Anda di halaman 1dari 66

IMUNISASI

IDAI dan Kemenkes


Hepatitis B
Indikasi :
● Semua bayi baru lahir tanpa memandang status VHB ibu
● Individu yang karena pekerjaannya berisiko tetular VHB
● Karyawan di lembaga perawatan cacat mental
● Pasien hemodialisis
● Pasien koagulopati yang membutuhkan transfusi berulang
● Serumah dengan penderita VHb atau akibat hubungan seksual
● Pengguna obat-obat terlarang
● Homoseksual
Hepatitis B

Jadwal :
● Kemenkes: 0 bulan (monovalen), 2,3,4 (pentabio)
● IDAI:
○ 0,1, 6 bulan bila monovalen
○ 2, 3, 4 bulan bila kombinasi dengan DTPw
○ 2, 4, 6 bulan bila kombinasi dengan DTPa

Dosis : 0,5 mL
Cara pemberian :
● Neonatus & bayi : Intramuskular vastus lateralis a/r femoris
● Anak besar dan dewasa : intramuskular a/r deltoid
Hepatitis B
Vaksin hepatitis B yang tersedia ada dalam bentuk rekombinan monovalen
dan kombinasi :
● Vaksin HB rekombinan (monovalen)
● Vaksin HB kombinasi
○ DTP/HB/Hib
○ DtaP/HB/IPV
○ DtaP/HB/Hib/IPV
○ hepatitis B/hepatitis A (HB/HA)
● Vaksin kombinasi dapat digolongkan dalam 2 jenis berbasis DTP dan
berbasis VHB (HB/HA), jadwal mengikuti imunisasi HB.
Imunisasi Hepatitis B
Perlu diingat beberapa hal …...

● Imunisasi minimal diberikan 3 kali


● Imunisasi pertama diberikan segera dalam 12 jam setelah lahir
● Jadwal imunisasi yang dianjurkan adalah 0, 1, 6 bulan karena respons
antibodi paling optimal
● Interval dosis pertama dan kedua minimal 1 bulan
● Dosis ketiga merupakan penentu respons antibodi karena merupakan
dosis booster
● Bila sesudah imunisasi 1 terputus, segera berikan imunisasi ke 2.
Imunisasi ke 3 diberikan dengan jarak terpendek 2 bulan dari imunisasi ke
2.
Imunisasi Hepatitis B
Perlu diingat beberapa hal …...

● Apabila dosis ketiga terlambat, diberikan segera setelah memungkinkan


● Pada anak yang berumur antara 6 minggu - 2 tahun dapat diberikan
kombinasi vaksin pentavalen (DTwP/HB/Hib atau DtaP/HB/Hib/IPV)
● Vaksin kombinasi hepatitis A dan B (catch-up immunization) dapat
diberikan pada anak berumur 18 bulan atau lebih dengan jadwal 0, 1,
dan 6 bulan
● Pasien hemodialisis membutuhkan dosis yang lebih besar atau
penambahan jumlah suntikan
● Vaksin HB dapat diberikan bersamaan dengan vaksin PPI yang lain.
Imunisasi Hepatitis B
Perlu diingat beberapa hal …...
● Hepatitis B imunoglobuli (HBIg) dalam waktu singkat dapat
memberikan proteksi meskipun hanya jangka pendek (3-6 bulan)
● Pada bayi prematur diberikan setelah BB 2000 gram atau usia 2 bulan
● Bila HbsAg Ibu (+)
○ Berat <2000 gram : VHB + HbIG dalam 12 jam, imunisasi lanjutan 4 dosis usia 0, 1,
2-3, 6.
○ Berat ≥2000gram : VHB + HbIG dalam 12 jam, imunisasi 3 dosis 0,1,6.
○ Pada anak usia 9-15 bulan dicek ulang, jika HbsAg dan anti-HbsAg (-), maka vaksin
ulang 3 dosis
● Bila HbsAg Ibu (-)
○ Bila berat bayi >2000 gram : sesuai jadwal
○ Jika anak <2000 gram maka dalam 30 hari usia kronologis atau saat keluar RS
sebelum usia 30 hari diberikan vaksin
Imunisasi HB pada bayi baru lahir
HBsAg Ibu Imunisasi Keterangan

Positif HBIg (0,5 ml) dan vaksin HB Dosis 1 diberikan < 12 jam pertama , setelah
pemberian vitamin K

Negatif atau tidak Vaksin HB Dosis 1 diberikan segara setelah lahir.


ketahui* Status HBv ibu semula tidak diketahui tetapi bila
dalam 7 hari terbukti ibu HBV, segera beri HBIg
Kebijakan imunisasi pada needle stick injury
Kontak yang Imunisasi Keterangan
terpapar

Imunisasi (-) HBIg dan vaksin atau periksa Vaksin atau periksa anti HBs bila tergolong risiko
anti HBs bila tergolong risiko tinggi

Imunisasi (+) Tidak perlu profilaksis Tidak perlu profilaksis


responsif

Imunisasi (+) non- HBIg 2 kali (jarak 1 bulan) Bila sumber penularan risiko tinggi VHB,
responsif atau HBIg dan vaksin HB perlakukan seperti HBsAg +

Keterangan : HBIg (0,06 ml/kg ; maksimum 5 ml) dalam 48 jam pertama setelah kontak
Kebijakan imunisasi pada kontak seksual
Kontak yang Sumber penularan VHB Akut Sumber Penularan Carrier
terpapar

Imunisasi (-) atau HBIg 0,06 ml/kg atau vaksin HB atau periksa HBIg dan vaksin HB atau periksa
anti HBs anti HBs bila tergolong risiko tinggi anti HBs bila tergolong risiko tinggi

Imunisasi (+) Tidak perlu profilaksis Tidak perlu profilaksis

Lupa: periksa anti Anti HBs (-) : Anti HBs (-) :


HBs HBIg dan vaksin HB HBIg dan vaksin HB
Hepatitis B
Catch up immunization :
● Interval minimal 4 minggu antara dosis pertama dan kedua
● Interval dosis kedua dan ketiga minimal 8 minggu atau 16 minggu setelah
dosis pertama

KIPI:
● Reaksi lokal
● Demam 1-2 hari

Kontraindikasi:
● Riwayat anafilaksis (vaksin HB, komponen vaksin yeast)
Kemasan Vaksin Hepatitis B
Polio
Isi vaksin Jadwal Pemberian

• Oral polio vaccine • Diberikan pada saat • OPV 2 tetes (0.1 ml)
(OPV) Virus hidup yang lahir atau saat pulang per oral
dilemahkan yang setelah lahir, bulan 2, 3, • IPV 0.5 ml secara IM
mengandung strain dan 4 dan diberi
1,2,3 yang ulangan umur 18 bulan.
menimbulkan imunitas • Paling sedikit
humoral dan local di mendapatkan IPV 1 X
mukosa usus bersamaan dengan
• Inactivated Polio Vccine OPV 3 x
(IPV) virus polio ianktif • Diberikan secara
3 strain yang kombinasi pada umur
menghasilkan imunitas 2,3,4 bulan, interval 6-8
humoral dengan cepat minggu
Polio
Efek samping Kontraindikasi Penyimpanan

• Reaksi lokal pada • Sedang menderita • Pada suhu 2-8C


tempat penyuntikan: demam, penyakit akut
nyeri, kemerahan, atau penyakit kronis
indurasi, dan bengkak progresif.
bisa terjadi dalam
waktu 48 jam setelah
penyuntikan
• VAAP (Vaccine
Associated Paralytic
Poliomyelitis) dan
VDPV (Vaccine
Derived Polio Viruses)
Polio
Bacille Calmette-Guerin (BCG)

• Mycobacterium bovis hidup


Isi vaksin yang dilemahkan

• < 3 bulan atau dengan uji


Jadwal tuberkulin negative

• Intradermal 0,05 ml pada M.


Pemberian Deltoideus
Bacille Calmette-Guerin (BCG)
Kontraindikasi KIPI Penyimpanan

• Reaksi uji • Ulkus local 3 • Pada suhu 2-8C,


tuberculin > 5mm minggu setelah tidak boleh beku
• HIV penyuntikan. • Tidak boleh
• Imunokompromais Sembuh dalam 2-3 terkena sinar
bulan -> parut matahari
• Gizi buruk
bulat diameter 4- • Vaksin yang telah
• Demam tinggi 8mm diencerkan harus
• infeksi kulit luas • Limfadenitis dipergunakan
• Riwayat TB supuratif dalam waktu 8 jam
• BCG-itis
diseminasi
Bacille Calmette-Guerin (BCG)
DTP
Isi vaksin Jadwal Pemberian

D: toksoid • Diberikan pada usia • 0,5 ml secara IM →


T: toksoid 2,4,6,18-24 bulan → 5 anterolateral paha atas
P:kuman mati tahun saat masuk
sekolah
• DTwP → whole cell → • Dosis ke 4 diberikan
suspensi kuman maks 12 bulan setelah
pertussis mati dosis ke-3
• DTaP → fraksi sel • IDAI → vaksin miminal
(aselular) dilakukan saat usa 6
minggu
• Vaksin DPT diberikan
hingga usia 6 tahun
• 7 tahun → Td atau TdaP
DTP
Kontraindikasi KIPI Catch up

• Riwayat anafilaksis • Reaksi lokal → • Jarak DPT dosis 1-2-3


• Riwayat ensefalopati kemerahan, bengkak, → interval 4 minggu
• Keadaan lain, cth : Riw. nyeri pada lokasi injeksi • Dosis 3-4-5 → interval
Hiperpireksia, hipotonik- • Demam → kejang 6 bulan
hiporesponsif(48 jam), demam
kejang(3 hari), anak • Anak gelisah
menangis selama 3 hari • Anak lemas setelah
sesudah vaksin pertusis suntikan (hypotonic-
sebelumnya) hyperresponsive
syndrome)
• Ensefalopati &
anafilaksis
DTP

● Pentabio (DTwP/Hep B/Hib)


● Pediacel (DTaP/Hib/IPV)
● Infanrix IPV Hib ( DTaP/ Hib/ IPV)
● Infanrix Hexa (DTaP/Hib/Hep B/ IPV)
Vaksin lain yang berisi toksoid difteri
● Vaksin Td
○ Booster pada anak usia >7 tahun
○ BIAS anak SD kelas I,II, III
○ Pada ORI → 2x, interval minimal 1 bulan
○ Booster Td → tiap 10 tahun
● Vaksin Tdap → vaksin Td + komponen ap (pertusis
aselular)
○ Mengatasi pertusis pada dewasa
HiB (Haemophilus Influenza B)
Isi vaksin Jadwal Pemberian

● Bagian kapsul HiB→ • Diberikan usia 2 bulan • 0,5 ml secara IM →


polyribosyribitol • < 2bulan → belum bisa anterolateral paha atas
phosphate (PRP) membentuk antibodi
● Indonesia konjugasi • 2-4-6 bulan → interval 2
dengan prot tetanus bulan
→ PRP-T • Ulangan → 1 tahun
setelah imunisasi terakhir
• IDAI → 2,4,6 bulan →
ulangan 18 bulan
HiB (Haemophilus Influenza B)
Kontraindikasi KIPI Catch up

• Riwayat anafilaksis • Jarang terjadi Vaksinasi 7-11 bulan:


atau alergi berat • Dosis ke-2 → 4
minggu setelah dosis 1
• Dosis ke-3 → 8
minggu setelah dosis 2
Vaksinasi 12-14 bulan:
• Berikan 2 dosis →
interval 8 minggu
Vaksinasi 15
bulan/lebih → 1 dosis
HiB (Haemophilus Influenza B)
Monovalen:
● Hiberix
Kombinasi:
● Pentabio
● Pediacel
● Infanrix hexa
● Infanrix HiB-IPV
VAKSIN PNEUMOKOKUS
● Vaksin pilihan untuk membentuk kekebalan terhadap  Streptococcus
Pneumoniae.
● Vaksin pneumokokus  polisakarida dan polisakarida terkonjugasi.
● Polisakarida (PPV)  mengadung polisakarida yang dimurnikan dari 23 tipe
kapsul pneumokokus.
● Poliskarida terkonjugasi (PCV)  mengadung polisakarida dari 7 tipe kapsul
pneumokokus yang telah terkonyugasi menjadi protein.
● Vaksin Pneumokokus direkomendasikan secara khusus untuk beberapa
kondisi khusus  sickle cell homozygous, asplenia, dll.
VAKSIN PNEUMOKOKUS
VAKSIN PNEUMOKOKUS
● PPV  dosis tunggal untuk imunisasi anak di atas 5 tahun yang berisiko
terkena penyakit akibat pneumokokus.
● Anak di bawah 5 tahun yang telah mendapatkan vaksin PCV berdasarkan
rekomendasi IDAI  diberikan vaksin pneumokokus PPV setelah usia 2
tahun.
● Efek samping  eritema, mengantuk, sakit pada tempat penyuntikan, mual,
muntah, demam, iritabilitas.
● Dosis  bayi dosisnya 0,5 ml, sedangkan anak yang lebih tua, yaitu 7 -11
bulan : 3 x 0,5 ml, 12 – 23 bulan : 2 x 0,5 ml, >24 bulan – 9 tahun : 1 x 0,5 ml.
VAKSIN PNEUMOKOKUS
● Berdasarkan rekomendasi IDAI  dapat diberikan pada usia 7 – 12 bulan,
diberikan 2 kali dengan interval 2 bulan dan pada usia lebih dari 1 tahun,
diberikan 1 kali.
● Booster diberikan pada usia lebih dari 12 bulan atau minimal 2 bulan setalah
dosis terakhir. Pada anak diatas 2 tahun cukup diberikan 1 kali.
VAKSIN ROTAVIRUS
● Menciptakan kekebalan terhadap rotavirus  penyebab diare yang paling
sering pada bayi dan menyebabkan diare yang lebih parah dari penyebab
diare yang lain.
● Vaksin rotavirus  diberikan melalui mulut
● Vaksin rotavirus  monovalent/ Rotarix ( human live attenuated rotavirus
vaccine dan pentavalent/RotaTeq.
● Vaksin rotavirus ini dikaitkan dengan resiko intusseption pada anak yang
mendapatkan vaksin tersebut.
VAKSIN ROTAVIRUS
● Efek samping yang sering  Demam, diare, dan muntah-muntah.
● Rekomendasi IDAI  vaksin rotavirus monovalent diberikan 2 kali, dosis
pertama diberikan pada usia 6 – 14 minggu (tidak boleh lebih dari 15
minggu). Dosis kedua diberikan pada interval minimal 4 minggu. Batas
pemberian pada usia 24 minggu.
● Vaksin rotavirus pentavalent  diberikan 3 kali. Dosis pertama diberikan
pada usia 6 – 14 minggu, dosis kedua dan ketiga diberikan dengan interval 4
dan 10 minggu. Batas pemberian pada 32 minggu.
Vaksin 2 macam :

→ inactivated influenza vaccine →


whole, split virion, dan subunit

VAKSIN INFLUENZA
vaksin

→ live attenuated influenza


vaccines

Berupa vaksin trivalen ( A/H1NI dan


A/H3N2) +1 galur virus influenza B) →
terbaru : quadrivalen ( H1 dan H3) +
2 strain B ( Yamagata + Victoria)
REKOMENDASI SATGAS IDAI
Advisory Committe on Immunization Practice (ACIP) TAHUN 2008: “ Semua anak
usia > 6 buan - 18 tahun dan orang yang beresiko tinggi harus mendapat vaksin
influenza”

Indikasi:

1. Anak sehat usia >= 6 bulan

2. Anak dengan PJK; PSNK→ asma; diabetes; PGK→ sindrom nefrotik; kelemahan
sistem imun → HIV; konsumsi imunosupresif

3. Anak yang tiggal bersama → asrama; panti asuhan; pesantren

4. Orang yang bisa menularkan virus influenza ke seseorang yang beresiko tinggi
mendapatkan komplikasi yang berhubungan dengan influenza
JADWAL DAN DOSIS
★ Dosis : anak < 3 tahun: 0.25 ml dan untuk >=3 tahun: 0.5 ml
★ Pertama kali pemberian < usia 9 tahun: diberikan 2 dosis vaksin dengan
selang waktu pemberian minimal 4 minggu → selanjutnya diulang tiap tahun
1 kali
★ Cara pemberian: suntikan IM → di otot deltoid ( dewasa ; anak >) ; paha
anterolateral (bayi)
★ Pada anak/ dewasa + gangguan imun → pemberian 2 dosis dengan interval
pemberian 4 minggu u/ dapat Ab yang memuaskan
★ > = 9 tahun → pemberian 1 kali/ tahun secara teratur
KONTRAINDIKASI KIPI

● Individu dengan hipersensitif ● Gejala lokal: nyeri, bengkak, sakit,


anafilaksis kemerahan di tempat suntikan ,
● Alergi terhadap telur demam
● Menderita demam akut yang ● Gejala lain: nyeri otot, sendi dan
berat kepala
● Pada pasien riwayat sindroma ● Gejala yang bisa timbul: reaksi
Guillain- Barre alergi → hives, pembengkakan kulit
dan mukosa, asma, reaksi
hipersensitivitas multisistem
VAKSIN INFLUENZA
Vaksin MMR (measles, mumps, rubella)
● Vaksin kombinasi untuk mencegah campak , mumps (gondongan), dan
rubella.
● Dosis 0,5 mL disuntikkan secara subkutan atau intramuskular
● Pemberian 2 kali, pemberian pertama 12 bulan dan kedua pada usia 5 tahun
● Bila sudah diberikan vaksin campak pada usia 9 bulan, maka vaksin MMR /
MR diberikan pada usia 15 bulan (minimal interval 6 bulan)
● Bila pada usia 12 bulan belum mendapat vaksin campak, maka diberikan
vaksin MMR/ MR
● Catch up immunization bisa diberikan sampai usia 18 tahun.
Vaksin MMR (measles, mumps, rubella)

● Rekomendasi
○ Harus diberikan sekalipun ada riwayat infeksi campak,
gondongan, dan rubella atua imunisasi campak
● Indikasi :
○ Anak dengan penyakit kronis
○ Anak berusia >= 1 tahun yang berada di day care centre , family
day care atau playgroups
○ Anak yang tinggal di lembaga cacat mental
○ Individu dengan HIV dapat diberikan vaksin MMR bila tidak
ditemukan kontra indikasi lainnya.
Vaksin MMR (measles, mumps, rubella)
● Anak dengan riwayat kejang
○ Dapat diberikan vaksin dan orang tua diberikan pengertian bahwa dapat
timbul demam 5-12 hari setelah imunisasi
○ Mengurangi demam dengan pemberian parasetamol

● Reaksi KIPI
○ Malaise, demam, atau ruam yang sering terjadi 1 minggu setelah
imunisasi dan berlangsung selama 2-3 hari.
○ CDC : campak => Demam > 39,4 C setelah imunisasi (berlangsung 7-12
hari setelah imunisasi, selama 1-2 hari)
○ Kejang demam, enesefalitis, pembengkakan kelenjar parotis.
○ Meningoensefalitis (komponen mumps)
○ Trombositopenia (komponen rubella)
Vaksin MMR (measles, mumps, rubella)
● Kontraindikasi
○ Anak dengan keganasan yang tidak diobati atau gangguan imunitas, yang
mendapat pengobatan immunosupresif atau terapi sinar atau steroid
dosis tinggi (2 mg/kgbb/ hari prednisolon)
○ Alergi berat (gelatin atau neomisin)
○ Yang mendapat vaksin hidup lainnya (tunda 1 bulan)
○ Wanita yang sedang hamil (tunda selama 2 bulan)
○ Vakisin MMR tidak boleh diberikan dalam waktu 3 bulan sesudah
pemberian imunoglobulin atau transfusi darah (whole blood)
○ Defisiensi imun bawaan dan didapat .
○ HIV bukan indikasi kontra.
Vaksin MMR (measles, mumps, rubella)
Vaksin Tifoid Oral Tersedia dalam bentuk oral dan
parenteral

Efektivitas vaksin oral dan


parenteral sama → Reaksi samping
lebih rendah

Daya proteksi hanya 50%-80%

Vaksin tifoid oral→ Ty21a → respon


imun sekretorik IgA

Sudah tidak beredar di Indonesia


Vaksin Polisakarida Parenteral

● Setiap 0.5 ml mengandung Salmonella typhi + 0.025 polisakarida


mg + fenol, larutan penyangga (NaCl, disadium fosfat,
monosodium fosfat), dan pelarut
● Penyimpanan suhu 2-8 C ; Kadaliuarsa dalam 3 tahun
● Cara pemberian: Injeksi IM / sSubkutan → deltoid/ paha
● Indikasi anak usia > = 2 tahun
● Imunisasi ulang 3 tahun
● Reaksi samping: demam, nyeri kepala, pusing, nyeri sendi, nyeri
otot, neusea, nyeri perut
● Kontra indikasi: alergi bahan vaksin, saat demam, penyakit akut/ Disarankan IDAI dan
Digunakan di Indonesia
kronik progresif
Vaksin Polisakarida Konjugasi

● Antigen polisakarida Vi dari Salmonella typhi yang


diikat dengan protein karier toksoid tetanus
● Tiap 0.5 ml: 0.0 microgram Salmonella typhi yang
diikat denga protein toksoid tetanus 0.5 microgram
dalam larutan garam fisiologis
● Cara pemberian: IM; Indikasi: >= 6 bulan
● Booster 3 tahun setelah pemberian pertama
● Reaksi samping: nyeri di tempat suntikan, bengkak,
demam
● Kontra indikasi: hipersensitivitas , wanita hamil dan
menyusui, infeksi berat, diare dan muntah persisten
Hepatitis A
Contoh Keterangan Dosis & Rute Jadwal KIPI
Vaksin
Avaxim - Vaksin inaktif - Monovalen anak - Anak ≥2 th - Reaksi lokal
Havrix - Monovalen : ≥2 th : 720 IU, diberikan 2x - Demam
kemasan liquid 1 dewasa 1440 IU - Vaksin
dosis/vial - Kombinasi kedua/booste
prefilled syringe Hep.A dan HB : r diberikan
0,5 ml usia >1 tahun antara 6-18
- Kombinasi Hep.A - Kombinasi bulan setelah
dan HB Hep.A dan Tifoid dosis
- Lama proteksi pada usia 2 pertama
≥20 tahun tahun
- Injeksi IM di
deltoid
Varisela
Contoh Keterangan Dosis & Rute Jadwal KIPI
Vaksin
Varilrix - Vaksin hidup - Dosis 0,5 ml - Anak ≥1 thn - Demam,
Varivax yang scr subkutan diberikan ruam papula-
dilemahkan hanya 1 vesikel ringan
dalam bentuk kali, dosis
bubuk kering 0,5 ml scr
- Kontak dgn SC
pasien varisela - Anak ≥13
 berikan thn (7-18 th
vaksin dalam blm
72 jam setelah imunisasi)
kontak 2x vaksin
selang 1 bln
Human Papiloma
Virus
Rekomendasi IDAI

● Imunisasi HPV bivalen → anak perempuan sejak usia >= 10 tahun


● Dosis 0.5 ml IM, deltoid
● Jadwal :
○ Usia 10-13 tahun → 2 dosis, interval 6-12 bulan
○ Usia > 13 tahun → 3 dosis
○ HPV Bivalen : 0,1, dan 6 bulan
○ HPV Quadrivalen: 0, 2, 6 bulan
Japanese
Encephalitis
Klasifikasi Vaksin JE
Rekomendasi vaksin
Dosis dan Sediaan Vaksin

● JE-CV (IXIARO) → 2 bulan – 16 tahun


● Dosis 2 kali, interval 28 hari, secara IM
○ Usia 2 bulan – 2 tahun : 0.25 ml
○ Usia > 3 tahun : 0.5 ml
● Usia > 17 tahun yang akan berpergian
ke daerah endemis, dianjurkan booster
jika riwayat pemberian vaksin JE lebih
dari 1 tahun
● Vaksin harus diberikan minimal 1
minggu sebelum berpergian ke
endemis
Dosis dan Sediaan Vaksin

● Live Attenuated Recombinant JEV


(IMOJEV)
● Rekomendasi untuk anak > 9 bulan
● Anak usia 9 bulan - < 18 tahun
diberi 1 dosis dan dan perlu
diberikan dosis booster 1-2 tahun
kemudian (bila masih tinggal di
daerah endemis)
● Usia > 18 tahun → cukup 1 dosis
Vaksin Dengue → CYD-TDV (Dengvaxia)
● Tetravalen (4 serotipe virus yang dilemahkan) → den-1,2,3,4

● Cegah dengue simtomatik/berat/butuh perawatan di RS

● Pemberian 3 kali (0-6-12 bulan) berdasarkan prevalensi DBD:


○ Usia > 9 tahun dengan prevalensi DBD > 70% (Efikasi terbaik)
○ Usia > 11 tahun dengan prevalensi DBD 50-70%

● Subkutan dengan dosis 0.5 ml


Kemasan Vaksin Dengue
● Bubuk kering + NaCl steril

● 2 Macam Kemasan:
○ Dosis Tunggal (NaCl 0.4%)
○ Vial multidosis (NaCl 0.9%) →
5 dosis

● Bertahan 36 bulan dalam suhu 2-


8 derajat celcius
Penggunaan Vaksin Dengue
● Indikasi -> 9-16 tahun di daerah endemis dengue
● KI:
○ Riwayat reaksi alergi berat pada komponen vaksin dengue
○ Imunodefisiensi dengan gangguan fungsi sistem imun selular
○ Infeksi HIV dengan gangguan fungsi imun
○ Wanita hamil atau menyusui
○ Penyakit akut atau demam sedang-berat (sementara)
● Efek Samping:
○ Lokal : Nyeri, eritema, bengkak
○ Sistemik : Nyeri kepala, malaise, mialgia, demam
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai