Anda di halaman 1dari 70

Pelaksanaan Imunisasi dan

Suntikan Ganda
(Multiple Injection)
dr. Retty Yosephine Sipahutar, M.Epid
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR
Disampaikan di Luminor Sidoarjo, 4-6 Mei 2023
POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN
Persiapan Pelaksanaan Imunisasi
• Menyiapkan logistik
• Menyiapkan SDM
• Menyiapkan tempat pelaksanaan

Pelaksanaan Imunisasi
• Melakukan skrining sasaran
• Memberikan imunisasi yang aman
• Penanganan limbah pasca pelaksanaan imunisasi
• Pemusnahan limbah pelaksanaan imunisasi

Suntikan Ganda (Multiple Injection)


Persiapan Pelaksanaan Imunisasi
Menyiapkan Logistik

Vaccine carrier Alat tulis (kertas, pensil, dan pena)


Cool Pack/ kotak dingin cair Catatan imunisasi (buku KIA atau kartu
Vaksin imunisasi lain)
Pelarut dan penetes (dropper) Buku register (kohort) bayi dan ibu
Alat suntik (Auto Dysable Syringes/ADS) Tempat sampah/kantong untuk limbah
Safety box medis selain alat suntik
Pemotong/ kikir ampul pelarut Sabun dan wadah air mengalir untuk
Formulir KIPI cuci tangan atau hand sanitizer
Kapas dan wadahnya Anafilaktik kit
Bahan penyuluhan (poster, leaflet, dll) Pinset
Masker bedah
Mengeluarkan vaksin dan pelarut dari
vaccine refrigerator
 Sebelum membuka pintu vaccine refrigerator, tentukan berapa banyak vial
vaksin yang dibutuhkan untuk pelayanan.
 Buka vaccine refrigerator, periksa freeze tag dan alat pemantau suhu kontinyu
atau alat pemantau suhu lainnya untuk memastikan vaksin terjaga dalam suhu
2-8 C.
 Pilih dan keluarkan vaksin sesuai kondisi VVM, tanggal kadaluarsa/ early expired
first out (EEFO) Prioritas dalam mengeluarkan vaksin mengacu kepada kondisi
VVM.
 Pastikan pelarut yang akan digunakan telah disimpan dalam vaccine refrigerator
satu hari sebelumnya agar suhunya sama dengan vaksin
Memeriksa apakah vaksin aman diberikan (1)
 Periksa label vaksin dan pelarut. Jika label tidak ada, jangan gunakan vaksin atau
pelarut tersebut.
 Periksa alat pemantau vaksin (Vaccine Vial Monitor/ VVM). Jika kondisi VVM sudah
berada pada kondisi C atau D, vaksin jangan digunakan
Memeriksa apakah vaksin aman diberikan (2)

Periksa tanggal kadaluarsa, jangan gunakan vaksin dan pelarut


jika telah melewati tanggal kadaluarsa.

Periksa alat pemantau suhu beku (freeze tag) dalam vaccine


refrigerator.
Jika freeze tag menunjukkan tanda silang (X), berarti pernah terjadi
penyimpangan suhu (dibawah 2°C) selama lebih dari 60 menit.

Bila diduga pernah terjadi pembekuan pada vaksin DT, Td, Hepatitis B,
DPT/HB/Hib dan IPV.
Untuk memastikan vaksin dalam kondisi baik atau rusak, maka
sebaiknya dilakukan shake test (uji kocok), kecuali untuk vaksin IPV
Pastikan vaccine carrier yang digunakan
dalam kondisi baik

 Kering, tidak berjamur


 Dapat ditutup dengan sempurna
 Tidak ada keretakan di dinding dan tutupnya
 Memiliki busa pembatas untuk meletakan vaksin selama
pelayanan imunisasi
Menyiapkan Sumber Daya
Manusia
• pengelola program Imunisasi dan KIPI
• pengelola logistik Imunisasi
Puskesmas • pelaksana Imunisasi

Puskesmas • pelaksana Imunisasi


Pembantu/Polindes/
Poskesdes di Desa

• pelaksana Imunisasi dan KIPI


RS, Rumah Sakit
Bersalin Klinik dan • pengelola logistik Imunisasi
Praktik Swasta

• pengelola program Imunisasi dan KIPI


Dinkes
Kab/Kota/Provinsi
• pengelola Logistik Imunisasi
Menyiapkan Tempat Pelayanan Imunisasi

Pelayanan imunisasi di Pelayanan imunisasi di lapangan


fasilitas Kesehatan
Mudah dijangkau oleh sasaran
Mudah dijangkau oleh sasaran Jika di dalam gedung maka harus
Tidak terkena sinar matahari, hujan cukup luas, terang, cukup ventilasi
atau debu; dan tenang.
Cukup luas, terang, cukup Jika di tempat terbuka, upayakan
ventilasi, dan tenang. tempat itu terlindung sinar
matahari langsung.
Pengaturan Tempat Imunisasi

 Pintu masuk terpisah dari pintu keluar sehingga orang-orang dapat masuk dan
keluar tempat pelayanan dengan lebih cepat dan mudah
 Tempat menunggu haruslah bersih dan nyaman.
 Mengatur letak meja dan menyiapkan perlengkapan yang diperlukan
 Melaksanakan kegiatan dengan sistem 5 meja yaitu pelayanan terpadu yang
lengkap yang memberikan pelayanan 5 program (KB, KIA, Diare, Imunisasi, dan
Gizi);
 Jumlah orang yang ada di tempat pelayanan imunisasi diatur sehingga tidak
penuh sesak.
 Segala sesuatu yang anda perlukan berada dalam jangkauan atau dekat
dengan meja imunisasi anda.

Pada masa pandemi COVID-19 perlu memperhatikan protokol kesehatan sesuai dengan panduan yang
berlaku (menjaga jarak, menggunakan masker dan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir).
Pelaksanaan Imunisasi
Pemeriksaan sasaran

Mengidentifikasi usia bayi

Mengidentifikasi vaksin-vaksin mana yang


telah diterima oleh bayi

Menentukan jenis vaksin yang harus diberikan

Kontra indikasi terhadap imunisasi


Kontra Indikasi

Semua bayi sebaiknya diimunisasi kecuali dalam tiga situasi yang jarang terjadi
berikut ini:
• Anafilaksis atau reaksi hipersensitivitas yang hebat, merupakan kontra indikasi
mutlak terhadap dosis vaksin berikutnya.
• Reaksi berlebihan, seperti suhu tinggi diatas 38,5ºC dengan kejang, penurunan
kesadaran, shock atau reaksi anafilaktik lainnya setelah imunisasi DPT/HB/Hib1
merupakan kontra indikasi untuk pemberian DPT/HB/Hib2 atau DPT/HB/Hib3.
• Dalam keadaan kejang demam dan panas diatas 38,5ºC merupakan kontra
indikasi sementara pemberian sampai anak sudah sembuh.
Melakukan skrining sasaran
• Jika terdapat jawaban ya pada nomor 1 – 5,
maka imunisasi ditunda sampai anak
dinyatakan sehat kembali oleh dokter.
• Jika terdapat jawaban ya pada nomor 6 – 8
maka sebaiknya anak dikonsultasikan kepada
dokter ahli dan pemberian imunsiasi dilakukan
oleh dokter ahli.
• Jika terdapat jawaban ya pada nomor 9 – 10
maka imunisasi pada anak ditunda dan dapat
diberikan kembali sesuai dengan kriteria pada
bab III.
• Jika jawaban ya pada nomor 11 maka
imunisasi ditunda dan dapat diberikan kembali
sampai anak selesai melakukan karantina
mandiri.
Pemberian Imunisasi yang Aman

Memastikan Vaksin Berkualitas selama pelaksanaan imunisasi


 Hindari vaccine carrier yang berisi vaksin dari sinar matahari langsung.
 Sebelum sasaran datang, vaksin dan pelarut harus disimpan dalam vaccine carrier
yang tertutup rapat.
 Jika sasaran imunisasi sudah datang, maka vaksin dilarutkan dengan jenis pelarut
yang sesuai.
 Pada saat melarutkan vaksin, suhu vaksin dan pelarut harus sama.
 Vaksin yang sudah dilarutkan, ditulis tanggal dan waktu pelarutannya. Setelah
dilarutkan, vaksin BCG hanya boleh digunakan selama 3 jam, dan vaksin campak/MR
dan JE selama 6 jam.

HINDARI PREFILLING dan RECAPPING


Praktik baik dan praktik
yang harus dihindari
dalam pemberian
imunisasi yang aman
Memastikan Vaksin Berkualitas
selama Pelaksanaan Imunisasi
 Vaksin setelah dibuka harus diberi label yang ditulis tanggal dan waktu vaksin dibuka.
Penggunaannya mengikuti standar penggunaan vaksin multidose.
 Selama pelayanan imunisasi, vaksin dan pelarut harus disimpan dalam vaccine carrier dengan
menggunakan cool pack, agar suhu vaksin dan pelarut tetap terjaga
 Tidak diperkenankan membuka vial baru sebelum vial yang sudah dibuka habis.
 Apabila sasaran selanjutnya belum datang, vaksin yang sudah dilarutkan harus diletakkan di
lubang busa yang terdapat di bagian atas vaccine carrier dan dilindungi agar tidak terkena sinar
matahari langsung.
 Setiap vaccine carrier sebaiknya dilengkapi dengan empat buah cool pack (disesuaikan dengan
tipe/jenis vaccine carrier)
 Apabila vaksin yang sudah dilarutkan habis, pelarutan selanjutnya dilakukan jika sasaran
berikutnya telah datang.
Memberikan Penyuluhan Sebelum dan Sesudah
Pelayanan Imunisasi
 Jenis vaksin yang diberikan dan manfaat imunisasi
 KIPI yang mungkin timbul setelah imunisasi dan cara mengatasinya
dan tidak perlu khawatir
 Jadwal imunisasi berikutnya dan pentingnya buku KIA disimpan
secara aman dan dibawa saat kunjungan berikutnya
 Jumlah kunjungan imunisasi lengkap dan tujuan memberikan
imunisasi lengkap
Melarutkan vaksin dengan pelarut

 Cuci tangan anda


 Amati VVM dan masa kadaluarsa yang tertera pada vial vaksin
 Gunakan semprit pencampur sekali buang (disposable mixing syringe) yang baru, setiap
kali melarutkan vaksin
 Pastikan suhu vaksin dan pelarut sama (2 sd 80C) saat pelarutan
 Amati botol pelarut, dan pastikan tidak retak
 Baca label pada botol pelarut, pastikan berasal dari pabrik yang sama dengan vaksin dan
tidak kadaluarsa
 Sedot cairan pelarut dengan menggunakan semprit pencampur. Suntikan cairan pelarut ke
dalam vial vaksin dengan menggunakan ADS. Kocok botol vaksin sampai homogen.
 Buang semprit dan jarum pencampur yang telah digunakan ke dalam safety box.
 Selama pelayanan, vaksin yang telah dilarutkan, disimpan di atas bantalan busa yang
terdapat pada vaccine carrier.
Ingat!
 
• Selalu gunakan pelarut dari pabrik dan jenis yang sama dengan
vaksin.
• Sebelum dicampur, suhu vaksin dan pelarut harus sama.
• Jangan mencampur vaksin dengan pelarut sebelum ada sasaran
• Vaksin yang sudah dilarutkan mempunyai batas masa pakai,
misalnya campak/MR dan JE 6 jam serta BCG 3 jam.
Penyuntikan menggunakan
Auto Disable Syringe

 Keluarkan alat suntik dari kemasannya


 Buka penutup jarum tanpa menyentuh jarumnya.
 Tusukan jarum ke dalam vial vaksin, tepat di tengah tutup karet. Ujung jarum harus berada di bagian
terbawah botol.
 Jangan tekan piston ke depan sebelum mengisi vaksin.
 Tarik piston untuk mengisi alat suntik hingga garis takar: 0.5 ml untuk hampir setiap jenis vaksin, 0.05 ml
untuk BCG
 Tanpa mengeluarkan jarum dari botol vaksin, buang gelembung udara, pegang alat suntik dengan tegak
ke atas. Lalu dorong secara hati-hati hingga garis takar.
 Untuk dosis terakhir dari botol vaksin multi dosis, pastikan agar ujung jarum terletak pada titik paling
bawah, tepat di tengah tutup karet, dan kosongkan botol vaksin.
 Lanjutkan dengan proses penyuntikan di lokasi yang tepat sesuai jenis vaksin
 Dorong piston dan suntikkan vaksin. Di awal atau di akhir penyuntikan, pendorong akan terkunci secara
otomatis sehingga alat suntik tidak dapat digunakan kembali.
 Jangan menutup kembali jarum suntik setelah digunakan.
 Buang jarum dan alat suntik di dalam safety box.
24
Penyuntikan menggunakan peralatan injeksi prefilled
(prefilled injection device/PID)

 Siapkan atau aktifkan alat injeksi bubble-like prefilled dengan cara menekan
pelindung jarum (atau tutupnya). Ini akan membuka jalan cairan antara jarum
dengan reservoir bubble yang mengandung vaksin.
 Lepaskan pelindung jarum.
 Suntikkan vaksin pada lokasi suntikan
 Berikan dosis dengan cara menekan reservoir bubble hingga kosong.
 Buang peralatan AD yang telah terpakai ke safety box.
26
Dosis dan Cara pemberian Imunisasi
Memposisikan anak
untuk penyuntikan

Posisi untuk bayi


Memposisikan anak
untuk penyuntikan

Posisi untuk anak > 12 bulan


Teknik Penyuntikan
Penyuntikan intramuskular
• Pegang batang alat suntik dengan jari-jari dan ibu jari dengan lubang jarum
menghadap ke atas.
• Regangkan dengan halus dan tahan kulit di bagian atas luar paha dengan
tangan yang lain dan segera tusukkan jarum dengan sudut 90 derajat lurus
kedalam, menembus kulit dan menuju ke dalam otot.
• Tekan penekan suntikan dengan halus, jaga jangan sampai jarum di bawah
kulit bergerak-gerak.
• Cabut jarum dengan cepat dan halus dengan sudut yang sama dengan saat
menusukkannya.
• Ibu bayi bisa meletakkan kapas bersih di atas lokasi suntikan bila terjadi
perdarahan, tapi jangan digosok-gosok atau dipijit.
• Tenangkan dan alihkan perhatian si anak.
Penyuntikan subkutan
• Pegang badan alat suntik dengan jari-jari dan ibu jari dengan lubang
pada jarum suntik menghadap ke atas.
• Segera tusukkan jarum ke dalam kulit yang dicubit ke atas; jarum
harus mengarah ke bahu dengan sudut 45 derajat.
• Tekan penekan suntikan dengan halus, jaga agar jarum yang
menancap tidak bergerak-gerak.
• Cabut jarum dengan cepat dan halus dengan tetap mempertahankan
sudut seperti saat menusukkannya.
• Ibu bayi bisa meletakkan kapas bersih di atas lokasi suntikan bila
terjadi perdarahan, tapi jangan digosok-gosok atau dipijit.
• Tenangkan dan alihkan perhatian si anak.
Penyuntikan intradermal/Intrakutan
• Pegang alat suntik dengan jari-jari dan ibu jari dengan lubang suntik (bevel) menghadap ke atas.
• Tempatkan alat suntik dan jarumnya hampir rata dengan kulit anak.
• Tusukkan ujung jarum ke bawah permukaan kulit hanya sampai lubang jarum sedikit terlampaui.
• Jaga agar jarum tetap dekat dengan kulit dengan sudut yang sama seperti saat ditusukkan.
• Tempatkan ibu jari yang lain pada bagian bawah alat suntik di dekat jarum untuk menjaga jarum
tetap di posisinya, tapi jangan sampai menyentuh jarumnya.
• Pegang bagian pangkal alat suntik dengan jari telunjuk dan jari tengah. Tekan penekan suntikan
dengan ibu jari. Bila anda merasakan tidak ada hambatan saat menekan, berarti posisi
penyuntikan belum benar dan perlu direposisi (lihat di bawah).
• Bila benar, di atas kulit yang disuntik akan terjadi suatu pembengkakan kecil berwarna pucat
dengan puncak mendatar dan lubang-lubang kecil seperti kulit jeruk.
• Tarik keluar jarum dengan halus dengan sudut yang sama seperti saat menusukkan.
• Ibu boleh menempelkan dan menekan dengan halus kapas bersih di atas tempat suntikan bila
terjadi perdarahan setelah penyuntikan. Jangan menggosok-gosok atau memijit-mijit tempat
suntikan.
• Tenangkan si anak.
Penanganan Limbah
Pasca Pelaksanaan Imunisasi

 Semua ADS yang sudah digunakan harus dimasukan ke dalam safety box
 Jangan membuang sampah lainnya ke dalam safety box
 Setelah safety box terisi ¾ penuh, safety box harus diberi label, nama tempat
pelayanan dan tanggal pelayanan, dan ditempatkan pada tempat yang aman
dengan kondisi tertutup dan jauh dari jangkauan anak-anak dan masyarakat
 Limbah lain (vial vaksin, kapas,dll) dibuang ke dalam kantong plastik khusus
limbah medis/ kantong plastik biasa yang diberi tanda limbah medis
Pengelolaan Limbah Medis Infeksius Tajam
1. Dikubur di dalam Bak beton
• Safety box beserta jarum bekas dimasukkan ke dalam bak beton.
• Model bak beton dengan ukuran lebar 2 x 2 meter minimal kedalaman mulai 1,5
meter, bak beton ini harus mempunyai penutup kuat dan aman

2. Dibakar dengan Incinerator


• Safety box beserta jarum bekas dimasukkan ke dalam incinerator.
• Model pembakaran dengan menggunakan Incinerator double Chamber dengan
tujuan untuk menghindari asap yang keluar dari proses pembakaran insinerator.
Incenerator yang digunakan harus memiliki izin dari KLH.

3. Melakukan perjanjian kerjasama (MoU) dengan pihak ke-3


Pengelolaan Limbah Medis Infeksius Non Tajam
Limbah sisa vaksin dikeluarkan dari dalam botol/ampul, kemudian didesinfeksi di
dalam killing tank (tangki desinfeksi) untuk membunuh mikroorganisme yang
terlibat dalam produksi. Kemudian, limbah yang sudah didesinfeksi dialirkan ke
Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) sesuai ketentuan yang berlaku

Botol atau ampul yang telah kosong dikumpulkan ke dalam tempat sampah (kantong
plastik) berwarna kuning selanjutnya diinsenerasi (dibakar dalam incinerator) atau
menggunakan metode non insinerasi (al. autoclaving, microwave) dan dihancurkan

Apabila sumber daya dan sarana tersedia maka pengolahan limbah ini dapat
diserahkan pada pihak ketiga dengan perjanjian kerjasama (MoU) sesuai dengan
kebijakan dan ketentuan yang berlaku di wilayah kabupaten/kota masing-masing.
Suntikan Ganda
(Multiple Injection)
Definisi Imunisasi
Ganda
Diberikan pada tempat
Pemberian dua atau yang berbeda
lebih vaksin dalam
kemasan yang berbeda,
dalam waktu yang
bersamaan Diberikan pada tempat
yang sama, diberi jarak
sekitar 2.5 cm (1 inch)

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Gambaran Umum
Jadwal vaksinasi yang melibatkan beberapa suntikan
dalam satu kunjungan yang sama didasarkan pada data
keamanan dan efektivitas pra-lisensi dan pasca-lisensi
selama bertahun-tahun, termasuk studi penggunaan
bersamaan

Secara global, banyak negara telah menggunakan suntikan ganda selama


lebih dari satu dekade tanpa efek yang tidak diinginkan pada bayi atau
pada program imunisasi. Data dari negara-negara tersebut telah
memperkuat catatan keamanan dan penerimaan suntikan ganda yang
sudah memadai. Misalnya, di Amerika Serikat, bayi sering menerima 3
suntikan atau lebih selama setiap kunjungan vaksinasi, begitu pula dengan
Brazil dan Afrika Selatan
Jumlah suntikan vaksinasi yang direkomendasikan pada satu kali
kunjungan untuk anak usia 0-2 tahun di berbagai negara
Global AFR AMR EMR (Eastern EUR SEAR WPR (Western
(Africas) (Americas) Mediterranean) (Europe) (South-east Asia) Pasific)
Jumlah negara yang
datanya tersedia 194 47 35 21 53 11 27
#Pemberian 2 suntikan 159 35 27 20 42 8 26
#Pemberian 3 suntikan 47 1 13 7 17 1 9
#Pemberian 4 suntikan 16 0 6 3 4 0 3
#Pemberian 5 suntikan 5 0 0 0 5 0 0

% Pemberian 2 suntikan 82% 74% 77% 95% 79% 73% 96%


% Pemberian 3 suntikan 24% 2% 37% 33% 32% 9% 33%
% Pemberian 4 suntikan 8% 0% 17% 14% 8% 0% 11%
% Pemberian 5 suntikan 3% 0% 0% 0% 9% 0% 0%

Sumber :
- Summary of evidence on the administration of multiple injectable vaccines in infants during a single visit: safety, immunogenicity, and vaccine administration practices. Prepared for the April 2015 SAGE Meeting.
- WHO/UNICEF joint reporting form process:national immunization schedules,2014. http://apps.who.int/immunization_monitoring/globalsummary/schedules#.
Jadwal imunisasi rutin di
Amerika Serikat
Di Amerika Serikat, pada usia 2,4, dan 6 bulan
seorang anak bisa mendapatkan hingga 4 suntikan
sekaligus dalam satu kunjungan yaitu DTaP, Hib,
PCV, dan IPV

Sumber :
https://www.cdc.gov/vaccines/schedules/downloads/child/0-18yrs
-child-combined-schedule.pdf
Program Imunisasi Afrika Selatan
Di Afrika Selatan, bayi berusia 6 minggu dan 14 minggu mendapatkan 2 suntikan sekaligus
yaitu, DTaP-IPV-Hib-HBV dan PCV

Sumber : https://www.westerncape.gov.za/assets/departments/health/2016_schedule.pdf
Pemberian suntikan ganda di
Indonesia
2007
• Introduksi IPV di Yogyakarta (Switch bOPV  IPV). Sejak tahun
2007, Provinsi Yogyakarta tidak lagi menggunakan Vaksin
bOPV. Pada usia 2,3,dan 4 bulan anak-anak di Provinsi
Yogyakarta mendapatkan Vaksin DPT dan IPV.

2013
• Introduksi vaksin booster pentavalen yang diberikan pada anak
usia 18 bulan, bersamaan dengan MR 2

2016
• Introduksi IPV sebagai program Imunisasi nasional yang
diberikan pada bayi usia 4 bulan, bersamaan dengan
pentavalen
Jadwal Imunisasi Nasional
Umur Imunisasi
<24 jam Hepatitis B-O
1 bulan BCG, OPV1

Suntikan ganda
2 bulan DPT-HB-Hib 1, OPV 2 + PCV 1
3 bulan DPT-HB-Hib 2, OPV 3 + PCV 2
4 bulan DPT-HB-Hib 3, OPV 4 & IPV
9 bulan MR 1, JE
12 bulan PCV 3
18 bulan MR 2, DPT-HB-Hib 4
SD kl 1 DT, MR
SD kl 2 Td
SD kl 5 Td, HPV1
SD kl 6 HPV2
Mengapa perlu suntikan ganda?

Bagi anak Bagi orang tua Bagi tenaga kesehatan


Melindungi anak dari Memungkinkan untuk Meningkatkan efisiensi
berbagai Penyakit mengurangi jumlah program imunisasi
yang Dapat Dicegah kunjungan bagi orang
Dengan Imunisasi tua/pengasuh.
(PD3I) sedini mungkin
Pertanyaan-pertanyaan seputar pemberian suntikan ganda
Mengapa anak saya perlu diberi 2 atau lebih suntikan secara bersamaan?

Memberi anak beberapa vaksinasi selama kunjungan yang sama memungkinkan


anak untuk diimunisasi lengkap sesegera mungkin dan memberi perlindungan
selama bulan-bulan awal kehidupan anak yang rentan. Selain itu, memberikan
beberapa vaksinasi sekaligus berarti lebih sedikit kunjungan vaksinasi untuk orang
tua dan pengasuh.

Apakah anak tidak merasa sakit jika diberikan beberapa suntikan sekaligus?

Menunda penyuntikan ganda justru akan membuat anak mengalami rasa


sakit pada banyak kunjungan. Lebih baik bagi anak untuk mengalami satu
saat rasa sakit yang singkat daripada rasa sakit pada hari- hari yang
berbeda.
Pertanyaan-pertanyaan seputar pemberian suntikan ganda
Bukankah pemberian vaksin akan lebih aman jika dilakukan terpisah, bukan diberikan secara bersamaan sekaligus?
Tidak, lebih aman bagi anak untuk menerima semua vaksinasinya sekaligus. Menunda vaksinasi justru membuat anak tidak
terlindungi dari penyakit untuk waktu yang lebih lama. Vaksin yang diberikan secara bersamaan sama efektifnya dengan vaksin
yang diberikan secara terpisah

Apakah reaksi simpang akan meningkat jika anak diberikan suntikan ganda?

Pada banyak kasus, pemberian suntikan ganda tidak menambah insiden reaksi simpang yang terjadi.

Apakah pemberian banyak vaksin sekaligus tidak akan membuat kekebalan anak kewalahan?

Anak-anak terpapar banyak bakteri dan virus setiap hari melalui makan dan bermain. Vaksin tidak
menambah beban yang signifikan pada sistem kekebalan tubuh.
Pertanyaan-pertanyaan seputar pemberian suntikan ganda

Apakah pada imunisasi ganda lebih sakit dari imunisasi terpisah?

