0,73 (“Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin”. Sularso, 1994).
d1

d 1 = 2,95 mm

Dengan mempertimbangkan keamanan kontruksi, maka diameter Paku Keling diambil

d 1 = 3 mm.

6.2. Paku Keling untuk Sambungan Lingkaran Pembawa dengan

Plat Pembawa
Paku keling pada posisi ini berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari plat
pembawa dan selanjutnya ke Naaf dan poros yang digerakkan. Jumlah paku keling
disesuaikan dengan diameter dalam plat gesek dan diameter luar plat pembawa. Hal ini
disebabkan paku ini dipasang diantaranya dan jumlah yang cocok diambil 8 buah.
a. Analisa Gaya

Sesuai dengan prosedur pada bagian 6.1, gaya yang bekerja pada tiap Paku Keling
adalah :

T
F2= (“Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin”. Sularso, 1994).
n 2 .r2

Dengan jumlah Paku Keling n 2 = 8 buah. Jarak r 2 yang merupakan jarak Paku Keling
ke sumbu poros diperoleh dari :

Dn  dg
r2 =  2.bn (“Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin”. Sularso, 1994).
4

Dimana :

r 2 = Jarak Paku Keling ke sumbu poros

Dn = Diameter luar Naaf, dari perhitungan sebesar 38,37

dg = Diameter dalam Plat Gesek, dari perhitungan sebesar 194,6mm

bn = Tebal Naaf, yaitu sebesar 5,47 mm

Maka :

38,37  194,6
r2 =  2.(5,47)  97,96mm
4

Sehingga:

14.890
F2=  19,00kg
8.97,96

b. Pemilihan Bahan

Bahan Paku Keling untuk perancangan ini dipilih jenis bahan baja tipe SAE/AISI
2
1010 yang di rol panas (hot roller) dengan kekuatan tarik Sy = 1,83 kg/mm , maka kekuatan
2
geser mulurnya (shear yield strength) adalah 0,915 kg/mm .
c. Penentuan Ukuran

Tegangan geser yang timbul akibat gaya F 2 adalah :

F2 F2
2   (“Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin”. Sularso, 1994).
2. A2  2
2 d2
4

19,00 19,00
2  2
 2
d2 d2

2

 2 = Sys

19,00
2
= 0,915
d2

d 2 = 6,19 mm

Dengan mempertimbangkan keamanan, maka diameter Paku Keling (d 2 6,19mm).Maka


diambil diameternya sebesar 6 mm.

6.3. Paku Keling untuk Sambungan Plat Pembawa dengan Naaf

Paku Keling pada posisi ini berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari Plat
pembawa ke Naaf dan poros yang digerakkan. Jumlah Paku Keling disesuaikan dengan
diameter plat pembawa dan Naaf serta diameter poros dan jumlah yang sesuai adalah 4 buah.

a. Analisa Gaya

Sesuai dengan prosedur pada bagian 6.1, gaya yang bekerja pada tiap Paku Keling
adalah :

Mp
F3= (“Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin”. Sularso, 1994).
n3. r3
Dengan jumlah Paku Keling n 3 = 4 buah dan jarak r 3 yang merupakan jarak Paku Keling ke
sumbu poros direncanakan sejauh 50 mm, maka diperoleh :

14.890
F3=  74,45kg
4.50

b. Pemilihan Bahan

Bahan Paku Keling untuk perancangan ini dipilih jenis bahan baja tipe SAE/AISI1010
2
yang dirol panas (hot roller) dengan kekuatan tarik Sy=1,83 kg/ , maka kekuatan geser
2
mulurnya (shear yield strength) adalah 0,915 kg/mm .

c. Penentuan Ukuran

Tegangan geser yang timbul akibat gaya F 3 adalah :

F3 F3
3   (“Dasar Perencanaan danPemilihan Elemen Mesin”. Sularso, 1994).
2. A3  2
2 d3
4
74,45 74,45
3  2
 2
2.d3 d3

 3 = Sys

74,45
= 2
= 0,915
d3

d 3 = 10,77

= 11mm

Dengan mempertimbangkan keamanan, maka diameter paku keling (d 3 ) diambil


11mm.

Anda mungkin juga menyukai