Anda di halaman 1dari 65

PROSEDUR VAKSINASI

PROSEDUR VAKSINASI
1. Membuat program vaksin di unit farm.
2. Memperkirakan order vaksin.
3. Sterilisasi peralatan vaksin.
4. Penerimaan & penyimpanan vaksin.
5. Merencanakan vaksinasi di kandang.
6. Aplikasi vaksin: IO, IM, Oral (contoh
program vaksin pada usia 21 hari).
7. Aplikasi vaksin: SC, IM, WW (contoh
program vaksin pada usia 35 hari).
Tugas kelompok
1. Membuat program vaksin di unit farm : apa saja data
yang diperlukan serta permasalahannya.
2. Memperkirakan order vaksin supaya tidak terjadi sisa
stock (sisa berlebihan). Berikutnya bagaimana cara
menghitung kebutuhan obat untuk medikasi.
3. Sterilisasi peralatan vaksin: persyaratan ruangan,
peralatan dan proses sterilisasi.
4. Penerimaan vaksin di farm: cara penerimaan vaksin,
penempatan dan syarat penyimpanan vaksin.
5. Merencanakan vaksinasi di kandang: mempersiapkan
peralatan, vaksin & tenaga kerja yang diperlukan,
kalibrasi alat vaksin.
6. Aplikasi vaksin: contoh program vaksin pada usia 21
hari, bagaimana cara pelarutan vaksin, aplikasi dan
urutan aplikasi serta jumlah tenaga kerjanya.
7. Aplikasi vaksin: contoh program vaksin pada usia 21
hari, bagaimana cara pelarutan vaksin, aplikasi dan
urutan aplikasi serta jumlah tenaga kerjanya.
Vaccination Management
Medication Practice

Farm

Biosecurity & Sanitation


Vaccination

Chicken Vaccine
Immunity

Administration
VAKSINASI
Tujuan dari vaksinasi :
 Proteksi terhadap penyakit lokal / strain lokal
 Proteksi terhadap penyakit yang sifatnya umum
 Proteksi progeny dari infeksi dini
PROGRAM VAKSINASI
Jenis Vaksin :
 Vaksin live
Fungsi : sebagai local immunity, merangsang
pembentukan kekebalan antibody ( priming )
Contoh : ND, IB, IBD, Reo, ILT, AE, MG, Fowl Pox
 Vaksin killed
Fungsi : sebagai humoral antibody
Contoh : ND, IB, IBD, Reo, MG, Coryza, AI
APLIKASI
Vaksin Live :
 Tetes mata ( io )
 Cekok ( oral )
 Air minum ( dw )
 Spray
 Tusuk sayap ( wing web )
Vaksin Killed :
 Injeksi ( im & sc )
1. Membuat program vaksin
Berdasarkan program vaksin yang telah
disetujui.
Harus mempunyai data tgl. Hatch datenya
Gunakan form standard yang biasa digunakan.
Apabila ada jadwal vaksin yang bersamaan
dengan kandang lain maka salah satu bisa
digeser dengan mempertimbangkan resiko
paling kecil apabila digeser.
Program vaksin yang programnya sudah
mingguan, maka bisa dilakukan sinkronisasi
program dan dalam pelaksanaanya bisa
dirapatkan sehingga memudahkan dalam
pelaksanaannya.
2. Membuat perkiraan order vaksin dan
cara menghitung kebutuhan obat.
Membuat perkiraan order vaksin :
 Harus mengetahui jumlah populasi, data tersebut
harus selalu tersedia setiap saat, sehingga bisa
melakukan koreksi apabila ada kesalahan order.
 Mengetahui data stock yang ada.
 Dicocokan dengan program vaksin.
 Order vaksin live
Perlu diluent atau tidak
Jumlah vaksin :
 Total populasi ditambah 6 – 7%
 Order vaksin killed
Jumlah vaksin :
 Total populasi ditambah 2 - 3%
2. Membuat perkiraan order vaksin dan
cara menghitung kebutuhan obat.
Cara menghitung kebutuhan obat :
 Mengetahui dosis obat, kandungan obat,
berapa kemasannya, jumlah populasinya dan
berat badannya.
 Contoh :
Ayam breeder PS usia 30 minggu, jumlah populasi
betina 9000 ekor, jumlah populasi jantan 900 ekor,
berat ayam betina 3,3 kg, berat ayam jantan 4 kg.
Menggunakan obat “A” dengan kandungan 10%,
kemasan obat 1kg, memakai dosis 10mg / kg berat
badan.
2. Membuat perkiraan order vaksin dan
cara menghitung kebutuhan obat.
Cara menghitung kebutuhan obat :
 Contoh :
Total BW jantan : 9000 x 3.4 kg : 30.600 kg
Total BW betina : 900 x 4 kg : 3.600 kg
Total BW jantan + betina : 34.200 kg
Dosis 10 mg : 10 x 34.200 = 342.000 mg
Kandungan obat 10% : 100 mg / cc
Kebutuhan obat 342.000 / 100 = 3.420 cc
Kebutuhan 5 hari : 5 x 3.420 cc = 17.100 cc,
dibulatkan menjadi 17.000 ( 17 liter ).
Demikian pula kalau kebutuhan obat sebanyak
16.800 cc, maka pemakaiannya = 17.000 cc
3. Sterilisasi peralatan vaksin
Spuit socorek yang selesai dipakai dikirim ke
ruang sterilisasi, kemudian dibongkar dan
dibersihkan diatas nampan plastik.
Bekas vaksin killed yang menempel di kaca
bisa dibersihkan dengan alkohol, setelah itu
dibilas dengan air bersih. Socorek yang telah
dipakai untuk vaksin live pencuciannya tidak
perlu menggunakan alkohol. Selang plastik yang
masih bagus dicuci dengan panas.
3. Sterilisasi peralatan vaksin
Storage

Tray
3. Sterilisasi peralatan vaksin
Spuit dan selang yang sudah bersih di sterilisasi
dengan panci presto sampai mendidih selama
10 – 15 menit.
Setelah agak dingin dirakit dan dimasukkan
kedalam plastik steril, kemudian disimpan di
dalam almari yang bersih. Penyimpanan socorex
yang steril diberi pengering, supaya tidak
lembab.
Thermos, box cooler & box plastik yang selesai
dipakai dari kandang dicuci dengan sabun
kemudian dibilas dengan air bersih dan
dikeringkan & simpan di ruang vaksin.
4. Penerimaan & penyimpanan vaksin
Pada waktu vaksin datang ditempat transit,
maka segera diambil. Setelah sampai di farm,
maka segera masukkankedalam kulkas.
Stirioform dan alat packing yang lain segera
dimusnahkan.
Penyimpanan vaksin live dan killed supaya
dipisahkan. Penempatan vaksin dikelompokkan
berdasarkan jenis vaksin & berikan tanda
pengenal.
Simpan pada suhu 2oC – 8oC, suhu ideal 4oC –
5 oC
Kulkas supaya diberi thermometer dan alarm,
suhu dimonitor dan dicatat 3x sehari, pada pagi,
siang dan sore hari.
4. Penerimaan & penyimpanan vaksin
Storage

Temperature record
4. Penerimaan & penyimpanan vaksin
Storage

Live vaccines Killed vaccines


4. Penerimaan & penyimpanan vaksin
Vaksin killed jangan disimpan dekat dengan freezer
karena akan mudah membeku. Kalau sudah membeku
berarti vaksin sudah rusak, jangan dipakai !!!
Penyimpanan vaksin MG live :
 Penyimpanan jangka panjang menggunakan freezer
dengan temperatur -70°C. Untuk penyimpanan
jangka pendek, dibawah 4 minggu menggunakan
freezer dengan temperatur -20°C. Untuk keperluan
transportasi harus menggunakan dry-ice. Dry-ice akan
tahan selama 2 hari.
Penyimpanan vaksin di dalam kulkas jangan terlalu
berlebihan ( penuh ), menyebabkan suhu dan sirkulasi
dalam kulkas tidak bagus.
Ruangan tempat vaksin harus bersih, bertekanan
positip. Ruangan vaksin tidak boleh dicampur dengan
tempat penyimpanan bahan kimia.
5. Merencanakan vaksinasi dikandang
Peralatan yang harus disiapkan supaya
disesuaikan dengan usia ayam, yaitu sebagai
berikut :
 Sekat yang digunakan untuk vaksin usia 21 hari
memakai sekat dengan ketinggian 40 cm.
 2 buah box plastik untuk ayam.
 Thermos untuk tempat vaksin live, box tempat vaksin
killed, thermos tempat diluent, box plastik untuk spuit
socorex, jarum suntik, tempat jarum bersih & kotor,
pentil untuk spuit, selang spuit, aquades steril / NaCl
phisiologis untuk melarutkan vaksin IBD.
 Tower air minum 2 hari sebelum vaksin supaya
diuapkan (chlorinnya).
 Thowing vaksin killed di suhu ruangan minimal 4 jam.
5. Merencanakan vaksinasi dikandang

