Anda di halaman 1dari 61

Konsep Dasar

Kebidanan
Komunitas
yang
SITI MAR’ATUS Bersperpektif
SHOLIKAH Gender dan
HAM
SUB POKOK BAHASAN
Pengertian
Tujuan
Prinsip-Prinsip Kebidanan Komunitas
Sasaran Bidan di Komunitas
Ruang Lingkup Kebidanan Komunitas
Riwayat Kebidanan Komunitas di Indonesia dan di
Beberapa Negara
Bekerja di Komunitas
Jaringan Kerja Kebidanan Komunitas
PENGERTIAN
Kebidanan komunitas merupakan
gabungan dari beberapa istilah, yaitu
bidan di komunitas, kebidanan,
komunitas, dan kebidanan komunitas.
Bidan di komunitas adalah bidan yang
bekerja memberikan pelayanan kepada
keluarga dan masyarakat di suatu
wilayah tertentu.
Kebidanan, istilah kebidanan mencakup segala
pengetahuan yang dimiliki bidan dan
bentuk-bentuk kegiatan pelayanan yang
dilakukan dengan tujuan untuk menyelamatkan
ibu dan bayi.
Komunitas (community) artinya masyarakat
terbatas yang mempunyai persamaan nilai
(values), perhatian (interest) yang merupakan
kelompok khusus dengan batas-batas geografis
yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah
melembaga. Misalnya kelompok ibu hamil, ibu
nifas, kelompok bayi, dan kelompok Balita
(Effendy, 1998)
Masyarakat adalah sekelompok
manusia yang telah hidup saling
berinteraksi dan bergantung serta
bekerja sama untuk mencapai tujuan.
Kebidanan Komunitas adalah
bentuk-bentuk pelayanan kebidanan
yang dilakukan di luar bagian suatu
pelayanan berkelanjutan yang
diberikan di rumah sakit dengan
menekankan kepada aspek-aspek
psikososial budaya yang ada di
masyarakat.
( Yulifah, dkk. 2009: 2)
GENDER
Gender adalah perbedaan peran dan
tanggung jawab sosial bagi perempuan dan
laki-laki yang dibentuk oleh masyarakat dan
budaya karena seseorang lahir sebagai
perempuan dan laki-laki.
Gender adalah perbedaan peran, fungsi
tanggung jawab, harapan serta karakteristik
femininitas dan maskulinitas antara laki-laki dan
perempuan hasil konstruksi sosial .
Kesetaraan gender mengandung makna
tentang persamaan, yaitu perlakuan yang
setara antara perempuan dan laki-laki dalam
hukum dan kebijakan, serta akses yang sama ke
sumber daya dan pelayanan dalam keluarga
komunitas, dan masyarakat

Keadilan gender merupakan keadilan


pendistribusian manfaat dan tanggung jawab
perempuan dan laki-laki .
HAM
Berdasarkan Universal Declaration Of Human
Rights, HAM diartikan sebagai hak yang melekat
pada diri setiap manusia sejak awal dilahirkan
yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat
diganggu gugat oleh siapa pun. Sementara itu,
berdasarkan UU No. 39 Tahun 1999 menyebutkan
bahwa HAM adalah hak yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugrah-Nya yang wajib dihormati dijunjung tinggi,
dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah,
dan setiap orang demi kehormatan, serta
perlindungan harkat dan martabat manusia .
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Asuhan kebidanan di komunitas harus
mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, khususnya kesehatan
perempuan (women well being) di
wilayah kerja bidan.
TUJUAN KHUSUS
Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan
komunitas sesuai dengan tanggung jawab bidan.
Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil,
pertolongan persalinan, perawatan nifas, dan
perinatal secara terpadu.
Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan
dengan risiko kehamilan, persalinan, nafas dan
perinatal.
Mendukung program-program pemerintah lainnya
untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
ibu dan anak.
Membangun jejaring kerja dengan fasilitas rujukan
dan tokoh masyarakat setempat atau terkait.
