Anda di halaman 1dari 57

Macam – Macam Imunisasi

Macam – Macam Imunisasi

Oleh : Sukesi
Imunisasi Dasar

Jenis-Jenis
Imunisasi

Imunisasi Imunisasi
Anjuran Ulang
Imunisasi Dasar

1. BCG (Bacillus Calmette Guerin)

Vaksin BCG merupakan vaksin beku kering yang


mengandung Mycrobacterium bovis hidup yang dilemahkan
Deskripsi
(Bacillus Calmette Guerin), strain paris.

Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif
terhadap TBC (Tuberculosa).

Kemasan
Dalam ampul, 1 box berisi 10
ampul vaksin. Setiap 1 ampul
vaksin dengan 4 ml pelarut.
Cara pemberian dan Dosis

- Dosis 0,05 cc sebanyak 1 kali

- Disuntikan secara Intrakutan


di daerah lengan kanan atas.
Dgn mengggunakan ADS 0,05 ml
Kontra Indikasi

1. Seorang anak menderita penyakit kulit yang berat atau menahun,


seperti eksim, furunkulosis, dan sebaginya.
2. Imunisasi tidak boleh diberikan pada orang atau anak yang sedang
menderita TBC.
Efek Samping

• 2-6 minggu setelah imunisasi BCG, daerah bekas suntikan


timbul bisul kecil (papula) yang semakin membesar dan
dapat terjadi ulserasi dalam waktu 2–4 bulan, kemudian
menyembuh perlahan dengan menimbulkan jaringan parut
dengan diameter 2–10 mm.
Penanganan efek samping
• Apabila ulkus mengeluarkan cairan perlu
dikompres dengan cairan antiseptik.
• Apabila cairan bertambah banyak atau koreng
semakin membesar anjurkan orangtua
membawa bayi ke ke tenaga kesehatan.
2. Vaksin DPT – HB – HIB

Deskripsi Vaksin DTP-HB-Hib digunakan untuk pencegahan


terhadap difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan),
hepatitis B, dan infeksi Haemophilus influenzae tipe b
secara simultan.
Cara Pemberian dan Dosis

- Satu Dosis anak : 0,5 ml


- Vaksin harus disuntikkan
secara Intramuskular
pada anterolateral paha
atas.
INDIKASI

Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit


Difteri, Tetanus,dan Pertusis

KONTRAINDIKASI

Kejang atau gejala kelainan otak pada bayi baru lahir


atau kelainan saraf serius
Efek Samping
• Reaksi lokal sementara, seperti bengkak, nyeri, dan
kemerahan pada lokasi suntikan, disertai demam
dapat timbul dalam sejumlah besar kasus.
• Kadang-kadang reaksi berat, seperti demam tinggi,
irritabilitas (rewel), dan menangis dengan nada
tinggi dapat terjadi dalam 24 jam setelah
pemberian.
Penanganan efek samping
• Orangtua dianjurkan untuk memberikan minum lebih banyak
(ASI atau sari buah).
• Jika demam, kenakan pakaian yang tipis.
• Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin.
• Jika demam berikan Paracetamol 15 mg/kgBB setiap 3–4 jam
(maksimal 6 kali dalam 24 jam).
• Bayi boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat.
• Jika reaksi memberat dan menetap bawa bayi ke dokter.
3. Vaksin Campak

Deskripsi Vaksin virus hidup yang


dilemahkan
Indikasi
Pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak.

Kontra Indikasi

Individu yang mengidap penyakit immune deficiency atau


individu yang diduga menderita gangguan respon imun
karena leukemia, limfoma

Efek Samping
Efek samping
• Hingga 15% pasien dapat mengalami demam
ringan dan kemerahan selama 3 hari yang
dapat terjadi 8–12 hari setelah vaksinasi.
Penanganan efek samping
• Orangtua dianjurkan untuk memberikan minum lebih
banyak (ASI atau sari buah).
• Jika demam kenakan pakaian yang tipis.
• Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air dingin.
• Jika demam berikan paracetamol 15 mg/kgBB setiap 3–4 jam
(maksimal 6 kali dalam 24 jam).
• Bayi boleh mandi atau cukup diseka dengan air hangat.
• Jika reaksi tersebut berat dan menetap bawa bayi ke dokter.
Cara Pemberian dan Dosis

• Dosis 0,5 ml disuntikkan


secara Subkutan pada
lengan kiri atas atau
anterolateral paha, pada
usia 9–11 bulan
Vaksin PolioOral
(OPV)
Deskripsi:
• Vaksin Polio Trivalent yang terdiri
dari suspensi virus poliomyelitis tipe
1, 2, dan 3 (strain Sabin) yang sudah
dilemahkan.


INDIKASI:
Untuk pemberian kekebalan aktif
terhadap poliomielitis.
Cara Pemberian
dan Dosis

Secara oral (melalui mulut),


1 dosis (dua tetes) sebanyak 4 kali
(dosis) pemberian,
Dengan interval setiap dosis minimal 4
minggu.
• Kontraindikasi
Pemberian imunisasi polio tidak boleh diberikan
pada orang yang menderita Immune deficiency

• Efek samping
• Sangat jarang terjadi reaksi sesudah imunisasi polio oral.
Setelah mendapat vaksin polio oral bayi boleh makan minum
seperti biasa. Apabila muntah dalam 30 menit segera diberi
dosis ulang.
Kemasan

1 box vaksin yang terdiri dari 10 vial.


1 vial berisi 10 dosis.
Vaksin polio adalah vaksin yang berbentuk
cairan.
Setiap vial vaksin polio disertai 1 buah
penetas (dropper) terbuat dari bahan plastic.
Inactive Polio vaccine (IPV)

Deskripsi:
Bentuk suspensi
injeksi
Indikasi:
Untuk pemcegahan
Poliomyelitis pada
bayi & anak
immunocompromised
Cara pemberian:
- secara Intramuskular
- dari usia 2 bln, 3x suntikan berturut-turut 0,5 ml dg interval 1 –
2 bln
- IPV dpt diberikn setelah usia 6,10,12  rekom WHO

Kontra indikasi:
• Sedang menderita demam, peny akut/ kronik
progresif
• Peny demam akibat infeksi akut : tunggu
sampai sembuh
Efek samping
• Orangtua dianjurkan untuk memberikan minum
lebih banyak (ASI atau sari buah).
• Jika demam kenakan pakaian yang tipis.
• Bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres air
dingin.
• Jika demam berikan paracetamol 15 mg/kgBB
setiap 3–4 jam (maksimal 6 kali dalam 24 jam).
• Bayi boleh mandi atau cukup diseka dengan air
hangat.
• Jika reaksi tersebut berat dan menetap bawa bayi
ke dokter.
Imunisasi Hepatitis B
FUNGSI
memberi tubuh kekebalan
terhadap penyakit
hepatitis B.
Penyakit hepatitis B
disebabkan oleh virus
yang telah mempengaruhi
organ liver.
Cara pemberian dan Dosis
- Dosis 0,5 ml atau 1 ( buah) HB PID,
- Secara injeksi intramuscular
- Pemberian : 3 dosis (3 x pemberian)
- Dosis 1 usia 0 – 7 hr, berikutnya interval
minimum 4 minggu ( 1 bln)
- Kandungan vaksinnya adalah HbsAg dalam
bentuk cair.
Vaksin Hepatitis B
diberikan kepada kelompok
INDIKASI individu dengan risiko tinggi
tertular Hepatitis B

vaksin ini tidak boleh


Kontra Indikasi diberikan kepada
penderita infeksi
berat, disertai kejang.
Kemerahan, dan
pembengkakan
Efek disekitar tempat
samping penyuntikan . reaksi
yang terjadi bersifat
ringan, dan biasanya
hilang setelah 2
hari.
Imunisasi ulang Booster

1. Usia Balita

Jenis Imunisasi Usia pemberian Jumlah pemberian

DTP-HB-Hib 18 bulan 1

Camapak 24 buln 1
2. Saat Anak Sekolah Dasar
Sasaran Jenis Imunisasi Waktu pemberian Keterangan

Kelas 1 SD Campak Bulan Agustus Bulan Imunisasi


Anak Sekolah (BIAS)

Kelas 1 SD DT Bulan November Bulan Imunisasi


Anak Sekolah (BIAS)

Kelas 2 & 3 SD Td Bulan November Bulan Imunisasi


Anak Sekolah (BIAS)
Imunisasi yang dianjurkan

1. MMR
Fungsi :
• digunakan dalam memberikan
kekebalan tergadap penyakit
Campak (Measles); gondong, parotis
epidemika (Mumps); dan campak
Jerman (Rubella).
Dosis pemberian Satu kali 0,5 ml secara
Intramuscular atau
subkutan MMR diberikan
minimal 1 bulan sebelum
atau setelah imunisasi
yang lain. Apabila anak
telah mendapatkan
imunisasi MMR pada usia
12-18 bulan, maka
imunisasi campak-2 pada
umur 5-6 tahun tidak perlu
diberikan.
Efek samping MMR

Reaksi paling umum adalah merasa tidak


sehat, demam tingkat rendah dan
mungkin kulit kemerahan enam minggu
hingga sebelas hari sesudah imunisasi.
Reaksi berat terhadap vaksin seperti
pembengkakan kelenjar parotitis,
meningoensefalitis dan trombositopeni
• Indikasi
Anak dengan penyakit kronis seperti kistik fibrosis,
kelainan jantung/ginjal bawaan, gagal tumbuh,
sindrom down, anak dengan riwayat kejang atau
riwayat keluarga pernah kejang harus diberikan
imunisasi ini.
• Kontra indikasi
Gangguan imunitas, alergi berat, demam akut,
sedang mendapat vaksin hidup lain seperti BCG,
kehamilan dalam tiga bulan, setelah tranfusi darah
atau pemberian imunoglobin, defisiensi imun
termasuk HIV dan setelah suntikan imunoglobin.
2.   HiB
• Fungsi
untuk mencegah terjadinya
penyakit influenza tipe b.

• Dosis Pemberian

Pada pemberian imunisasi awal dengan PRP-T dilakukan


3 suntikan dengan interval 2 bulan (usia 2, 3,5 bulan),
sedangkan vaksin PRP-OMPC dilakukan 2 suntikan
dengan interval 2 bulan (usia 2 dan 4 bulan).
Dosis pemberian
vaksin ini adalah 0,5
ml, diberikan melalui
injeksi intramuskuler.
Vaksin PRP-T atau PRP-
OMP perlu diulang
pada umur 18 bulan.
Apabila anak datang
usia 1-5 tahun, Hib
hanya diberikan satu
kali saja.
Indikasi
Vaksin digunakan untuk pencegahan  infeksi
difteri, Tetanus dan pertusis tanpa
demamVaksin ini hanya memberikan
perlindungan terhadap meningitis yang
disebabkan bakteri Haemophilus influenzae
tipe B (Hib), tidak akan melindungi terhadap
meningitis yang disebabkan oleh organisme
lain
Kontra Indikasi
• Anak dengan riwayat pribadi atau keluarga kejang
demam.
• Anak-anak yang memiliki suhu 40 º C atau lebih
tinggi dalam waktu 48 jam dari dosis sebelumnya
vaksin batuk rejan.
• Anak-anak yang runtuh atau tidak responsif setelah
sebelumnya dosis vaksin batuk rejan.
• Anak-anak yang sudah kejang-kejang dalam waktu
tiga hari sebelumnya
Efek Samping
• Hib merupakan imunisasi yang sangat aman.
• Vaksin ini tidak dapat menyebabkan penyakit atau
meningitis akibat Hib dan biasanya tidak menyebabkan efek
samping serius.
• Sebagian kecil anak yang mendapatkan imunisasi ini akan
mengalami kemerahan, bengkak pada lokasi suntikan atau
demam.
• Reaksi ini biasanya timbul dalam 24 jam pertama setelah
suntikan dan akan menghilang dalam 2-3 hari.
• Bayi yang berusia kurang dari 4 minggu sebaiknya tidak
diberikan imunisasi karena daya imunitas yang ditimbulkan
masih belum baik.
3. Varicella (Cacar Air)
FUNGSI :
digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit cacar air
(varicella). Vaksin varicella
merupakan virus varicella zoozter
strain OKA yang dilemahkan
dalam bentuk bubuk kering.
Dosis Pemberian :
• Pemberian pada anak hanya diperlukan satu dosis
vaksin.
• Vaksin dapat diberikan bersamaan dengan vaksin
MMR.
• Pemberian vaksin varicella dapat diberikan suntikan
tunggal pada usia 12 tahun di daerah tropis dengan
dosis 0,5 ml secara subkutan dan apabila di atas 13
tahun dapat diberikan 2 kali suntikan dengan interval
4-8 minggu.
• Untuk anak yang kontak dengan penderita varisela,
vaksin dapat mencegah penularan bila diberikan
dalam waktu 72 jam setelah kontak.
Kontra
Indikasi
 Anak dengan demam tinggi
 anak yang alergi neomisin
 anak yang mendapatkan obat kortikosteroid dosis
tinggi
 anak dengan sel darah putih (limfosit) kurang dari
200 µI
 defisiensi imun seluler
 ,dan anak yangsedang menjalani radioterapi atau
kemoterapi.
Efek Samping
 Reaksi ringan rasa nyeri atau pembengkakan
pada saat vaksin disuntikkan,
 demam,
 ruam ringan hingga sebulan setelah vaksinasi,
 reaksi sedang kejang demam (sangat jarang
terjadi),
 reaksi berat pneumonia (sangat jarang),
masalah serius lainnya,
 termasuk reaksi otak dan hitungan darah yang
kurang.
4. Hepatitis A

Fungsi
Dapat mencegah penyakit HEPATITIS A

Cara Pemberian
 
• Untuk anak berusia 12 bulan atau lebih terutama
didaerah endemis. Diperlukan 2 dosis untuk dapat
memberikan kekebalan seumur hidup. Dosis ini
diberikan dengan jarak waktu minimal 6 bulan.
INDIKASI

Untuk pemberian kekebalan aktif


terhadap penyakit hepatitis A

Efek samping

Timbul nyeri pada lokasi suntikan, sakit kepala,


kurang nafsu makan dan kelelahan. Namun
biasanya akan membaik dalam 1-2 hari. Jika
terdapat kejadian serius atau tidak biasa setelah
pemberian imunisasi ini harap segera hubungi
dokter.
5.    Pneumokokus

Fungsi
mengurangi mortalitas akibat
pneumokokus invasif yaitu pneumonia,
bakteriemia dan meningitis.

Dosis Pemberian
Dosis tunggal 0,5 ml secara intramuskuler atau subkutan dalam di
daerah deltoid atau paha anterolateral. Vaksin ulang hanya diberikan
bila seorang anak mempunyai resiko tertular pneumokokus setelah 3-
5 tahun atau lebih. 4.
Kontra indikasi
Anak umur kurang dari 2 tahun, dalam pengobatan
imunosupresan/radiasi kelenjar limfe, kehamilan, telah
mendapatkan vaksin pneumokokus dalam 3 tahun.

Efek Samping

eritem atau nyeri ringan pada tempat suntikan


kurang dari 48 jam, demam ringan mialgia pada
dosis ke dua
6.      Influenza

Fungsi
.
Mencegah penyakit influenza

Dosis Pemberian

Pada individu yang pernah terpajan diberikan 1 kali dengan dosis


tunggal. Pada anak atau dewasa dengan gangguan fungsi imun,
diberikan 2 dosis dengan jangka interval 4 munggu. Vaksin
diberikan dengan suntikan subkutan atau intramuscular. 1 dosis
secara teratur setiap tahun dapat diberikan pada anak usia 9
tahun keatas
Indikasi
pasien asma dan kistik fibrosis, anak dengan penyakit
jantung, dan pengobatan imunosupresan, terinfeksi HIV,
sickle cell anemia, penyakit ginjal kronis, penyakit
metabolik kronis (diabetes), penyakit yang
membutuhkan obat aspirin jangka panjang.

Kontra indikasi

Vaksin influenza, antara lain hipersensitif anafilaksis


terhadap vaksin influenza sebelumnya, hipersensitif
telur, demam akut sedang atau berat, ibu hamil dan ibu
menyusui.
Efek Samping

Nyeri local, eritema dan indurasi di tempat


penyuntikan, demam, lemas, mialgia (flu-
like symptoms) setelah 6 sampai 12 jam
pasca imunisasi selama 1-2 hari.
 7. Tifoid
     

Fungsi
memberikan kekebalan pada tubuh
terhadap infeksi kuman penyebab
tipoid.

Kontra indikasi

Demam. Vaksin harus disimpan pada suhu 2-8 oC, tidak


boleh dibekukan dan akan kadaluwarsa dalam waktu 3
tahun.
Dosis Pemberian
Vaksin suntikan diberikan setiap pada umur lebih dari
2 tahun. Vaksin oral diberikan pada umur lebih dari 6
tahun, dalam 3 dosis dengan interval selang sehari
(hari 1,3,5). Vaksin diminum 1 jam sebelum makan
dengan minuman yang tidak lebih dari 37 oC.

Efek Samping

Reaksi  local (bengkak, nyeri, kemerahan di tempat


penyuntikan). Reaksi sistemik seperti demam, nyeri
kepala, pusing, nyeri sendi, nyeri otot, nausea dan
nyeri perut jarang dijumpai.
8 .Imunisasi
Meningitis

Fungsi

Untuk mencegah terkena infeksi


meningitis atau radang selaput otak,
yang disebabkan bakteri.
.

Penyebab bakteri Nesseria


meningitidis
Dosis Pemberian

• Pada ibu hamil, sebaiknya imunisasi meningitis


diberikan setelah trimester pertama. Selain itu
untuk ibu hamil yang bepergian ke daerah
endemik meningitis maupun jemaah haji yang
akan ke Arab Saudi.

sediaan
nama obat : mencevax ACWY bentuk sediaan serbuk injeksi 1 dosis
per vial + pelarut.
Zat aktif : setiap dosis 0,5 ml mengandung purifiet meningococcoal
polisacaridae grup A,C,W135,Y masing-masing 50 mcg. Kemasan :
dus, 1 vial @ 1 dosis 0,5 ml +1 ampul pelarut sodium clorida 0,9 %
dan dus 50 vial @ 10( 5 ml + 50 vial pelarut @ 5 ml) .
PENYIMPANAN

• Aturan umum untuk sebagaian besar vaksin,


bahwa vaksin harus didinginkan pada temperatur
2-8°C dan tidak membeku.
• Sejumlah vaksin (DPT, Hib, hepatitis B, dan
hepatitis A) menjadi tidak aktif bila beku.
TUGAS
Pelajari:
1. Persiapan Pemberian Imunisasi dg menggunakan vaksin yg tepat &
aman:
- Apa yg harus dierhatikn sebelum pelaksanaan imunisasi
- Penyuntikan yg aman ( a. Langkah menggunakan Alat Suntik Auto-
Disable(AD), b. Cara menggunakan Alat Suntuk Prefilled injection
Device( PID)
2. Prosedur Pemberian Imunisasi (3 kelp):
a. Teknik pemberian vaksin BCG, Polio
b. Teknik pemberian vaksin Hb O, DPT-HB-Hib
c. Teknik pemberian vaksin Campak, DT, Td
3. Penanganan limbah imunisasi

Anda mungkin juga menyukai