Anda di halaman 1dari 71

Pelaksanaan Imunisasi

OLEH
MARZUKI, SKM, S.KEP,NS, M. KES
DISAMPAIKAN PADA PELATIHAN PENGELOLA IMUNISASI DI PUSKESMAS
TINGKAT KABUPATEN TANATORAJA
HOTEL SAHID TATOR, PADA TGL 06 – 09 JUNI 2023
TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan pelaksanaan
imunisasi sesuai standar
Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti materi ini , peserta mampu
1. Melakukan persiapan pelaksanaan imunisasi
2. Melaksanakan imunisasi sesuai standar
POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK
BAHASAN

Pengelolaan Limbah medis imunisasi


A. Persiapan Pelaksanaan Imunisasi
1. Menyiapkan Logistik
 Vaccine carrier  Alat tulis (kertas, pensil, dan pena)
 Cool Pack/ kotak dingin cair  Catatan imunisasi (buku KIA atau
kartu imunisasi lain)
 Vaksin
 Buku register (kohort) bayi dan ibu
 Pelarut dan penetes (dropper)  Tempat sampah/kantong untuk
 Alat suntik (Auto Dysable limbah medis selain alat suntik
Syringes/ADS)  Sabun dan wadah air mengalir
 Safety box untuk cuci tangan atau hand
 sanitizer
Pemotong/ kikir ampul pelarut
 Anafilaktik kit
 Formulir KIPI
 Pinset
 Kapas dan wadahnya  Masker bedah
 Bahan penyuluhan (poster,
leaflet, dll)
Mengeluarkan vaksin dan pelarut dari
vaccine refrigerator
Memeriksa apakah vaksin aman diberikan (1)

 Periksa label vaksin dan pelarut. Jika label tidak ada, jangan gunakan
vaksin atau pelarut tersebut.
 Periksa alat pemantau vaksin (Vaccine Vial Monitor/ VVM). Jika kondisi
VVM sudah berada pada kondisi C atau D, vaksin jangan digunakan
Memeriksa apakah vaksin aman diberikan (2)
3) Periksa tanggal kadaluarsa, jangan gunakan vaksin yang sudah
kadaluarsa atau melewati masa pakai

EXP: EXP BY: EXP BEFORE:


10/2019 10/2019 10/2019

Dapat dipakai
Dapat dipakai Dapat dipakai
sampai
sampai dengan: sampai dengan:
dengan:
31/10/2019 30/09/2019
30/09/2019
4) Periksa suhu lemari es.
(lihat pada alat pemantau suhu vaksin)
5) Jika terjadi penyimpangan suhu (< 2°C) dan/atau indikator pada
Freeze Tag menunjukkan tanda “X”, maka dicurigai terjadi
pembekuan vaksin Freeze Sensitive.
Untuk pembuktiannya, dilakukan uji kocok (shake test)

11
Evidence of exposure to freezing
temperatures

10
0 20

-10 30

-20 40

CONTINUOUS MONITORING

Shake test
Langkah-Langkah uji kocok (1)

 Pilih satu dari tiap tipe dan batch vaksin yang dicurigai pernah
beku, utamakan yang dekat dengan evaporator atau bagian
vaccine refrigerator yang paling dingin. Beri label “Tersangka
Beku”. Bandingkan dengan vaksin dari tipe dan batch yang
sama yang sengaja dibekukan hingga beku padat seluruhnya
dan beri label “Dibekukan”.
 Biarkan contoh vaksin “Dibekukan” dan vaksin “Tersangka Beku”
sampai mencair seluruhnya.
 Kocok contoh vaksin “Dibekukan” dan vaksin “Tersangka beku”
secara bersamaan.
 Kemudian taruh berdekatan, dan diamkan.
Langkah-Langkah uji kocok (2)

