Anda di halaman 1dari 5

SOP PENYIAPAN PELAYANAN

IMUNISASI

No. : SOP/UKP/1245
Dokumen
No.
: 02
SOP Revisi
Tanggal
: 3 Januari 2019
Terbit
Halaman : 1/3
Nama Kapus
PUSKESMAS
ttd
ABCD NIP.00000000000000000

Keberhasilan program imunisasi sangat ditentukan oleh


Pengertian kualitas pelayanan imunisasi oleh petugas imunisasi di
Puskesmas, mulai dari persiapan pelayanan imunisasi.
1. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk
melaksanakan Penyiapan Pelayanan Imunisasi.
2. Kebijakan SK Kepala Puskesmas

3. Referensi Permenkes RI No. 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan


Imunisasi.
Modul Penyelenggaraan Imunisasi Kemenkes RI tahun 2012.
4. Prosedur / 1. Persiapan alat dan bahan:
Langkah- -Vaksin carrier
langkah -Cool pack / kotak dingin cair
-Vaksin, pelarut dan penetes (dropper)
-Alat suntik
-Safety box
-Pemotong / kikir ampul pelarut
-Formulir KIPI
-Kapas dan wadah
-Bahan penyuluhan (poster, leaflet, dll)
-Alat tulis (kertas, pensil, dan pena)
-Catatan imunisasi (buku KIA, KMS, kartu TT)
-Buku register (kohort) bayi dan ibu
-Tempat sampah
-Sabun dan wadah air mengalir untuk cuci tangan
-Anafilaktik kit
-Pingset
2. Petugas yang melaksanakan:
Bidan
3. Langkah - langkah
a. Mengeluarkan vaksin dan pelarut dari lemari es
1) Sebelum membuka pintu lemari es, tentukan
berapa banyak vial vaksin yang dibutuhkan untuk
pelayanan.
2) Buku lemari es, periksa freeze tag atau fridge tag
dan termometer untuk mengetahui keadaan
vaksin sebelumnya.
3) Pilih dan keluarkan vaksin sesuai kondisi VVM,
tanggal kadaluarsa/early expired first out (EEFO),
yang masuk duluan dikeluarkan lebih dulu/first in
first out (FIFO). Prioritas dalam mengeluarkan
mengacu kepada kondisi VVM.
b. Memeriksa apakah vaksin aman diberikan
Sebelum memberikan vaksin, harus dipastikan
bahwa vaksin yang akan diberikan masih baik,
dengan melakukan langkah-langkah berikut :
1) Periksa label vaksin dan pelarut. Jika label tidak
ada, jangan gunakan vaksin atau pelarut
tersebut.
2) Periksa alat pemantau vaksin (VVM).
3) Periksa tanggal kadaluarsa, jangan gunakan
vaksin dan pelarut jika telah melewati tanggal
kadaluarsa.
4) Periksa alat pemantau suhu beku (freeze tag)
dalam lemari es. Jika freeze tag menunjukkan
tanda silang, berarti pernah terjadi penyimpangan
suhu (dibawah 2o C) selama lebih dari 60 menit.
5) Pada kondisi tersebut, diduga pernah terjadi
pembekuan pada vaksin yang sensitif beku
seperti DT, TT, Td, Hepatitis B, DPT/HB,
DPT/HB/Hib dan IPV. Untuk memastikan vaksin
dalam kondisi baik atau rusak, maka sebaiknya
dilakukan shake test (uji kocok).
Langkah-langkah uji kocok :
a) Pilih satu dari tiap tipe dan batch vaksin yang
dicurigai pernah beku, utamakan yang dekat
dengan evaporator atau bagian lemari es
yang paling dingin. Beri label “Tersangka
Beku”. Bandingkan dengan vaksin dari tipe
dan batch yang sama yang sengaja
dibekukan hingga beku padat seluruhnya dan
beri label “Dibekukan”.
b) Biarkan contoh vaksin “Dibekukan” dan vaksin
“Tersangka beku” sampai mencair
seluruhnya.
c) Kocok contoh vaksin “Dibekukan” dan vaksin
“Tersangka Beku” secara bersamaan.
d) Kemudian taruh berdekatan, dan diamkan.
e) Amati contoh vaksin “Dibekukan” dan vaksin
“Tersangka Beku”, utk membandingkan
lamanya waktu pengendapan (5 – 30 mnt).
f) Jika :
 Pengendapan vaksin “Tersangka
Beku” lebih lambat dari contoh vaksin
“Dibekukan”, maka vaksin boleh
digunakan.
 Pengendapan vaksin “Tersangka
Beku” sama atau lebih cepat dari
pada contoh vaksin “Dibekukan”, maka
vaksin tidak boleh digunakan (vaksin
sudah rusak).
g) Harus melakukan uji kocok untuk tiap vaksin
yang berbeda batch dan jenis vaksinnya
dengan kontrol “Dibekukan” yang sesuai
c. Pemeliharaan vaksin & rantai vaksin selama
pelaksanaan imunisasi
1) Hindari vaccine carrier yang berisi vaksin dari
sinar matahari langsung.
2) Sebelum sasaran datang, vaksin dan pelarut
harus disimpan dalam vaccine carrier yang
tertutup rapat.
3) Jika sasaran imunisasi sudah datang, maka
vaksin dilarutkan dengan jenis pelarut yang
sesuai.
4) Pada saat melarutkan vaksin, suhu vaksin dan
pelarut harus sama.
5) Vaksin yang sudah dilarutkan diberi label yang
berisikan waktu pelarutan. Setelah dilarutkan,
vaksin BCG hanya boleh digunakan selama 3
jam, dan vaksin campak selama 6 jam.
6) Vaksin yang lainnya, setelah dibuka harus diberi
label yang ditulis tanggal dan waktu vaksin
dibuka. Penggunaannya mengikuti standar
penggunaan vaksin multidose.
7) Selama pelayanan imunisasi, vaksin dan pelarut
harus disimpan dalam vaccine carrier dengan
menggunakan cool pack, agar suhu vaksin dan
pelarut tetap terjaga.
8) Tidak diperkenankan membuka vial baru
sebelum vial yang sudah dibuka habis.
9) Apabila sasaran selanjutnya belum datang,
vaksin yg sudah dilarutkan harus diletakkan di
lubang busa yang terdapat di bagian atas vaccine
carrier, dan dilindungi agar tidak terkena sinar
matahari langsung.
10)Setiap vaccine carrier sebaiknya dilengkapi dgn
empat buah cool pack
11)Apabila vaksin yang sudah dilarutkan habis,
pelarutan selanjutnya dilakukan jika sasaran
berikutnya telah datang.
5. Bagan Alir -
6. Hal-hal -
yang perlu
diperhatikan
7. Unit Terkait Puskesmas, Posyandu

8. Dokumen -
Terkait

9. Rekaman
Tanggal mulai
historis No Yang diubah Isi Perubahan
diberlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai