PENDAHULUAN
Untuk memperoleh suatu kesimpulan, biasanya diawali dengan asumsi atau pengandaian
tentang populasi yang ada. Asumsi atau Pengandaian tersebut, dapat dikatakan benar ataupun
mungkin tidak benar, hal inilah disebut hipotesis statistis atau disingkat hipotesis.
Hipotesis seperti yang kita ketahui pada mata kuliah statistik, yakni adanya dugaan yang
mungkin benar, atau mungkin juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima
jika faktor-faktor membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesis, sangat tergantung
kepada hasil-hasil penyelidikan terhadap faktor-faktor yang dikumpulkan.
Hipotesis dapat juga katakatan sebagai kesimpulan atau konklusi yang sifatnya
sangat sementara. Sebagai konklusi hipotesis tidak dibuat dengan sesuka hati, melainkan atas
dasar pengetahuan-pengetahuan tertentu. Pengetahuan ini sebagian dapat diambil dari hasil-hasil
atau problematika-problematika yang timbul dari penyelidikan-penyelidikan yang mendahului,
dari renungan-renungan atas dasar pertimbangan yang masuk akal, ataupun dari hasil-hasil
penyelidikan yang dilakukan sendiri. Jadi cukup membuat konklusi dari persoalan-persoalan yang
dikemukakan dan merumuskannya dalam bentuk statment (pernyataan).
Metode penelitian kuantitatif memiliki cakupan yang sangat luas. Secara umum, metode
penelitian kuantitatif dibedakan atas dua dikotomi besar, yaitu eksperimental dan non
eksperimental. Eksperimental dapat dipilah lagi menjadi eksperimen kuasi, subjek tunggal dsb.
Sedangkan noneksperimental berupa deskriptif, komparatif, korelasional, survey, ex post facto,
dsb. Ada beberapa istilah yang sering dirancukan di dalam penelitian. Istilah tersebut adalah
pendekatan, ancangan, rencana, desain, metode, dan teknik. Dalam kaitanya analisis menuju
keputusan atau kesimpulan akhir, penelitian kuantitatif banyak menggunakan konsep uji hipotesis,
hal ini untuk melihat signifikansi dari seting penelitian kaitanya dengan populasi dan sampel.
Berikut akan dijelaskan paradigma dan teknis uji hipotesis statistik didalam penelitian kuantitaif.
Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian ilmiah, khususnya penelitian kuantitatif.
Terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya:
1. Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang
digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat
dari konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai konflik.
2. Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau di falsifikasi.
Hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat
ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk
menunjukkan benar atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang
menyusun dan mengujinya.
Jenis-jenis hipotesis
Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian antara lain :
1. Hipotesis kerja atau alternatif, disingkat Ha, hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan
antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok.
Rumusan hipotesis kerja
a. Jika........ Maka...
b. Ada perbedaan antara....... Dan... Dalam...
c. Ada pengaruh........ Terhadap...
2. Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho.
Hipotesis nol menyatakan tidak ada perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya
pengaruh variabel X terhadap variabel Y
Rumusannya:
a. Tidak ada perbedaan antara... Dengan... Dalam...
b. Tidak ada pengaruh... terhadap...
Ciri-ciri hipotesis
Ciri-ciri hipotesis yang baik:
a. Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
b. Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel
c. Hipotesis harus dapat diuji
d. Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
e. Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.
Menguji hipotesis
Sesudah hipotesis dirumuskan, hipotesis tersebut kemudian diuji secara empiris dan tes
logika. Untuk menguji suatu hipotesis, peneliti harus :
1. Menarik kesimpulan tentang konsekuensi-konsekuensi yang akan dapat diamati apabila
hipotesis tersebut benar.
2. Memilih metode-metode penelitian yang mungkin pengamatan , eksperimental, atau prosedur
lain yang diperlakukan untuk menunjukkan apakah akibat-akibat tersebut terjadi atau tidak.
3. Menerapkan metode ini serta mengumpulkan data yang dapat dianalisis untuk menunjukkan
apakah hipotesis tersebut didukung oleh data atau tidak.
b. Komparasi dua sampel Independen. (tidak ada hubungan antara kelompok yang diuji
(karakternya cenderung berbeda) lebih banyak digunakan pada penelitian survey)
Contoh 2 sampel independen :
1. Pengusaha ekonomi kuat dengan pengusaha ekonomi lemah
2. Partai lama dan partai baru
3. Pria dan wanita
Alat uji yang dapat digunakan :
1. Mann Whitney Test
Digunakan bila menguji hipotesis komparatif dua sampel independen dengan data ordinal.
2. Kolmogorov Smirnov Test
Digunakan bila menguji hipotesis komparatif dua sampel independen dengan data ordinal
dan disusun dalam table distribusi frekuensi dengan frekuensi kumulatif
3. Wald Wolfowitz Test
Test ini digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel independen
bila datanya disusun dalam bentuk ordinal dan disusun dalm bentuk run.6
c. Komparasi K sampel Berpasangan/Berkorelasi. (Kelompok sampel lebih dari 2 (dengan
karakter yang sama)
Di dalam penelitian ini kelompok sampel dapat diambil lebih dari dua dengan karakter sampel
yang berhubungan, Misal kelompok pegawai negeri A, B dan C.
· Alat Uji yang bisa dipakai
1. Test Cochran.
Test ini digunakan dalam pengujian hipotesis komparatif K sampel berkorelasi dengan
data Nominal dan dikotomis (Ya/Tidak)
2. Test Friedman.
Friedman Two Way Anova (Analisis Varian Dua Jalan Friedman). Digunakan untuk
menguji hipotesis komparatif K sampel berkorelasi dengan data ordinal (ranking).
d. Komparasi K sampel Independen / tidak Berkorelasi. (Kelompok sampel lebih dari 2 (dengan
karakter yang berbeda)
Di dalam penelitian ini kelompok sampel dapat diambil lebih dari dua dengan karakter sampel
yang tidak berkorelasi, Misalnya pegawai dengan golongan I, II dan III, atau Pegawai negeri
sipil, tentara dan swata.
· Alat Uji yang dapat dipergunakan
1. Median Extention.
Test ini dipergunakan untuk menguji hipotesis komparatif median K sampel independen
dengan data ordinal, dalam test ini jumlah sampel tidak harus sama.
2. Analisis Varian Satu Jalan Kruskal Walls
Test ini dipergunakan untuk menguji hipotesis komparatif K sampel independen dengan
data ordinal.
3) Hipotesis Asosiatif
Menguji hipotesis asosiatif berarti menguji hubungan antar dua variable atau lebih yang ada
pada sampel untuk diberlakukan pada seluruh populasi dimana sampel tersebut diambil.
Terdapat tiga macam hubungan antar variabel, yaitu :
1. Hubungan simetris
2. Hubungan sebab akibat
3. Hubungan interaktif/resiprocal (saling mempengaruhi)
Ukuran Sampel
Menurut Roscoe dalam buku research Methods For Busines (1992 : 50) memberikan
saran-saran sebagai berikut :
1. Ukuran sampel yang layan dalam penelitian kuantitatif adalah antara 30 sd 500.
2. Bila sampel dibagi dalam katagori (contoh : pria-wanita) maka sampel setiap katagori
minimal 30.
3. Bila penelitian melakukan analisis multivariat (korelasi atau regresi) maka naggota sampel
minimal 10 kali dari jumlah variabel yang ditelti, misal terdapat 1 variabel dependen dan 3
variabel independen maka jumlah sampel minimal 1 + 3 = 4 x 10 = 40.
4. Untuk penelitian eksperimen sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel masing-masing 10 sd 20.
Penutup
Hipotesis merupakan dugaan yang mungkin benar, atau mungkin juga salah. Hipotesis
akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika faktor-faktor
membenarkannya. Hipotesis dapat juga dipandang sebagai konklusi yang sifatnya sangat
sementara.
Konsep pemilihan uji hipotesis berpedoman pada pemahaman beberapa istilah dalam
penelitian, yaitu skala pengukuran variabel: kategorikal (nominal, ordinal) dan numeric (rasio dan
interval), jenis hipotesis: komparatif / asosiatif dan korelatif, jumlah kelompok data : 1 kelompok,
2 kelompok, > 2 kelompok, pasangan: berpasangan atau tidak berpasangan, tabel silang (baris kali
kolom) dan syarat uji parametrik dan non parametrik. Uji non parametric meliputi uji hipotesis
deskriptif, komparatif dan asosiatif.
===================SELAMAT BELAJAR=============================
Lanjutan ...
Hipotesis Penelitian
Hipotesis Deskriptif
Hipotesis Deskriptif adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang bersifat
deskriptif atau persamasalahan yang berhubungan dengan variabel tunggal.
Contoh Hipotesis Deskriptif yaitu: Misalnya ada seorang peneliti yang ingin mengetahui bahwa,
apakah Jamu Merk A yang dijual di pasaran mengandung bahan kimia berbahaya. Maka peneliti
tersebut kemudian menyusun sebuah rumusan masalah sebagai berikut: Apakah Jamu Merk A
yang dijual di pasaran mengandung bahan kimia berbahaya?
Didalam penelitian tersebut, variabel yang digunakan ialah variabel tunggal, yaitu Jamu Merk A
yang dijual pasaran. Maka oleh karena itu, hipotesa yang digunakan dalam penelitian tersebut
adalah Hipotesis Deskriptif.
Selanjutnya ada dua pilihan yang dapat dibuat oleh peneliti tersebut sesuai dengan konsep teori
yang digunakannya, yaitu:
H0 : Jamu yang dijual di pasaran tersebut mengandung bahan kimia berbahaya. Atau:
H1 : Jamu yang dijual di pasaran tersebut tidak mengandung bahan kimia berbahaya.
Hipotesis Komparatif
Hipotesis Komparatif adalah sebuah dugaan atau jawaban sementara terhadap rumusan masalah
yang sifatnya untuk menjawab pertanyaan perbandingan atau komparasi antara 2 variabel.
Contoh Hipotesis Komparatif yaitu: Seorang peneliti ingin mengetahui adanya perbedaan antara
tingkat kematian kasus virus corona dan kasus virus flu burung. Apakah keduanya mempunyai
tingkat kematian yang sama atau berbeda.
Maka selanjutnya dalam penelitian tersebut, peneliti menggunakan variabel yang bersifat jamak.
Pada Variabel yang pertama digunakan untuk menilai tingkat kematian akibat virus Corona, dan
yang kedua adalah tingkat kematian akibat virus flu burung.
Maka oleh karena itu, dalam permasalahan tersebut, hipotesis yang digunakan ialah Hipotesis
Komparatif atau perbandingan, sebab didalamnya berisi tentang perbandingan antara dua variabel
yaitu tingkat kematian akibat virus corona dan tingkat kematian akibat virus flu burung.
Selanjutnya ada dua pilihan yang dapat dibuat oleh peneliti tersebut yang sesuai dengan konsep
keilmuannya, yaitu:
H0 : Tingkat kematian akibat virus corona tidak berbeda dengan tingkat kematian akibat
virus flu burung. Atau:
H1 : Tingkat kematian akibat virus corona berbeda dengan tingkat kematian akibat virus flu
burung.
Hipotesis Asosiatif
Hipotesis Asosiatif adalah sebuah jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang didalamnya
untuk menjawab pertanyaan adakah hubungan antara dua variabel penelitian.
Contoh Hipotesis Asosiatif yaitu: Ada seorang peneliti yang akan meneliti apakah tingkat
keparahan akibat infeksi virus corona berhubungan dengan jenis kelamin penderita?
Sehingga peneliti tersebut akan membuat rumusan masalah sebagai berikut: Apakah tingkat
keparahan akibat infeksi virus corona berhubungan dengan jenis kelamin penderita?
Maka dalam rumusan masalah tersebut, variabel yang digunakan dalam penelitian adalah variabel
jamak. Pada Variabel yang pertama adalah tingkat keparahan akibat infeksi virus corona.
Sedagkan variabel kedua adalah jenis kelamin penderita. Maka oleh karena itu, dalam menjawab
permasalahan tersebut, hipotesa penelitian yang digunakan adalah Hipotesis Asosiatif, sebab
didalamnya mengandung makna untuk menilai adanya hubungan antara dua variabel penelitian.
Selanjutnya ada dua pilihan yang dapat dibuat oleh peneliti tersebut sesuai dengan konsep teori
yang digunakannya, yaitu:
H0 : Tingkat keparahan akibat infeksi virus corona tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin
penderita. Atau
H1 : Tingkat keparahan akibat infeksi virus corona dipengaruhi oleh jenis kelamin penderita.
Rumusan:
H0 : Tidak terdapat hubungan antara merokok dengan penyakit kanker.
H1 : Terdapat hubungan antara merokok dengan penyakit kanker.