Killed Vaccine Box Live Vaccine Boxes

Equipment Boxes
5. Merencanakan vaksinasi dikandang
Storage
5. Merencanakan vaksinasi dikandang
Peralatan yang harus disiapkan supaya
disesuaikan dengan usia ayam, yaitu sebagai
berikut :
 Lakukan kalibrasi spuit dan alat droper dengan
menggunakan spuit plastik ukuran 3 – 5 ml. Pada
saat selesai vaksin, sisa vaksin supaya dikumpulkan
untuk mengetahui apakah dosis yang diberikan sudah
tepat.
 Tenaga yang dibutuhkan untuk vaksin usia 21 hari
dalam 1 group sebagai berikut :
Penjaga & penyekat 1 orang
Operator tetes mata 2 orang
Operator oral 2 orang
Operator injeksi 2 orang
Melayani 4 orang
Total 11 orang
6. Aplikasi Vaksin
Vaksin live dimasukkan kedalam thermos es dan diberi
es yang cukup, minimal 6 bungkus es . Usahakan semua
permukaan vaksin tertutup oleh es.
Vaksin Killed dimasukkan kedalam box cooler, tidak
perlu pakai es. Lakukan towing pada suhu ruangan
minimal 2 jam sebelum dibawa ke kandang.
Vaksin live yang sudah dilarutkan kedalam diluent sudah
harus habis dalam waktu 30 menit.
Diluent vaksin dan botol diluent kosong & penggantung
botol vaksin ditempatkan tersendiri.
Spuit Socorek dan selang steril ditempatkan di box
plastik yang bersih. Box plastik sebelum dipakai bagian
dalamnya supaya dalam kondisi bersih.
Sesampainya di kandang siapkan ember yang berisi air
dan bahan kimia untuk membuang bekas botol-botol
vaksin, supaya vaksinnya tidak mencemari kandang.
5. Merencanakan vaksinasi dikandang

Killed Vaccines
5. Merencanakan vaksinasi dikandang
Storage

Put under ice pack


6. Aplikasi Vaksin
Vaksin usia 21 hari

Melayani Penyekat
Tetes mata
Oral
Suntik IM
6. Aplikasi Vaksin
Vaksin usia 35 hari

Melayani
Suntik im
Wing web
Suntik sc
6. Aplikasi Vaksin
Penyekatan
6. Aplikasi Vaksin
Vaksin usia 23 minggu

Melayani
Tetes mata
Suntik IM
Penyekat / pencampur vaksin
6. Aplikasi Vaksin
Penyekatan
6. Aplikasi Vaksin
Penyekatan
Jumlah sekat harus
cukup
40cm

80cm
6. Aplikasi Vaksin
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk vaksin
injeksi :
 Spuit socorex sebelum dipakai supaya ditera dahulu,
karena biasanya ukurannya sudah berubah.
 Jarum ukuran 22Gx1/2 untuk ayam usia 1 minggu,
Jarum ukuran 20Gx1/2 untuk ayam usia 2 – 5 mgg,
Jarum ukuran 19Gx1/2 untuk ayam usia diatas 5
minggu.
 Thowing vaksin killed sebelum dipakai ( dikeluarkan
dari termos ) pada suhu kandang selama +/- 30 menit.
Selama dipakai agar selalu dikocok sesering mungkin.
6. Aplikasi Vaksin
Killed Vaccine injection (IM)
6. Aplikasi Vaksin
Cara melarutkan vaksin live dengan diluent yang
akan dipakai untuk tetes mata (ND, IB ) :
 Ambil diluent vaksin secukupnya ( +/- 2 cc ) dengan
menggunakan spuit plastik 5 cc yang steril, masukkan jarum
melalui tutup karet pada botol vaksin, kemudian tekan
supaya diluent masuk ke dalam botol vaksin., dan dikocok-
kocok sampai vaksin larut.
 Kemudian buka tutup botol vaksin yang sudah dilarutkan
dengan diluent & pasang konector untuk pembilasan pada
botol vaksin.
 Lakukan pembilasan pada botol vaksin dengan cara
menggoyang botol vaksin yang sudah dihubungkan dengan
botol diluent. Larutan vaksin dibagi menjadi 3 – 4 bagian,
supaya larutan vaksin cepat terpakai.
 Ayam yang mau diberi vaksin tetes mata supaya matanya
betul-betul dalam posisi datar, sehingga vaksin tidak
tumpah. Vaksin yang sudah dilarutkan harus sudah habis
dalam waktu 30 menit.
6. Aplikasi Vaksin
Eye Drop
6. Aplikasi Vaksin
Eye Drop
6. Aplikasi Vaksin
Eye Drop

Open please !!!!


6. Aplikasi Vaksin
Eye Drop
6. Aplikasi Vaksin
Eye Drop
6. Aplikasi Vaksin
Eye Drop
6. Aplikasi Vaksin
Eye Drop
6. Aplikasi Vaksin
Eye Drop
6. Aplikasi Vaksin
Eye Drop
6. Aplikasi Vaksin
Eye Drop
6. Aplikasi Vaksin
Cara melarutkan vaksin live dengan diluent yang
akan dipakai untuk tetes mata (MG live ) :
 Vaksin harus di thawing sebelum diaplikasikan, yaitu
sebagai berikut :
Siapkan baskom yang berisi +/- 5 liter air
dengan temperatur ± 35° C. Selama thawing
dilakukan penggoyangan botol vaksin di dalam air.
Total waktu yang dibutuhkan untuk thawing
adalah 9 -12 menit. Setelah vaksin mencair
( thawing ) ditempatkan pada cool box ( suhu 4°
- 10 ° C ). Vaksin yang telah mencair harus
segera dipergunakan selama 2-4 jam dan tidak
dapat dibekukan kembali (re-frozen). Vaksin yang
akan dicairkan harus disesuaikan dengan jumlah
ayam yang akan divaksin.
6. Aplikasi Vaksin
Thowing vaksin MG
6. Aplikasi Vaksin
Melarutkan vaksin live dengan diluent yang akan
diinjeksikan ( vaksin Reo live ) :
 Ambil diluent vaksin secukupnya dengan
menggunakan spuit plastik 5 cc yang steril, masukkan
jarum melalui tutup karet pada botol vaksin, kemudian
tekan supaya diluent masuk ke dalam botol vaksin.,
dan dikocok-kocok sampai vaksin larut.
 Vaksin yang sudah larut diambil dengan spuit plastik
dan dipindahkan kedalam diluent. Bilas botol vaksin
dengan diluent vaksin yang diambil dengan spuit
plastik beberapa kali sampai vaksin sudah larut
semuanya.
 Bekas botol vaksin masukkan kedalam ember yang
berisi air & bahan kimia.
6. Aplikasi Vaksin
Melarutkan vaksin live dengan diluent yang akan
diinjeksikan ( vaksin Reo live ) :
 Lakukan penggoyangan botol supaya larutan menjadi
sempurna. Jangan melakukan pengocokan terlalu
keras karena akan merusak vaksin
 Setelah selesai pencampuran, jarum spuit ditutup
kembali dan disimpan pada box plastik. Jarum spuit
plastik tidak boleh dipegang-pegang pada waktu
melakukan pengenceran vaksin, karena akan
tercemar
 Pada waktu melakukan pelarutan dilakukan pada
tempat yang tidak berdebu. Oleh karena itu vaksin live
yang akan diinjeksikan , tidak boleh dibawa masuk
kedalam kandang.
6. Aplikasi Vaksin
Live vaccine injection (SC)
6. Aplikasi Vaksin
Live vaccine injection (SC)
6. Aplikasi Vaksin
Live vaccine injection (SC)
6. Aplikasi Vaksin
Live vaccine injection (SC)
6. Aplikasi Vaksin
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk vaksin
wing-web :
 Cara melarutkan vaksin live yang akan dipakai untuk
wing-web hampir sama dengan yang akan dipakai
untuk vaksin tetes mata, bedanya hanya pada jenis
diluentnya
6. Aplikasi Vaksin
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk vaksin
wing-web :
 Pada waktu melakukan vaksinasi supaya ada yang
membantu memegang sayapnya, sehingga vaksinasi
bisa tepat.
 Level vaksin didalam botol selalu dimonitor, usahakan
lubang alat tusuk selalu tercelup larutan vaksin,
larutan vaksin minimal ½ botol.
 Reaksi post vaksin supaya dimonitor setelah 5 s/d 7
hari post vaksin, apabila ada pembengkaan pada
sayap maka vaksin dianggap berhasil. Catat tingkat
keberhasilannya dengan menggunakan sampel
sebanyak +/- 200 ekor ayam. Apabila tingkat
keberhasilannya dibawah 90% perlu dipertimbangkan
memberikan ulangan vaksin, atau vaksin yang kedua
supaya lebih hati-hati
6. Aplikasi Vaksin
Wing Web
6. Aplikasi Vaksin
Wing Web
6. Aplikasi Vaksin
Oral

Pencampuran vaksin :
Ambil glukose atau aquades dengan
memakai spuit
Masukkan ke dalam vial vaksin
Buka tutup vial
Ambil larutan dan campurkan
Bilas vial beberapa kali
6. Aplikasi Vaksin
Oral

Oksigen
6. Aplikasi Vaksin
Oral
6. Aplikasi Vaksin
Spray

Perlengkapan :
Foger lengkap
Kabel lengkap
Senter
Gelas ukur
Ember khusus vaksin
Pengaduk
Botol plastik
6. Aplikasi Vaksin
Spray

Setiap 1000 ds menggunakan air 1000 cc,


untuk ayam produksi
Buka tutup botol dibawah permukaan air
6. Aplikasi Vaksin
Spray
6. Aplikasi Vaksin
Spray

Anda mungkin juga menyukai