❖sakit/merasa tidak nyaman hanya akan dirasakan sebentar


❖Kadangkala bayi/anak tidak memperhatikan pada suntikan yang
diberikan
❖Dibandingkan jika harus datang lagi, mungkin masih teringat rasa sakit pada
suntikan yang lalu
Keamanan Imunisasi
Ganda
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
Keamanan pemberian suntikan ganda
Kajian dari WHO Position Paper per Antigen

Vaksin (tanggal position paper) Pemberian bersamaan dengan antigen lain Kemungkinan penurunan imunogenesitas atau
peningkatan reaksi simpang
Haemophilus influenza tipe b (9/2013) - Vaksin Hib dapat diberikan dengan Tidak ada bukti konklusif tentang
- Vaksin Hib tersedia dalam formulasi aman dan efektif pada saat yang sama perbedaan respons imun terhadap vaksin
monovalen maupun kombinasi dengan dengan vaksin rutin yang termasuk konjugat Hib monovalen atau kombinasi.
vaksin lain misal DTP dan atau hepatitis B dalam program imunisasi nasional Namun, ada beberapa bukti bahwa
vaksin konjugasi Hib dalam kombinasi
dengan pertusis aselular (DTaPEHib)
menginduksi respons antibodi yang lebih
rendah daripada konjugat Hib dalam
kombinasi dengan pertusis sel utuh
(DTwPEHib) atau DTaP yang diberikan
secara terpisah
dan vaksin konjugasi Hib

Hepatitis B (10/2009) - Respon imun dan keamanan kombinasi


- Vaksin hepatitis B tersedia dalam formulasi vaksin ini sebanding dengan yang
monovalent atau dalam kombinasi missal diamati ketika vaksin diberikan secara
dengan DTP, Hib,hepA dan IPV terpisah.
- Hep B dapat diberikan bersamaan
dengan OPV dan BCG

Sumber : Summary of evidence on the administration of multiple injectable vaccines in infants during a single visit: safety, immunogenicity, and vaccine administration practices. Prepared for the April 2015 SAGE Meeting.
Keamanan pemberian suntikan ganda
Kajian dari WHO Position Paper per Antigen
Vaksin (tanggal position paper) Pemberian bersamaan dengan antigen Kemungkinan penurunan imunogenesitas
lain atau peningkatan reaksi simpang
Pertusis (wP & aP) (10/2010; - Vaksin yang mengandung komponen Penggunaan vaksin kombinasi tidak
pedoman revisi 07/2014) pertusis dapat diberikan dengan vaksin menghasilkan peningkatan yang
- Kebanyakan kombinasi dengan vaksin lainnya tanpa mengganggu respon signifikan dalam kejadian reaksi simpang
lain missal toksoid difteri atau toksoid terhadap antigen lain. yang serius, namun dapat menyebabkan
tetanus, Hib, hepB dan IPV reaksi minor yang lebih sering terjadi

PCV (4/2012) Ketika disuntikkan di tempat yang Imunogenisitas dan reaktogenisitas


berbeda, PCV dapat diberikan bersamaan vaksin telah terbukti tidak berubah
dengan vaksin lain dalam program secara signifikan ketika PCV diberikan
imunisasi. bersamaan dengan vaksin monovalen
atau kombinasi.
Pemberian simultan dengan vaksin lain
tidak meningkatkan efek samping atau
menurunkan respons antibodi terhadap
salah satu vaksin.

Sumber : Summary of evidence on the administration of multiple injectable vaccines in infants during a single visit: safety, immunogenicity, and vaccine administration practices. Prepared for the April 2015 SAGE Meeting.
Keamanan pemberian suntikan ganda (2)
Kajian dari WHO Position Paper per Antigen
Vaksin (tanggal position paper) Pemberian bersamaan dengan antigen lain Kemungkinan penurunan imunogenesitas
atau peningkatan reaksi simpang
IPV (2/2014) IPV dan OPV dapat diberikan secara Tidak ada gangguan yang relevan secara
bersamaan dan keduanya dapat klinis ketika IPV digunakan bersamaan
diberikan bersama-sama dengan dengan dengan difteri (DTwP)/DTaP),
vaksin lain yang digunakan dalam Hib, hepatitis B, polisakarida
program imunisasi anak nasional pneumokokus vaksin konjugasi atau
rotavirus

Tetanus (5/2006) TT yang digunakan sendiri atau dalam Reaksi lokal ringan seperti nyeri
- Tersedia sebagai toksoid tunggal (TT), berbagai kombinasi tetap dianggap dan eritema sering terjadi, namun
dikombinasikan dengan toksoid difteri (DT) sangat aman. reaksi serius sangat jarang terjadi
atau toksoid difteri dosis rendah (dT) dan
dalam kombinasi dengan vaksin difteri dan
pertusis (DTwP, DTaP, dTaP atau dTaP.
Beberapa kombinasi baru yang
mengandung DTP/ DTaP telah dipasarkan,
termasuk vaksin hepatitis B, tipe
Haemophilus influenza dan poliomielitis.

Sumber : Summary of evidence on the administration of multiple injectable vaccines in infants during a single visit: safety, immunogenicity, and vaccine administration practices. Prepared for the April 2015 SAGE Meeting.
Keamanan pemberian suntikan ganda (2)
Kajian dari WHO Position Paper per Antigen

Vaksin (tanggal position paper) Pemberian bersamaan dengan Kemungkinan penurunan


antigen lain imunogenesitas atau peningkatan reaksi
simpang
IPV (2/2014) IPV dan OPV dapat diberikan secara Tidak ada gangguan yang relevan secara
bersamaan dan keduanya dapat klinis ketika IPV digunakan bersamaan
diberikan bersama-sama dengan dengan dengan difteri (DTwP)/DTaP),
vaksin lain yang digunakan dalam Hib, hepatitis B, polisakarida
program imunisasi anak nasional pneumokokus vaksin konjugasi atau
rotavirus

Tetanus (5/2006) TT yang digunakan sendiri atau dalam Reaksi lokal ringan seperti nyeri
- Tersedia sebagai toksoid tunggal (TT), berbagai kombinasi tetap dianggap dan eritema sering terjadi, namun reaksi
dikombinasikan dengan toksoid difteri (DT) sangat aman. serius sangat jarang terjadi
atau toksoid difteri dosis rendah (dT) dan
dalam kombinasi dengan vaksin difteri dan
pertusis (DTwP, DTaP, dTaP atau dTaP.
Beberapa kombinasi baru yang
mengandung DTP/ DTaP telah dipasarkan,
termasuk vaksin hepatitis B, tipe
Haemophilus influenza dan poliomielitis.

Sumber : Summary of evidence on the administration of multiple injectable vaccines in infants during a single visit: safety, immunogenicity, and vaccine administration practices. Prepared for the April 2015 SAGE Meeting.
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
Ringkasan
• Pemberian multiple injection sudah lama dilakukan baik di negara
high income country maupun low/middle income country
• Pemberian ≥2 vaksin hidup bersamaan tidak menyebabkan
terjadi infeksi berat
• Imunisasi ganda tidak terbukti
• menyebabkan kejadian diabetes tipe-1
• meningkatkan reaksi alergi terutama asma
• menyebabkan penyakit autoimun

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Vaccine 2020; 38:1962-7

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Kejadian ikutan pasca imunisasi reaksi sistemik

Kejadian ikutan
pasca
imunisasi
reaksi sistemik
tidak berbeda
antara suntikan
tunggal dan
suntikan ganda

Fadlyana E et.al. Vaccine 2020; 38:1962-7


Imunisasi ganda
vaksin Campak dan
JE di Filipina
Metode
• Kelompok 1 diberikan
imunisasi ganda: vaksin
JE diikuti campak
• Kelompok 2 vaksin JE
Vaccine 2008; 26: 2234-41 dan campak diberikan
Imunogenisitas terpisah
• Kelompok 3 diberikan
imunisasi ganda: vaksin
campak diikuti JE

Hasil
Kadar antibodi baik campak
maupun JE pada
ketiga kelompok tidak
berbeda
Imunisasi ganda
vaksin Campak dan
JE di Filipina
Keamanan vaksin

Metode
• Penilaian
keamanan vaksin
lokal dan sistemik
pada 3 kelompok
pemberian

Hasil
Keamanan vaksin baik lokal
maupun sistemik pada
ketiga kelompok tidak
berbeda

Vaccine 2008; 26: 2234-41


Rekomendasi ITAGI
mengenai multiple injection, 11 Nov 2021

ITAGI merekomendasikan pemberian suntikan ganda (multiple injection)


untuk meningkatkan cakupan imunisasi
• Pemberian suntikan ganda dapat diberikan untuk program imunisasi
primer maupun catch up (imunisasi kejar)
• Pemberian imunisasi ganda pada anak di Propinsi DIY yang telah lebih dulu mendapat
Pentavalen (DPTHB-Hib) dan IPV pada usia 2, 3 dan 4 bulan dapat ditambahkan dengan PCV
pada usia 2 dan 3 bulan dengan mematuhi persyaratan cara pemberian imunisasi ganda.
• Pemberian imunisasi kejar bagi anak yang tertinggal PCV dapat diberikan sesuai umur anak.
Pada usia 12-23 bulan diberikan dua kali berjarak dua bulan dan untuk usia 2-5 tahun
diberikan satu kali.
Tabel pemberian suntikan ganda
No. Jenis vaksin Waktu Sasaran Lokasi Vaksin 1 Lokasi Vaksin 2
1 Vaksin 1 DPT-HB-HIB Sesuai jadwal imunisasi atau Anak usia <18 bulan Paha kanan Paha kiri
Vaksin 2 IPV apabila terlewat dari jadwal
imunisasi yang seharusnya Anak usia >18 bulan Lengan kanan atas Lengan kiri atas

2 Vaksin 1 DPT-HB-HIB Jika ada salah satu atau lebih Anak usia <18 bulan Paha kanan Paha kiri
Vaksin 2 MR vaksin yang terlewat dari
jadwal imunisasi yang Anak usia >18 bulan Lengan kanan atas Lengan kiri atas
seharusnya

3 Vaksin 1 IPV Jika ada salah satu atau lebih Anak usia <18 bulan Paha kanan Paha kiri
Vaksin 2 MR vaksin yang terlewat dari
jadwal imunisasi yang Anak usia >18 bulan Lengan kanan atas Lengan kiri atas
seharusnya

4 Vaksin 1 DPT-HB-HIB Jika ada salah satu atau lebih Anak usia <18 bulan Paha kanan Paha kiri
Vaksin 2 PCV vaksin yang terlewat dari
jadwal imunisasi yang Anak usia >18 bulan Lengan kanan atas Lengan kiri atas
seharusnya

Sumber : KMK RI No.HK 01.07/Menkes/4632/2021 Tentang Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi Rutin Pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
Tabel pemberian suntikan ganda (2)
N Jenis vaksin Waktu Sasaran Lokasi Vaksin 1 Lokasi Vaksin 2
o.
5 Vaksin 1 IPV Jika ada salah satu atau lebih Anak usia <18 bulan Paha kiri Paha kanan
Vaksin 2 PCV vaksin yang terlewat dari
jadwal imunisasi yang Anak usia >18 bulan Lengan kiri atas Lengan kanan atas
seharusnya

6 Vaksin 1 MR Jika ada salah satu atau lebih Anak usia <18 bulan Paha kanan Paha kiri
Vaksin 2 PCV vaksin yang terlewat dari
jadwal imunisasi yang Anak usia >18 bulan Lengan kanan atas Lengan kiri atas
seharusnya
7 Vaksin 1 MR Jika ada salah satu atau lebih Anak usia <18 bulan : Anak usia 9-12 bulan :
Vaksin 2 JE vaksin yang terlewat dari paha kiri paha kanan
jadwal imunisasi yang
seharusnya Anak usia >18 bulan : Anak usia >12 bulan:
lengan kiri atas lengan kanan atas

8 Vaksin 1 IPV Jika ada salah satu atau lebih Anak usia <18 bulan : Anak usia 9-12 bulan :
Vaksin 2 JE vaksin yang terlewat dari paha kiri paha kanan
jadwal imunisasi yang
seharusnya Anak usia >18 bulan : Anak usia >12 bulan:
lengan kiri atas lengan kanan atas
Sumber : KMK RI No.HK 01.07/Menkes/4632/2021 Tentang Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi Rutin Pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
• Tanyakan pada anak posisi apa yang
diinginkan: duduk sendiri atau dipangku
• Usap (dengan halus) lalu tekan daerah
Bagaimana cara dekat tempat penyuntikan pada
mengurangi rasa melakukan suntikan
sakit saat • Vaksin yang tidak menimbulkan rasa sakit
disuntik? disuntikkan terlebih dulu
• Suntik intramuskular secara cepat
tanpa melakukan aspirasi (aspirasi
menyebabkan rasa sakit)

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Bagaimana meminimalisir rasa sakit selama vaksinasi
1. Bersihkan kulit
2. Untuk suntikan intramuskular (IM), regangkan dan tahan kulit
dengan lembut di antara ibu jari dan telunjuk. Dorong seluruh
jarum ke dalam pada sudut 90 derajat dengan gerakan yang cepat
dan lembut.
3. Jangan aspirasi.
4. Untuk semua suntikan, tekan plunger secara perlahan dan
lembut, hati-hati agar tidak menggerakkan jarum suntik.
5. Tarik jarum keluar dengan cepat dan lembut pada sudut yang
sama saat masuk.
6. Pengasuh dapat memegang kapas bersih dengan lembut di
atas
lokasi penyuntikan jika berdarah setelah disuntik.

66
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
Gunakan suntikan steril

Gunakan prosedur pemberian vaksin yang benar:


Hal-hal yang periksa tanggal kadaluarsa pada vial, simpan vaksin
dapat dilakukan pada suhu yang tepat, dan jangan dibekukan.
untuk
mengurangi Gunakan teknik injeksi yang benar, pastikan bahwa dua
reaksi lokal pasca suntikan dilakukan di lokasi berbeda, atau jika dilokasi yang
sama dipisahkan oleh minimal 2,5 cm (1 inci).
suntikan

Jangan memijat atau menggosok kulit setelah


pemberian vaksin.
Rekomendasi tambahan untuk meminimalisir rasa sakit

1. Berikan vaksin yang tidak


sakit terlebih dahulu
2. Penentuan posisi yang tepat:
Minta pengasuh untuk menggendong
bayi di pangkuannya
3. Anjurkan untuk menyusui
(jika memungkinkandan dapat
diterima
secara budaya) saat atau
sebelum injeksi

34
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
Apa yang harus dilakukan jika ketakutan akan rasa sakit menyebabkan keraguan untuk
pemberian vaksinasi
Sabar. Biarkan orang tua/pengasuh menyuarakan rasa takut
dan kekhawatiran mereka. Akui perasaan mereka.
Tindak lanjuti dengan penuh kepedulian mengenai apa
yang mendasari kekhawatiran mereka.

Jangan memaksa atau merespon secara argumentatif


Lakukan percakapan yang memungkinkan anda
membantu dalam mengeksplorasi motivasi mereka
sendiri dan bagaimana anda dapat membantu.
Yakinkan dan berikan pilihan untuk mengelola rasa sakit saat
pemberian imunisasi.
Kesimpulan
Pemberian suntikan ganda dalam satu kali kunjungan imunisasi aman dilakukan. Banyak negara telah
berhasil memperkenalkan beberapa suntikan vaksin ke dalam jadwal imunisasi rutin.

Memberikan beberapa suntikan sekaligus lebih baik dilakukan karena anak-anak dapat terlindungi dari penyakit
berbahaya sedini mungkin, memungkinkan untuk mengurangi jumlah kunjungan bagi orang tua/pengasuh, dan
program Imunisasi dapat berjalan lebih efisien.

Kekhawatiran orang tua tentang suntikan ganda dapat diatasi dengan memberikan jaminan, komunikasi yang
jelas, dan teknik pengurangan rasa sakit.

Petugas kesehatan perlu mendengarkan, mendorong, dan berkomunikasi secara efektif dengan orang tua/pengasuh
untuk memastikan bahwa mereka menerima vaksinasi dan akan kembali untuk vaksinasi di jadwal berikutnya.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai