Anda di halaman 1dari 16

enin, 07 Mei 2012

Prosedur Pemilihan Uji Hipotesis


Oleh Dr.Elisabeth Surbakti

PENDAHULUAN
Untuk memperoleh suatu kesimpulan, biasanya diawali dengan asumsi atau pengandaian
tentang populasi yang ada. Asumsi atau Pengandaian tersebut, dapat dikatakan benar ataupun
mungkin tidak benar, hal inilah disebut hipotesis statistis atau disingkat hipotesis.
Hipotesis seperti yang kita ketahui pada mata kuliah statistik, yakni adanya dugaan yang
mungkin benar, atau mungkin juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima
jika faktor-faktor membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesis, sangat tergantung
kepada hasil-hasil penyelidikan terhadap faktor-faktor yang dikumpulkan.
Hipotesis dapat juga katakatan sebagai kesimpulan atau konklusi yang sifatnya
sangat sementara. Sebagai konklusi hipotesis tidak dibuat dengan sesuka hati, melainkan atas
dasar pengetahuan-pengetahuan tertentu. Pengetahuan ini sebagian dapat diambil dari hasil-hasil
atau problematika-problematika yang timbul dari penyelidikan-penyelidikan yang mendahului,
dari renungan-renungan atas dasar pertimbangan yang masuk akal, ataupun dari hasil-hasil
penyelidikan yang dilakukan sendiri. Jadi cukup membuat konklusi dari persoalan-persoalan yang
dikemukakan dan merumuskannya dalam bentuk statment (pernyataan).
Metode penelitian kuantitatif memiliki cakupan yang sangat luas. Secara umum, metode
penelitian kuantitatif dibedakan atas dua dikotomi besar, yaitu eksperimental dan non
eksperimental. Eksperimental dapat dipilah lagi menjadi eksperimen kuasi, subjek tunggal dsb.
Sedangkan noneksperimental berupa deskriptif, komparatif, korelasional, survey, ex post facto,
dsb. Ada beberapa istilah yang sering dirancukan di dalam penelitian. Istilah tersebut adalah
pendekatan, ancangan, rencana, desain, metode, dan teknik. Dalam kaitanya analisis menuju
keputusan atau kesimpulan akhir, penelitian kuantitatif banyak menggunakan konsep uji hipotesis,
hal ini untuk melihat signifikansi dari seting penelitian kaitanya dengan populasi dan sampel.
Berikut akan dijelaskan paradigma dan teknis uji hipotesis statistik didalam penelitian kuantitaif.

Konsep dasar Hipotesis


Definisi
Trealese (1960) memberikan definisi hipotesis sebagai suatu keterangan sementara dari
suatu fakta yang dapat diamati. Good dan Scates (1954) menyatakan bahwa hipotesis adalah
sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat
menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan
sebagai petunjuk untuk langkah-langkah selanjutnya. Kerlinger (1973) menyatakan hipotesis
adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan antara dua atau lebih variabel.
Dari hal tersebut katanya, hipotesis terdiri dari dua kata. Kata “HYPO” artinya “DI
BAWAH” dan “THESA”  artinya “KEBENARAN” jadi hipotesis dalam ejaan bahasa Indonesia
menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis.
Apabila  peneliti telah mendalami permasalahan penelitiannya dengan seksama serta
menetapkan anggapan dasar, maka lalu membuat suatu teori sementara, yang kebenarannya masih
perlu di uji (di bawah kebenaran). Inilah hipotesis peneliti akan bekerja berdasarkan hipotesis.
Peneliti mengumpulkan data-data yang paling berguna untuk membuktikan hipotesis. Berdasarkan
data yang terkumpul, peneliti akan menguji apakah hipotesis yang dirumuskan dapat naik status
menjadi teas, atau sebaliknya tumbang sebagai hipotesis, apabila ternyata tidak terbukti.
Terhadap hipotesis yang sudah dirumuskan peneliti dapat bersikap dua hal yakni :
1. Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak terbukti (pada akhir
penelitian).
2. Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda-tanda bahwa data yang terkumpul tidak
mendukung terbukti hipotesis (pada saat penelitian berlangsung).

Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian ilmiah, khususnya penelitian kuantitatif.
Terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya:
1. Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang
digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat
dari konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai konflik.
2. Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau di falsifikasi.
Hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat
ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk
menunjukkan benar atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang
menyusun dan mengujinya.

Untuk mengetahui kedudukan hipotesis antara lain :


1. Perlu di uji apakah ada data yang menunjuk hubungan variabel penyebab dan variabel akibat.
2. Adakah data yang menunjukkan bahwa akibat yang ada, ditimbulkan oleh penyebab itu.
3. Adanya data yang menunjukkan bahwa tidak ada penyebab lain yang bisa menimbulkan
akibat tersebut.
            Apabila ketiga hal tersebut dapat dibuktikan, maka hipotesis yang dirumuskan mempunyai
kedudukan yang kuat dalam penelitian. G.E.R Brurough mengatakan bahwa penelitian
berhipotesis penting dilakukan bagi :
1. Penelitian menghitung banyaknya sesuatu
2. Penelitian tentang perbedaan
3. Penelitian hubungan.

Kegunaan hipotesis antara lain :


1. Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan
perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
2. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam
penelitian.
3. Hipotesis memberikan arah kepada penelitian.
4. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan

Fungsi penting hipotesis di dalam penelitian, yaitu:


1. Untuk menguji teori,
2. Mendorong munculnya teori,
3. Menerangkan fenomena sosial,
4. Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian,
5. Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan.
Misalkan, seorang peneliti bidang kedokteran melakukan eksperimen tertentu, ingin melihat
apakah vaksin yang dia temukan lebih baik dari pada vaksin yang biasanya dipakai untuk
menyembuhkan penyakit tertentu. Dengan melalui langkah-langkah pada uji hipotesis, peneliti
tersebut akan dapat menentukan apakah vaksin tersebut lebih baik atau tidak, tentunya
menggunakan paradigma dan bahasa peluang

Jenis-jenis hipotesis
Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian antara lain :
1. Hipotesis kerja atau alternatif,  disingkat Ha, hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan
antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
Rumusan hipotesis kerja
a. Jika........ Maka...
b. Ada perbedaan antara....... Dan... Dalam...
c. Ada pengaruh........ Terhadap...
2. Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho.
Hipotesis nol menyatakan tidak ada perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya
pengaruh variabel X terhadap variabel Y
Rumusannya:
a. Tidak ada perbedaan antara... Dengan... Dalam...
b. Tidak ada pengaruh... terhadap...

Saran untuk memperoleh hipotesis:


1. Hipotesis induktif
Dalam prosedur induktif, penelitian merumuskan hipotesis sebagai suatu generalisasi dari
hubungan-hubungan yang diamati
2. Hipotesis deduktif
3. Dalam hipotesis deduktif, peneliti dapat memulai penyelidikan dengan memilih salah satu
teori yang ada dibidang yang menarik minatnya, setelah teori dipilih, lalu menarik hipotesis
dari teori ini.

Ciri-ciri hipotesis
Ciri-ciri hipotesis yang baik:
a. Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
b. Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel
c. Hipotesis harus dapat diuji
d. Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
e. Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.

Menggali dan merumuskan hipotesis


Dalam menggali hipotesis, peneliti harus :
1. Mempunyai banyak informasi tentang masalah yang ingin dipecahkan dengan jalan banyak
membaca literatur-literatur yang ada hubungannya dengan penelitian yang sedang
dilaksanakan.
2. Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat-tempat, objek-objek
serta hal-hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang sedang diselidiki.
3. Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan lainnya yang
sesuai dengan kerangka teori ilmu dan bidang yang bersangkutan.

Good dan scates memberikan beberapa sumber untuk menggali hipotesis :


Ilmu pengetahuan dan pengertian yang mendalam tentang ilmu
a. Wawasan serta pengertian yang mendalam tentang suatu wawasan
b. Imajinasi dan angan-angan
c. Materi bacaan dan literatur
d. Pengetahuan kebiasaan atau kegiatan dalam daerah yang sedang diselidiki.
e. Data yang tersedia
f. Kesamaan.
          Sebagai kesimpulan, maka beberapa petunjuk dalam merumuskan hipotesis dapat diberikan
sebagai berikut :
a. Hipotesis harus dirumuskan secara jelas dan padat serta spesifik
b. Hipotesis sebaiknya dinyatakan dalam kalimat deklaratif dan berbentuk pernyataan.
c. Hipotesis sebaiknya menyatakan hubungan antara dua atau lebih variabel yang dapat diukur.
d. Hendaknya dapat diuji
e. Hipotesis sebaiknya mempunyai kerangka teori.

Pemilihan Uji Hipotesis


Uji hipotesis yang sesuai akan membawa kita pada pengambilan kesimpulan yang sahih, tetapi
untuk mencapai keputusan dengan menggunakan uji tertentu, harus didasari berbagai
pertimbangan.
Langkah-langkah penggunaan tabel uji hipotesis adalah sebagai berikut :
a. Identifikasi skala pengukuran variabel
b. Tentukan jenis uji hipotesis
c. Identifikasi jumlah kelompok
d. Identifikasi pasangan/tidak berpasangan
e. Untuk variabel kategorikal, identifikasi apakah dapat dibuat tabel silang. (Kalau bisa,
tentukan jenis tabel silangnya).
f. Identifikasi persyaratan uji parametrik dan non parametrik
Dengan demikian, dapat menentukan uji hipotesis dengan berpedoman pada tabel Uji

Hipotesis dengan syarat peneliti harus memahami beberapa istilah:


a. Skala pengukuran variabel: kategorikal (nominal, ordinal) dan numeric (rasio dan interval)
b. Jenis hipotesis: komparatif / asosiatif dan korelatif
c. Jumlah kelompok data : 1 kelompok, 2 kelompok, > 2 kelompok
d. Pasangan: berpasangan atau tidak berpasangan
e. Tabel silang (baris kali kolom)
f. Syarat uji parametrik dan non parametric

Menguji hipotesis
          Sesudah hipotesis dirumuskan, hipotesis tersebut kemudian diuji secara empiris dan tes
logika. Untuk menguji suatu hipotesis, peneliti harus :
1. Menarik kesimpulan tentang konsekuensi-konsekuensi yang akan dapat diamati apabila
hipotesis tersebut benar.
2. Memilih metode-metode penelitian yang mungkin pengamatan , eksperimental, atau prosedur
lain yang diperlakukan untuk menunjukkan apakah akibat-akibat tersebut terjadi atau tidak.
3. Menerapkan metode ini serta mengumpulkan data yang dapat dianalisis untuk menunjukkan
apakah hipotesis tersebut didukung oleh data  atau tidak.

 Alat-Alat Uji Hipotesis Non Parametris


1. Hipotesis Diskriptif
Hipotesis diskriptif merupakan dugaan terhadap suatu variable dalam satu sampel walaupun
didalamnya bisa terdapat beberapa katagori.
Alat uji yang bisa dipergunakan adalah :
a. Test Binomial :
Syarat-syarat :
- Jawaban hanya terbagi dalam 2 jawaban (ya/tidak)
- Data Nominal
- Sampel Kecil
b. Chi Kuadrat :
- Pilihan lebih terdiri dari 2 atau lebih
- Data Nominal
- Sampel Besar (lebih / sama dengan 30)
- Sample yang digunakan : Sekelompok individu
Contoh : Sekelompok orang (30 individu dengan ciri yang sama) yang akan diteliti dalam kasus
tertentu.
2. Hipotesis Komparatif
Hipotesis Komparatif merupakan dugaan terhadap perbandingan nilai dua sampel atau lebih,
dalam hal komparasi ini terdapat beberapa macam yaitu :
a. Komparasi berpasangan (related) dalam dua sampel (ada hubungan antara kelompok yang
diuji (karakternya cenderung sama) lebih banyak digunakan pada penelitian eksperimental)
Metode pengujian yang dapat digunakan dua cara yaitu :
1. Satu kelompok diukur dua kali sebelum dan sesudah.
Misal :
Kinerja pegawai negeri diukur sebelum dan sesudah penataan lembaga.
2. Dua kelompok berpasangan diukur bersamaan.
Misal :
2. Kinerja dua lembaga pemerintah, lembaga A diberikan dirasionalisasi pegawainya ,
lembaga B tidak, kemudian diukur apakah terdapat perbedaan kinerja diantara keduanya ?

Alat Uji yang bisa dipergunakan adalah :


a. Mc Nemar Test.
Syarat-syarat : Data Nominal ( ada / tidak perubahan)
·          Bersifat Before after.
b. Sign Test
Data nominal dengan tanda perubahan ( + / -)
Bisa dipergunakan secara berpasangan.
c. Wilcoxon Mach Pair Test
Data ordinal melihat perubahan(+/-) dengan skala, misal 1- 10
Sampel :
Dua kelompok individu yang saling berhubungan dalam suatu kasus.
Contoh : Dua kelompok (masing-masing 40 orang), satu kelompok distimulasi, kelompok yang
lain tidak.

b. Komparasi dua sampel Independen. (tidak ada hubungan antara kelompok yang diuji
(karakternya cenderung berbeda) lebih banyak digunakan pada penelitian survey)
Contoh 2 sampel independen :
1. Pengusaha ekonomi kuat dengan pengusaha ekonomi lemah
2. Partai lama dan partai baru
3. Pria dan wanita
Alat uji yang dapat digunakan :
1. Mann Whitney Test
Digunakan bila menguji hipotesis komparatif dua sampel independen dengan data ordinal.
2. Kolmogorov Smirnov Test
Digunakan bila menguji hipotesis komparatif dua sampel independen dengan data ordinal
dan disusun dalam table distribusi frekuensi dengan frekuensi kumulatif
3. Wald Wolfowitz Test
Test ini digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel independen
bila datanya disusun dalam bentuk ordinal dan disusun dalm bentuk run.6
c.  Komparasi K sampel Berpasangan/Berkorelasi. (Kelompok sampel lebih dari 2 (dengan
karakter yang sama)
Di dalam penelitian ini kelompok sampel dapat diambil lebih dari dua dengan karakter sampel
yang berhubungan, Misal kelompok pegawai negeri A, B dan C.
·         Alat Uji yang bisa dipakai
1. Test Cochran.
Test ini digunakan dalam pengujian hipotesis komparatif K sampel berkorelasi dengan
data Nominal dan dikotomis (Ya/Tidak)
2. Test Friedman.
Friedman Two Way Anova (Analisis Varian Dua Jalan Friedman). Digunakan untuk
menguji hipotesis komparatif K sampel berkorelasi dengan data ordinal (ranking).

d.  Komparasi K sampel Independen / tidak Berkorelasi. (Kelompok sampel lebih dari 2 (dengan
karakter yang berbeda)
Di dalam penelitian ini kelompok sampel dapat diambil lebih dari dua dengan karakter sampel
yang tidak berkorelasi, Misalnya pegawai dengan golongan I, II dan III, atau Pegawai negeri
sipil, tentara dan swata.
·         Alat Uji yang dapat dipergunakan
1. Median Extention.
Test ini dipergunakan untuk menguji hipotesis komparatif median K sampel independen
dengan data ordinal, dalam test ini jumlah sampel tidak harus sama.
2. Analisis Varian Satu Jalan Kruskal Walls
Test ini dipergunakan untuk menguji hipotesis komparatif K sampel independen dengan
data ordinal.
3)  Hipotesis Asosiatif
Menguji hipotesis asosiatif berarti menguji hubungan antar dua variable atau lebih yang ada
pada sampel untuk diberlakukan pada seluruh populasi dimana sampel tersebut diambil.
Terdapat tiga macam hubungan antar variabel, yaitu :
1. Hubungan simetris
2. Hubungan sebab akibat
3. Hubungan interaktif/resiprocal (saling mempengaruhi)

Alat uji yang dapat dipergunakan dalam penelitian ini adalah :


1. Koefisien Kontingensi.
Alat uji ini dipergunakan untuk menghitung hubungan antara variabel bila datanya Nominal.
2. Korelasi Spearman Rank
Korelasi Rank Spearman dipergunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji
signifikansi hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel yang dihubungkan
berbentuk ordinal dan sampelnya kecil.
3. Korelasi Kendall Tau.
Koefisien Korelasi Kendall Ta dipergunakan untuk mencari hubungan dua atau lebih variabel
dengan data ordinal dan sampelnya besar (>=30).6

Ukuran Sampel
Menurut Roscoe dalam buku research Methods For Busines (1992 : 50) memberikan
saran-saran sebagai berikut :
1. Ukuran sampel yang layan dalam penelitian kuantitatif adalah antara 30 sd 500.
2. Bila sampel dibagi dalam katagori (contoh : pria-wanita) maka sampel setiap katagori
minimal 30.
3. Bila penelitian melakukan analisis multivariat (korelasi atau regresi) maka naggota sampel
minimal 10 kali dari jumlah variabel yang ditelti, misal terdapat 1 variabel dependen dan 3
variabel independen maka jumlah sampel minimal 1 + 3 = 4 x 10 = 40.
4. Untuk penelitian eksperimen sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel masing-masing 10 sd 20.
Penutup
Hipotesis merupakan dugaan yang mungkin benar, atau mungkin juga salah. Hipotesis
akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika faktor-faktor
membenarkannya. Hipotesis dapat juga dipandang sebagai konklusi yang sifatnya sangat
sementara.
Konsep pemilihan uji hipotesis berpedoman pada pemahaman beberapa istilah dalam
penelitian, yaitu skala pengukuran variabel: kategorikal (nominal, ordinal) dan numeric (rasio dan
interval), jenis hipotesis: komparatif / asosiatif dan korelatif, jumlah kelompok data : 1 kelompok,
2 kelompok, > 2 kelompok, pasangan: berpasangan atau tidak berpasangan, tabel silang (baris kali
kolom) dan syarat uji parametrik dan non parametrik. Uji non parametric meliputi uji hipotesis
deskriptif, komparatif dan asosiatif.

===================SELAMAT BELAJAR=============================

Lanjutan ...

Jenis-jenis Hipotesis Penelitian


Ada beberapa jenis hipotesis. Untuk mempermudah dalam mempelajari, dapat diklasifikasikan
berdasarkan rumusannya dan proses pemerolehannya.
a. Ditinjau dari rumusannya, dibedakan menjadi :
1. Hipotesa kerja, yaitu jawaban sementara “yang sebenarnya” yang merupakan sintesis dari
hasil kajian teoritis. Hipotesa kerja biasanya disingkat H1 atau Ha.
2. Hipotesa nol atau hipotesa statistik, merupakan lawan dari hipotesis kerja dan sering
disingkat Ho.
Ada kalanya peneliti merumuskannya dalam bentuk H1 dan Ho untuk satu permasalahan
penelitian. Hal ini didasari atas pertimbangan bahwa Ho “sengaja” dipersiapkan untuk ditolak,
sedangkan H1 “dipersiapkan” untuk diterima (Sudarwan Danim dan Darwis, 2003:171).

b. Ditinjau dari proses pemerolehannya, dibedakan menjadi:


1. Hipotesis induktif, yaitu hipotesa yang dirumuskan berdasarkan pengamatan untuk
menghasikan teori baru (pada penelitian kualitatif)
2. Hipotesis deduktif, merupakan hipotesa yang dirumuskan berdasarkan teori ilmiah yang
telah ada (pada penelitian kuantitatif).
Hubungan antara hipotesa dengan observasi dan teori ilmiah pada hipotesis induktif dan deduktif
dapat divisualisasikan sebagai berikut (Trochim, 2005).

Hipotesis Penelitian

Macam Macam Hipotesis Berdasarkan Bentuknya


Hipotesis terdapat tiga macam atau jenis atau lebih tepatnya disebut dengan “istilah bentuk
hipotesis.”

Hipotesis Deskriptif
Hipotesis Deskriptif adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang bersifat
deskriptif atau persamasalahan yang berhubungan dengan variabel tunggal.
Contoh Hipotesis Deskriptif yaitu: Misalnya ada seorang peneliti yang ingin mengetahui bahwa,
apakah Jamu Merk A yang dijual di pasaran mengandung bahan kimia berbahaya. Maka peneliti
tersebut kemudian menyusun sebuah rumusan masalah sebagai berikut: Apakah Jamu Merk A
yang dijual di pasaran mengandung bahan kimia berbahaya?
Didalam penelitian tersebut, variabel yang digunakan ialah variabel tunggal, yaitu Jamu Merk A
yang dijual pasaran. Maka oleh karena itu, hipotesa yang digunakan dalam penelitian tersebut
adalah Hipotesis Deskriptif.
Selanjutnya ada dua pilihan yang dapat dibuat oleh peneliti tersebut sesuai dengan konsep teori
yang digunakannya, yaitu:
H0 : Jamu yang dijual di pasaran tersebut mengandung bahan kimia berbahaya. Atau:
H1 : Jamu yang dijual di pasaran tersebut tidak mengandung bahan kimia berbahaya.

Hipotesis Komparatif
Hipotesis Komparatif adalah sebuah dugaan atau jawaban sementara terhadap rumusan masalah
yang sifatnya untuk menjawab pertanyaan perbandingan atau komparasi antara 2 variabel.
Contoh Hipotesis Komparatif yaitu: Seorang peneliti ingin mengetahui adanya perbedaan antara
tingkat kematian kasus virus corona dan kasus virus flu burung. Apakah keduanya mempunyai
tingkat kematian yang sama atau berbeda.
Maka selanjutnya dalam penelitian tersebut, peneliti menggunakan variabel yang bersifat jamak.
Pada Variabel yang pertama digunakan untuk menilai tingkat kematian akibat virus Corona, dan
yang kedua adalah tingkat kematian akibat virus flu burung.
Maka oleh karena itu, dalam permasalahan tersebut, hipotesis yang digunakan ialah Hipotesis
Komparatif atau perbandingan, sebab didalamnya berisi tentang perbandingan antara dua variabel
yaitu tingkat kematian akibat virus corona dan tingkat kematian akibat virus flu burung.
Selanjutnya ada dua pilihan yang dapat dibuat oleh peneliti tersebut yang sesuai dengan konsep
keilmuannya, yaitu:
H0 : Tingkat kematian akibat virus corona tidak berbeda dengan tingkat kematian akibat
virus flu burung. Atau:
H1 : Tingkat kematian akibat virus corona berbeda dengan tingkat kematian akibat virus flu
burung.

Hipotesis Asosiatif
Hipotesis Asosiatif adalah sebuah jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang didalamnya
untuk menjawab pertanyaan adakah hubungan antara dua variabel penelitian.
Contoh Hipotesis Asosiatif yaitu: Ada seorang peneliti yang akan meneliti apakah tingkat
keparahan akibat infeksi virus corona berhubungan dengan jenis kelamin penderita?
Sehingga peneliti tersebut akan membuat rumusan masalah sebagai berikut: Apakah tingkat
keparahan akibat infeksi virus corona berhubungan dengan jenis kelamin penderita?
Maka dalam rumusan masalah tersebut, variabel yang digunakan dalam penelitian adalah variabel
jamak. Pada Variabel yang pertama adalah tingkat keparahan akibat infeksi virus corona.
Sedagkan variabel kedua adalah jenis kelamin penderita. Maka oleh karena itu, dalam menjawab
permasalahan tersebut, hipotesa penelitian yang digunakan adalah Hipotesis Asosiatif, sebab
didalamnya mengandung makna untuk menilai adanya hubungan antara dua variabel penelitian.
Selanjutnya ada dua pilihan yang dapat dibuat oleh peneliti tersebut sesuai dengan konsep teori
yang digunakannya, yaitu:
H0 : Tingkat keparahan akibat infeksi virus corona tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin
penderita. Atau

H1 : Tingkat keparahan akibat infeksi virus corona dipengaruhi oleh jenis kelamin penderita.

Syarat Penyusunan Hipotesis


Dalam menyusun hipotesa, terdapat syarat-syarat yang harus dipatuhi, antara lain:
1. Haruslah dirumuskan secara singkat, padat serta jelas.
2. Harus menunjukkan adanya sebuah hubungan antara dua atau lebih variabel dalam
penelitian.
3. Haruslah berdasarkan pada pendapat atau teori-teori dari para pakar atau hasil dari
penelitian lainnya yang relevan.
Berdasarkan penjelasan yang panjang di atas, mulai dari pengertian sampai dengan jenis-jenis
hipotesis, maka statistik coba membuat kesimpulan tentang artikel Hipotesis atau yang dalam
Bahasa Indonesia lebih dikenal dengan istilah Hipotesa. Berikut kesimpulannya:
Kesimpulan Konsep Hipotesis
Hipotesa penelitian adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Jika kita
melakukan penelitian, maka kita akan dihadapkan pada hipotesa penelitian, terutama dalam
penelitian kuantitatif.
Hipotesa penelitian dibuat oleh peneliti sebagai acuan dalam menentukan langkah selanjutnya
yang harus dilakukan untuk membuat kesimpulan-kesimpulan penelitian. Jenis Hipotesis
Penelitian antara lain: Hipotesa kerja, hipotesa nol, hipotesa induktif dan hipotesa deduktif.
Apa yang dimaksud dengan Hipotesis?
Hipotesis adalah jawaban yang masih bersifat sementara terhadap suatu masalah yang sifatnya
masih praduga sebab masih harus dibuktikan terlebih dahulu akan kebenarannya melalui sebuah
penelitian atau percobaan.
Apa yang dimaksud dengan h0 dan h1 pada pengujian Hipotesis?
Hipotesis nol atau H0 adalah sebuah pernyataan yang didalamnya tidak ada perbedaan antara
parameter dengan statistik. Sedangkan, lawan dari Hipotesis Nol ialah hipotesis alternatif atau
biasa disebut H1 atau Ha, yang didalamnya menyatakan adanya perbedaan antara parameter dan
statistik.

Apa saja yang harus dilakukan dalam penyusunan Hipotesis?


 Pertama ialah merumuskan masalah, artinya kita harus menentukan atau menetapkan
masalah yang akan diteliti sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan atau fenomena di
lapangan.
 Langkah kedua adalah menetapkan Hipotesis dari permasalahan tersebut.
selanjutnya adalah mentukan Hipotesa awalannya.
 Berikutnya ialah mengumpulkan fakta-fakta yang bersifat relevan dan/atau
berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.
 Setelah tahap pengumpulan data secara obyektif dalam bentuk fakta-fakta, selanjutnya
adalah membandingkan fakta-fakta yang didapat tersebut apakah benar-benar relevan
ataukah tidak.
 Selanjutnya ialah masuk tahap membandingkan, yaitu melakukan pengujian terhadap
Hipotesa tersebut hingga mendapatkan jawaban sesungguhnya dari pertanyaan
penelitian yang awalnya masih praduga.
 Dan tahap akhir ialah penerapan dari jawaban hipotesis yang sudah teruji kebenarannya
melalui tahapan penelitian di awal tadi.

Contoh Hipotesis Penelitian


Contoh Hipotesis Deskriptif
Seberapa besar rata-rata penurunan Hemoglobin pada penderita Demam Berdarah Dengue?
Rumusan:
H0 : rata-rata penurunan hemogolovin pada penderita Demam Berdarah Dengue adalah 200.000.
Seberapa besar angka pengangguran di Provinsi A Tahun 2020?
Rumusan:
H1 : Angka Pengangguran di Provinsi A Tahun 2020 adalah 10%.

Contoh Hipotesis Asosiatif


1. Apakah terdapat hubungan antara merokok dengan penyakit kanker?

Rumusan:
H0 : Tidak terdapat hubungan antara merokok dengan penyakit kanker.
H1 : Terdapat hubungan antara merokok dengan penyakit kanker.

2. Apakah ada pengaruh gaya kempemimpinan terhadap kinerja karyawan?


H0 : Tidak ada pengaruh gaya kempemimpinan terhadap kinerja karyawan.
H1 : Ada pengaruh gaya kempemimpinan terhadap kinerja karyawan.

3. Apakah terdapat pengaruh jumlah komisaris independen terhadap return saham?


H0 : Tidak terdapat pengaruh jumlah komisaris independen terhadap return saham.
H1 : Terdapat pengaruh jumlah komisaris independen terhadap return saham.

Contoh Hipotesis Komparatif


1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara metode konvensional dengan
metode modern?
H0: Tidak terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara metode konvensional dengan
metode modern.
H1: Terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara metode konvensional dengan metode
modern.
2. Apakah terdapat perbedaan kejadian pre eklampsia antara ibu primigravida dengan
multigravida?
H0: Tidak terdapat perbedaan kejadian pre eklampsia antara ibu primigravida dengan
multigravida.
H1: Terdapat perbedaan kejadian pre eklampsia antara ibu primigravida dengan multigravida.
 
3. Apakah terdapat perbedaan kematian larva antara kadar larutan A dengan B?
H0 : Tidak terdapat perbedaan kematian larva antara kadar larutan A dengan B.
H1 : Terdapat perbedaan kematian larva antara kadar larutan A dengan B.
Demikian kesimpulan yang dapat di buat dalam memahami tentang konsep hipotesis penelitian.
Semoga bermanfaat bagi para pembaca, terutama yang sedang bersiap atau sedang menyusun
proposal penelitian.

Anda mungkin juga menyukai