Anda di halaman 1dari 7

PENANGANAN IMUNISASI

No. Dokumen : 053


No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas dr. Chandra O Siregar, MKM
NIP :196810242006041005
Bukit Indah
1. Pengertian Imunisasi adalah kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit,
dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan
terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi
seseorang. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan
memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja,
sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi
lainnya (Umar, 2006)

2. Tujuan Sebagai Acuan dalam pemberian imunisasi.


3. Referensi 1. Depkes RI, 2004, pedoman penyelenggaraan Imunisasi,
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Direktoral Promosi
Kesehatan, Jakarta.
2. Depkes RI, 2005, Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor : 1059/MENKES/SK/IX/2004: Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi, Jakarta
3. Depkes RI, 2007, Modul Kegiatan Lima Imunisasi Dasar Lengkap,
Ditjen PP & PL, Jakarta.

1. Prosedur 1. Menggunakan ADS (Auto Disable Syringe) baru dan steril.


- Memeriksa bungkus ADS, untuk memastikan tidak rusak &
belum kadaluarsa.
- Tidak menyentuh jarum.
- Membersihkan kulit dengan kapas + air matang, tunggu
kering.
- Menyuntikkan vaksin sesuai dengan jenis vaksin.
- Tidak memijat-mijat daerah bekas suntikan.
- Jika pendarahan, menekan daerah suntikan dengan kapas
kering baru hingga darah berhenti.
- Membuang ADS bekas pakai langsung ke dalam safety box
tanpa melakukan penutupan kembali jarum suntik (no
recapping).

2. Cara imunisasi BCG :


- Suntikan BCG diberikan secara Intrakutan pada lengan
kanan atas.
- Dosis 0,05 cc, disuntikkan ke dalam lapisan kulit dengan
pelan-pelan (intrakutan).
- Untuk memberikan suntikan intrakutan secara tepat, harus
menggunakan jarum pendek yang sangat halus (10, ukuran
26).
3. Cara imunisasi Polio :
- Petugas mencuci tangan.
- Pastikan vaksin polio dalam keadaan baik (perhatikan nomor,
kadaluarsa dan vvm).
- Buka tutup vaksin dengan menggunakan pinset/gunting
kecil.
- Pasang pipet diatas botol vaksin.
- Letakkan anak pada posisi yang senyaman mungkin.
- Buka mulut anak dan teteskan vaksin polio sebanyak 2 tetes.
- Pastikan vaksin yang telah diberikan ditelan oleh anak yang
diimunisasi.
- Jika di muntahkan atau dikeluarkan oleh anak, ulangi lagi
penetesan.
- Saat meneteskan vaksin ke mulut, pastikan agar vaksin tetap
dala kondisi steril.
- Rapikan alat.
4. Cara imunisasi DPTHB :
- Suntikan diberikan pada paha tengah luar secara
intramuskular dengan dosis 0,5 cc.
Cara pemberian :
- Letakkan bayi pada posisi miring di atas pangkuan ibu
dengan seluruh kaki telanjang.
- Orang tua sebaiknya meVegang kaki bayi.
- Pegang paha dengan ibu jari dan jari telunjuk.
- Masukkan jarum dengan sudut 900.
- Suntikkan seluruh jarum langsung ke bawah melalui kulit
sehingga masuk ke dalam otot. Lakukan pelan-pelan untuk
mengurangi rasa sakit.
5. Cara imunisasi campak :
- Suntikkan campak diberikan pada lengan kiri atas secara
subkutan dengan dosis 0,5 cc.
Cara Pemberian :
- Atur bayi dengan posisi miring di atas pangkuan ibu dengan
seluruh lengan telanjang.
- Orang tua sebaiknya memegang kaki bayi. Gunakan jari-jari
kiri anda untuk menekan ke atas (mencubit) lengan bayi.
- Cepat tekan jarum ke dalam kulit yang menonjol ke atas
dengan sudut 450.
- Untuk mengontrol jarum, peganglah ujung semprit dengan
ibu jari dan jari telunjuk anda tetapi jangan sentuh jarum.

Prosedur pelarutan vaksin :


- Menggunakan pelarut yang tepat dan berasal dari produsen
yang sama.
- Memperhatikan tanggal kadaluarsa pelarut.
- Memperhatikan VVM (Vaccine Vial Monitor) dan kadaluarsa
vaksin.
- Hanya melarutkan vaksin bila telah ada sasaran imunisasi.
- Saat melarutkan vaksin, suhu pelarut dan vaksin harus saa
(2-80C).
- Memperhatikan tindakan aseptik dalam pelarutan.
- Hanya menggunakan satu semprit untuk satu vial vaksin.
Setelah dipergunakan, semprit langsung dibuang ke dalam
safety box.
- Mencatat jam pelarutan vaksin.
- Tidak mempergunakan vaksin bila telah lewat “masa pakai”
setelah pelarutan.
2. Bagan Alir
Pemberian
Imunisasi pada Persiapan Persiapan Pasien
Bayi, Balita Alat
dan Anak Pra
Sekolah Imunisasi

Imunisasi BCG,
Polio, DPTHIB,
3. Unit terkait Campak
1. Kepala Puskes
2. Bidan Atau Perawat

Pemberian vaksin yang tepat secara aman


Penyuntikan vaksin yang tepat secara aman meliputi :
- Kualitas vaksin yang terjamin
- Penyuntikan yang steril
- Melarutkan vaksin secara benar
- Lokasi suntikan yang tepat
- Penapisan indikasi dan kontra indikasi
- Teknik penyuntikan yang benar

PENANGANAN DIARE
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
Puskesmas dr. Chandra O Siregar, MKM
NIP :196810242006041005
Bukit Indah
4. Pengertian Diare ( bahasa inggris: diarrhea) adalah sebuah penyakit disaat
tinja atau feses berubah menjadi lembek atau cair yang biasanya
terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam.
5. Tujuan Sebagai acuan dalam penanganan GE
6. Referensi 4. Kemenkes RI,2011,Buku Saku Lintas Diare Untuk Petugas
Kesehatan, Direktorat jendral pengendalian penyakit dan
penyehatan lingkungan, jakarta
5. UNICEF/WHO, 2009, Diarrhoea: why cnildren are still dying
and what can be done,Geneva.
6. Kemenkes RI 2012, ‘Profil data kesehatan indonesia tahun
2011’ Jakarta
7. Kemenkes RI 2011,Buletan jendela data dan informasi
kesehatan volue 2,triwulan 2.
8. Prosedur 1. Pada penderita diare tanpa dehidrasi ( terapi A ) :
berikan cairan ( air tajin, larutan gula garam, oralit )
sebanyak yang diinginkan hingga diare stop, sebagai
petunjuk berikan setiap habis BAB

- Anak <1 thn : 50-150 ml


- Anak 1-4 thn : 100-200 ml
- Anak > 5 thn : 200-300 ml
- Meneruskan pemberian makanan atau ASI bagi bayi.

2. Pada penderita diare dengan dehidrasi ringan- sedang


( Terapi B) :
- Oralit diberikan 75 ml/kg BB dalam 3 jam, jangan dengan
botol
- Jika anak muntah ( karena pemberian cairan terlalu cepat
), tunggu 5-10 menit lalu ulangi lagi, dengan pemberian
lebih lambat ( 1 sendok setiap 2-3 menit).

3. Pada penderita Diare dengan dehidrasi berat ( Terapi C )


- Diberikan ringer Laktat 100 ml yang terbagi dalam
beberapa waktu
- Setiap 1-2 jam pasien diperiksa ulang jika dehidrasi tidak
membaik tetaskan dipercepat. Setelah 6 jam ( bayi ) atau
3 jam ( pasien lebih tua) pasien kembali diperiksa.