( Yulifah, dkk. 2009: 4-5)
PRINSIP KEBIDANAN
KOMUNITAS
1. Pelayanan kebidanan adalah
pelayanan yang didasarkan pada
perhatian terhadap kehamilan sebagai
suatu bagian penting dari kesehatan
untuk bayi baru lahir / child birth
sebagai suatu proses yang normal dan
proses yang ditunggu-tunggu dalam
kehidupan semua wanita.
2. Informed consent, sebelum melakukan
tindakan apapun berikan informasi kepada
klien dan minta persetujuan klien terhadap
tindakan medis yang akan dilakukan
terhadap dirinya.
3. Informed choice, wanita yang mau
melahirkan diberikan pilihan dalam
mengambil keputusan tentang proses
melahirkan.
4. Bina hubungan baik dengan ibu yaitu
dengan melakukan berbagai pendekatan
sisi kehidupan.
5. Berikan asuhan yang berkelanjutan
Pelayanan kebidanan komunitas
memberikan pelayanan dimana bidan
melakukan kunjungan ke pasien yang
bersifat promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Rumah sakit bukan
merupakan kebidanan komunitas
karena pelayanan klinis (pasien
mengunjungi/meminta pelayanan,
pelayanan berorientasi pada
pelayanan kuratif).
Bidan di masyarakat bekerjasama dengan
tenaga kesehatan lain antara lain dengan
dokter perawat maternal.
Peran nyata bidan di komunitas adalah home
visite dalam memberikan pelayanan ANC, INC,
dan PNC. Peran bidan sebagai pelayanan,
pendidik, pengelola dan peneliti dimana bidan
harus mampu menggerakkan masyarakat agar
mau menjaga kesehatan dan bidan harus
mampu mengelola upaya-upaya masyarakat
untuk meningkatkan kesehatan.
SASARAN BIDAN DI
KOMUNITAS
Ukuran keberhasilan bidan di komunitas
adalah bangkitnya atau lahirnya gerakan
masyarakat untuk mengatasi masalah dan
memenuhi kebutuhan kesehatan serta kualitas
hidup perempuan di wilayah tertentu dengan
sasaran berikut:
A. Sasaran Umum
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),
organisasi masyarakat, tokoh masyarakat, dan
kelompok masyarakat.
B. SASARAN KHUSUS
Perempuan selama siklus kehidupannya,
yaitu sejak konsepsi sampai usia lanjut.
Agar pelayanan keb di
komunitas terarah dan tepat
sasaran, maka bidan harus
menerapkan prinsip asuhan keb
di komunitas
1. Kebidanan komnitas sifatnya
multidisiplin meliputi ilmu kesehatan
masyarakat, sosial, psikologi, ilmu
kebidanan dan lain-lain yang
mendukung peran bidan di komunitas.
2. Berpedoman pada etika profesi kebidanan
yang menjunjung harkat dan martabat
kemanusiaan klien.
3. Ciri kebidanan komunitas adalah
menggunakan populasi sebagai unit analisis.
Populasi tersebut berupa kelompok sasaran
yang terdiri atas jumlah perempuan, jumlah
kepala keluarga, jumlah neonatus, dan jumlah
balita.
4. Keberhasilan diukur melalui adanya kerjasama
dengan berbagai mitra, seperti PKK, kader
kesehatan, perawat, dokter, dan lain-lain.
( Yulifah, dkk. 2009: 3-4)
RUANG LINGKUP KEBIDANAN
KOMUNITAS
A. PROMOTIF
Menurut WHO, promosi kesehatan adalah suatu
proses membuat orang mampu meningkatkan
kontrol terhadap kesehatan dan memperbaiki
kesehatan, baik dilakukan secara individu,
keluarga, kelompok, maupaun masyarakat.
Upaya promotif dilakukan antara lain dengan
memberikan penyuluhan kesehatan,
peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan
perorangan, pemeliharaan kesehatan
lingkungan, pemberian makanan tambahan,
rekreasi, dan pendidikan seks.
B. PREVENTIF
Ruang lingkup preventif ditujukan untuk
mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan-gangguan kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat. Upaya
preventif dapat dilakukan di antaranya dengan
melakukan imunisasi pada bayi, balita dan ibu
hamil. Pemeriksaan kesehatan berkala melalui
posyandu, puskesmas, maupun kunjungan
rumah pada ibu nifas dan neonatus. Pemberian
tablet vitamin A dan garam beryodium ibu nifas
dan balita. Pemberian tablet tambah darah
dan senam ibu hamil.
C. DIAGNOSIS DINI &
PERTOLONGAN TEPAT GUNA
Diagnosis dini dan pertolongan tepat guna
merupakan upaya untuk membantu menekan
angka kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi.
Diagnosis dini pada ibu dilakukan sejak ibu hamil
yaitu dengan cara melakukan deteksi dini
(misalnya penapisan dini ibu hamil dengan
menggunakan kartu Skor Puji Rochyati) agar tidak
terjadi keterlambatan dikarenakan terjadi rujukan
estafet. Ibu bersalin, ibu nifas sehingga ibu akan
mendapatkan pertolongan secara tepat guna.
Untuk diagnosis dini pada anak
dapat dilakukan dengan cara
pemantauan pertumbuhan
dan perkembangannya
dengan baik oleh keluarga,
kelompok maupun
masyarakat.
D. MEMINIMALKAN
KECACATAN
Upaya meminimalkan kecacatan
dilakukan dengan tujuan untuk merawat
dan memberukan pengobatan individu,
keluarga, atau kelompok orang yang
menderita penyakit. Upaya yang bisa
dilakukan di antaranya dengan
perawatan payudara ibu nifas dengan
bendungan air susu, perawatan ibu hamil
dengan kondisi patologis di rumah, ibu
bersalin, ibu nifas, dan perawatan tali
pusat bayi baru lahir.
E. REHABILITASI
Rehabilitasi merupakan upaya
pemulihan kesehatan bagi penderita
yang di rawat di rumah, maupun
terhadap kelompok tertentu yang
menderita penyakit. Misalnya upaya
pemulihan bagi pecandu narkoba,
penderita TBC dengan latihan nafas
dan batuk efektif.
F. KEMITRAAN
Dalam memberikan asuhan kebidanan di
komunitas, bidan harus mempunyai pandangan
bahwa masyarakat adalah mitra dengan fokus
utama anggota masyarakat. Anggota masyarakat
sebagai intinya dipengaruhi oleh subsistem
komunitas yaitu lingkungan, pendidikan,
keamanan dan transportasi, politik dan
pemerintah, pelayanan kesehatan dan sosial,
komunikasi, ekonomi, serta rekreasi. Salah satu
cara untuk memahami dan mempelajari
subsistem-subsistem tersebut adalah dengan
membimbing, menggerakkan, dan
memberdayakan masyarakat melalui kemitraan.
Kemitraan bidan di komunitas dapat
dilakukan dengan LSM setempat,
organisasi masyarakat, organisasi sosial,
kelompok masyarakat yang melakukan
upaya untuk mengembalikan individu ke
lingkungan keluarga dan masyarakat.
Terutama pada kondisi dimana stigma
masyarakat perlu dikurangi (misalnya
penderita TBC, pecandu narkoba, korban
perkosaan, dan prostitusi).
( Yulifah, dkk. 2009: 5-7)
RIWAYAT KEBIDANAN
KOMUNITAS DI IND.
Riwayat kebidanan komunitas di Indonesia
bermula pada masa penjajahan Belanda dengan
dibukanya pendidikan dokter Jawa dengan
nama STOVIA (School Tot Oplelding Van Indische
Arsten) di Batavia pada tahun 1849, kemudian
pada tahun 1851 dokter W. Rosch membuka
pendidikan bidan bagi perempuan pribumi yang
saat itu fokus peran bidan hanya bersifat klinis
dengan memberikan pelayanan di rumah sakit
saja.
Sejak tahun 1952 peran bidan tidak
hanya bersifat klinis. Pada waktu itu
sekolah bidan 4 tahun mulai
memasukkan konsep pelayanan
kebidanan di komunitas. Akan tetapi,
fokus utamanya masih pada pendidikan
formal, yaitu bagaimana memberikan
kualitas pertolongan persalinan di rumah
sakit dan bertugas secara mandiri pada
biro konsultasi (saat dikenal dengan
poliklinik hail rumah sakit).
Setelah tahun 1952, tepatnya pada
tahun 1953 peran bidan dimasyarakat
semakin terlihat dengan diadakan
kursus tambahan bagi bidan yang
berfokus pada kesehatan masyarakat di
Yogyakarta. Bidan tidak hanya terbatas
memberikan pelayanan di rumah sakit,
akan tetapi juga memberikan
pelayanan masyarakat dengan berbasis
pada pelayanan kesehatan ibu dan
anak (BKIA) di tingkat kecamatan
Ruang lingkup pelayanan BKIA meliputi kegiatan
berikut:
1. Pelayanan Antenatal, diantaranya dengan
memberikan pendidikan kesehatan, nasihat
perkawinan, dan perencanaan keluarga.
2. Intranatal
3. Poatnatal, yaitu dengan melakukan kunjungan
rumah, pemerisaan ibu nifas, imunisasi bayi,
balita, dan pelayanan kepada remaja.
4. Penyuluhan gizi, seperti pemberian makanan
tambahan.
5. Pemberdayaan masyarakat.
Pada tahun 1967, pelayanan BKIA
merupakan bagian dari pelayanan
puskesmas. Bidan puskesmas tidak hanya
memberikan pelayanan KIA dan KB di dalam
puskesmas saja, tetapi juga memberikan
pelayanan KIA, KB di posyandu, UKS, dan
sebagai perencana dalam pengambil
keputusan pelayanan di masyarakat. Pada
masa inilah bidan dapat dikatakan sebagai
motivator (penggerak) di masyarakat.
Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk
dan angka kematian ibu, pada tahun
1990-1996 terjadi perubahan konsep bidan
untuk menekan tingginya angka kematian ibu.
Pemerintah dalam hal ini adalah Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) menjalankan program pendidikan
secara massal yaitu SPK + 1 tahun menjadi
bidan desa yang merupakan staf puskesmas
yag ditempatkan di desa sebagai penanggung
jawab poliklinik desa (polindes) yang
mempunyai peran sebagai penggerak
masyarakat, memiliki wilayah kerja, dan
sebagai nerasumber berbagai hal.
Dengan adanya safe motherhood, tahun
1996 Departemen Kesehatan
mencanangkan Gerakan Sayang Ibu (GSI)
dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) melakukan
advokasi pada pemerintah untuk melahirkan
pendidikan D-3 Kebidanan. Melalui
pendidikan diploma inilah materi tentang
bidan sebagai agen pembaru di
masyarakat dimasukkan lebih banyak.
RIWAYAT KEBIDANAN
KOMUNITAS DI SELANDIA BARU
Selandia Baru telah mempunyai peraturan
tentang cara kerja kebidanSelandia Baru telah
mempunyai peraturan tentang cara kerja
kebidanan sejak tahun 1904, tetapi lebih dari
100 tahun yang lalu, lingkup praktik
bidanSelandia Baru telah mempunyai
peraturan tentang cara kerja kebidanan sejak
tahun 1904, tetapi lebih dari 100 tahun yang
lalu, lingkup praktik bidan telah berubah
secara berarti sebagai hasil dari meningkatnya
sistem perumahsakitan dan pengobatan atau
pertolongan dalam kelahiran. Karena danya
otonomi bagi pekerja yang bergerak dalam
prakteknya dengan lingkup praktek yang
BidanBidan bekerja di masyarakat di mulai
dengan bekerja di rumah sakit dalam area
tertentu, seperti klinik antenatal, ruang bersalin
dan ruang nifasBidan bekerja di masyarakat di
mulai dengan bekerja di rumah sakit dalam area
tertentu, seperti klinik antenatal, ruang bersalin
dan ruang nifas, kehamilanBidan bekerja di
masyarakat di mulai dengan bekerja di rumah
sakit dalam area tertentu, seperti klinik
antenatal, ruang bersalin dan ruang nifas,
kehamilan dan persalinanBidan bekerja di
masyarakat di mulai dengan bekerja di rumah
sakit dalam area tertentu, seperti klinik
antenatal, ruang bersalin dan ruang nifas,
kehamilan dan persalinan menjadi terpisah
menjadi khusus dan tersendiri secara
Model di atas ditujukan untuk memberikan
pelayanan pada maternal dan untuk
mengurangi angka kematian dan kesakitan ibu
dan janin hal ini berlangsung pada tahun 1920
sampai dengan tahun 1980 dimana yang
memberlakukan model tersebut adalah
negara-negara barat seperti Selandia Baru,
Australia, Inggris dan Amerika. Tetapi strategi
seperti itu tidak mencapai kesuksesan.
Di Selandia Baru, para wanitalah yang melawan
model asuh persalinanDi Selandia Baru, para
wanitalah yang melawan model asuh persalinan
tersebut dan menginginkan kembalinya bidanDi
Selandia Baru, para wanitalah yang melawan
model asuh persalinan tersebut dan menginginkan
kembalinya bidan ‘tradisional’ yaitu seseorang
yang berpengalaman dari mulainya kehamilanDi
Selandia Baru, para wanitalah yang melawan
model asuh persalinan tersebut dan menginginkan
kembalinya bidan ‘tradisional’ yaitu seseorang
yang berpengalaman dari mulainya kehamilan
sampai dengan enam minggu setelah persalinanDi
Selandia Baru, para wanitalah yang melawan
model asuh persalinan tersebut dan menginginkan
kembalinya bidan ‘tradisional’ yaitu seseorang
Sebagian besar bidanSebagian besar bidan di
Selandia Baru mulai memilih untuk bekerja
secara mandiri dengan tanggungjawab penuh
kepada klien dan asuhannya dalam lingkup
yang normal. Lebih dari 10 tahun yang lalu,
pelayanan mmaternitas telah berubah secara
dramatis. Saat ini, 86% wanita mendapatkan
pelayanan dari bidanSebagian besar bidan di
Selandia Baru mulai memilih untuk bekerja
secara mandiri dengan tanggungjawab penuh
kepada klien dan asuhannya dalam lingkup
yang normal. Lebih dari 10 tahun yang lalu,
pelayanan mmaternitas telah berubah secara
dramatis. Saat ini, 86% wanita mendapatkan
pelayanan dari bidan selama
kehamilanSebagian besar bidan di Selandia
Di rumah sakit pun memberikan pelayanan bagi
yang menginginkan tenaga kesehatan profesional
yaitu pusat pelayanan maternitas. Model
kebidanDi rumah sakit pun memberikan pelayanan
bagi yang menginginkan tenaga kesehatan
profesional yaitu pusat pelayanan maternitas.
Model kebidanan yang digunakan di Selandia Baru
adalah partnership antara bidanDi rumah sakit pun
memberikan pelayanan bagi yang menginginkan
tenaga kesehatan profesional yaitu pusat
pelayanan maternitas. Model kebidanan yang
digunakan di Selandia Baru adalah partnership
antara bidan dan wanita. BidanDi rumah sakit pun
memberikan pelayanan bagi yang menginginkan
tenaga kesehatan profesional yaitu pusat
pelayanan maternitas. Model kebidanan yang
Pada awal kehamilanPada awal
kehamilan, anatara bidanPada awal
kehamilan, anatara bidan dan wanita
harus saling mengenal dan
menumbuhkan rasa saling percaya di
antara keduanya. Dasar dari model
partnership adalah komunikasi dan
negosiasi. Di Selandia Baru, bidanPada
awal kehamilan, anatara bidan dan
wanita harus saling mengenal dan
menumbuhkan rasa saling percaya di
antara keduanya. Dasar dari model
partnership adalah komunikasi dan
negosiasi. Di Selandia Baru, bidan harus
dapat membangun hubungan
partnership dengan wanita yang menjadi
RIWAYAT KEBIDANAN
KOMUNITAS DI BELANDA
Seiring dengan meningkatnya perhatian
pemerintah Belanda terhadap kelahiran dan
kematian, pemerintah mengambil tindakan
terhadap masalah tersebut. Wanita berhak memilih
apakah ia mau melahirkan di rumah atau di Rumah
Sakit, hidup atau mati. Belanda memiliki angka
kelahiran yang sangat tinggi sedangkan kematian
prenatal relatif rendah. Satu dari tiga
persalinanSeiring dengan meningkatnya perhatian
pemerintah Belanda terhadap kelahiran dan
kematian, pemerintah mengambil tindakan
terhadap masalah tersebut. Wanita berhak memilih
apakah ia mau melahirkan di rumah atau di Rumah
Prof. Geerit Van Kloosterman pada konferensinya di
Toronto tahun 1984 menyatakan bahwa setiap
kehamilanProf. Geerit Van Kloosterman pada
konferensinya di Toronto tahun 1984 menyatakan
bahwa setiap kehamilan adalah normal dan harus
selalu di pantau dan mereka bebas memilih untuk
tinggal di rumah atau di rumah sakit dimana
bidanProf. Geerit Van Kloosterman pada
konferensinya di Toronto tahun 1984 menyatakan
bahwa setiap kehamilan adalah normal dan harus
selalu di pantau dan mereka bebas memilih untuk
tinggal di rumah atau di rumah sakit dimana bidan
yang sama akan memantau kehamilanProf. Geerit
Van Kloosterman pada konferensinya di Toronto
tahun 1984 menyatakan bahwa setiap kehamilan
adalah normal dan harus selalu di pantau dan
Pendidikan kebidanPendidikan kebidanan di
Amsterdam memiliki prinsip yakni sebagaimana
memberi anastesi dan sedatif pada pasien
begitulah kita harus mengadakan pendekatan
dan memberi dorongan pada ibu saat
persalinanPendidikan kebidanan di Amsterdam
memiliki prinsip yakni sebagaimana memberi
anastesi dan sedatif pada pasien begitulah kita
harus mengadakan pendekatan dan memberi
dorongan pada ibu saat persalinan. Jadi
padaprakteknya bidanPendidikan kebidanan di
Amsterdam memiliki prinsip yakni sebagaimana
memberi anastesi dan sedatif pada pasien
begitulah kita harus mengadakan pendekatan
dan memberi dorongan pada ibu saat persalinan.
Jadi padaprakteknya bidan harus memandang
BidanBidan di Belanda 75% bekerja secara
mandiri, karena kebidanBidan di Belanda 75%
bekerja secara mandiri, karena kebidanan adalah
profesi yang mandiri dan aktif. Sehubungan
dengan hal tersebut bidanBidan di Belanda 75%
bekerja secara mandiri, karena kebidanan adalah
profesi yang mandiri dan aktif. Sehubungan
dengan hal tersebut bidan harus menjadi role
model di masyarakat dan harus menganggap
kehamilanBidan di Belanda 75% bekerja secara
mandiri, karena kebidanan adalah profesi yang
mandiri dan aktif. Sehubungan dengan hal
tersebut bidan harus menjadi role model di
masyarakat dan harus menganggap kehamilan
adalah sesuatu yang normal sehingga apabila
seorang wanita merasa dirinya hamil dia dapat
RIWAYAT KEBIDANAN
KOMUNITAS DI KANADA
Untuk waktu yang lama Kanada adalah salah
satu dari sembilan negara yang tidak mengenali
kebidanUntuk waktu yang lama Kanada adalah
salah satu dari sembilan negara yang tidak
mengenali kebidanan, dan masih ada beberapa
yurisdiksi di Kanada di mana bidanUntuk waktu
yang lama Kanada adalah salah satu dari
sembilan negara yang tidak mengenali
kebidanan, dan masih ada beberapa yurisdiksi di
Kanada di mana bidan tidak diatur. Di Kanada,
seperti di sebagian besar negara, istilah
"bidanUntuk waktu yang lama Kanada adalah
salah satu dari sembilan negara yang tidak
Tahun 1987, Konfederasi Kanada
BidanTahun 1987, Konfederasi Kanada
Bidan (CCM) yang dibentuk untuk
memfasilitasi komunikasi antara berbagai
provinsi asosiasi bidanTahun 1987,
Konfederasi Kanada Bidan (CCM) yang
dibentuk untuk memfasilitasi komunikasi
antara berbagai provinsi asosiasi bidan.
Sebuah konfederasi dari asosiasi bidan,
bukan individu.
Tahun 1988, Saskatchewan Ikatan
BidanTahun 1988, Saskatchewan Ikatan
Bidan terbentuk. Asosiasi yang
Saskatchewan Aman Alternatif dalam
Melahirkan dibubarkan dan konsumen
membentuk Friends of the Bidan
Tahun 2001, The CCM menjadi Asosiasi
Kanada BidanTahun 2001, The CCM
menjadi Asosiasi Kanada Bidan (CAM).
Kemajuan kebidanan
perundang-undangan di negara ini
mengakibatkan lebih banyak pekerjaan,
dan kebutuhan untuk Asosiasi nasional.
Tahun 2001, The Kebidanan Mutual
Recognition Agreement di Mobilitas Buruh
di Kanada yang sudah diisi
ditandatangani dan diterima
berdasarkan Perjanjian Perdagangan
Internal.
Tahun 1691 --Pemerintah dalam apa yang
sekarang quebec, didirikan tiga cabang
otonom kedokteran: dokter, dokter bedah,
bidan.
Tahun 1755-- Pemerintah Inggris membayar
upah bidan dari Inggris yang menetap di
Nova Scotia.
Tahun 1843--BidanTahun 1843--Bidan yang
bekerja di Universitas Lying-in-Rumah Sakit di
Montreal. Bidan yang diberikan izin oleh
pemerintah daerah di Montreal, Quebec
City, dan gereja-gereja lokal di daerah
pedesaan.
Tahun 1912 --Dewan Kedokteran Kanada
terbentuk dan praktek kebidanan dihilangkan
di sebagian besar lokasi.
Tahun 1939--Selama tahun-tahun perang
Perawat Kesehatan Masyarakat diberikan
perawatan kebidanan di pedesaan Alberta di
bawah undang-undang yang terkandung
dalam Profesi Kedokteran Undang-Undang.
Tahun 1944 --Kebidanan sertifikat dicabut di
Quebec.
Tahun 1946 --Canadian Nurses Association
(CNA) yang disetujui praktek perawat terdaftar
sebagai bidan di daerah-daerah terpencil di
mana tidak ada dokter.
Terdaftar Asosiasi Perawat tentang
BidanTerdaftar Asosiasi Perawat tentang
Bidan Juni 1974 - Kanada Komite Nasional
Perawat-BidanTerdaftar Asosiasi Perawat
tentang Bidan Juni 1974 - Kanada Komite
Nasional Perawat-Bidan yang diorganisir di
Canadian Nurses Association (CNA)
konvensi di Winnipeg, tapi segera
dibubarkan sebagai bidanTerdaftar Asosiasi
Perawat tentang Bidan Juni 1974 - Kanada
Komite Nasional Perawat-Bidan yang
diorganisir di Canadian Nurses Association
(CNA) konvensi di Winnipeg, tapi segera
dibubarkan sebagai bidan yang terlibat
dengan Asosiasi BidanTerdaftar Asosiasi
Perawat tentang Bidan Juni 1974 - Kanada
BEKERJA DI KOMUNITAS
Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan di
luar rumah sakit dan merupakan bagian atau
kelanjutan dari pelayanan kebidanan yang di
berikan rumah sakit. Misalnya : ibu yang
melahirkan di rumah sakit dan setelah 3 hari
kembali ke rumah. Pelayanan di rumah oleh
bidan merupakan kegiatan kebidanan
komunitas.
Pelayanan kesehatan ibu dan anak di
Puskesmas, kunjungan rumah dan melayani
kesehatan ibu dan anak di lingkungan keluarga
merupakan kegiatan kebidanan komunitas.
Sebagai bidan yang bekerja di komunitas
maka bidan harus memahami perannya di
komunitas, yaitu :

SEBAGAI PENDIDIK
Bidan berperan sbg pendidik di masy, berupaya
merubah perilaku komunitas di wilayah kerjanya
sesuai dengan kaidah kesehatan. Tindakan yang
dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan
di bidang kesehatan khususnya kesehatan ibu,
anak dan keluarga🡪ceramah, bimbingan, diskusi,
demonstrasi dsb 🡪penyuluhan secara langsung.
Sedangkan penyuluhan yang tidak langsung
misalnya dengan poster, leaf let, spanduk dan
sebagainya.
• SBG PELAKSANA (PROVIDER)
Sebagai pelaksana, bidan harus menguasai
pengetahuan dan teknologi kebidanan serta
melakukan kegiatan sebagai berikut :
1) Bimbingan thd klp remaja masa pra
perkawinan.
2) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, bersalin,
nifas, menyusui dan masa interval dalam keluarga.
3) Pertolongan persalinan di rumah.
4) Tindakan pertolongan pertama pada kasus
kebidanan dengan resiko tinggi di keluarga.
5) Pengobatan keluarga sesuai kewenangan.
6) Pemeliharaan kesehatan kelompok wanita
dengan gangguan reproduksi.
7) Pemeliharaan kesehatan anak balita.
SBG PENGELOLA
Sesuai dengan kewenangannya bidan dapat
melaksanakan kegiatan praktek mandiri. Bidan
dapat mengelola sendiri pelayanan yang
dilakukannya. Peran bidan di sini adalah sebagai
pengelola kegiatan kebidanan di unit puskesmas,
polindes, posyandu dan praktek bidan. Sebagai
pengelola bidan memimpin dan
mendayagunakan bidan lain atau tenaga
kesehatan yang pendidikannya lebih rendah.
Contoh : praktek mandiri/ BPS
SBG PENELITI
Bidan perlu mengkaji perkembangan
kesehatan pasien yang dilayaninya,
perkembangan keluarga dan
masyarakat. Secara sederhana bidan
dapat memberikan kesimpulan atau
hipotersis dan hasil analisanya. Sehingga
bila peran ini dilakukan oleh bidan, maka
ia dapat mengetahui secara cepat
tentang permasalahan komuniti yang
dilayaninya dan dapat pula dengan
segera melaksanakan tindakan.
SBG PEMBERDAYA
Bidan perlu melibatkan individu, keluarga dan
masyarakat dalam memecahkan permasalahan
yang terjadi. Bidan perlu menggerakkan individu,
keluarga dan masyarakat untuk ikut berperan
serta dalam upaya pemeliharaan kesehatan diri
sendiri, keluarga maupun masyarakat.
SBG PEMBELA KLIEN(ADVOKAT)
Peran bidan sebagai penasehat
didefinisikan sebagai kegiatan memberi
informasi dan sokongan kepada
seseorang sehingga mampu membuat
keputusan yang terbaik dan
memungkinkan bagi dirinya.
SBG KOLABORATOR
Kolaborasi dengan disiplin ilmu lain baik
lintas program maupun sektoral.
SBG PERENCANA
Melakukan bentuk perencanaan
pelayanan kebidanan individu dan
keluarga serta berpartisipasi dalam
perencanaan program di masyarakat
luas untuk suatu kebutuhan tertentu yang
ada kaitannya dengan kesehatan.
JARINGAN KERJA
KEBIDANAN KOMUNITAS
Beberapa jaringan kerja bidan di komunitas yaitu
Puskesmas/ Puskesmas Pembantu, Polindes,
Posyandu, BPS, Rumah pasien, Dasa Wisma, PKK
Di puskesmas bidan sebagai anggota tim bidan
diharapkan dapat mengenali kegiatan yang akan
dilakukan, mengenali dan menguasai fungsi dan
tugas masing – masing, selalu berkomunikasi
dengan pimpinan dan anggota lainnya, memberi
dan menerima saran serta turut bertanggung
jawab atas keseluruhan kegiatan tim dan hasilnya.
Di Polindes, Posyandu, BPS dan rumah pasien,
bidan merupakan pimpinan tim/ leader di mana
bidan diharapkan mampu berperan sebagai
pengelola sekaligus pelaksana kegiatan
kebidanan di komunitas
Dalam jaringan kerja bidan di komunitas diperlukan
kerjasama lintas program dan lintas sektor.
Kerjasama lintas program merupakan bentuk
kerjasama yang dilaksanakan di dalam satu
instansi terkait, misalnya : imunisasi, pemberian
tablet FE, Vitamin A, PMT dan sebagainya.
Sedangkan kerjasama lintas sektor merupakan
kerjasama yang melibatkan institusi/ departemen
lain, misalnya : Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS),
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dsb.

Anda mungkin juga menyukai