SOP Revisi : 00
Tgl. Mulai berlaku :
Halaman Dr. Hj. Any Ernawati
: 1/2 NIP. 19680221200212 2 004
5. Prosedur / e. Pada kondisi tersebut, diduga pernah terjadi pembekuan pada vaksin
Langkah-langkah yang sensitif beku seperti DT, TT, Td, Hepatitis B, DPT/HB,
DPT/HB/Hib dan IPV. Untuk memastikan vaksin dalam kondisi baik
atau rusak, maka sebaiknya dilakukan shake test (uji kocok).
Langkah-langkah uji kocok :
a) Pilih satu dari tiap tipe dan batch vaksin yang dicurigai pernah
beku, utamakan yang dekat dengan evaporator atau bagian lemari
es yang paling dingin. Beri label “Tersangka Beku”. Bandingkan
dengan vaksin dari tipe dan batch yang sama yang sengaja
dibekukan hingga beku padat seluruhnya dan beri label
“Dibekukan”.
b) Biarkan contoh vaksin “Dibekukan” dan vaksin “Tersangka beku”
sampai mencair seluruhnya.
c) Kocok contoh vaksin “Dibekukan” dan vaksin “Tersangka Beku”
secara bersamaan.
d) Kemudian taruh berdekatan, dan diamkan.
e) Amati contoh vaksin “Dibekukan” dan vaksin “Tersangka Beku”,
utk membandingkan lamanya waktu pengendapan (5 – 30 mnt).
f) Jika :
Pengendapan vaksin “Tersangka Beku” lebih lambat dari contoh
vaksin “Dibekukan”, maka vaksin boleh digunakan.
Pengendapan vaksin “Tersangka Beku” sama atau lebih cepat dari
pada contoh vaksin “Dibekukan”, maka vaksin tidak boleh
digunakan (vaksin sudah rusak).
g) Harus melakukan uji kocok untuk tiap vaksin yang berbeda batch
dan jenis vaksinnya dengan kontrol “Dibekukan” yang sesuai.
4. Pemeliharaan vaksin & rantai vaksin selama pelaksanaan imunisasi
a. Hindari vaccine carrier yang berisi vaksin dari sinar matahari
langsung.
b. Sebelum sasaran datang, vaksin dan pelarut harus disimpan dalam
vaccine carrier yang tertutup rapat.
c. Jika sasaran imunisasi sudah datang, maka vaksin dilarutkan dengan
jenis pelarut yang sesuai.
d. Pada saat melarutkan vaksin, suhu vaksin dan pelarut harus sama.
e. Vaksin yang sudah dilarutkan diberi label yang berisikan waktu
pelarutan. Setelah dilarutkan, vaksin BCG hanya boleh digunakan
selama 3 jam, dan vaksin campak selama 6 jam.
f. Vaksin yang lainnya, setelah dibuka harus diberi label yang ditulis
tanggal dan waktu vaksin dibuka. Penggunaannya mengikuti standar
penggunaan vaksin multidose.
g. Selama pelayanan imunisasi, vaksin dan pelarut harus disimpan dalam
vaccine carrier dengan menggunakan cool pack, agar suhu vaksin dan
pelarut tetap terjaga.
h. Tidak diperkenankan membuka vial baru sebelum vial yang sudah
dibuka habis.
i. Apabila sasaran selanjutnya belum datang, vaksin yg sudah dilarutkan
harus diletakkan di lubang busa yang terdapat di bagian atas vaccine
carrier, dan dilindungi agar tidak terkena sinar matahari langsung.
j. Setiap vaccine carrier sebaiknya dilengkapi dgn empat buah cool pack
k. Apabila vaksin yang sudah dilarutkan habis, pelarutan selanjutnya
dilakukan jika sasaran berikutnya telah datang.
6. Unit Terkait Puskesmas, Posyandu