9. Bagian Alir
Penanganan Diare
pada Bayi, Balita
dan Anak Pra
Sekolah

Berikan cairan, air


Diare tanpa tajin, gula garam, oralit
dehidrasi
Oralit di berikan 75
Diare
m/Kg BB dala 3 jam
dehidrasi
ringan
(sedang)
10.Unit terkait 1. Kepala puskesas
2. Bidan atau perawat

PENANGANAN ISPA
No. Dokumen :

SOP No. Revisi :

Tanggal Terbit :

Halaman :
Puskesmas dr. Chandra O Siregar, MKM
NIP :196810242006041005
Bukit Indah
1. Pengertian Infeksi saluran pernapasan akut ( ISPA ) adalah infeksi saluran
pernapasan akut yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-
paru yang berlangsung kurang lebih 14 hari, ISPA engenai
stutuktur saluran diatas laring, tetapi kebanyakanj penyakit ini
mengenai bagian saluran atas dan bawah secara stimulan atau
berurutan ( Muttaqin, 2008).
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penanganan ISPA
3. Referensi 1. Perhimpunan rumah sakit seluruh Indonesia, 2012, musim
kemarau,anak rawan terkena ISPA, diunduh tanggal 28
agustus 2018, <http://www.pdpersi.co.id>
2. Rasmaliah,2008, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA)
Dan penganggulangannya, di unduh pada tanggal 28
agustus 2018 <http://librariy.usu.ac.id>
3. Warung masyarakat informasi indonesia, 2009, infeksi
saluran nafas akut (ISPA), diunduh tanggal 28 agustus
2018, <http//www.warasif.co.id>
4. Prosedur PEMERIKSAAN PENYAKIT ISPA :
- Sesak napas atau frekuensi napas menjadi lebih cepat
- Napas berbunyi mengi ( Wheezing) atau seperti merintih (
Grunting )
- Dinding dada atau sela-sela iga tanpa tertarik kedalam
bila anak bernapas
- Bibir berwarna kebiru-biruan
- Leher anak kaku
- Kesulitan menelan
- Muntah terus meneurus
- Anak tampak sangat lemah

PENGOBATAN PENYAKIT ISPA :


- Pneumonia berat : dirawat dirumah sakit, diberikan anti
biotik parenteral, oksigen dan sebagainya
- Pneumonia : diberi obat anti biotik kotrioksasol peroral.
Bila penderita tidak mungkin diberi kontrimoksasol atau
ternyata dengan memberikan kontrimoksasol keadaan
penderita menetap, dapat dipakai obat antibiotik
pengganti yaitu ampisilin, amoksisilin atau penisilin
prokain.
- Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik.
Diberikan perawatan dirumah, untuk batuk dapat
digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain
yang tidak mengandung zat yang merugikan seperti
kodein, dextrometorvan dan antihistamin. Bila demam
diberikan obat penurut panas yaitu paracetamol.
Penderita dengan gejala batuk, pilek bila pada
pemeriksaan tenggorokan didpaat adanya bercak nanah
( eksudal)
- Disertai pembesaran kelenjar getah bening dileher,
dianggap sebagai radang tenggorokan oleh kuman
streptococcuss dan harus diberi antibiotik ( penisillin )
selama 10 hari
- Setiap bayi atau anak dengan tanda bahaya harus
diberikan perawatan khusus untuk pemberian
selanjutnya.

5. Bagan alir
Penanganan Perhatikan
Periksa bibir, leher dan
ISPA pada Pernapasa
keadaan anak tersebut
Bayi, Balita nnya
dan Anak
Pra Sekolah
Pengobatan wajib di
rawat di Rumah Sakit

Diberi tindakan
pengobatan oksigen,
antibiotik, praterial,
dll

6. Unit terkait 1. Kepala puskesas


2. Bidan atau perawat

Catatan

PEBERIAN VAKSIN YANG TEPAT DAN AMAN

Penyuntikan vaksin yang tepat secara aman meliputi:

-Kualitas vaksin yang terjamin

-Penyuntikan yang steril

-Meralutkan vaksin secara benar


-Lokasi suntikan yang tepat

-Penapisan indikasi dan kontra indikasi

-Teknik penyuntikan yang benar

Anda mungkin juga menyukai