Pengertian Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan antigen yang serupa, tidak
terjadi penyakit.
BCG ( Bacille Calmette Guerin) adalah vaksin hidup yang dibuat dari Myco
Bacterium bovis yang dibiak berulang selama 1-3 tahun sehingga dapat
dihasilkan basil yang tidak virulen tetapi masih mempunyai imunogenisitas.
Vaksin BCG diberikan kepada:
* bayi 2 bulan
* Bayi yang kontak erat dengan penderita TB dengan BTA(+3) sebaiknya
diberikan INH profilaksis dulu, kalau kontak sudah tenang dapat diberikan BCG.
Kontraindikasi BCG:
Uji tuberkulin > 5mm
Anak dengan imunodefisiensi ( HIV, Gizi buruk, imunokompromais
akibat pengobatan kortikosteroid, obat imunosupresif, radiasi, penyakit
keganasan yang mengenai sumsum tulang atau sistem limfe)
Sedang demam tinggi
Menderita infeksi kulit yang luas
Pernah sakit tuberkulosis
Tujuan Untuk mengurangi resiko tuberkulosis berat seperti meningitis tuberkulosa dan
tuberkulosis milier.
Kebijakan Kebijakan Kepala Puskesmas
Sebagai pedoman dalam pemberian imunisasi BCG di Puskesmas Tenayan Raya.
Referensi Buku Imunisasi di Indonesia
SOP Penyelenggaraan Imunisasi , Direktorat Surveilans, Imunisasi,
Karantina dan Kesehatan Matra; Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI, 2015
Prosedur 1. Sehari sebelum pelayanann masukkan pelarut dan cool pack ke dalam lemari
es
2. 30 menit sebelum pelayanan imunisasi pastikan semua vaksin dan logistik
(termasuk anafilaktik kit) dalam kondisi VVM A/B dan tidak kadaluarsa.
3. Siapkan buku pencatatan imunisasi (buku kohort bayi/ibu)
4. Ambil vaksin dan pelarut dari lemari es sesuai dengan prakiraan kebutuhan,
dan masukkan ke dalam vaksin carieryang telah terisi cool pack.
5. Vaksin carier harus diletakkan pada meja yang tidak terpapar sinar matahari
langsung, disebelahnya diletakkan alat suntik, kapas, air hangat, format
pencatatan dan anafilaktik kit. Letakkan safety box dan plastik sampah di
bawah meja.
6. Cuci tangan dengan sabun setiap akan memberikan imunisasi (SOP Cuci
Tangan).
7. Lakukan skreening setiap sasaran meliputi umur, riwayat imunisasi
sebelumnya, riwayat KIPI yang pernah dialami, riwayat penyakit, keadaan
kesehatan saat ini.
8. Tentukan dan informasikan kepada orangtua jenis dan mafaat vaksin yang
akan diberikan saat ini.
9. Ambil vaksin BCG dan pelarutnya.
10. Sebelum ampul BCG dibuka, ampul diketuk-ketuk dahulu supaya semua
vaksin turun ke dasar ampul, kemudian ampul digergaji leher ampul tetapi
jangan sampai patah.
11. Masukkan ampul ke dalam plastik yang telah disediakan, kemudian patahkan
ampul yang sudah digerjaji, tujuannya agar serbuk vaksin tidak terhembus.
12. Lepaskan kantong plastik bersama patahan ampul perlahan-lahan
13. Patahkan ampul pelarut, kemudian hisap pelarut dengan spuit 5cc untuk
Vaksin sediaan 80 dosis sebanyak 4cc atau 2cc untuk vaksin sediaan 40 dosis
14. Masukkan pelarut tersebut ke ampul vaksin BCG, tunggu sebentar sampai
semua vaksin larut, kemudian digoyang-goyangkan sampai semua serbuk larut
merata. Catat jam vaksin dilarutkan.
15. Inspeksi larutan vaksin secara visual, jika tampak benda asing, vaksin harus
dibuang
16. Lindungi vaksin dari cahaya matahari, dan vaksin hanya bertahan 3 jam
17. Isi spuit BCG (Spuit1cc) dengan vaksin yang telah dilarutkan 0,05cc, waktu
menghisap vaksin lebihkan sedikit agar waktu membuang gelembung udara
jumlah vaksin tetap 1dosis (0.05cc)
18. Atur posisi bayi dipangku ibunya, pakaian bayi yang menutupi lengan kanan
atas dibuka
19. Tempat penyuntikan 1/3 lengan atas (insersi M. Deltoideus)
20. Bersihkan lokasi penyuntikan dengan kapas yang dibasahi air matang ( tidak
boleh pakai kapas antiseptik).
21. Pengang tangan kanan anak dengan tangan kiri, lingkarkan jari-jari tangan
sehingga kulit lengan atas anak meregang.
22. Pegang spuit yang telah diisi vaksin dengan tangan kanan dengan lobang
jarum menghadap ke atas.
23. Masukkan ujung jarum ke dalam kulit, usahakan sedikit mungkin melukai
kulit
24. Pertahankan jarum sejajar dengan lengan anak dan lobang tetap menghadap ke
atas
25. Jangan menekan jarum terlalu lama dan jangan meregangkan ujung jarum
terlalu menukik
26. Letakkan ibu jaritangan kiri anda di atas ujung barel
27. Pegang pangkal barel antara jari telunjuk dengan jari tengah lalu doronglah
piston dengan ibu jari tangan kanan anda.
28. Bila cara tepat: timbul benjolan dikulit mendatar dengan kulit terlihat pucat
dan pori-pori jelas.
29. Cabut jarum dan buang ke dalam safety box tanpa ditutup.
30. Berikan informasikepada orang tua tentang kapan kunjungan berikutnya, dan
kemungkinan efek sampingnyang akan dialami oleh anak sesudah imunisasi
dan penanggulangannya.
31. Beri tahu orang tua agar menunggu di puskesmas selama 30 menit untuk
memantau efek samping.
32. Catat hasil imunisasi sesuai dengan kolom yang tersedia pada buku kohort
bayi/Ibu/buku kuning
33. Pastikan limbah bukan tajam dimasukkan ke dalam kantong plastik.
34. Cuci tangan pakai sabun setiap selesai melakukan imunisasi.
35. Vaksin sisa dan yang belum digunakan disimpan kembali di dalam lemari es
pada tempat yang terpisah dan diberi tanda, vaksin BCG hanya bertahan 3jam.
36. Catat hasil imunisasi dan pemakaian logistik, serahkan kepada koordinator
imunisasi.
Pengertian Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan antigen yang serupa, tidak
terjadi penyakit.
IPV ( Inactivated Polio Vaccine) buatan Aventis Pasteur adalah Virus Polio tipe
1,2,3 yang dibiakkan pada sel-sel vero ginjal kera dan dibuat tidak aktif dengan
formaldehid, disamping itu juga mengandung sejumlah kecil neomisin,
streptomisin dan polimiksin.
Vaksin IPV diberikan kepada:
* bayi 4 - 11 bulan, sebanyak 1 dosis
* IPV dapat diberikan pada anak dengan imunodefisiensi ( HIV, Gizi buruk,
imunokompromais akibat pengobatan kortikosteroid, obat imunosupresif, radiasi,
penyakit keganasan, dengan 3 dosis dengan interval 2 bulan.
Tujuan Untuk mrncegah penyakit polio ( lumpuh layu )
Kebijakan Kebijakan Kepala Puskesmas
Sebagai pedoman dalam pemberian imunisasi IPV di Puskesmas Tenayan Raya.
Referensi Petunjuk Teknis Introduksi Inactivated Polio Vaccine (IPV), Kementerian
Kesehatan RI 2016
SOP Penyelenggaraan Imunisasi , Direktorat Surveilans, Imunisasi,
Karantina dan Kesehatan Matra; Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI, 2015
Buku Imunisasi di Indonesia
Prosedur 1. Sehari sebelum pelayanan masukkan pelarut dan cool pack ke dalam lemari es
2. 30 menit sebelum pelayanan imunisasi pastikan semua vaksin dan logistik
(termasuk anafilaktik kit) dalam kondisi VVM A/B dan tidak kadaluarsa.
3. Siapkan buku pencatatan imunisasi (buku kohort bayi/ibu).
4. Ambil vaksin dan pelarut dari lemari es sesuai dengan prakiraan kebutuhan,
dan masukkan ke dalam vaksin carieryang telah terisi cool pack.
5. Vaksin carier harus diletakkan pada meja yang tidak terpapar sinar matahari
langsung, disebelahnya diletakkan alat suntik, kapas, air hangat, format
pencatatan dan anafilaktik kit. Letakkan safety box dan plastik sampah di
bawah meja.
6. Cuci tangan dengan sabun setiap akan memberikan imunisasi (SOP Cuci
Tangan).
7. Lakukan skreening setiap sasaran meliputi umur, riwayat imunisasi
sebelumnya, riwayat KIPI yang pernah dialami, riwayat penyakit, keadaan
kesehatan saat ini.
8. Tentukan dan informasikan kepada orangtua jenis dan mafaat vaksin yang
akan diberikan saat ini.
9. Ambil vaksin IPV, vaksin IPV sensitif terhadap panas dan beku, bila vaksin
beku, maka tidak bisa digunakan. Kocok vaksin.
10. Buka segel vial vaksi IPV, bersihkan tutupnya dengan kapas basah
11. Tusuk jarum suntik ke dalam botol vaksin melalui tutup karet, pastikan ujung
jarum selalu berada di dalam cairan vaksin, sedot vaksin IPVsesuai dosis yang
dibutuhkan (0,5 cc)
12. Apabila terdapat gelembung pada alat suntik atau kelebihan dosis, buang
gelembung atau kelebihan dosis yang ada tanpa mencabut jarum dari botol
vaksin.
13. Lepaskan alat suntik dari botol vaksin.
14. Atur posisi bayi dipangku ibunya, tangan kiri ibu merangkul bayi, menyangga
kepala, bahu, dan memegang sisi luar tangan kiri bayi. Tangan kiri Ibu
melingkar ke badan bayi, tangan kanan ibu memegang kaki bayi dengan kuat
15. Penyuntikan dilakukan di 1/3 atas antero lateral paha caranya : tentukan
trokanter mayor femur, tarik garis ke kondilus lateral femur, lokasi
penyuntikan pada perbatasan 1/3 atas dan 1/3 tengah paha.
16. Bersihkan lokasi penyuntikan dengan kapas yang dibasahi air hangat.
17. Pegang paha bayi dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri
18. Dengan tangan kanan, masukkan seluruh jarum dengan sudut 90 pada lokasi
suntikan.
19. Pegang pangkal barel antara jari telunjuk dengan jari tengah, jika jarum
menyentuh tulang, tarik jarum sedikit, lalu aspirasi, jika tidak ada darah
doronglah piston dengan ibu jari tangan kanan anda.
20. Cabut jarum dan buang ke dalam safety box tanpa ditutup.
21. Berikan informasi kepada orang tua tentang kapan kunjungan berikutnya, dan
kemungkinan efek sampingnyang akan dialami oleh anak sesudah imunisasi
dan penanggulangannya.
22. Beri tahu orang tua agar menunggu di puskesmas selama 30 menit untuk
memantau efek samping.
23. Catat hasil imunisasi sesuai dengan kolom yang tersedia pada buku kohort
bayi/Ibu/buku kuning
24. Pastikan limbah bukan tajam dimasukkan ke dalam kantong plastik.
25. Cuci tangan pakai sabun setiap selesai melakukan imunisasi.
26. Vaksin sisa dan yang belum digunakan disimpan kembali di dalam lemari es
pada tempat yang terpisah dan diberi tanda, vaksin IPV dapat bertahan 4
minggu bila sisa pemakaian di puskesmas.
27. Catat hasil imunisasi dan pemakaian logistik, serahkan kepada koordinator
imunisasi.
Pengertian Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan antigen yang serupa, tidak
terjadi penyakit.
Pentavalen adalah suatu vaksin kombinasi dariVaksin DPT- HB - Hib, berupa
suspensi homogen yang berisikan difteri murni, toxoid tetanus, HbsAg murni
yang tidak infeksius, dan komponen Hib sebagai bakteri sub unit berupa kapsul
polisakarida Haemopillus Influenzae tipe b (Hib) tidak infeksius yang
dikonyugasikan denganprotein toxoid tetanus.
Vaksin PENTAVALEN diberikan sebanyak 4 dosis kepada:
* Pentavalen 1 bayi berumur 2 bulan
* Pentavalen 2 bayi berumur 3 bulan
* Pentavalen 3 bayi berumur 4 bulan
* Pentavalen 4 bayi berumur 18 bulan ( 12 bulan dari Pentavalen 3)
* Bagi balita yang belum mendapat Pentavalen 3 dosis, maka tetap dilengkapi
3 dosis, pentavalen 4 diberikan dengan jarak 12 bulan dari dosis ke-3.
KontraIndikasi pemberian:
Hipersensitif terhadap komponen vaksin
Kejang atau gejala kelainan otak pada bayi baru lahir atau kelainan saraf
serius lainnya merupakan kontra induikasi komponen pertusis, maka
berikan vaksin DT, Hepatitis B dan Hib secara terpisah.
Tujuan Untuk pencegahan terhadap difteri, tetanus, pertusis, hepatitis B dan infeksi
Haemophilus Influenzabtipe b secara simultan.
Kebijakan Kebijakan Kepala Puskesmas
Sebagai pedoman dalam pemberian imunisasi PENTAVALEN di Puskesmas
Tenayan Raya.
Referensi Petunjuk Teknis Introduksi Imunisasi DPT-HB-Hib (PENTAVALEN)
pada Bayi dan Pelaksanaan Imunisasi Lanjutan pada Anak Batita,
Direktorat Jendral PP dan PL, Kementerian Kesehatan RI 2013.
SOP Penyelenggaraan Imunisasi , Direktorat Surveilans, Imunisasi,
Karantina dan Kesehatan Matra; Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit
dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI, 2015
Buku Imunisasi di Indonesia
Prosedur 1. Sehari sebelum pelayanan masukkan pelarut dan cool pack ke dalam lemari es
2. 30 menit sebelum pelayanan imunisasi pastikan semua vaksin dan logistik
(termasuk anafilaktik kit) dalam kondisi VVM A/B dan tidak kadaluarsa.
3. Siapkan buku pencatatan imunisasi (buku kohort bayi/ibu).
4. Ambil vaksin dan pelarut dari lemari es sesuai dengan prakiraan kebutuhan,
dan masukkan ke dalam vaksin carieryang telah terisi cool pack.
5. Vaksin carier harus diletakkan pada meja yang tidak terpapar sinar matahari
langsung, disebelahnya diletakkan alat suntik, kapas, air hangat, format
pencatatan dan anafilaktik kit. Letakkan safety box dan plastik sampah di
bawah meja.
6. Cuci tangan dengan sabun setiap akan memberikan imunisasi (SOP Cuci
Tangan).
7. Lakukan skreening setiap sasaran meliputi umur, riwayat imunisasi
sebelumnya, riwayat KIPI yang pernah dialami, riwayat penyakit, keadaan
kesehatan saat ini.
8. Tentukan dan informasikan kepada orangtua jenis dan mafaat vaksin yang
akan diberikan saat ini.
9. Ambil vaksin PENTAVALEN, jika vaksin beku, vaksin tidak dapat
digunakan. Kocok homogen vaksin.
10. Buka segel vial vaksin PENTAVALEN, bersihkan tutupnya dengan kapas
basah, tunggu kering.
11. Tusuk jarum suntik ke dalam botol vaksin melalui tutup karet, pastikan ujung
jarum selalu berada di dalam cairan vaksin, sedot vaksin PENTAVALEN
sesuai dosis yang dibutuhkan (0,5 cc)
12. Apabila terdapat gelembung pada alat suntik atau kelebihan dosis, buang
gelembung atau kelebihan dosis yang ada tanpa mencabut jarum dari botol
vaksin.
13. Lepaskan alat suntik dari botol vaksin.
14. Atur posisi bayi dipangku ibunya, tangan kiri ibu merangkul bayi, menyangga
kepala, bahu, dan memegang sisi luar tangan kiri bayi. Tangan kiri Ibu
melingkar ke badan bayi, tangan kanan ibu memegang kaki bayi dengan kuat
15. Penyuntikan dilakukan di 1/3 atas antero lateral paha caranya : tentukan
trokanter mayor femur, tarik garis ke kondilus lateral femur, lokasi
penyuntikan pada perbatasan 1/3 atas dan 1/3 tengah paha.
16. Bersihkan lokasi penyuntikan dengan kapas yang dibasahi air hangat, tunggu
kering.
17. Pegang paha bayi dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri
18. Dengan tangan kanan, masukkan seluruh jarum dengan sudut 90 pada lokasi
suntikan.
19. Pegang pangkal barel antara jari telunjuk dengan jari tengah, jika jarum
menyentuh tulang, tarik jarum sedikit, lalu aspirasi, jika tidak ada darah
doronglah piston dengan ibu jari tangan kanan anda.
20. Cabut jarum dan buang ke dalam safety box tanpa ditutup.
21. Berikan informasi kepada orang tua tentang kapan kunjungan berikutnya, dan
kemungkinan efek sampingnyang akan dialami oleh anak sesudah imunisasi
dan penanggulangannya.
22. Beri tahu orang tua agar menunggu di puskesmas selama 30 menit untuk
memantau efek samping.
23. Catat hasil imunisasi sesuai dengan kolom yang tersedia pada buku kohort
bayi/Ibu/buku kuning
24. Pastikan limbah bukan tajam dimasukkan ke dalam kantong plastik.
25. Cuci tangan pakai sabun setiap selesai melakukan imunisasi.
26. Vaksin sisa dan yang belum digunakan disimpan kembali di dalam lemari es
pada tempat yang terpisah dan diberi tanda, vaksin IPV dapat bertahan 4
minggu bila sisa pemakaian di puskesmas.
27. Catat hasil imunisasi dan pemakaian logistik, serahkan kepada koordinator
imunisasi.
Pengertian Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan antigen yang serupa, tidak
terjadi penyakit.
Kontraindikasi CAMPAK:
Anak dengan imunodefisiensi ( HIV, Gizi buruk, imunokompromais
akibat pengobatan kortikosteroid, obat imunosupresif, radiasi, penyakit
keganasan yang mengenai sumsum tulang atau sistem limfe)
Sedang demam tinggi
Hipersensitif terhadap komponen vaksin.
Prosedur 1. Sehari sebelum pelayanan masukkan pelarut dan cool pack ke dalam lemari
es.
2. 30 menit sebelum pelayanan imunisasi pastikan semua vaksin dan logistik
(termasuk anafilaktik kit) dalam kondisi VVM A/B dan tidak kadaluarsa.
3. Siapkan buku pencatatan imunisasi (buku kohort bayi/ibu)
4. Ambil vaksin dan pelarut dari lemari es sesuai dengan prakiraan kebutuhan,
dan masukkan ke dalam vaksin carieryang telah terisi cool pack.
5. Vaksin carier harus diletakkan pada meja yang tidak terpapar sinar matahari
langsung, disebelahnya diletakkan alat suntik, kapas, air hangat, format
pencatatan dan anafilaktik kit. Letakkan safety box dan plastik sampah di
bawah meja.
6. Cuci tangan dengan sabun setiap akan memberikan imunisasi (SOP Cuci
Tangan).
7. Lakukan skreening setiap sasaran meliputi umur, riwayat imunisasi
sebelumnya, riwayat KIPI yang pernah dialami, riwayat penyakit, keadaan
kesehatan saat ini.
8. Tentukan dan informasikan kepada orangtua jenis dan mafaat vaksin yang
akan diberikan saat ini.
9. Ambil vaksin Campak dan pelarutnya.
10. Buka segel vial Vaksin Campak, bersihkan dengan kapas yang dibasahi air
hangat, biarkan kering.
11. Patahkan ampul pelarut, kemudian hisap pelarut dengan spuit 5cc untuk
Vaksin sediaan 10 dosis sebanyak 5cc atau 10cc untuk vaksin sediaan 20
dosis.
12. Tusuk jarum suntik yang berisi pelarut ke dalam botol vaksin melalui tutup
karet. Masukkan pelarut ke vial vaksin Campak kemudian digoyang-
goyangkan sampai semua serbuk larut merata. Catat jam vaksin dilarutkan.
13. Inspeksi larutan vaksin secara visual, jika tampak benda asing, vaksin harus
dibuang
14. Lindungi vaksin dari cahaya matahari, dan vaksin hanya bertahan 6 jam
15. Tusuk jarum suntik ke dalam botol vaksin melalui tutup karet, pastikan
ujung jarum selalu berada di dalam cairan vaksin, sedot vaksin Campak
sesuai dosis yang dibutuhkan (0,5 cc)
16. Apabila terdapat gelembung pada alat suntik atau kelebihan dosis, buang
gelembung atau kelebihan dosis yang ada tanpa mencabut jarum dari botol
vaksin.
17. Atur posisi bayi dipangku ibunya, pakaian bayi yang menutupi lengan kiri
atas dibuka, kaki bayi dikepit / dipegang ibu.
18. Tempat penyuntikan pertengahan dari acromion dan insersi tengah
humerus.( M. Deltoideus) lengan kiri.
19. Bersihkan lokasi penyuntikan dengan kapas yang dibasahi air matang ( tidak
boleh pakai kapas antiseptik).
20. Gunakan jari-jari kiri anda untuk menekan ke atas (mencubit) lengan bayi.
21. Cepat tekan jarum ke dalam kulit yang menonjol ke atas dengan sudut 450 /
600 .
22. Untuk mengontrol jarum, peganglah ujung semprit dengan ibu jari dan jari
telunjuk anda tetapi jangan sentuh jarum.
23. Pegang pangkal barel antara jari telunjuk dengan jari tengah, aspirasi, jika
tidak ada darah, lalu doronglah piston dengan ibu jari tangan kanan anda.
24. Cabut jarum dan buang ke dalam safety box tanpa ditutup.
25. Berikan informasikepada orang tua tentang kapan kunjungan berikutnya, dan
kemungkinan efek sampingnyang akan dialami oleh anak sesudah imunisasi
dan penanggulangannya.
26. Beri tahu orang tua agar menunggu di puskesmas selama 30 menit untuk
memantau efek samping.
27. Catat hasil imunisasi sesuai dengan kolom yang tersedia pada buku kohort
bayi/Ibu/buku kuning
28. Pastikan limbah bukan tajam dimasukkan ke dalam kantong plastik.
29. Cuci tangan pakai sabun setiap selesai melakukan imunisasi.
30. Vaksin sisa dan yang belum digunakan disimpan kembali di dalam lemari es
pada tempat yang terpisah dan diberi tanda, vaksin Campak hanya bertahan
6 jam.
31. Catat hasil imunisasi dan pemakaian logistik, serahkan kepada koordinator
imunisasi.
Pengertian Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan antigen yang serupa, tidak
terjadi penyakit.
OPV ( Oral Polio Vaccine) buatan PT Biofarma Bandung adalah Virus Polio tipe
1,2,3 suku Sabin yang masih hidup tetapi sudah dilemahkan yang dibiakkan pada
sel-sel ginjal kera dan distabikan dengan sukrosa, disamping itu juga
mengandung sejumlah kecil eritromisin dan kanamisin.
Vaksin OPV diberikan kepada:
* bayi baru lahir, sebanyak 1 dosis
* dilanjutkan pada umur 2,3 dan 4 bulan bersamaan dengan PENTAVALEN
Kontraindikasi OPV:
Anak dengan imunodefisiensi ( HIV, Gizi buruk, imunokompromais
akibat pengobatan kortikosteroid, obat imunosupresif, radiasi, penyakit
keganasan yang mengenai sumsum tulang atau sistem limfe)
Sedang demam tinggi
Hipersensitif terhadap komponen vaksin.
Mual/ muntah
Prosedur 1. Sehari sebelum pelayanan masukkan pelarut dan cool pack ke dalam lemari
es.
2. 30 menit sebelum pelayanan imunisasi pastikan semua vaksin dan logistik
(termasuk anafilaktik kit) dalam kondisi VVM A/B dan tidak kadaluarsa.
3. Siapkan buku pencatatan imunisasi (buku kohort bayi/ibu).
4. Ambil vaksin dan pelarut dari lemari es sesuai dengan prakiraan kebutuhan,
dan masukkan ke dalam vaksin carieryang telah terisi cool pack.
5. Vaksin carier harus diletakkan pada meja yang tidak terpapar sinar matahari
langsung, disebelahnya diletakkan alat suntik, kapas, air hangat, format
pencatatan dan anafilaktik kit. Letakkan safety box dan plastik sampah di
bawah meja.
6. Cuci tangan dengan sabun setiap akan memberikan imunisasi (SOP Cuci
Tangan).
7. Lakukan skreening setiap sasaran meliputi umur, riwayat imunisasi
sebelumnya, riwayat KIPI yang pernah dialami, riwayat penyakit, keadaan
kesehatan saat ini.
8. Tentukan dan informasikan kepada orangtua jenis dan mafaat vaksin yang
akan diberikan saat ini.
9. Ambil vaksin OPV, vaksin OPV tahan terhadap beku.
10. Buka tutup vaksin dengan menggunakan pinset / gunting kecil.
11. Pasang pipet diatas botol vaksin.
12. Letakkan anak pada posisi yang senyaman mungkin.
13. Buka mulut anak dan teteskan vaksin volio sebanyak 2 tetes.
14. Pastikan vaksin yang telah diberikan ditelan oleh anak yang di imunisasi.
15. Jika di muntahkan atau di keluarkan oleh anak dalam 10 menit, ulangi lagi
penetesannya.
16. Saat meneteskan vaksin ke mulut, agar vaksin tetap dalam kondisi steril.
17. Berikan informasi kepada orang tua tentang kapan kunjungan berikutnya,
dan kemungkinan efek sampingnyang akan dialami oleh anak sesudah
imunisasi dan penanggulangannya.
18. Beri tahu orang tua agar menunggu di puskesmas selama 30 menit untuk
memantau efek samping.
19. Catat hasil imunisasi sesuai dengan kolom yang tersedia pada buku kohort
bayi/Ibu/buku kuning
20. Pastikan limbah bukan tajam dimasukkan ke dalam kantong plastik.
21. Cuci tangan pakai sabun setiap selesai melakukan imunisasi.
22. Catat hasil imunisasi dan pemakaian logistik, serahkan kepada koordinator
imunisasi.
Unit terkait IMUNISASI
Pengertian Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan antigen yang serupa, tidak
terjadi penyakit.
Vaksin HB0 dibuat dari bagian virus yaitu lapisan paling luar (mantel virus) yang
telah mengalami proses pemurnian.
Vaksin HB0 diberikan kepada:
* bayi berumur 0 7 hari.
Kemasannya menggunakan PID (Prefiiled Injection Divice). Vaksin hepatitis B
akan rusak karena pembekuan dan pemanasan Penyimpanan vaksin pada suhu 2-
8C.