Perilaku manusia dapat dilihat dari 3 aspek : Fisik, Psikis dan Sosial
TEORI-TEORI PERILAKU
Perilaku manusia tidak dapat lepas dari keadaan individu itu sendiri dan lingkungannya. Perilaku
itu didorong oleh motif tertentu sehingga manusia itu berperilaku.
TEORI-TEORI PERILAKU
Teori ABC (Antecedent Behavior Concequence)
Teori ABC atau lebih dikenal dengan model ABC ini mengungkapkan bahwa perilaku
merupakan suatu proses dan sekaligus hasil unteraksi antara : Antecedent – Behavior –
Concequence (Notoatmodjo, 2010).
Teori ABC (Antecedent Behavior Concequence)
Antecedent
Antecedent adalah suatu pemicu (trigger) yang menyebabkan seseorang berperilaku,
yakni kejadian-kejadian di lingkungan kita. Antecedent ini dapat berupa alamiah (hujan,
angina, cuaca dan sebagainya) dan buatan manusia atau man made (interaksi dan
komunikasi dengan orang lain).
Behavior
Reaksi atau tindakan terhadap adanya Antecedent atau pemicu tersebut yang berasal dari
lingkungan.
Concequence
Kejadian selanjutnya yang mengikuti perilaku atau tindakan tersebut (konsekuensi). Bentuk
konsekuensi :
Positif (menerima), berarti akan mengulang perilaku tersebut.
Negative (menolak), berarti akan tidak mengulang perilaku tersebut (berhenti)
Teori ABC (Antecedent Behavior Concequence)
Contoh :
Seorang ibu hamil di kampung sering membicarakan kehamilannya dengan tetangganya,
sering mendengar tentang bidan di desa, sering mendengar tentang periksa kehamilan,
tentang gizi ibun hamil, suaminya menyarankan supaya periksa kehamilan dan sebagainya
(Antecedent).
Ibu tersebut akhirnya datang ke Posyandu untuk periksa kehamilannya (Behavior).
Selanjutnya ibu hamil akan mengambil keputusan, 2 kemungkinan yaitu :
1) Positif, bila melanjutkan periksa kehamilan pada bulan berikutnya
2) Negatif, tidak akan melanjutkan periksa kehamilan lagi (drop out)
(Concequences)
Teori ABC
Concequences (C)
Antecedent (A1) Behavior (B1)
Ibu hamil diperiksa
Penyuluhan oleh Ibu hamil periksa bidan ramah (C1)
hamil Ibu hamil ia senang
Kader
(A2)
Melahirkan di Bidan
(C2) dan (A3)
6
TEORI “REASON ACTION”
Dikembangkan oleh Fesbein dan Ajzen (1980) menekankan pentingnya peranan dari
“Intention” / niat sebagai alasan /faktor penentu perilaku.
Selanjutnya Niat ini ditentukan oleh :
1. Sikap
Penilaian yang menyeluruh terhadap perilaku atau tindakan yang akan diambil
2. Norma Subjektif
Kepercayaan terhadap pendapat orang lain apakah menyetujui atau tidak menyetujui
tentang tindakan yang akan diambil
3. Pengendalian Perilaku
Bagaimana persepsi terhadap konsekwensi atau akibat dari perilaku yang akan diambilnya
TEORI “REASON ACTION”
Contoh :
Perilaku ibu untuk mengimunisasikan anaknya di Posyandu, didasari oleh niat/intention ibu
sendiri
Niat ibu ditentukan :
Sikap : penilaian ibu terhadap untung ruginya, tindakan yang akan diambil
Norma subjektif : kepercayaan/keyakinan ibu terhadap perilaku yang diambil terlepas
orang lain setuju/tidak.
Pengendalian diri : persepsi ibu tersebut tentang akibat yang harus ditanggung bila
anakknya sakit setelah imunisasi.
TEORI “REASON ACTION”
MODEL REASON ACTION (TINDAKAN BERALASAN)
Behavioral belief
Attitude Toward
Eval. Of Behavioral Behavior
Outcome
Reinforcing
Factors
KESIMPULAN TEORI “PRECED-PROCEED”
Behavior Intention
Dimana :
B = Behavior
Social Support
BI = Behavior Intention
SS = Social Support Accessebility of Behavior
Information
AI = Accessebility of Information
PA = Personal Autonomy Personal
Autonomy
AS = Action Situation
f = fungsi Action Situation
KESIMPULAN TEORI “BEHAVIOR INTENTION”
Perilaku kesehatan seseorang / masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh :
1. Niat orang terhadap objek kesehatan,
2. Ada/tidaknya dukungan dari masyarakat sekitarnya,
3. Ada/tidaknya informasi tentang kesehatan,
4. Kebebasan dari individu untuk mengambil keputusan bertindak,
5. Situasi yang memungkinkan ia berperilaku/bertindak atau tidak berperilaku/tidak
bertindak.
Contoh :
Ibu tidak datang mau ikut KB, mungkin karena tidak ada minat dan niat terhadap KB
(Behavior Intention), atau karena tidak ada dukungan masyarakat (Social Support),
kurang/tidak ada informasi yang kuat tentang KB (Accessebility of Information), atau tidak
punya kebebasan menentukan (tunduk suami, takut mertua, orang lain yang disegani) (Personal
Autonomy) atau karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan (Action Situation).
TEORI “THOUGHS AND FEELING”
1. Pengetahuan
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri/pengalaman orang lain.
2. Kepercayaan
Kepercayaan sering diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek. Seseorang menerima
kepercayaan berdasarkan keyakinan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.
3. Sikap
Sikap menggambarkan suka/tidak suka terhadap objek, diperoleh dari pengalaman
sendiri/orang lain yang paling dekat.
TEORI “THOUGHS AND FEELING”
B = f (TF, PR, R, C)
23