 Amati contoh vaksin “Dibekukan” dan vaksin “Tersangka beku”,


untuk membandingkan lamanya waktu pengendapan (biasanya
5 s.d 30 menit).
 Jika:
 Pengendapan vaksin “Tersangka beku” lebih lambat dari
contoh vaksin “Dibekukan”, maka vaksin boleh digunakan.
 Pengendapan vaksin “Tersangka beku” sama atau lebih cepat
dari pada contoh vaksin “Dibekukan”, maka vaksin tidak boleh
digunakan (vaksin sudah rusak).
 Anda harus melakukan uji kocok untuk tiap vaksin yang
berbeda batch dan jenis vaksinnya dengan kontrol “Dibekukan”
yang sesuai.
SHAKE TEST
2. Menyiapkan SDM Program Imunisasi
• Puskesmas
- Pengelola program imunisasi dan KIPI
- Pengelola logistik
- Pelaksana imunisasi
• Pustu/Polindes/Poskesdes
- Pelaksana imunisasi
• RS
- Pelaksana imunisasi dan KIPI
- Pengelola logistik
3. Penyiapan Tempat Pelayanan Imunisasi
Pelayanan imunisasi di fasilitas kesehatan (statis)
Ruangan yang ditetapkan untuk pelayanan imunisasi
harus:
– Mudah dijangkau oleh sasaran
– Tidak terkena sinar matahari langsung, hujan atau debu;
– Cukup luas, terang, cukup ventilasi, dan tenang.
Pelayanan imunisasi di lapangan (luar gedung)
– Mudah dijangkau oleh sasaran
– Jika di dalam gedung maka harus cukup luas, terang, cukup
ventilasi dan tenang
– Jika di tempat terbuka, upayakan tempat
itu terlindung sinar matahari langsung.
17
Penyiapan Tempat Pelayanan Imunisasi
 Pintu masuk terpisah dari pintu keluar sehingga orang-orang dapat
masuk dan keluar tempat pelayanan dengan lebih cepat dan mudah
 Tempat menunggu haruslah bersih dan nyaman.
 Mengatur letak meja dan menyiapkan perlengkapan yang diperlukan
 Melaksanakan kegiatan dengan sistem 5 meja yaitu pelayanan terpadu
yang lengkap yang memberikan pelayanan 5 program (KB, KIA, Diare,
Imunisasi, dan Gizi);
 Jumlah orang yang ada di tempat pelayanan imunisasi diatur sehingga
tidak penuh sesak.
 Segala sesuatu yang anda perlukan berada dalam jangkauan atau
dekat dengan meja imunisasi anda.

Pada masa pandemi COVID-19 perlu memperhatikan protokol


kesehatan sesuai dengan panduan yang berlaku (menjaga jarak,
menggunakan masker dan mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir).
4. Menyiapkan Data Sasaran
• Mengecek buku kohort dan menandai
sasaran yang akan diimunisasi
• Menghitung kebutuhan vaksin untuk
pelayanan
B. Pelaksanaan Pelayanan Imunisasi
1. Skrining dan Pemeriksaan Sasaran
Pemeriksaan sasaran
Tentukan usia anak dan status imunisasi terdahulu:
•Mengidentifikasi usia bayi
•Mengidentifikasi vaksin apa yang telah diterima oleh bayi
•Menentukan jenis vaksin yang harus diberikan
•Kontra indikasi terhadap imunisasi
•Mengimunisasi bayi sakit atau memiliki riwayat kejang
demam konsultasikan kepada SpA

20
*Untuk daerah endemis yang sudah melakukan introduksi imunisasi
JE
**Untuk daerah yang sudah melakukan introduksi imunisasi HPV
Kontra Indikasi
Semua bayi sebaiknya diimunisasi kecuali dalam tiga situasi yang
jarang terjadi berikut ini:
•Anafilaksis atau reaksi hipersensitivitas yang hebat, merupakan
kontra indikasi mutlak terhadap dosis vaksin berikutnya.
•Reaksi berlebihan, seperti suhu tinggi diatas 38,5ºC dengan
kejang, penurunan kesadaran, shock atau reaksi anafilaktik lainnya
setelah imunisasi DPT/HB/Hib1 merupakan kontra indikasi untuk
pemberian DPT/HB/Hib2 atau DPT/HB/Hib3.
•Dalam keadaan kejang demam dan panas diatas 38,5ºC
merupakan kontra indikasi sementara pemberian sampai anak
sudah sembuh.
2. Melakukan skrining sasaran
a. Bayi, Baduta, anak sekolah

• Jika terdapat jawaban ya pada


nomor 1 – 5, maka imunisasi
ditunda sampai anak dinyatakan
sehat kembali oleh dokter.
• Jika terdapat jawaban ya pada
nomor 6 – 8 maka sebaiknya anak
dikonsultasikan kepada dokter ahli
dan pemberian imunsiasi dilakukan
oleh dokter ahli.
• Jika terdapat jawaban ya pada
nomor 9 – 10 maka imunisasi pada
anak ditunda dan dapat diberikan
kembali sesuai dengan kriteria
pada bab III.
• Jika jawaban ya pada nomor 11
maka imunisasi ditunda dan dapat
diberikan kembali sampai anak
selesai melakukan karantina
mandiri.
b. Skrining dan Pemeriksaan Sasaran WUS
- Jika memiliki kartu Td, berikan imunisasi lanjutan berdasarkan status
yg tercantun, sesuai jadwal pemberian
- Jika tidak memiliki kartu Td, lakukan skrining utk menentukan
statusnya, tanyakan apakah pernah mendapatkan imunisasi DPT-
HB/DPT-HB-Hib/TT/Td di masa lalu
- Jika TIDAK: berikan dosis pertama TT/Td dan anjurkan kembali minimal 4
minggu kemudian, dst
- Jika YA: berapa banyak dosis yang telah diterima sebelumnya, tetapkan
status T, dan berikan imunisasi berikutnya sesuai interval
–Jika ia tidak bisa mengingat/ tidak tahu, sebaiknya berikan dosis pertama dan
anjurkan untuk datang lagi untuk menerima imunisasi berikutnya

Pengisian buku register


Berguna sebagai alat monitoring

26
PANDUAN PERTANYAAN
PENAPISAN

Catatan : Program BIAS kelas 1, 2 dan 5


mulai dilaksanakan tahun 2017,
sebelumnya sasaran program BIAS untuk
kelas 1, 2 dan 3 SD
3. Pemberian imunisasi yang aman
a. Memastikan vaksin berkualitas selama pelaksanaan imunisasi
• Hindarkan vaccine carrier yang berisi vaksin dari sinar matahari
langsung.
• Sebelum sasaran datang, vaksin dan pelarut harus disimpan dalam
vaccine carrier yang tertutup rapat.
• Jika sasaran imunisasi sudah datang, maka vaksin dilarutkan dengan
jenis pelarut yang sesuai.
• Pada saat melarutkan vaksin, suhu vaksin dan pelarut harus sama.
• Vaksin yang sudah dilarutkan diberi label yang berisikan waktu pelarutan.
Setelah dilarutkan, vaksin BCG hanya boleh digunakan selama 3 jam,
dan vaksin campak selama 6 jam.
• Vaksin yang lainnya, setelah dibuka harus diberi
label yang ditulis tanggal dan waktu vaksin
dibuka. Penggunaannya mengikuti standar
penggunaan vaksin multi-dose.

28
1.4. Pemeliharaan vaksin dan rantai vaksin selama pelaksanaan imunisasi

• Selama pelayanan imunisasi, vaksin dan pelarut harus disimpan dalam


vaccine carrier dengan menggunakan cool pack, agar suhu vaksin dan
pelarut tetap terjaga.
• Tidak diperkenankan membuka vial baru sebelum vial yang sudah dibuka
habis.
• Apabila sasaran selanjutnya belum datang, vaksin yang sudah dilarutkan
harus diletakkan di lubang busa yang terdapat di bagian atas vaccine
carrier (lihat gambar di samping),
dan dilindungi agar tidak terkena sinar matahari
langsung.
• Setiap vaccine carrier sebaiknya dilengkapi
dengan empat buah cool pack.
• Apabila vaksin yang sudah dilarutkan habis,
pelarutan selanjutnya dilakukan jika sasaran
berikutnya telah datang.

29
Penyimpanan vaksin selama pelayanan imunisasi di lapangan
b. Penyuluhan Sebelum dan Sesudah Pelayanan
Imunisasi, berisi tentang:
 Jenis vaksin yang diberikan dan manfaat imunisasi
 KIPI yang mungkin timbul setelah imunisasi dan
cara mengatasinya dan tidak perlu khawatir
 Jadwal imunisasi berikutnya dan pentingnya buku
KIA disimpan secara aman dan dibawa saat
kunjungan berikutnya
 Jumlah kunjungan imunisasi lengkap dan tujuan
memberikan imunisasi lengkap

31
INGAT !!!! 4 pesan penting yg perlu
disampaikan kepada orang tua
 Jenis vaksin yang diberikan dan
manfaat imunisasi
 KIPI yang mungkin timbul setelah
imunisasi dan cara mengatasinya
dan tidak perlu khawatir
 Jadwal imunisasi berikutnya dan
pentingnya buku KIA disimpan
secara aman dan dibawa saat
kunjungan berikutnya
 Jumlah kunjungan imunisasi
lengkap dan tujuan memberikan
imunisasi lengkap
C. Memberikan Penyuntikan yang aman
1. Melarutkan vaksin dengan pelarut
Beberapa ketentuan dalam melarutkan vaksin:
• Cuci tangan
• Amati VVM dan masa kadaluarsa vaksin
• Gunakan semprit pencampur sekali buang setiap kali melarutkan vaksin
• Pastikan suhu vaksin dan pelarut sama (2-8 0 C) saat pelarutan
• Amati botol pelarut, dan pastikan tidak retak
• Baca label pada botol pelarut, pastikan berasal dari pabrik yang sama dengan vaksin
dan tidak kadaluarsa
• Jika terjadi luka saat membuka botol pelarut, buang botol karena ada kemungkinan
isi botol telah terkontaminasi. Balut luka sebelum membuka botol pelarut yang baru.
• Sedot cairan pelarut dengan menggunakan ADS 5 ml
• Selalu menggunakan ADS 5 ml untuk pelarutan vaksin
• Melarutkan vaksin
- Sedot cairan pelarut, lalu suntikkan pelan2 ke dalam vial vaksin. Ulangi beberapa
kali
- Buang ADS ke dalam Safety Box
• Tulis jam pelarutan pada vial vaksin
• Selama pelayanan, vaksin yang sudah dilarutkan
ditempatkan di atas bantalan busa vaksin carrier
33
Penanganan vaksin yang sudah dilarutkan

Ingat.....!!!
• Pelarut tidak boleh saling tertukar
• Gunakan pelarut dari pabrik yang sama dengan vaksin
• Pelarut harus didinginkan minimal 12 jam dalam
Refrigerator sebelum dicampur dengan vaksin
• Jangan melarutkan vaksin jika sasaran belum datang
• Vaksin yang sudah dilarutkan, setelah 3 jam (vaksin
BCG) atau setelah 6 jam (vaksin Campak/MR) tidak
boleh digunakan lagi

34
Prosedur penyuntikan :
• Mengunakan ADS baru dan steril.
• Memeriksa bungkus ADS, untuk memastikan tidak rusak &
belum kedaluarsa.
• Tidak menyentuh jarum.
• Membersihkan kulit dengan kapas air hangat, tunggu kering.
• Tidak memijat-mijat daerah bekas suntikan.
• Jika perdarahan, menekan daerah suntikan dengan kapas
kering baru hingga darah berhenti.
• Membuang ADS bekas pakai langsung ke dalam safety box
tanpa melakukan penutupan kembali jarum suntik (recapping)

35
2. Menggunakan alat suntik ADS
Semprit sekali pakai / Auto Disable Syringe (ADS)
Semprit yang setelah dipakai mengunci sendiri dan hanya
dapat dipakai sekali
Misalnya: • Alat ini hanya bisa digunakan
Uniject sekali
Skifa • Mengeliminasi penyebaran
Soloshot penyakit dari pasien ke
Destroject pasien
Univec • Menghemat waktu untuk
Terumo mensterilisasi
K1
Medeco inject No Ukuran ADS Penggunaan
1 0,05 ml Pemberian imunisasi BCG
Pemberian imunisasi DPT-HB-Hib, Campak,
2 0,5 ml
DT, Td, dan IPV
3 5 ml Untuk melarutkan vaksin BCG dan Campak
Langkah-langkah penggunaan ADS Oneject :

Keluarkan semprit Pasang jarum pada Lepaskan tutup jarum


dari bungkus plastik semprit bila jarum tanpa menyentuh
belum terpasang jarum
Lakukan
penyuntikan.
Setelah
penyuntikan
piston secara
otomatis akan
mengunci dan
semprit tidak
bisa digunakan
lagi.
Masukkan jarum ke dalam Tarik piston untuk mengisi semprit. Piston secara
botol vaksin, ujung jarum otomatis akan berhenti setelah melewati tanda
berada di bawah permukaan 0,05/0,5 ml dan terdengar bunyi klik. Tekan/dorong
vaksin piston hingga isi semprit sesuai dosis 0,05/0,5 ml.
37
Lepaskan jarum dari botol, keluarkan sisa gelembung
udara pada semprit
JENIS ALAT SUNTIK
Alat suntik Prefilled Injection Device (PID)
Jenis alat suntik yang telah berisi vaksin dosis tunggal dari pabriknya

Contoh: Hepatitis B
Keuntungan:
 Mencegah vaksin dari kontaminasi
 Memastikan dosis yang tepat
 Vaksin & Semprit dalam set yang sama
 Mengurangi vaksin terbuang

38
Langkah-langkah penggunaan PID

Dorong dan tekan dengan Jarak antara penutup jarum


Keluarkan PID dari cepat penutup jarum ke dan port akan hilang dan
kemasan dalam port terasa ada klik

Tekan reservoir (gelembung


Pegang PID pada port dan vaksin) untuk mengeluarkan
Keluarkan penutup jarum suntikkan jarum ke lokasi vaksin. Sesudah reservoir kempes,
suntikan tarik PID keluar
Semprit & Jarum sekali buang

Semprit yang hanya bisa dipakai sekali dan


dibuang (disposable), tidak direkomendasikan
untuk penyuntikan imunisasi karena risiko
penggunaan kembali semprit dan jarum
tersebut menyebabkan risiko infeksi tinggi
(WHO,UNICEF & UNFPA, 1999)

40
3. Dosis, Cara dan Tempat Pemberian Imunisasi
Permenkes No. 12 Tahun 2017)
4. Memposisikan anak untuk penyuntikan

Posisi untuk bayi

Posisi untuk anak > 12 bulan


5. Teknik/Cara Penyuntikan Imunisasi

Intramuskular
Subkutan Mis: Hepatitis B,
Mis: campak, MR,
DTP-HB-Hib, IPV
varicella

Oral Intrakutan
Mis: Polio BCG
Intradermal/Intrakutan

Suntikan BCG diberikan


pada lengan kanan atas.
• Dosis 0,05cc,
disuntikkan ke dalam
lapisan kulit dengan
pelan-pelan (intrakutan).
• Untuk memberikan
suntikan intrakutan
secara tepat,harus
menggunakan jarum
pendek yang sangat
halus (10mm, ukuran
26).
44
Penyuntikan intradermal/Intrakutan
• Pegang alat suntik dengan jari-jari dan ibu jari dengan lubang suntik (bevel)
menghadap ke atas.
• Tempatkan alat suntik dan jarumnya hampir rata dengan kulit anak.
• Tusukkan ujung jarum ke bawah permukaan kulit hanya sampai lubang jarum
sedikit terlampaui.
• Jaga agar jarum tetap dekat dengan kulit dengan sudut yang sama seperti saat
ditusukkan.
• Tempatkan ibu jari yang lain pada bagian bawah alat suntik di dekat jarum untuk
menjaga jarum tetap di posisinya, tapi jangan sampai menyentuh jarumnya.
• Pegang bagian pangkal alat suntik dengan jari telunjuk dan jari tengah. Tekan
penekan suntikan dengan ibu jari. Bila anda merasakan tidak ada hambatan saat
menekan, berarti posisi penyuntikan belum benar dan perlu direposisi (lihat di
bawah).
• Bila benar, di atas kulit yang disuntik akan terjadi suatu pembengkakan kecil
berwarna pucat dengan puncak mendatar dan lubang-lubang kecil seperti kulit
jeruk.
• Tarik keluar jarum dengan halus dengan sudut yang sama seperti saat
menusukkan.
• Ibu boleh menempelkan dan menekan dengan halus kapas bersih di atas tempat
suntikan bila terjadi perdarahan setelah penyuntikan. Jangan menggosok-gosok
atau memijit-mijit tempat suntikan.
• Tenangkan si anak.
Penyuntikan intramuscular
Suntikan diberikan pada paha tengah luar secara intramuskular
dengan dosis 0,5 cc
Cara Pemberian :
• Pegang batang alat suntik dengan jari-jari dan ibu jari dengan
lubang jarum menghadap ke atas.
• Regangkan dengan halus dan tahan kulit di bagian atas luar
paha dengan tangan yang lain dan segera tusukkan jarum
dengan sudut 90 derajat lurus kedalam, menembus kulit dan
menuju ke dalam otot.
• Tekan penekan suntikan dengan halus, jaga jangan sampai
jarum di bawah kulit bergerak-gerak.
• Cabut jarum dengan cepat dan halus dengan sudut yang
sama dengan saat menusukkannya.
• Ibu bayi bisa meletakkan kapas bersih di atas lokasi suntikan
bila terjadi perdarahan, tapi jangan digosok-gosok atau dipijit.
• Tenangkan dan alihkan perhatian si anak.
Penyuntikan subkutan
• Pegang badan alat suntik dengan jari-jari dan ibu jari dengan lubang
pada jarum suntik menghadap ke atas.
• Segera tusukkan jarum ke dalam kulit yang dicubit ke atas; jarum
harus mengarah ke bahu dengan sudut 45 derajat.
• Tekan penekan suntikan dengan halus, jaga agar jarum yang
menancap tidak bergerak-gerak.
• Cabut jarum dengan cepat dan halus dengan tetap mempertahankan
sudut seperti saat menusukkannya.
• Ibu bayi bisa meletakkan kapas bersih di atas lokasi suntikan bila
terjadi perdarahan, tapi jangan digosok-gosok atau dipijit.
• Tenangkan dan alihkan perhatian si anak.
Pemberian Suntikan Ganda
(Multiple Injection)

Manfaat melakukan imunisasi secara bersamaan :


Melindungi anak lebih cepat
Lebih sedikit kunjungan untuk imunisasi
Meningkatkan efisiensi: mengurangi waktu
yang diperlukan untuk menyediakan layanan
imunisasi
4.Prinsip penyuntikan yang Aman

Penyuntikan imunisasi yang tepat secara


aman meliputi:
– Kualitas vaksin yang terjamin
– Penyuntikan yang steril
– Melarutkan vaksin secara benar
– Lokasi suntikan yang tepat
– Penapisan kontraindikasi
– Teknik penyuntikan yang benar

50
3. Pelaksanaan Pelayanan Imunisasi
Akhir Pelayanan Imunisasi
Pelayanan Statis
• ADS bekas, dibuang kedalam Safety Box, tanpa menutup kembali
• Safety Box hanya diisi 3/4 bagian (tidak terlalu penuh)
• Safety Box harus ditutup dan disimpan di tempat yang aman,
sampai dimusnahkan
• Mengembalikan sisa vaksin ke dalam Refrigerator (kecuali vaksin
yang dilarutkan)
• Vial/ ampul bekas serta sampah lainnya, masukkan ke kardus lain
• Mencatat hasil imunisasi
• Memberikan data hasil Imunisasi kepada
Korim atau petugas pengelola imunisasi

51
3. Pelaksanaan Pelayanan Imunisasi
Akhir Pelayanan Imunisasi
Pelayanan Luar Gedung
• Merapikan logistik imunisasi
• Tempat Pelayanan tetap dalam keadaan bersih dan rapi
• Semua vaksin yang sudah dibuka, harus dibuang
• Vaksin yang belum dibuka, dikembalikan ke dalam lemari es di
puskesmas
• Mencatat hasil imunisasi
• Memberikan data hasil Imunisasi kepada Korim atau petugas
pengelola imunisasi

52
4. Pengeloaan limbah dengan aman
a. Pembuangan sampah semua benda
medis tajam secara aman
Kotak tahan air dan tusukan
Pembuatan dan penggunaan Jika safety box tidak
digunakan, tutup pembuka
safety box kotak di bagian atas

Simpan safety box di tempat


kering, aman dan jauh dari
jangkauan anak-anak dan
masyarakat umum, sampai kotak
ini telah dibuang dengan aman.

Safety box hanya untuk


tempat pembuangan
semprit

Setelah pelayanan di posyandu safety box


dibawa kembali ke Puskesmas
b. Menggunakan Kotak Pengamanan (safety box)

Bab 4 Penyuntikan yang Aman 54


Jangan membuang ADS dalam safety box
melebihi ¾ box  mencegah tertusuk jarum

Bab 4 Penyuntikan yang Aman 55


PENGELOLAAN LIMBAH DENGAN AMAN
PEMILAHAN LIMBAH
Infeksius Infeksius
tajam non-tajam non-medis
Limbah sisa vaksin dikeluarkan dari dalam botol/ampul, kemudian
didesinfeksi di dalam killing tank (tangki desinfeksi) untuk membunuh
mikroorganisme yang terlibat dalam produksi. Kemudian, limbah yang sudah
didesinfeksi dialirkan ke Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) sesuai
ketentuan yang berlaku

Botol atau ampul yang telah kosong dikumpulkan ke dalam tempat sampah
(kantong plastik) berwarna kuning selanjutnya diinsenerasi (dibakar dalam
incinerator) atau menggunakan metode non insinerasi (al. autoclaving, microwave)
dan dihancurkan

Apabila sumber daya dan sarana tersedia maka pengolahan limbah ini dapat
diserahkan pada pihak ketiga dengan perjanjian kerjasama (MoU) sesuai dengan
kebijakan dan ketentuan yang berlaku di wilayah kabupaten/kota masing-masing.
I. Inaktivasi vaksin
A. Inaktivasi vaksin dgn Chlorine
1. Membuat Larutan Chlorine 2. Cara menginaktivasi vaksin

Vaksin
(maximal 20 vial)

dituang
Biarkan
selama 20
Chlorine Air
mnt
4 Lt larutan Chlorine
400 + 3600 = 0,5%
cc cc di dalam ember
3. Membuang Larutan Chlorine yg
berisi
cairan vaksin yg telah diinativasi
ke IPAL/saluran air limbah

Ember berisi
larutan Chlorine
0,5%
I. Inaktivasi
B. Inaktivasi vaksin OPV dgn cara direbus
1. Merebus
Tuangkan isi cairan vaksin
(max 20 vial) ke dalam air
2. Buang air rebusan vaksin OPV
mendidih
ke IPAL /saluran air limbah
Biarkan selama 30 mnt
II. Memusnahkan vial kosong vaksin
A. Enkapsulasi
masukan vaksin ke dlm
pipa PVC 30 cm (max
sampai 2/3 isi pipa), lalu
kedua ujungnya diisi
pasir/semen lalu ditutup

Gali tanah
Pipa VPC 30 Lalu kubur jauh dari sumber air bersih
cm
II. Memusnahkan vial kosong vaksin
B. Inertisasi

dihancurkan Adukan semen


+ pasir + vial
vaksin yg
sudah
dicampur dihancurkan
dicampur

Vial vaksin

C. Mengubur

Vial vaksin
Kubur vial Vaksin ke dalam bak
beton dengan kedalaman 1,5 m
Cara pengamanan jarum suntik
bekas pakai
Tidak Benar
 Segera masukkan jarum suntik
bekas pakai kedalam safety box
(tanpa direcapping).
 Safety box hanya untuk alat
suntik bekas pakai dan tutup
jarum.
 Kumpulkan seluruh bekas
ampul pelarut, vial vaksin,
tutup vaksin, limbah lainnya
(kapas) didalam kantong atau
wadah yang aman.
Jangan Membuka Karet Penutup

INGAT !!! Vaksin atau menyedot langsung


dari vial
Jangan meninggalkan jarum
suntik tertanam dalam vial.

•Jangan Menyiapkan suntikan


sebelum anak / sasaran hadir

Bab 4 Penyuntikan yang Aman 64


a. Memegang Semprit Dan Jarum Dengan
Aman

PENTING: Jika anda menyentuh bagian-bagian ini, buang semprit


dan jarum dan ambil semprit yang baru dan steril.
b. Tidak melakukan Recaping dan mengurangi keinginan untuk
memegang jarum dan lat suntik
- Tempatkan kotak pengaman dekat dengan petugas yang
memberikan vaksinasi imunisasi sehingga alat suntik dan jarum bekas
dapat segera dibuang.
- Hindari menutup kembali jarum. Jika menutup kembali jarum
dianggap perlu (misalnya jika suntikan tertunda karena anak bergerak-
gerak terus), gunakan teknik sekop dengan satu tangan.
- Jangan mencabut jarum bekas dari alat suntik dengan menggunakan
tangan.
- Jangan membawa alat suntik dan jarum bekas sembarangan .
- Jika sudah selesai memberikan pelayanan imunisasi, ambil vaksin
dan suntikkan, dan masukkan alat suntik ke kotak pengaman.
- Tutup kotak pengaman bila isinya sudah 3/4 penuh.
- Jangan memisahkan jarum dan alat suntik dengan menggunakan
tangan.
c. Mengatur Tata Letak Tempat Pelayanan
Imunisasi
PRAKTEK PERSIAPAN
PELAYANAN & SCREENING
Bermain Peran-Posyandu
• Pemain terdiri dari vaksinator
• Ibu yang mempunyai bayi (5 org) atau ibu WUS
• Kader (1 orang)
•Para peserta melakukan simulasi pelaksanaan
pelayanan imunisasi dlm Gedung atau di Luar
Gedung
•Membuat list daftar sasaran dan melakukan
screening

70
TUGAS
• KELOMPOK 1 : PELAYANAN, CARA MENYUNTIK DAN
SCREENING PADA IMUNISASI BAYI (SUNTIKAN
GANDA)
• KELOMPOK 2 : PELAYANAN, CARA MENYUNTIK DAN
SCREENING PADA IMUNISASI ANAK BADUTA
(SUNTIKAN GANDA)
• KELOMPOK 3 : PELAYANAN DALAM GEDUNG, CARA
MENYUNTIK DAN SCREENING PADA IMUNISASI IBU
HAMIL/WUS

Anda mungkin juga menyukai