Anda di halaman 1dari 44

IMUNISASI

By
TRI PENI, S.Kep. Ns.,M.Kes
IMUNISASI
Suatu cara untuk meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, shg
bila kelak terpajan pada antigen yg serupa tdk
terjadi penyakit

TUJUAN
* Mencegah terjadinya penyakit infeksi tertentu
* Bila terjadi penyakit tidak terlalu parah / berat
* Dapat mencegah gejala yg dapat menimbulkan
cacat / kematian.
SISTEM KEKEBALAN

Sistem kekebalan ada 2 macam:


1.Kekebalan Aktif
a. Kekebalan aktif alamiah
b. Kekebalan aktif buatan
2. Kekebalan pasif
a. Kekebalan pasif alamiah
b. Kekebalan pasif buatan
1. Kekebalan Aktif
Kekebalan /perlindungan yg dibuat oleh tubuh
sendiri, akibat terpajan pd antigen.
kekebalan aktif berlangsung lbh lama krn adanya
memori imunologik.
Kekebalan aktif dibedakan:
a. Kekebalan aktif alamiah
di dptkn bila seseorang menderita penyakit.
Mis. Penyakit campak
b. Kekebalan aktif buatan di dpt bila seseorang
mendpt vaksin / imunisasi.
2. Kekebalan pasif
Kekebalan / perlindungan yg diperoleh dr luar tubuh,
bukan dibuat oleh individu itu sendiri. Kekebalan pasif tdk
berlangsung lama, krn akan dimetabolisme oleh tubuh.
a. Kekebalan pasif alamiah
Kekebalan pd janin yg diperoleh dari ibunya.
Antibodi ini akan melindungi bayi dr penyakit
sampai usia : 3 bln- 1 th
b. Kekebalan pasif buatan
Kekebalan yg diberikan dg cara menyuntikkan
imunoglobulin / zat antibodi.
Misal: Suntik ATS pd pasien yg terluka.
Jenis Vaksin:
A. Vaksin Hidup dilemahkan (attenuated)
1. Bakteri : BCG, demam tifoid oral
2. Virus : Campak, polio, rotavirus, parotitis, rubela,
yellow fever
B. Vaksin dimatikan / inactivated
1. Bakteri : Pertusis, tifoid, kolera, lepra
2. Virus : Influensa, polio, rabies, Hep. A
3. Toksoid : Difteri, tetanus
4. Polisakarida: Pneumokokus, meningokokus,
Haemophilus influenza tipe B
C. Vaksin rekombinan: Hepatitis B, vaksin tifoid (Ty 21 a)
Imunisasi yg di wajibkan

• BCG
• Hepatitis B
• DPT
• Polio
• Campak
VAKSIN BCG
( BACILUS CALMETE GUERIN )

• Mencegah penyakit TBC


Vaksin berbentuk bubuk, pemakaian dg melarutkn
4 cc cairan pelarut (NaCL 0,9%).
Vaksin yg sdh larut hrs habis sblm 3 jam
• Diberikan pd usia 0-2 bln
• Dosis pemberian Bayi=0,05ml, anak 0,10 ml
secara Intra Cutan di lengan kanan atas (insertio
Musculus deltoideus)
• Apabila BCG diberikan pada umur lebih dr 2 bulan,
HE SETELAH IMUNISASI BCG
Orang tua perlu diberitahu bahwa:
• Bayi tidak akan demam
• Beri bayi ASI sesering mungkin
• Setelah 2 mg akan timbul bisul kecil (papula),
yg semakin membesar dan dpt tjd ulserasi
dlm waktu 2-4 bln, kemudian sembuh
perlahan dengan meninggalkn jaringan parut
tanpa pengobatan khusus.
• Diameter jaringan parut 4-8 mm
Reaksi Berat

• Terjadi peradangan setempat yg agak berat/


abses yg lebih dalam
• Terjadi pembengkakan di kelenjar limfe pd
leher/ketiak
• Hal ini terjadi karena penyuntikan yg terlalu
dalam/ dosis yg terlalu tinggi
VAKSIN HEPATITIS B
• Mencegah Hep.B
• Usia: Mulai umur 0 bulan.
• Dosis: 0,5 cc/ pemberian
• Selang pemberian: 3 kali dg jarak suntikan 1 bln
dan 5 bulan
• Pemberian secara Intramuskular ( IM )
• Pada neonatus di berikan di anterolateral paha
• Pada anak besar dan dewasa di regio deltoid
- Jika status HbsAg ibu tidak diketahui. Hep
B harus diberikan 12 jam setelah lahir
- Jika status Hbs Ag-B ibu positif, di berikan
imunisasi Hep B dalam waktu 24-48 jam
setelah lahir, scr bersamaan diberikan
juga HB Ig 0,5 ml.
HE setelah imunisasi hepatitis B

• Tidak demam, Kadang timbul sub febris dlm


wkt 1-2 hari
• Tempat penyuntikan timbul kemerahan,
bengkak, nyeri.
• Dianjurkan memberikan ASI lebih banyak
VAKSIN DPT
(DIFTERIA, PERTUSIS, TETANUS)
• Mencegah penyakit difteri, pertusis, tetanus.
• Susunan vaksin pertusis terbuat dari kuman
bordetella pertusis yg telah dimatikan, dikemas dg
vaksin difteri dan tetanus.
• Vaksin DTaP (DTP dg komponen acelluler pertussis)
dan DTwP (DTP dg komponen whole cell pertusis)
• Di berikan usia : 2 – 11 bulan
• Selang pemberian: 3 X, jarak waktu penyuntikan
min 4 mgg
• Dosis 0,5 cc  IM
Reaksi setelah imunisasi
• Demam tinggi, ditempat suntikan timbul nyeri dan
pembengkakan yg akan hilang dlm 2 hari.
• Dianjurkan minum ASI lebih banyak jika demam pakai baju
tipis, compres
• Mandi air hangat
• Diberikan paracetamol sesuai advise. (15 mg/kgBB)
• Bila keluhan makin berat dan menetap dibawa ke dokter

Imunisasi ulang:
- Pertama dilakukan pd usia 1-2 th,
- ke dua usia 6 th,
- ke tiga kls 6 SD dg vaksin DT tanpa Pertusis
VAKSIN POLIO
• Mencegah poliomelitis
• Usia: 0 – 11 bulan
• Dosis: 2 tetes
• Cara: meneteskan ke dalam mulut
• Terdapat 2 jenis vaksin yg beredar :
- Vaksin yg mengandung virus polio yg
dimatikan (vaksin salk) suntikan
- Vaksin yg mengandung virus polio yg masih
hidup, yg telah dilemahkan (virus sabin),
 di teteskan per oral
VAKSIN CAMPAK

• Pengebalan thd campak


• Usia : 9 bulan
• Penyimpanan vaksin suhu 6 º C
• Dosis: 0,5 cc  Subcutan dalam, dideltoid
kiri
• Ulangan campak saat masuk SD –>BIAS
HE SETELAH IMUNISASI CAMPAK

• Setelah imunisasi anak akan demam dan muncul


bercak-bercak merah / ruam dikulit
• Stlh 3-5 hari anak batuk/ pilek ringan
• Dianjurkan banyak minum (asi, air buah, air putih)
• Demam tinggi  pakai baju tipis, compres dan
diberikan paracetamol 15 mg/kgBB.
• Mandi air hangat
• Jika reaksi tsb berat dan menetap anjurkan bawa
ke dokter
Imunisasi yang dianjurkan
• MMR (Measles, Mumps, Rubella)
• Hib (Haemophilus influenzae tipe b)
• Demam tifoid
• Hepatitis A
• Influenza
• Varisela (Cacar air)
• Pneumokokus
• Rotavirus
VAKSIN MMR
• Vaksin ini masih di impor, dosis pemberian 0,5
ml secara sub cutan
• Imunisasi MMR diberikan 1X setelah anak
berumur 15 bulan
VAKSIN TIFUS/ TIFOID
• Ada 2 jenis vaksin tifoid:
- Vaksin oral (vivotif)diberikan umur ≥ 6 th,
kemasan 3 kapsul
- Vaksin suntikan (TyphimVi) diberikan sekali
pd anak umur 6 th dan diulang 3 th
HAEMOPHILUS INFLUENZA tipe B (Hib)
• Diberikan setelah bayi usia 2 bln
• Penyakit ini berbahaya dan paling sering
menyerang anak usia 6-12 bulan.
• Radang selaput otak Hib sering mengakibatkan
cacat saraf/ kematian
VAKSIN HEPATITIS A

• Diberikan usia > 2 tahun,


• diberikan 2 X dg selang waktu 6-12 bulan setelah
suntikan pertama

VAKSIN CACAR AIR (VARICELLA)

• Merupakan penyakit yg sangat menular, ttp ringan.


• Diberikan usia 10 th, dosis 0,5 cc, secara subcutan
PENYIMPANAN VAKSIN
• Di Tingkat Propinsi : kmr dingin & kmr beku
- Suhu kamar dingin: +2 s/d +8 Cº
- Suhu kamar beku: -15 s/d -25 Cº
• Di Kabupaten dan Pelayanan Primer
- Jarak lemari es dengan dinding belakang 15 cm
- Lemari es tidak terkena sinar matahari langsung
- Sirkulasi ruangan cukup
• Penyusunan vaksin
- Jarak menyusun dos vaksin 1-2 cm atau
- satu jari antar dos vaksin
PENYIMPANAN YG SALAH
Penyediaan vaksin dan alat-alat
• Vaksin + pelarut khusus
• termos, ice-packed , es batu
• peralatan vaksinasi (alat cuci tangan, pemotong
ampul, alat suntik disposible, kapas alkohol,
plester, kotak limbah)
• Alat penanganan kedaruratan (adrenalin,
kortikosteroid, selang dan cairan infus, oksigen),
• Pencatatan : Buku KIA, KMS, blangko vaksinasi
Syarat pemberian vaksin

• Pada bayi / anak yang sehat


• Vaksin harus baik
• Pemberian imunisasi dg teknik yg tepat
• Mempertahankan dosis
• Mengetahui jadwal umur dan jenis
imunisasi yg diterima
PROSEDUR VAKSINASI
1. Penyimpanan & transportasi vaksin
2. Persiapan alat, bahan vaksinasi & mengatasi
gawat-darurat
3. Persiapan pemberian:
– Anamnesis: cek identitas, umur, vaksinasi yg telah
di dpat, jarak dg vaksinasi sebelumnya,
riwayat KIPI imunisasi sebelumnya
4. Informed consent: manfaat & KIPI
5. Kontra indikasi
6. Cara pemberian
Dosis, Lokasi, sudut, kedalaman
7. Pemantauan setelah vaksinasi / KIPI
Perhatikan keadaan umum
Tunggu 30 menit di ruang tunggu
8. Penanggulangan KIPI jika terjadi
9. Jadwal vaksinasi berikutnya
10. Sisa vaksin, pemusnahan alat suntik
11. Pencatatan dan pelaporan
PERSIAPAN PEMBERIAN VAKSIN
• Cuci tangan dg antiseptik
• Baca nama vaksin, tanggal kadaluwarsa,
• Teliti kondisi vaksin apakah masih layak :
warna indikator VVM ,
• Kocok : penggumpalan, perubahan warna ?
• Alat suntik : sekali pakai
• Encerkan dan ambil vaksin sesuai dosis
• Ukuran jarum : ketebalan otot bayi / usia
• Pasang dropper polio dengan benar
UKURAN JARUM
Intramuskular di paha mid-anterolateral
• Neonatus
- Kurang bulan / BBLR : 5/8 inch (15,8 mm)
- Cukup bulan : 7/8 inch (22,2 mm)
- 1 – 24 bulan : 7/8 – 1 inch (22,2-25,4 mm)
Intramuskular di deltoid
• > 2 thn (tergantung ketebalan otot)
7/8 – 1,25 inch (22,2 -31,75 mm)
* Usia sekolah dan remaja : 1,5 inch (38,1mm)
PENYUNTIKAN DAN PENETESAN VAKSIN

• Tentukan lokasi penyuntikan : paha, deltoid


• Posisi bayi / anak : nyaman dan aman
• Desinfeksi
• Pegang; peregangan kulit, cubitan
• Penyuntikan: dosis, sudut, cara
• Tetesan: dosis, hati-hati dimuntahkan
TEKNIK DAN POSISI PENYUNTIKAN

• Bayi digendong ibunya/pengasuh,


• Anak dipeluk menghadap pengasuh (chest
to chest)
• Otot yang akan disuntik : lemas (relaks)
• Tungkai : sedikit rotasi ke dalam
• Lengan : sedikit fleksi pada sendi siku
VAKSIN TIDAK AMAN
- Suhu > 8° C atau VVM telah terpapar panas
- Botol vaksin bocor, retak / terpasang jarum
- Ada partikel dalam larutan
- Telah dilarutkan melebihi batas waktu
ketentuan
- Di kocok tetap menggumpal
TIDAK AMAN BAGI YANG DISUNTIK

a. Cara melarutkan / pengambilan vaksin


- Cairan pelarut untuk vaksin lain
- 1 spuit diisi beberapa dosis sekaligus
- jarum ditinggalkan menancap di vial
- Mencampur isi 2 vial
b. Lokasi, posisi , kedalaman penyuntikan tdk
tepat
c. Tidak ada alat / obat gawat - darurat

Anda mungkin juga menyukai