Anda di halaman 1dari 34

Vaksinasi

Tata cara pemberian vaksin


1. Perkenalkan diri, tanya identitas pasien.
2. Tanyakan riwayat vaksinasi sebelumnya, apakah ada yang terlewat? Catch up
3. Anamnesis, Apakah pasien layak dilakukan vaksinasi? Kontraindikasi?
• Apakah ada riwayat demam tinggi, batuk pilek, sesak nafas? Kejang?
• Apakah riwayat reaksi berat?
• Menerima IVIG/ transfuse darah 1 tahun terakhir
• Riwayat kelahiran & Usia gestasi?
• Penyakit perdarahan?
• Adakah riwayat splenektomi?
• Apakah anak sedang tinggal/mengalami dgn orang Imunodefisiensi?
• Apakah menjalani kemoterapi?
• Apakah dikeluarga ada yang baru selesai dirawat COVID19?
4. Berikan edukasi
• Tentang vaksin yang akan diberikan dan manfaat
• Risiko imunisasi
• Persiapan pelayanan jika terjadi KIPI
• Infomed consent
• Berikan petunjuk ke orang tua jika terjadi KIPI
a. Mempersiapkan KIT anafilaksis : adrenalin 1:1000 dan spuit 1cc dgn jarum 25mm (injeksi IM)
b. MenjagaCold chain (+2oC - +8oC) : pastikan terjaga sejak diproduksi sampai ke pemberian vaksin tersebut
c. Baca kembali leaflet (indikasi kontra)
d. CUCI TANGAN 6 langkah & memaikai APD
e. Pastikan penerima vaksin dalam keadaan sehat (pf singkat)
f. Siapkan Spuit dan jarum sesuai ukuran,
g. Jenis Vaksin yang berbeda tidak boleh dicampur dgn spuit yang sama
h. Asepsis tutup vial
i. Periksa tanggal kadarluarsa
j. Periksa jenis vaksin dan pastikan vaksin tersebut disimpan dengan baik (adakah perubahan warna(OPV)? Atau
membeku / kerusakan) pantau VVM, UJI kocok (hanya vaksin mati)
k. *Cairan pelarut harus di injeksikan kedalam vial vaksin secara perlahan (BCG 1 ml, MR 5 ml)
l. Pastikan vaksin yg diberikan sesuai jadwal? Tawarkan pula imunisasi yang tertinggal(catch up) ?
m. A dan antiseptic, Pemberian vaksin harus dengan Teknik yang benar, menekan daerah imunisasi
n. BUANG JARUM TANPA RECAPPING ke safety box!
o. Catat imunisasi dalam rekam medis pribadi (nomor batch, jenis vaksin, merk dagang, lokasi pnyuntikan, vaksin
berikutnya, Paraf)
p. EDUKASI KIPI, tunggu 30 menit untuk lihat reaksi, Pemberian Resep PCT jika demam
Tata Cara Pemberian Imunisasi
1. Memperkenalkan diri
2. Cek identitas pasien (nama dan umur)
3. Anamnesis :
1. Jarak dengan vaksinasi sebelumnya
2. Riw KIPI, KI dan perhatian khusus
3. Asuhan pediatri umum: nutrisi, pertumbuhan, perkembangan
4. Pemeriksaan Fisik: sehat, tidak ada KI, lokasi penyuntikan
5. Informed consent  vaksin yang diberikan, manfaat, kemungkinan
ES/KIPI (IVO)
Kontraindikasi/Precautions (umum)
• Sementara:
• Sedang sakit berat/sedang
• Vaksin hidup: imunodefisiensi, setelah transfusi/ terapi imunoglobulin
• Permanen
• Syok anafilaksis setelah pemberian vaksin sebelumnya
• DPT: ensefalopati
• Precaution: vaksin DPT
• Hipotonik hiporesponsif episode
• Menangis terus menerus 3 jam
• Suhu > 40,50C dalam 48 jam
• Kejang dalam 3 hari, SGB dalam 6 minggu setelah pemberian DPT sebelumnya
6. Cuci tangan
7. Persiapkan spuit (ukuran jarum)
8. Persiapan pemberian vaksin
- Baca nama vaksin (jangan tertukar)
- Teliti kondisi vaksin: kadaluwarsa, warna vaksin (OPV), indikator VVM
- Vaksin inaktif : tes kocok
- Larutkan dan ambil
- vaksin sebanyak dosis
- Pasang dropper polio dengan benar
9. Penyuntikan (bila akan dilakukan oral dan injeksi, beri oral dulu)
10. Buang di disposable box tanpa recapping
11. Menjelaskan KIPI singkat, kapan orang tua kembali ke pelayanan medis terdekat, meresepkan obat
12. Minta orang tua menunggu 30 menit untuk evaluasi KIPI
13. Catat di buku pasien (batch, lokasi penyuntikan, tanggal penyuntikan, rencana imunisasi berikut, paraf)
Pencatatan vaksin
Jenis Vaksin Nama Vaksin No batch Tanggal Lokasi imunisasi Paraf
imunisasi

VVM
Jenis Vaksin Dosis Cara Pemberian Tempat
Hepatitis B0 0,5 mL Intramuskular Paha kanan
BCG 0,05 mL Intrakutan Deltoid kanan atas
Polio (OPV) 2 tetes Oral Tetes diminum
DPT/HB/Hib(penta) 0,5 mL Intramuskular Paha kiri
IPV 0,5 ml Intramuskular Paha kanan
MR 0,5 mL Subkutan Deltoid kiri/paha
DT/Td/TT 0,5 mL Intramuskular Deltoid kiri
Ukuran Jarum
• Intramuskular di paha mid-anterolateral
• Neonatus Oranye 25 gauge Panjang 16 mm
• Kurang bulan/BBLR : 15,8 mm Panjang 25 mm
• Cukup bulan : 22,2 mm Biru 23 gauge Panjang 25 mm
• 1-24 bulan: 22,2 – 25,4 mm Hijau 21 gauge Panjang 38 mm

• Intramuskular di deltoid
• > 1,5 tahun (tergantung ketebalan otot) : 22,2-31,75 mm
• Usia sekolah: 38,1 mm
Penyuntikan intramuskular Penyuntikan subkutan
• Arah suntikan 900 • Arah jarum 450 terhadap
• Peregangan kulit untuk permukaan kulit
penyuntikan • Cubitan untuk suntikan subkutan
• Aspirasi semprit tidak • Aspirasi semprit sebelum vaksin
diperlukan disuntikkan
• Lebih dari satu suntikan dapat • Lebih dari satu suntikan dapat
pada ekstremita berbeda pada ekstremita berbeda
• Penekanan bekas suntikan • Penekanan bekas suntikan
Pemberian imunisasi yang berisi dua atau lebih antigen dengan
kemasan vaksin yang berbeda, dalam waktu yang bersamaan:
- Diberikan pada tempat yang berbeda
- Diberikan pada tempat yang sama, harus diberi jarak sekitar 2,5 cm
Rubella

Rubella

Rubella
Live Attenuated Inactivated
Virus Campak, mumps, rubella, IPV, hepatitis B
polio (OPV)
Bakteri BCG Difteri, Pertusis Toxoid, HiB
Nama vaksin : Hepatitis B
• Jenis : Vaksin rekombinan
• Jadwal : 0 bulan (uniject),2,3,4, & 18 bulan (pentabio) minimal3 dosis
• Minimum interval : 1 bulan
• Maximum interval : 2 bulan
• Batas catch up : tidak terbatas usia
• Cara catch up : 0,1,& 3-6 bulan setelah dosis pertama bisa sampai usia 18 thn
• Penyimpanan vaksin : 2-8 oC bertahan 2 tahun
• Pengenceran : tidak perlu di encerkan
• Cara pemberian : intramuscular
• Dosis pemberian : 0.5ml
• KIPI : reaksi lokal ringan & demam 1-2 hari
• Kontra indikasi : alergi berat terhadap vaksin sebelumnya, alergi terhadap ragi
Vaksin Hepatitis B0 harus diberikan setelah injeksi vitamin K1 2 atau 3 jam sebelumny
Nama vaksin : Polio oral
• Jenis : vaksin hidup attenuated
• Jadwal : 1,2,3,4(+IPV)
• Minimum interval : 1 bulan
• Maximum interval : 2 bulan
• Batas catch up : tidak terbatas usia
• Cara catch up : 6-8 bulan 4 dosis
• Penyimpanan vaksin : 2-8 oC stabil 2 tahun
• Pengenceran : tidak perlu di encerkan
Apabila muntah setelah 30 menit,
• Cara pemberian : tetes oral diberikan dosis ulang
• Dosis pemberian : 2 tetes
• KIPI : myelitis, SIDS, lumpuh layu (jarang terjadi)
• Kontra indikasi : HIV (CD4<15%)/ kontak HIV serumah, imunodefisiensi, imunodefisiensi penghuni serumah
Nama vaksin : Polio Inactived
• Jenis : vaksin virulen inactived
• Jadwal : 4 bulan,(minimal 1x IPV)
• Minimum interval : 1 bulan dari OPV
• Maximum interval : 2 bulan dari OPV
• Batas catch up : tidak terbatas usia
• Cara catch up : maksimal 6 bulan setelah OPV
• Penyimpanan vaksin : 2-8 oC stabil
• Pengenceran : tidak perlu di encerkan
• Cara pemberian : intramuskular
• Dosis pemberian : 0,5 ml
• KIPI : reaksi lokal
• Kontra indikasi : demam, penyakit akut atau penyakit kronis progresif, hipersensitif pemberian
sebelumnya, alergi terhadap streptomisin
Nama vaksin : BCG (Bacille Calmette-
Guerin)
• Jenis : vaksin hidup attenuated
• Jadwal : 1 bulan (<3 bulan efektif)
• Minimum interval : tidak ada booster
• Maximum interval :
• Batas catch up : 5 tahun
• Cara catch up : Mantoux test terlebih dahulu > 1 tahun
• Penyimpanan vaksin : 2-8 oC tidak boleh kena cahaya matahari
• Pengenceran : + nacl 1ml,setelah pengenceran batas waktu 3 jam
• Cara pemberian : intrakutan
• Dosis pemberian : 0,05 ml (usia < 1 tahun), 0,1 mm (> 1 tahun)
• KIPI : bisul 3-6 minggu penyuntikan, sembuh sendiri 2-3bulan dan meninggalkan bekas luka (jaringan parut)
bulat dengan diameter 4-8 mm; kadang dijumpai peradangan KGB di ketiak (teraba benjolan di ketiak) dan
sembuh sendiri
• Kontra indikasi : reaksi uji tuberkulin > 10 mm, HIV, keganasan, gizi buruk, pernah sakit TB
BCG
• Penanganan ES:
• Apabila ulkus mengeluarkan cairan perlu dikompres dengan cairan antiseptik
• Apabila cairan bertambah banyak atau koreng semakin membesar anjurkan
orang tua membawa bayi ke tenaga kesehatan
Nama vaksin : Pentabio (DPT, HB, HiB)
• Jenis : vaksin mati
• Jadwal : 2,3,4, 18 bulan
• Minimum interval : dosis 1 2 3 jarak 1 bulan (3 & 4 serta 4 & 5 : 6 bulan)
• Batas catch up : -
• Cara catch up : Vaksin HiB tidak boleh sebelum
usia 6 minggu
• Penyimpanan vaksin : 2-8 oC
• Pengenceran : -
• Cara pemberian : Intramuskular
• Dosis pemberian : 0,5 ml
• KIPI : reaksi lokal (merah bengkak bekas tempat suntikan), demam, anak gelisah, lemas, dapat kejang
• Kontra indikasi :
• sakit berat disertai panas tinggi, reaksi alergi berat setelah DPT pertama, kejang atau pingsan setelah DPT, menangis
keras dan terus menerus selama > 3 jam setelah vaksinasi
Nama vaksin : DT, Td
• Jenis : vaksin mati
• Jadwal : DT besar untuk booster Kelas 1 SD (di atas 5 tahun), Td kelas 2 dan kelas 5 SD
• Batas catch up : -
• Cara catch up : - mulai >7 tahun Td (jika dosis ke 4 > dari 4 tahun tidak perlu dosis k5) - DT
besar untuk booster di atas 5 tahun
• Penyimpanan vaksin : 2-8 oC
• Pengenceran : -
• Cara pemberian : Intramuskular
• Dosis pemberian : 0,5 ml
• KIPI : reaksi lokal, demam, anak gelisah, lemas
• Kontra indikasi : riwayat anafilaksis, ensefalopati pada pemberian pertussis sebelumnya
• DT : difteri 20 Lf , Td : difteri 2 Lf, tetanus 7,5 Lf (sama keduanya)
Nama vaksin : Campak, rubella
• Jenis : vaksin hidup attenuated
• Jadwal : 9, 18 bulan & 1 sd
• Minimum interval : 6 bulan
• Maximum interval : -
• Batas catch up : -
• Cara catch up :
• Penyimpanan vaksin : 2-8 oC
• Pengenceran : 5ml pelarut (setelah di campur 6 jam)
• Cara pemberian : Subkutan
• Dosis pemberian : 0,5 ml
• KIPI : demam, ruam
• Kontra indikasi : imunodefisiensi, demam, mendapat vaksin hidup lain dalam waktu 4 minggu, 3 bulan setelah
pemberian imunoglobulin atau transfusi darah yang mengandung imunoglobulin (whole blood, plasma)
Imunisasi pada kondidi Khusus
Bayi Prematur
• Usia kronologis (BUKAN usia koreksi)
• Jadwal sama
• Dosis sama
• Rute sama
• Kecuali Hepatitis B (bergantung usia kronologis, BB, status HBsAg ibu)
Vaksin Hepatitis B pada Bayi Prematur
Prematur/ BBLR
Ibu HbsAg (-)

Berat lahir < 2000 gr Berat lahir > 2000 gr

Tunda vaksin Hep B,


Vaksin Hep B dalam 12
sampai BB > 2000 gr
jam
atau usia 1 bulan
Prematur/ BBLR
Ibu HbsAg ?

Periksa HbsAg ibu

Vaksin Hep dalam 12


jam

BB ≥ 2000 gr
BB < 2000 gr
Beri HBIg bila HBsAg (+)
Beri HBIg pada 12 jam,
Atau
kecuali
HBsAg tidak diketahui
HBsAg ibu (-)
pada hari ke-7
Prematur/BBLR
Ibu HBsAg (+)

Vaksin hepatitis B
dalam 12 jam
setelah lahir

HBsAg dan anti-HBs


BBLR 2000-2500 gr
BBLR < 2000 gr diperiksa 1-2 bulan setelah
Diberikan 3 dosis
diberikan 3 dosis vaksin dosis terakhir atau pada
vaksin hepatitis B
hep B pada usia usia 9-18 bulan; bila anti-
pada usia kronologis
kronologis 2,3,4 bulan HBs (-) berikan 3 dosis
2,3,4 bulan
tambahan, interval 2 bulan
Pasien Imunokompromais
• Primer: diturunkan, biasanya single-gene disorders; dapat mengenai
berbagai sistem imun meliputi imunitas sel limfosit B, T, komplemen,
sistem fagosit, kekebalan innate

• Sekunder: didapat, karena infeksi HIV/AIDS, keganasan, transplantasi,


asplenia, obat imunosupresi, antimetabolit, radiasi, malnutrisi,
penyakit inflamasi kronik, uremia
Vaksin hidup dapat diberikan:
• 1 bulan pasca terapi steroid dosis tinggi
• 3 bulan pasca kemoterapi
• 6 bulan pasca pengobatan antibodi anti sel B (penyakit dasar tidak imunosupresi dan tidak aktif lagi)

Dosis steroid  imunosupresif:


Prednison ekuivalen ≥ 2 mg/kg hari atau ≥ 20 mg/hari jika BB > 10 kg selama lebih dari 14 hari
Keamanan imunisasi dengan vaksin virus hidup

Anak dengan infeksi HIV asimtomatis  dapat diberikan imunisasi rutin baik vaksin hidup maupun
inaktivasi,
 Kecuali imunisasi BCG
Vaksin HIV asimtomatis HIV simtomatis Catatan
BCG Tidak diberikan Tidak diberikan Infeksi HIV sukar
ditegakkan pada masa
bayi
OPV Diberikan IPV Gunakan IPV bila
simtomatis
Campak Diberikan Tidak diberikan Diberikan pada usia 9
bulan, tidak diberikan
pada imunosupresi berat
MMR Diberikan Diberikan Tidak diberikan pada
imunosupresi berat, sel T
CD4+ < 15%
Ibu Menderita TB
• Bayi jangan diberikan BCG saat setelah lahir
• Beri profilaksis pada bayi dengan INH 10 mg/kgBB sekali sehari per
oral
• Apabila kondisi bayi baik, hasil uji tuberkulin negatif, lanjutkan
pencegahan dengan INH dalam waktu 6 bulan, BCG dapat diberikan
pada usia 6 bulan
• Imunisasi pada orang yang kontak erat dengan anak
imunokompromais merupakan salah satu pilihan untuk melindungi
anak imunokompromais terhadap penyakit infeksi
Jadwal Imunisasi yang Terlambat/Tidak
teratur
• Segera lanjutkan imunisasi yang tertunda sesai jadwal
• Interval vaksinasi tidak berubah
• Jika terlambat > 1 vaksin  vaksin kombo/beberapa vaksin sekaligus
• Belum pernah imunisasi
• Diberikan kapan saja pada umur berapa saja
• Beberapa kali (DPT, polio, hepatitis B) jumlah permberian harus sama dengan
jumlah yang seharusnya diberikan
• Vaksin dibatasi umur
• HiB diberikan pada umur < 5 tahun
• Vaksin DPT umur > 7 th diberikan Td

Anda mungkin juga menyukai