Anda di halaman 1dari 9

RENCANA PERAWATAN

Definisi: Rencana untuk penatalaksanaan kasus, meliputi seluruh prosedur yang dibutuhkan untuk
menjaga dan memelihara kesehatan mulut (Silabus Periodonti edisi 4)

Tujuan:

1. Mengurangi atau menghilangkan semua factor etiologi


2. Mengurangi atau mengeliminasi semua poket dan memelihara kedalaman sulkus normal
3. Merestorasi fungsi gingiva dan bentuk tulang
4. Memelihara oklusi fungsional dengan melakukan prosedur restoratif dan penyesuaian oklusal
5. Menjaga kesehatan periodontal melalui pengendalian plak yang dilakukan oleh pasien dan
kunjungan berkala ke dokter gigi (Silabus Periodonti edisi 4)

Tujuan jangka pendek : Menghilangkan keradangan dan kondisi lain yang menjadi factor pemicu.
(Carranza, 2015)

Tujuan jangka panjang: Rekontruksi dari kondisi rongga mulut secara keseluruhan sehingga baik
fungsi maupun estetiknya bisa tercapai. (Carranza, 2015)

Tahap perawatan
1. Preliminary Phase or Emergency Phase
Perawatan pada fase emergensi terdiri dari:
• Dental or periapical abscess.
• Periodontal abscess.
Extraction of hopeless teeth and provisional replacement if needed.
2. Phase I Therapy (Etiotropic Phase)
• Plaque control
Pengambilan bakteri plak dan pencegahannya terhadap penumpukan bakteri tersebut pada gigi
dan permukaan gingiva, dapat dilakukan sendiri di rumah dan oleh dokter gigi. Cara melakukan
control plak:
a. Menyikat gigi dengan benar (waktu, durasi, teknik)
b. Alat pembersih interdental
c. Caries control, karies yang perlu ditambal
d. Kontrol plak secara kimia dengan obat kumur
e. Disclosing agent
• Diet control
Untuk pasien dengan rampan karies mengurangi makanan yang kariogenik
• Removal of calculus and root planning
Dengan scaling dan root planning
• Correction of restorative and prosthetic irritational factors.
• Excavation of caries and restorations (temporary or final).
Khususnya untuk karies dekat dengan margin gingiva yaitu karies kelas II dan kelas V
• Antimicrobial therapy.
• Occlusal therapy.
• Minor orthodontic movement.

Perawatan orthodontic dapat memberikan beberapa manfaat untuk pasien dengan kerusaan
periodontal:
a. Memperbaiki crowded dan malposisi pada gigi anterior maksila dan mandibular
memperbaiki pembersihan pada permukaan seluruh gigi
b. Reposisi gigi secara vertical bisa memperbaiki tipe tertentu dari defek osseus
pada pasien periodontal. Pada kebanyakan kasus terapi orthodontic ini
mengurangi kebutuhan resektif osseus surgery
c. Terapi orthodontic meningkatkan estetik gingiva margin sebelum restorative.
Memperbaiki gingival margin secara ortho menghindari rekonturing gingiva
dimana berpotensi menyebabkan kehilangan tulang dan tereksposnya akar gigi.
d. Pasien dengan fraktur gigi anterior maksila memerlukan. Di situasi ini gigi
ekstruded menyebabkan preparasi crown bentuk resisten dan retensi yang cukup
untuk final restorasi.
e. Terapi orthodontic dapat memperbaiki gingiva yang terbuka untuk memperbaiki
kehilangan papilla. Jika gingiva terbuaka terletak di anterior maksila akan sangat
tidak estetik. Koreksi dapat dilakukan dengan kombinasi orthodontic root
movement, tooth reshaping, and restorasi
f. Terapi orthodontic dapat membantu mendekatkan posisi gigi sebelum
pemasangan implant atau pemasangan gigi. Ini berhasil khususnya pada pasien
dengan kehilangan gigi untuk beberapa tahun

• Provisional splinting.
3. Evaluation of Response to Phase I
Mengevaluasi respon pasien terhadap perawatan pada fase 1 dengan melakukan pengecekan:
• Pocket depth and gingival inflammation.
Memeriksa kedalaman poket dan ada/tidaknya inflamasi pada gingiva
• Plaque and calculus, caries.
Memeriksa kalkulus dan karies
4. Phase II Therapy (Surgical Phase)
• Periodontal surgery including placement of implants
• Root canal treatment
5. Phase III Therapy (Restorative Phase)
• Final restorations.
• Fixed and removable prosthesis.
• Evaluation of response to restorative procedures.
• Periodontal examination.
6. Phase IV Therapy (Maintenance Phase)
• Periodic recall visits.
Panggilan untuk melakukan kunjungan berkala
• Checking for plaque and calculus.
Memeriksa ada/tidaknya plak dan kalkulus yang masih tersisa
• Gingival condition (Pockets, inflammation).
Memeriksa kondisi gingiva, adanya poket atau inflamasi
• Occlusion, tooth mobility and other pathologic changes.
Memeriksa oklusi, kegoyangan gigi dan kelainan pathologis lainnya
SCALING DAN ROOT PLANNING

Definisi :

- Scaling: proses pembuangan plak dan kalkulus dari permukaan gigi, baik supragingiva
maupun sub gingiva
- Root planning: proses pembuangan sisa kalkulus yang terpendam dan jaringan nekrotik
pada sementum untuk menghasilkan permukaan akar gigi yang licin dank eras.

Tujuan : Mengembalikan kesehatan gingiva dengan cara menghilangkan etiologi yang menyebabkan
radang

Prinsip:

1. Detection Skill
Kalkulus supragingiva bisa dideteksi secara visual sedangkan kalkulus sub gingiva diperlukan
penggunaan alat berupa periodontal probe atau explorer (tactile skillS)
2. Supragingiva scaling technique
Kalkulus terletak di atas gingiva sehingga adaptasi dan angulasi lebih mudah dilakukan. Alat yang
digunakan : sickle, hoe, chisel, ultrasonic instrument
3. Subgingiva scaling technique
Kalkulus berada di bawah gingiva menjadi lebih sulit dibersihkan. Alat yang digunakan adalah
kuret.
Alat : Bahan :
1. Kaca mulut 1. Sarung tangan
2. Pinset 2. Masker
3. Sonde halfmoon 3. Larutan antiseptic
4. Periodontal probe 4. Brush
5. Deppen glass 5. Rubber bur
6. Sickle scalers 6. Cotton pellet
7. Kuret gracey 7. Syringe irigasi
8. Petrie dish
9. Tools tray
10. Phantom scaling

Prosedur

1. Persiapan alat dan bahan


2. Persiapan operator
3. Pengaturan posisi kerja
4. Aplikasikan antiseptik pada area kerja dengan menggunakan cotton pellet dan pinset dengan
arah memutar dari dalam keluar
5. Lakukan eksplorasi dengan menggunakan sonde halfmoon untuk mengetahui letak perbatasan
kalkulus (titik tumpu pengambilan kalkulus)
6. Gunakan sickle scalers untuk melakukan pembersihan kalkulus supragingiva
7. Gunakan kuret gracey untuk melakukan pembersihan kalkulus subgingiva dan penghalusan
akar
• Gracey no. 1-4 untuk gigi anterior
• Gracey no. 5-6 untuk gigi premolar
• Gracey no. 7-10 untuk gigi posterior
• Gracey no. 11-12 untuk gigi posterior bagian mesial
• Gracey no. 12-13 untuk gigi posterior bagian distal
8. Lakukan eksplorasi menggunakan sonde halfmoon untu mengetahui jika ada kalkulus tersisa
9. Lakukan polishing pada gigi yang telah diskeling dengan menggunakan rubber bur atau brush,
disertai dengan pasta poles
10. Irigasi dengan menggunakan larutan antiseptik pada seluruh area yang telah diskeling
SPLINTING

Definisi: Alat yang bersifat rigid maupun flleksibel yang didesain untuk stabilisasi gigi goyang

Tujuan:

- Untuk membagi beban tekan oklusal


- Mengubah arah tekan oklusal lebih ke arah axial
- Untuk tahanan bagi gigi goyang dalam menerima beban kunyah
- Mengembalikan fungsi kunyah
- Stabilisasi gigi selama perawatan bedah periodontal
- Mencegah supraerupsi gigi

Indikasi:

- Stabilisasi kegoyangan gigi moderate hingga advance


- Stabilisasi gigi secondary trauma from occlusion
- Stabilisasi gigi pasca perawatan orthodontic
- Stabilisasi gigi setelah trauma akut (avulsi, subluksasi)
- Membantu prosedur bedah
- Mencegah drifting dan tipping
- Mencegah ekstrusi gigi

Kontraindikasi:

- Jika stabilisasi dan keberhasilan perawatan periodontal tidak bisa diprediksi (misal prognosis
hopeless)

Klasifikasi
Alat : Bahan :
1. Kaca mulut 1. Sarung tangan
2. Pinset 2. Masker
3. Sonde halfmoon 3. Kawat splinting 0,25mm
4. Eskavator 4. Etsa
5. Needle holder 5. Bonding
6. Burnisher 6. Komposit
7. Tang potong 7. Cotton pellet
8. Plastis filling 8. Syringe irigasi
9. Petrie dish 9. Bur poles
10. Tools tray 10. Kertas artikulasi
11. Tempat antiseptic 11. Cotton roll
12. Deppen glass
13. Phantom splinting

Prosedur: (Composite resin with wire)

1. Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan


2. Persiapan operator
3. Pengaturan posisi kerja
4. Tentukan elemen gigi yang akan dilakukan splinting
5. Bersihkan daerah yang akan di splinting dari dental deposit
6. Ukur panjang kerja
7. Ukur kawat sepanjang 2 kali panjang kerja, lalu potong
8. Kawat di tekuk menjadi dua bagian dan dipilin
9. Lakukan pembuatan parit untu menempatkan kawat pada splinting gigi posterior dan anterior
atas
10.Aplikasikan etsa pada gigi yang akan di splinting
11.Aplikasikan bonding agent pada gigi yang akan di splinting
12.Aplikasikan komposit pada permukaan salah satu gigi yang akan di splinting
13.Letakkan salah satu ujung kawat pada area yang telah diberi komposit
14.Sinari komposit dengan light cure
15.Lanjutkan aplikasikan komposit hingga seluruh permukaan kawat tertutup komposit
16.Sinari komposit dengan light cure
17.Lakukan cek gigitan
18.Lakukan polishing

Anda mungkin juga menyukai