Anda di halaman 1dari 22

PEMBERIAN IMUNISASI BCG

No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman :1/3

ANGGREINY GINTING
UPTD Puskesmas
NIP.19690914 200212 2 003
Pagaden Barat
1. Pengertian Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan antigen yang
serupa, tidak terjadi penyakit.
BCG ( Bacille Calmette Guerin) adalah vaksin hidup yang dibuat dari Myco
Bacterium bovis yang dibiak berulang selama 1-3 tahun sehingga dapat
dihasilkan basil yang tidak virulen tetapi masih mempunyai imunogenisitas.
Vaksin BCG diberikan kepada:
* bayi ≤ 2 bulan
* Bayi yang kontak erat dengan penderita TB dengan BTA(+3) sebaiknya
diberikan INH profilaksis dulu, kalau kontak sudah tenang dapat diberikan
BCG.
Kontraindikasi BCG:
 Uji tuberkulin > 5mm
 Anak dengan imunodefisiensi ( HIV, Gizi buruk, imunokompromais
akibat pengobatan kortikosteroid, obat imunosupresif, radiasi, penyakit
keganasan yang mengenai sumsum tulang atau sistem limfe)
 Sedang demam tinggi
 Menderita infeksi kulit yang luas
 Pernah sakit tuberkulosis

2. Tujuan Untuk mengurangi resiko tuberkulosis berat seperti meningitis tuberkulosa dan
tuberkulosis milier.

3. Kebijakan Kebijakan Kepala Puskesmas Sebagai pedoman dalam pemberian imunisasi


BCG di Puskesmas Pagaden Barat.

4. Referensi  Buku Imunisasi di Indonesia


 SOP Penyelenggaraan Imunisasi , Direktorat Surveilans, Imunisasi,
Karantina dan Kesehatan Matra; Direktorat Jendral Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan RI, 2015

5. Alat dan Bahan  Ampul BCG, sediaan 40 dosis atau 80 dosis


 Pelarut BCG ( NaCl 0,9 %)
 Gergaji Ampul
 Spuit Disposible untuk BCG ( 1cc)
 Spuit Disposible untuk Pelarut (ADS 5cc, ADS 2cc)
 Kapas dengan air hangat
 Plastik
 Vaksin carier
 Safety box
 Sabun
 Kantong plastik
 Anafilaktik kit
 Buku bantu/buku kohort bayi/ buku kuning
 Alat tulis

6. Prosedur 1. Sehari sebelum pelayanann masukkan pelarut dan cool pack ke dalam
lemari es
2. 30 menit sebelum pelayanan imunisasi pastikan semua vaksin dan logistik
(termasuk anafilaktik kit) dalam kondisi VVM A/B dan tidak kadaluarsa.
3. Siapkan buku pencatatan imunisasi (buku kohort bayi/ibu)
4. Ambil vaksin dan pelarut dari lemari es sesuai dengan prakiraan kebutuhan,
dan masukkan ke dalam vaksin carieryang telah terisi cool pack.
5. Vaksin carier harus diletakkan pada meja yang tidak terpapar sinar
matahari langsung, disebelahnya diletakkan alat suntik, kapas, air hangat,
format pencatatan dan anafilaktik kit. Letakkan safety box dan plastik
sampah di bawah meja.
6. Cuci tangan dengan sabun setiap akan memberikan imunisasi (SOP Cuci
Tangan).
7. Lakukan skreening setiap sasaran meliputi umur, riwayat imunisasi
sebelumnya, riwayat KIPI yang pernah dialami, riwayat penyakit, keadaan
kesehatan saat ini.
8. Tentukan dan informasikan kepada orangtua jenis dan mafaat vaksin yang
akan diberikan saat ini.
9. Ambil vaksin BCG dan pelarutnya.
10.Sebelum ampul BCG dibuka, ampul diketuk-ketuk dahulu supaya semua
vaksin turun ke dasar ampul, kemudian ampul digergaji leher ampul tetapi
jangan sampai patah.
11.Masukkan ampul ke dalam plastik yang telah disediakan, kemudian
patahkan ampul yang sudah digerjaji, tujuannya agar serbuk vaksin tidak
terhembus.
12.Lepaskan kantong plastik bersama patahan ampul perlahan-lahan
13.Patahkan ampul pelarut, kemudian hisap pelarut dengan spuit 5cc untuk
Vaksin sediaan 80 dosis sebanyak 4cc atau 2cc untuk vaksin sediaan 40
dosis
14.Masukkan pelarut tersebut ke ampul vaksin BCG, tunggu sebentar sampai
semua vaksin larut, kemudian digoyang-goyangkan sampai semua serbuk
larut merata. Catat jam vaksin dilarutkan.
15.Inspeksi larutan vaksin secara visual, jika tampak benda asing, vaksin
harus dibuang
16.Lindungi vaksin dari cahaya matahari, dan vaksin hanya bertahan 3 jam
17.Isi spuit BCG (Spuit1cc) dengan vaksin yang telah dilarutkan 0,05cc, waktu
menghisap vaksin lebihkan sedikit agar waktu membuang gelembung udara
jumlah vaksin tetap 1dosis (0.05cc)
18.Atur posisi bayi dipangku ibunya, pakaian bayi yang menutupi lengan kanan
atas dibuka
19.Tempat penyuntikan 1/3 lengan atas (insersi M. Deltoideus)
20.Bersihkan lokasi penyuntikan dengan kapas yang dibasahi air matang
( tidak boleh pakai kapas antiseptik).
21.Pengang tangan kanan anak dengan tangan kiri, lingkarkan jari-jari tangan
sehingga kulit lengan atas anak meregang.
22.Pegang spuit yang telah diisi vaksin dengan tangan kanan dengan lobang
jarum menghadap ke atas.
23.Masukkan ujung jarum ke dalam kulit, usahakan sedikit mungkin melukai
kulit
24.Pertahankan jarum sejajar dengan lengan anak dan lobang tetap
menghadap ke atas
25.Jangan menekan jarum terlalu lama dan jangan meregangkan ujung jarum
terlalu menukik
26.Letakkan ibu jaritangan kiri anda di atas ujung barel
27.Pegang pangkal barel antara jari telunjuk dengan jari tengah lalu doronglah
piston dengan ibu jari tangan kanan anda.
28.Bila cara tepat: timbul benjolan dikulit mendatar dengan kulit terlihat pucat
dan pori-pori jelas.
29.Cabut jarum dan buang ke dalam safety box tanpa ditutup.
30.Berikan informasikepada orang tua tentang kapan kunjungan berikutnya,
dan kemungkinan efek sampingnyang akan dialami oleh anak sesudah
imunisasi dan penanggulangannya.
31.Beri tahu orang tua agar menunggu di puskesmas selama 30 menit untuk
memantau efek samping.
32.Catat hasil imunisasi sesuai dengan kolom yang tersedia pada buku kohort
bayi/Ibu/buku kuning
33. Pastikan limbah bukan tajam dimasukkan ke dalam kantong plastik.
34.Cuci tangan pakai sabun setiap selesai melakukan imunisasi.
35.Vaksin sisa dan yang belum digunakan disimpan kembali di dalam lemari
es pada tempat yang terpisah dan diberi tanda, vaksin BCG hanya
bertahan 3jam.
36.Catat hasil imunisasi dan pemakaian logistik, serahkan kepada koordinator
imunisasi.

7. Unit terkait  IMUNISASI

Rekaman Historis Perubahan

No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai diberlakukan


PEMBERIAN IMUNISASI IPV
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman :1/3

dr. ANGGREINY GINTING


UPTD Puskesmas
NIP.19690914 200212 2 003
Pagaden Barat
1. Pengertian Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan
antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit.

IPV ( Inactivated Polio Vaccine) buatan Aventis Pasteur adalah Virus


Polio tipe 1,2,3 yang dibiakkan pada sel-sel vero ginjal kera dan dibuat
tidak aktif dengan formaldehid, disamping itu juga mengandung
sejumlah kecil neomisin, streptomisin dan polimiksin.

Vaksin IPV diberikan kepada:

* bayi 4 - 11 bulan, sebanyak 1 dosis

* IPV dapat diberikan pada anak dengan imunodefisiensi ( HIV,


Gizi buruk, imunokompromais akibat pengobatan kortikosteroid, obat
imunosupresif, radiasi, penyakit keganasan, dengan 3 dosis dengan
interval 2 bulan.

2. Tujuan Untuk mrncegah penyakit polio ( lumpuh layu )

3. Kebijakan Kebijakan Kepala Puskesmas

Sebagai pedoman dalam pemberian imunisasi IPV di Puskesmas


Tenayan Raya.

4. Referensi  Petunjuk Teknis Introduksi Inactivated Polio Vaccine (IPV),


Kementerian Kesehatan RI 2016
 SOP Penyelenggaraan Imunisasi , Direktorat Surveilans,
Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra; Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Kementrian Kesehatan RI, 2015
 Buku Imunisasi di Indonesia

5. Alat dan  Vial IPV, sediaan 10 dosis atau 5 dosis


Bahan  Spuit Disposible 0,5cc
 Kapas dengan air hangat
 Vaksin carier
 Safety box
 Sabun
 Kantong plastik
 Anafilaktik kit
 Buku bantu/buku kohort bayi/ buku kuning
 Alat tulis

6. Prosedur 1. Sehari sebelum pelayanan masukkan pelarut dan cool pack ke


dalam lemari es
2. 30 menit sebelum pelayanan imunisasi pastikan semua vaksin dan
logistik (termasuk anafilaktik kit) dalam kondisi VVM A/B dan tidak
kadaluarsa.
3. Siapkan buku pencatatan imunisasi (buku kohort bayi/ibu).
4. Ambil vaksin dan pelarut dari lemari es sesuai dengan prakiraan
kebutuhan, dan masukkan ke dalam vaksin carieryang telah terisi
cool pack.
5. Vaksin carier harus diletakkan pada meja yang tidak terpapar sinar
matahari langsung, disebelahnya diletakkan alat suntik, kapas, air
hangat, format pencatatan dan anafilaktik kit. Letakkan safety box
dan plastik sampah di bawah meja.
6. Cuci tangan dengan sabun setiap akan memberikan imunisasi
(SOP Cuci Tangan).
7. Lakukan skreening setiap sasaran meliputi umur, riwayat imunisasi
sebelumnya, riwayat KIPI yang pernah dialami, riwayat penyakit,
keadaan kesehatan saat ini.
8. Tentukan dan informasikan kepada orangtua jenis dan mafaat
vaksin yang akan diberikan saat ini.
9. Ambil vaksin IPV, vaksin IPV sensitif terhadap panas dan beku, bila
vaksin beku, maka tidak bisa digunakan. Kocok vaksin.
10. Buka segel vial vaksi IPV, bersihkan tutupnya dengan kapas
basah
11. Tusuk jarum suntik ke dalam botol vaksin melalui tutup karet,
pastikan ujung jarum selalu berada di dalam cairan vaksin, sedot
vaksin IPVsesuai dosis yang dibutuhkan (0,5 cc)
12. Apabila terdapat gelembung pada alat suntik atau kelebihan
dosis, buang gelembung atau kelebihan dosis yang ada tanpa
mencabut jarum dari botol vaksin.
13. Lepaskan alat suntik dari botol vaksin.
14. Atur posisi bayi dipangku ibunya, tangan kiri ibu merangkul bayi,
menyangga kepala, bahu, dan memegang sisi luar tangan kiri bayi.
Tangan kiri Ibu melingkar ke badan bayi, tangan kanan ibu
memegang kaki bayi dengan kuat
15. Penyuntikan dilakukan di 1/3 atas antero lateral paha caranya :
tentukan trokanter mayor femur, tarik garis ke kondilus lateral femur,
lokasi penyuntikan pada perbatasan 1/3 atas dan 1/3 tengah paha.
16. Bersihkan lokasi penyuntikan dengan kapas yang dibasahi air
hangat.
17. Pegang paha bayi dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri
18. Dengan tangan kanan, masukkan seluruh jarum dengan sudut
90 pada lokasi suntikan.
19. Pegang pangkal barel antara jari telunjuk dengan jari tengah,
jika jarum menyentuh tulang, tarik jarum sedikit, lalu aspirasi, jika
tidak ada darah doronglah piston dengan ibu jari tangan kanan
anda.
20. Cabut jarum dan buang ke dalam safety box tanpa ditutup.
21. Berikan informasi kepada orang tua tentang kapan kunjungan
berikutnya, dan kemungkinan efek sampingnyang akan dialami oleh
anak sesudah imunisasi dan penanggulangannya.
22. Beri tahu orang tua agar menunggu di puskesmas selama 30
menit untuk memantau efek samping.
23. Catat hasil imunisasi sesuai dengan kolom yang tersedia pada
buku kohort bayi/Ibu/buku kuning
24. Pastikan limbah bukan tajam dimasukkan ke dalam kantong
plastik.
25. Cuci tangan pakai sabun setiap selesai melakukan imunisasi.
26. Vaksin sisa dan yang belum digunakan disimpan kembali di dalam
lemari es pada tempat yang terpisah dan diberi tanda, vaksin IPV
dapat bertahan 4 minggu bila sisa pemakaian di puskesmas.
27. Catat hasil imunisasi dan pemakaian logistik, serahkan kepada
koordinator imunisasi.

7. Unit terkait  IMUNISASI


PEMBERIAN IMUNISASI DPT-
HIB-Hib
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman :1/3

dr. ANGGREINY GINTING


UPTD Puskesmas
NIP.19690914 200212 2 003
Pagaden Barat
1. Pengertian Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia
terpajan antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit.

DPT- HB - Hib adalah suatu vaksin kombinasi dariVaksin DPT- HB -


Hib, berupa suspensi homogen yang berisikan difteri murni, toxoid
tetanus, HbsAg murni yang tidak infeksius, dan komponen Hib
sebagai bakteri sub unit berupa kapsul polisakarida Haemopillus
Influenzae tipe b (Hib) tidak infeksius yang dikonyugasikan
denganprotein toxoid tetanus.

Vaksin DPT- HB - Hib diberikan sebanyak 4 dosis kepada:


* DPT- HB - Hib 1 berumur 2 bulan
* DPT- HB - Hib 2 bayi berumur 3 bulan
* DPT- HB - Hib 3 bayi berumur 4 bulan
* DPT- HB - Hib 4 bayi berumur 18 bulan ( 12 bulan dari DPT- HB
- Hib 3)
* Bagi balita yang belum mendapat DPT- HB - Hib 3 dosis, maka
tetap dilengkapi 3 dosis, DPT- HB - Hib 4 diberikan dengan jarak 12
bulan dari dosis ke-3.
KontraIndikasi pemberian:
 Hipersensitif terhadap komponen vaksin
 Kejang atau gejala kelainan otak pada bayi baru lahir atau
kelainan saraf serius lainnya merupakan kontra induikasi
komponen pertusis, maka berikan vaksin DT, Hepatitis B dan
Hib secara terpisah.

2. Tujuan Untuk pencegahan terhadap difteri, tetanus, pertusis, hepatitis B dan


infeksi Haemophilus Influenzabtipe b secara simultan.

3. Kebijakan Kebijakan Kepala Puskesmas

Sebagai pedoman dalam pemberian imunisasi DPT-HB-Hib di


Puskesmas Pagaden Barat.

4. Referensi  Petunjuk Teknis Introduksi Imunisasi DPT-HB-Hib


(PENTAVALEN) pada Bayi dan Pelaksanaan Imunisasi
Lanjutan pada Anak Batita, Direktorat Jendral PP dan PL,
Kementerian Kesehatan RI 2013.
 SOP Penyelenggaraan Imunisasi , Direktorat Surveilans,
Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra; Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Kementrian Kesehatan RI, 2015
 Buku Imunisasi di Indonesia

5. Alat dan  Vial DPT-HB-Hib, sediaan 5 dosis


Bahan  Spuit Disposible 0,5cc
 Kapas dengan air hangat
 Vaksin carier
 Safety box
 Sabun
 Kantong plastik
 Anafilaktik kit
 Buku bantu/buku kohort bayi/ buku kuning
 Alat tulis

6. Prosedur 1. Sehari sebelum pelayanan masukkan pelarut dan cool pack ke


dalam lemari es
2. 30 menit sebelum pelayanan imunisasi pastikan semua vaksin
dan logistik (termasuk anafilaktik kit) dalam kondisi VVM A/B dan
tidak kadaluarsa.
3. Siapkan buku pencatatan imunisasi (buku kohort bayi/ibu).
4. Ambil vaksin dan pelarut dari lemari es sesuai dengan prakiraan
kebutuhan, dan masukkan ke dalam vaksin carieryang telah terisi
cool pack.
5. Vaksin carier harus diletakkan pada meja yang tidak terpapar sinar
matahari langsung, disebelahnya diletakkan alat suntik, kapas, air
hangat, format pencatatan dan anafilaktik kit. Letakkan safety box
dan plastik sampah di bawah meja.
6. Cuci tangan dengan sabun setiap akan memberikan imunisasi
(SOP Cuci Tangan).
7. Lakukan skreening setiap sasaran meliputi umur, riwayat imunisasi
sebelumnya, riwayat KIPI yang pernah dialami, riwayat penyakit,
keadaan kesehatan saat ini.
8. Tentukan dan informasikan kepada orangtua jenis dan mafaat
vaksin yang akan diberikan saat ini.
9. Ambil vaksin DPT-HB-Hib, jika vaksin beku, vaksin tidak dapat
digunakan. Kocok homogen vaksin.
10. Buka segel vial vaksin DPT-HB-Hib, bersihkan tutupnya
dengan kapas basah, tunggu kering.
11. Tusuk jarum suntik ke dalam botol vaksin melalui tutup karet,
pastikan ujung jarum selalu berada di dalam cairan vaksin, sedot
vaksin DPT-HB-Hib sesuai dosis yang dibutuhkan (0,5 cc)
12. Apabila terdapat gelembung pada alat suntik atau kelebihan
dosis, buang gelembung atau kelebihan dosis yang ada tanpa
mencabut jarum dari botol vaksin.
13. Lepaskan alat suntik dari botol vaksin.
14. Atur posisi bayi dipangku ibunya, tangan kiri ibu merangkul bayi,
menyangga kepala, bahu, dan memegang sisi luar tangan kiri
bayi. Tangan kiri Ibu melingkar ke badan bayi, tangan kanan ibu
memegang kaki bayi dengan kuat
15. Penyuntikan dilakukan di 1/3 atas antero lateral paha caranya :
tentukan trokanter mayor femur, tarik garis ke kondilus lateral
femur, lokasi penyuntikan pada perbatasan 1/3 atas dan 1/3
tengah paha.
16. Bersihkan lokasi penyuntikan dengan kapas yang dibasahi air
hangat, tunggu kering.
17. Pegang paha bayi dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri
18. Dengan tangan kanan, masukkan seluruh jarum dengan sudut
90 pada lokasi suntikan.
19. Pegang pangkal barel antara jari telunjuk dengan jari tengah,
jika jarum menyentuh tulang, tarik jarum sedikit, lalu aspirasi, jika
tidak ada darah doronglah piston dengan ibu jari tangan kanan
anda.
20. Cabut jarum dan buang ke dalam safety box tanpa ditutup.
21. Berikan informasi kepada orang tua tentang kapan kunjungan
berikutnya, dan kemungkinan efek sampingnyang akan dialami
oleh anak sesudah imunisasi dan penanggulangannya.
22. Beri tahu orang tua agar menunggu di puskesmas selama 30
menit untuk memantau efek samping.
23. Catat hasil imunisasi sesuai dengan kolom yang tersedia pada
buku kohort bayi/Ibu/buku kuning
24. Pastikan limbah bukan tajam dimasukkan ke dalam kantong
plastik.
25. Cuci tangan pakai sabun setiap selesai melakukan imunisasi.
26. Vaksin sisa dan yang belum digunakan disimpan kembali di
dalam lemari es pada tempat yang terpisah dan diberi tanda,
vaksin IPV dapat bertahan 4 minggu bila sisa pemakaian di
puskesmas.
27. Catat hasil imunisasi dan pemakaian logistik, serahkan kepada
koordinator imunisasi.

7. Unit terkait  IMUNISASI

Rekaman Historis Perubahan

No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai diberlakukan


PEMBERIAN IMUNISASI
CAMPAK
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman :1/3

dr. ANGGREINY GINTING


UPTD Puskesmas
NIP.19690914 200212 2 003
Pagaden Barat
1. Pengertian Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia
terpajan antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit.

Vaksin CAMPAK adalah vaksin virus hidup yang dilemahkan,


merupakan vaksin beku kering berwarna kekuningan pada vial gelas,
yang harus dilarutkan hanya dengan pelarut vaksin campak kering
produksi PT Bio Farma yang telah disediakan secara terpisah. Vaksin
campak ini berupa serbuk injeksi.

Vaksin CAMPAK diberikan kepada:


* bayi ≥ 9 bulan
* pada anak berumur 2 tahun ( 6 bulan sesudah suntikan pertama)
* pada keadaan wabah bisa diberikan pada umur 6 bulan dan
diulang 6 bulan.

Kontraindikasi CAMPAK:
 Anak dengan imunodefisiensi ( HIV, Gizi buruk,
imunokompromais akibat pengobatan kortikosteroid, obat
imunosupresif, radiasi, penyakit keganasan yang mengenai
sumsum tulang atau sistem limfe)
 Sedang demam tinggi
 Hipersensitif terhadap komponen vaksin.

2. Tujuan Untuk pencegahan terhadap penyakit campak

3. Kebijakan Kebijakan Kepala Puskesmas

Sebagai pedoman dalam pemberian imunisasi CAMPAK di


Puskesmas Pagaden Barat.

4. Referensi  Petunjuk Teknis Introduksi Imunisasi DPT-HB-Hib


(PENTAVALEN) pada Bayi dan Pelaksanaan Imunisasi
Lanjutan pada Anak Batita, Direktorat Jendral PP dan PL,
Kementerian Kesehatan RI 2013.
 SOP Penyelenggaraan Imunisasi , Direktorat Surveilans,
Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra; Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Kementrian Kesehatan RI, 2015
 Buku Imunisasi di IndonesiaBuku Imunisasi di Indonesia

5. Alat dan  Vial Vaksin Campak sediaan 10 dosis atau 20 dosis


Bahan  Pelarut Campak ( Aquades)
 Spuit Disposible untuk injeksi Campak (0,5cc)
 Spuit Disposible untuk Pelarut (ADS 5cc, ADS 10cc)
 Kapas dengan air hangat
 Vaksin carier
 Safety box
 Sabun
 Kantong plastik
 Anafilaktik kit
 Buku bantu/buku kohort bayi/ buku kuning
 Alat tulis
6. Prosedur 1. Sehari sebelum pelayanan masukkan pelarut dan cool pack ke
dalam lemari es.
2. 30 menit sebelum pelayanan imunisasi pastikan semua vaksin
dan logistik (termasuk anafilaktik kit) dalam kondisi VVM A/B dan
tidak kadaluarsa.
3. Siapkan buku pencatatan imunisasi (buku kohort bayi/ibu)
4. Ambil vaksin dan pelarut dari lemari es sesuai dengan prakiraan
kebutuhan, dan masukkan ke dalam vaksin carieryang telah terisi
cool pack.
5. Vaksin carier harus diletakkan pada meja yang tidak terpapar
sinar matahari langsung, disebelahnya diletakkan alat suntik,
kapas, air hangat, format pencatatan dan anafilaktik kit. Letakkan
safety box dan plastik sampah di bawah meja.
6. Cuci tangan dengan sabun setiap akan memberikan imunisasi
(SOP Cuci Tangan).
7. Lakukan skreening setiap sasaran meliputi umur, riwayat
imunisasi sebelumnya, riwayat KIPI yang pernah dialami, riwayat
penyakit, keadaan kesehatan saat ini.
8. Tentukan dan informasikan kepada orangtua jenis dan mafaat
vaksin yang akan diberikan saat ini.
9. Ambil vaksin Campak dan pelarutnya.
10. Buka segel vial Vaksin Campak, bersihkan dengan kapas yang
dibasahi air hangat, biarkan kering.
11. Patahkan ampul pelarut, kemudian hisap pelarut dengan spuit
5cc untuk Vaksin sediaan 10 dosis sebanyak 5cc atau 10cc untuk
vaksin sediaan 20 dosis.
12. Tusuk jarum suntik yang berisi pelarut ke dalam botol vaksin
melalui tutup karet. Masukkan pelarut ke vial vaksin Campak
kemudian digoyang-goyangkan sampai semua serbuk larut
merata. Catat jam vaksin dilarutkan.
13. Inspeksi larutan vaksin secara visual, jika tampak benda asing,
vaksin harus dibuang
14. Lindungi vaksin dari cahaya matahari, dan vaksin hanya bertahan
6 jam
15. Tusuk jarum suntik ke dalam botol vaksin melalui tutup karet,
pastikan ujung jarum selalu berada di dalam cairan vaksin, sedot
vaksin Campak sesuai dosis yang dibutuhkan (0,5 cc)
16. Apabila terdapat gelembung pada alat suntik atau kelebihan
dosis, buang gelembung atau kelebihan dosis yang ada tanpa
mencabut jarum dari botol vaksin.
17. Atur posisi bayi dipangku ibunya, pakaian bayi yang menutupi
lengan kiri atas dibuka, kaki bayi dikepit / dipegang ibu.
18. Tempat penyuntikan pertengahan dari acromion dan insersi
tengah humerus.( M. Deltoideus) lengan kiri.
19. Bersihkan lokasi penyuntikan dengan kapas yang dibasahi air
matang ( tidak boleh pakai kapas antiseptik).
20. Gunakan jari-jari kiri anda untuk menekan ke atas (mencubit)
lengan bayi.
21. Cepat tekan jarum ke dalam kulit yang menonjol ke atas dengan
sudut 450 / 600 .
22. Untuk mengontrol jarum, peganglah ujung semprit dengan ibu
jari dan jari telunjuk anda tetapi jangan sentuh jarum.
23. Pegang pangkal barel antara jari telunjuk dengan jari tengah,
aspirasi, jika tidak ada darah, lalu doronglah piston dengan ibu
jari tangan kanan anda.
24. Cabut jarum dan buang ke dalam safety box tanpa ditutup.
25. Berikan informasikepada orang tua tentang kapan kunjungan
berikutnya, dan kemungkinan efek sampingnyang akan dialami
oleh anak sesudah imunisasi dan penanggulangannya.
26. Beri tahu orang tua agar menunggu di puskesmas selama 30
menit untuk memantau efek samping.
27. Catat hasil imunisasi sesuai dengan kolom yang tersedia pada
buku kohort bayi/Ibu/buku kuning
28. Pastikan limbah bukan tajam dimasukkan ke dalam kantong
plastik.
29. Cuci tangan pakai sabun setiap selesai melakukan imunisasi.
30. Vaksin sisa dan yang belum digunakan disimpan kembali di
dalam lemari es pada tempat yang terpisah dan diberi tanda,
vaksin Campak hanya bertahan 6 jam.
31. Catat hasil imunisasi dan pemakaian logistik, serahkan kepada
koordinator imunisasi.

7. Unit terkait  IMUNISASI

Rekaman Historis Perubahan

No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai diberlakukan


PEMBERIAN IMUNISASI OPV
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman :1/3

dr. ANGGREINY GINTING


UPTD Puskesmas
NIP.19690914 200212 2 003
Pagaden Barat
1. Pengertian Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia
terpajan antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit.

OPV ( Oral Polio Vaccine) buatan PT Biofarma Bandung adalah


Virus Polio tipe 1,2,3 suku Sabin yang masih hidup tetapi sudah
dilemahkan yang dibiakkan pada sel-sel ginjal kera dan distabikan
dengan sukrosa, disamping itu juga mengandung sejumlah kecil
eritromisin dan kanamisin.

Vaksin OPV diberikan kepada:


* bayi baru lahir, sebanyak 1 dosis
* dilanjutkan pada umur 2,3 dan 4 bulan bersamaan dengan DPT-
HB-Hib
Kontraindikasi OPV:
 Anak dengan imunodefisiensi ( HIV, Gizi buruk,
imunokompromais akibat pengobatan kortikosteroid, obat
imunosupresif, radiasi, penyakit keganasan yang mengenai
sumsum tulang atau sistem limfe)
 Sedang demam tinggi
 Hipersensitif terhadap komponen vaksin.
 Mual/ muntah

2. Tujuan Untuk mrncegah penyakit polio ( lumpuh layu )

3. Kebijakan Kebijakan Kepala Puskesmas

Sebagai pedoman dalam pemberian imunisasi OPV di Puskesmas


Pagaden Barat

4. Referensi  SOP Penyelenggaraan Imunisasi , Direktorat Surveilans,


Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra; Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Kementrian Kesehatan RI, 2015
 Buku Imunisasi di Indonesia

5. Alat dan  Vaksin OPV


Bahan  Pinset/ gunting kecil
 Pipet vaksin
 Vaksin carier
 Safety box
 Sabun
 Kantong plastik
 Anafilaktik kit
 Buku bantu/buku kohort bayi/ buku kuning
 Alat tulis

6. Prosedur 1. Sehari sebelum pelayanan masukkan pelarut dan cool pack ke


dalam lemari es.
2. 30 menit sebelum pelayanan imunisasi pastikan semua vaksin
dan logistik (termasuk anafilaktik kit) dalam kondisi VVM A/B dan
tidak kadaluarsa.
3. Siapkan buku pencatatan imunisasi (buku kohort bayi/ibu).
4. Ambil vaksin dan pelarut dari lemari es sesuai dengan prakiraan
kebutuhan, dan masukkan ke dalam vaksin carieryang telah terisi
cool pack.
5. Vaksin carier harus diletakkan pada meja yang tidak terpapar
sinar matahari langsung, disebelahnya diletakkan alat suntik,
kapas, air hangat, format pencatatan dan anafilaktik kit. Letakkan
safety box dan plastik sampah di bawah meja.
6. Cuci tangan dengan sabun setiap akan memberikan imunisasi
(SOP Cuci Tangan).
7. Lakukan skreening setiap sasaran meliputi umur, riwayat
imunisasi sebelumnya, riwayat KIPI yang pernah dialami, riwayat
penyakit, keadaan kesehatan saat ini.
8. Tentukan dan informasikan kepada orangtua jenis dan mafaat
vaksin yang akan diberikan saat ini.
9. Ambil vaksin OPV, vaksin OPV tahan terhadap beku.
10. Buka tutup vaksin dengan menggunakan pinset / gunting kecil.
11. Pasang pipet diatas botol vaksin.
12. Letakkan anak pada posisi yang senyaman mungkin.
13. Buka mulut anak dan teteskan vaksin volio sebanyak 2 tetes.
14. Pastikan vaksin  yang telah diberikan ditelan oleh anak yang di
imunisasi.
15. Jika di muntahkan atau di keluarkan oleh anak dalam 10 menit,
ulangi lagi penetesannya.
16.   Saat meneteskan vaksin ke mulut, agar vaksin tetap dalam
kondisi steril.
17. Berikan informasi kepada orang tua tentang kapan kunjungan
berikutnya, dan kemungkinan efek sampingnyang akan dialami
oleh anak sesudah imunisasi dan penanggulangannya.
18. Beri tahu orang tua agar menunggu di puskesmas selama 30
menit untuk memantau efek samping.
19. Catat hasil imunisasi sesuai dengan kolom yang tersedia pada
buku kohort bayi/Ibu/buku kuning
20. Pastikan limbah bukan tajam dimasukkan ke dalam kantong
plastik.
21. Cuci tangan pakai sabun setiap selesai melakukan imunisasi.
22. Catat hasil imunisasi dan pemakaian logistik, serahkan kepada
koordinator imunisasi.
7. Unit terkait  IMUNISASI

Rekaman Historis Perubahan

No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai diberlakukan


PEMBERIAN IMUNISASI HB0
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman :1/3

dr. ANGGREINY GINTING


UPTD Puskesmas
NIP.19690914 200212 2 003
Pagaden Barat
1. Pengertian Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia
terpajan antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit.

Vaksin HB0 dibuat dari bagian virus yaitu lapisan paling luar (mantel
virus) yang telah mengalami proses pemurnian.

Vaksin HB0 diberikan kepada:


* bayi berumur 0 – 7 hari.
Kemasannya menggunakan PID (Prefiiled Injection Divice). Vaksin
hepatitis B akan rusak karena pembekuan dan pemanasan
Penyimpanan vaksin pada suhu 2-8°C.

Cara Pemberian Dan Dosis


       Sebelum digunakan dikocok terlebih dahulu
       Vaksin disuntikan dengan dosis 0,5 ml atau 1 buah HB PID,
pemberian suntikan secara intra muskuler, sebaiknya pada
anterolateral paha
       Pemberian sebanyak 3 dosis
       Dosis pertama diberikan pada usia 0 – 7 hari, dosis berikutnya
dengan interval minimum 4 minggu (1 bulan)

2. Tujuan Untuk pencegahan terhadap hepatitis B.

3. Kebijakan Kebijakan Kepala Puskesmas

Sebagai pedoman dalam pemberian imunisasi HB0 di Puskesmas


Pagaden Barat

4. Referensi  SOP Penyelenggaraan Imunisasi , Direktorat Surveilans,


Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra; Direktorat Jendral
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Kementrian Kesehatan RI, 2015
 Buku Imunisasi di Indonesia

5. Alat dan  Prefilled Injection Divice sediaan 1 dosis


Bahan  Kapas dengan air hangat
 Vaksin carier
 Safety box
 Sabun
 Kantong plastik
 Anafilaktik kit
 Buku bantu/buku kohort bayi/ buku kuning
 Alat tulis
6. Prosedur 1. Sehari sebelum pelayanan masukkan pelarut dan cool pack ke
dalam lemari es.
2. 30 menit sebelum pelayanan imunisasi pastikan semua vaksin
dan logistik (termasuk anafilaktik kit) dalam kondisi VVM A/B dan
tidak kadaluarsa.
3. Siapkan buku pencatatan imunisasi (buku kohort bayi/ibu).
4. Ambil vaksin dan pelarut dari lemari es sesuai dengan prakiraan
kebutuhan, dan masukkan ke dalam vaksin carieryang telah terisi
cool pack.
5. Vaksin carier harus diletakkan pada meja yang tidak terpapar
sinar matahari langsung, disebelahnya diletakkan alat suntik,
kapas, air hangat, format pencatatan dan anafilaktik kit. Letakkan
safety box dan plastik sampah di bawah meja.
6. Cuci tangan dengan sabun setiap akan memberikan imunisasi
(SOP Cuci Tangan).
7. Lakukan skreening setiap sasaran meliputi umur, riwayat
imunisasi sebelumnya, riwayat KIPI yang pernah dialami, riwayat
penyakit, keadaan kesehatan saat ini.
8. Tentukan dan informasikan kepada orangtua jenis dan mafaat
vaksin yang akan diberikan saat ini.
9. Ambil vaksin Hepatitis B (PID HB), jika beku, vaksin tidak dapat
digunakan.
10. Keluarkan PID dari kemasan, dorong dan tekan dengan cepat
penutup jarum ke dalam port, sehingga jarak antara port dan
penutup jarum tidak ada, ditandai terasa ada klik. Kocok
homogen vaksin.
11. Tentukan lokasi penyuntikan, yaitu di 1/3 atas antero lateral paha
caranya : tentukan trokanter mayor femur, tarik garis ke kondilus
lateral femur, lokasi penyuntikan pada perbatasan 1/3 atas dan
1/3 tengah paha.
12. Bersihkan lokasi penyuntikan dengan kapas yang dibasahi air
hangat, biarkan kering.
13. Buka penutup jarum, pegang paha bayi dengan ibu jari dan
telunjuk tangan kiri, pegang PID pada portnya dengan tangan
kanan, dan suntikan jarum ke lokasi suntikan dengan sudut 90 0.
14. Tekan reservoir( gelembung vaksin) untuk mengeluarkan vaksin
sampai reservoir kempes.
15. Cabut jarum PID dari lokasi suntikan, buang ke dalam safety box.
16. Berikan informasi kepada orang tua tentang kapan kunjungan
berikutnya, dan kemungkinan efek sampingnyang akan dialami
oleh anak sesudah imunisasi dan penanggulangannya.
17. Beri tahu orang tua agar menunggu di puskesmas selama 30
menit untuk memantau efek samping.
18. Catat hasil imunisasi sesuai dengan kolom yang tersedia pada
buku kohort bayi/Ibu/buku kuning
19. Pastikan limbah bukan tajam dimasukkan ke dalam kantong
plastik.
20. Cuci tangan pakai sabun setiap selesai melakukan imunisasi.
21. Catat hasil imunisasi dan pemakaian logistik, serahkan kepada
koordinator imunisasi.
7. Unit terkait  IMUNISASI
Rekaman Historis Perubahan

No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai