1. Sambungan lempengan gesek ( yang terbuat dari asbes) dengan lingkar pembawa.
2. Sambungan lingkar pembawa pada Plat Gesek dengan plat pembawa.
3. Sambungan plat pembawa dengan Naaf.
6.1.PakuKelinguntuk SambunganLempenganGesekdengan
Lingkar Pembawa
Paku Keling ini berfungsi untuk mencegah terjadinya Slip antaralempengan gesek
dengan lingkaran pembawa yang mana akan mengurangi momen puntir yang diteruskan dari
Flywheel yang akan menimbulkan kerugian. Jumlah Paku Keling yang digunakan adalah
disesuaikan dengan lebar permukaan lempengan, sehingga lempengan akan terikat dengan
baik. Jumlah yang digunakan adalah 16 buah.
a. Analisa Gaya
T
F1 = (“Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin”. Sularso, 1994).
n1 .r1
Dimana :
b. Pemilihan Bahan
Bahan Paku Keling untuk perancangan ini dipilih jenis bahan baja SAE/AISI 1010
2
yang dirol panas (hot roller) dengan kekuatan tarik Sy = 1,83 kg/mm , Untuk mencegah
terjadinya slip antara lempengan gesek dengan lingkaran pembawa. maka kekuatan geser
mulurnya (shear yield strength) adalah :
Sys = 0,5.Sy (“Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin”. Sularso, 1994).
2
= 0,5.1,83= 0,915 kg/mm
c. Penentuan Ukuran
F1 F1
1= (“Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin”. Sularso, 1994).
2. A1 2
2 d1
4
Dimana :
2
A 1 = Luas penampang Paku Keling (mm )
7,8766 2,16
1
2 d1
2
2. d1
4
Untuk menjaga keamanan kontruksi, tegangan geser kerja 1 harus lebih kecil atau sama
dengan kekuatan geser mulurnya Sys dimana tegangan gesernya adalah:
1 = Sys
2,16
2
0,73 (“Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin”. Sularso, 1994).
d1
d 1 = 2,95 mm
d 1 = 3 mm.
Plat Pembawa
Paku keling pada posisi ini berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari plat
pembawa dan selanjutnya ke Naaf dan poros yang digerakkan. Jumlah paku keling
disesuaikan dengan diameter dalam plat gesek dan diameter luar plat pembawa. Hal ini
disebabkan paku ini dipasang diantaranya dan jumlah yang cocok diambil 8 buah.
a. Analisa Gaya
Sesuai dengan prosedur pada bagian 6.1, gaya yang bekerja pada tiap Paku Keling
adalah :
T
F2= (“Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin”. Sularso, 1994).
n 2 .r2
Dengan jumlah Paku Keling n 2 = 8 buah. Jarak r 2 yang merupakan jarak Paku Keling
ke sumbu poros diperoleh dari :
Dn dg
r2 = 2.bn (“Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin”. Sularso, 1994).
4
Dimana :
Maka :
38,37 194,6
r2 = 2.(5,47) 97,96mm
4
Sehingga:
14.890
F2= 19,00kg
8.97,96
b. Pemilihan Bahan
Bahan Paku Keling untuk perancangan ini dipilih jenis bahan baja tipe SAE/AISI
2
1010 yang di rol panas (hot roller) dengan kekuatan tarik Sy = 1,83 kg/mm , maka kekuatan
2
geser mulurnya (shear yield strength) adalah 0,915 kg/mm .
c. Penentuan Ukuran
F2 F2
2 (“Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin”. Sularso, 1994).
2. A2 2
2 d2
4
19,00 19,00
2 2
2
d2 d2
2
2 = Sys
19,00
2
= 0,915
d2
d 2 = 6,19 mm
Paku Keling pada posisi ini berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari Plat
pembawa ke Naaf dan poros yang digerakkan. Jumlah Paku Keling disesuaikan dengan
diameter plat pembawa dan Naaf serta diameter poros dan jumlah yang sesuai adalah 4 buah.
a. Analisa Gaya
Sesuai dengan prosedur pada bagian 6.1, gaya yang bekerja pada tiap Paku Keling
adalah :
Mp
F3= (“Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin”. Sularso, 1994).
n3. r3
Dengan jumlah Paku Keling n 3 = 4 buah dan jarak r 3 yang merupakan jarak Paku Keling ke
sumbu poros direncanakan sejauh 50 mm, maka diperoleh :
14.890
F3= 74,45kg
4.50
b. Pemilihan Bahan
Bahan Paku Keling untuk perancangan ini dipilih jenis bahan baja tipe SAE/AISI1010
2
yang dirol panas (hot roller) dengan kekuatan tarik Sy=1,83 kg/ , maka kekuatan geser
2
mulurnya (shear yield strength) adalah 0,915 kg/mm .
c. Penentuan Ukuran
F3 F3
3 (“Dasar Perencanaan danPemilihan Elemen Mesin”. Sularso, 1994).
2. A3 2
2 d3
4
74,45 74,45
3 2
2
2.d3 d3
3 = Sys
74,45
= 2
= 0,915
d3
d 3 = 10,77
= 11mm