Anda di halaman 1dari 22

REFARAT

IMUNISASI

1. Lerian ferdika (18174062)


2. Annisa Raz Pandia (18174054)
3. ulfa Muliana (18174085)
4. shafira Nabila (18174029)

PEMBIMBING
dr.Yuni Rahmayanti, M.Biomed
DEFINISI
•Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada
antigen yang serupa tidak terjadi penyakit. Dilihat dari cara timbulnya maka
terdapat dua jenis kekebalan aktif. Kekebalan pasif adalah kekebalan yang
diperoleh dari luar tubuh, bukan dibuat oleh individu itu sendiri. Contohnya
adalah kekebalan pada janin yang diperoleh dari ibu atau kekebalan yang
diperoleh setelah pemberian suntikan imunologlobulin.
•Kekebalan pasif tidak berlangsung lama karena akan di metabolisme
oleh tubuh. Waktu paruh IgG misalnya adalah 28 hari, sedangkan waktu paruh
imunologlobulin lainnya lebih pendek.
•Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat
terpajan pada antigen seperti imunisasi, atau terpajan secara alamiah.
Kekebalan aktif biasanya berlangsung lebih lama karena adanya memori
imunologik.
BCG
 Berupa vaksin kering : kuman hidup dari biakan
Bacillus Calmette.
 Dosis : bayi < 1th (0,05 cc), > 1 th (0,1 cc)
 1 ampul dilarutkan 4 cc sodium chloride
physiological solution (80 dosis)
 Segera dipakai dlm wkt 3 jam
 Cara & t4 insersi :
 lntrakutan lengan kanan atas M. Deltoid, why?
 IC sgt superfisial dg diameter lepuh(wheal) 8-10 mm


REAKSI PASCA INJEKSI
 Lokal : indurasi & eritema dapat timbul dalam 2-6
mgg, dapat terjadi pustula & ulkus yg semakin
membesar dlm wkt 2-4 bulan. Jika terjadi ulkus :
kompres dg cairan antiseptik, jika semakin meluas
: bawa kedokter
 Regional : BCG-itis (pembesaran KGB
ketiak/leher padat, tidak sakit & tidak
menimbulkan demam)
 Komplikasi
 Abses ditempat suntikan. Jika abses merah,
fluktuasi, kulit tipis lakukan aspirasi tanpa
insisi.
 Limfadenitis supurativ = abses diatas
Jika diberikan > 3 bln : KONTRA INDIKASI :
 Mantoux test /test
tuberkulin, dpt di berikan  Penyakit akut dengan
jika hasilnya (-) demam tinggi
 Tdk memungkinkan u/  Penyakit kulit berat
mantoux test dpt tetap di  leukemia
berikan tp obsv 7 hr, jk  Pengobatan steroid
reaksi lokal cepat pelu (Autoimun)
tind > lnjut (Dx  Curiga HIV
Tuberkulosis)
HEPATITIS B
 Jadual pemberian saat bayi lahir
HBs Ag ibu negative atau tidak diketahui, HepB-
1 dalam 12 jam tapi jika ternyata dalam
perjalanan berikutnya di ketahui Hbs Ag (+) maka
di injeksi Hep-B imunoglobulin (HBIg)
HBsAg ibu (+), inj HepB-1 dan HBIg secara
bersamaan dosis 0,5 cc dalam 12 jam
 Jadual lanjutan
 HepB-2 interval 4 minggu
 HepB-3 interval 2-5 bulan (paling baik 5 bulan)
 Vaksin HepB-0 monovalen (uniject)
: HBsAg 10 mcq 0,5 cc
 Vaksin kombinasi HBsAg : 5 mcq
 Masa proteksi : 5 tahun dengan
titer
antibodi (anti HBs proteksi dg
kadar
> 10 ug/ml)
 Booster dpt dipertimbangkan
jk anti HBs < 10 ug/ml
 Combo dengan DPT diberikan
usia 2 bulan
 Sisa vaksin dapat dipakai dalam
4 minggu
DTP
 Ada 2 jenik vaksin :
-DTwP (whole-cell pertusis)
-DTaP (acelluler pertusis)
Yang sering dipakai selama ini adalah DTwP.
 Jadwal imunisasi dasar :
 Diberikan 3 kali
 DTP-1 : 2 bln
 Interval : 4-8 minggu (terbaik 8 mgg)
 Jadwal ulangan/booster
 DTP-4 : 1 tahun setelah DTP-3,
 DTP-5 : usia 5 tahun sebaiknya DTaP
PROGRAM IMUNISASI NASIONAL

 tidak ada vaksinasi


ulangan
pd usia 18 24 bln
(WHO)
 booster berupa imunisasi
Td ssi program BIAS
 Diberikan secara IM, anterolateral paha M. deltoid
 Dosis : 0,5 cc
 1 vial 2,5 cc (5 dosis)
 Sisa vaksin dpt dipakai dlm 4 mgg
 Efek samping : bengkak, nyeri, kemerahan, demam >
38,5 derajat Celcius, diare dan muntah
 Penanganan : tetap berikan Asi, bekas suntikan dikompres air
dingin, pamol 15 mg/kgbb tiap 3-4 jam jika perlu tau dosis
maksimal 6x dlam 24 jam
 Kontraindikasi (pertusis) : cerebral & neurological abnormality,
jangan diberikan dalam bentuk kombinasi tapi secara terpisah
yaitu DT tanpa pertusis dan Hep-B.Waspada bayi dengan
riwayat kejang demam.
PERBEDAAN
KOMPOSISI
•DTP-HB ACIP(advisory Committee on
 Putih susu Immnunization
 Toksiod Difteri : 20 Lf Practicess) :
 Toksoit tetanus : 7,5 Lt  Jerap tetanus & difteri,
 B. Pertusis : 12 OU vaksin Td dpt diberikan pd
 HBsAg : 5 mcg bumil
•Td  Imunisasi primer mulai usia
 putih
7 th yg mengalami
 Toksiod Difteri : 2Lf kontraindikasi DTP.
 Toksoit tetanus : 7,5 Lt
 2 dosis jerap Td 0,5 cc,
 Dpt diberikan bersamaam dg
campak, OVP,IVP, HepB,YF,Vit A
interval 4-8 mgg. Dosis ke-
3 : min 6 bln stl dosis ke-2
TETANUS TOXOID
 Dosis : 0,5 cc
 DTP primer : 3 kali merlindungi 1-
3 th, setara TT-2
 Booster usia 18-24 bln (DTP-4)
: memperpanjang imunitas 5 th
(6-7 th), setara TT-3
 DTP/Td 5 : imunitas 10 th (17-
18 th), setara TT-4
 DT/Td 6 : imunitas 20 th/seumur
hidup, setara TT-5
 Sisa vaksin dapat dipakai dlm 4
mgg
POLI
O
 Terdpt 2 jenis vaksin :oral (OPV)
dan injeksi (IPV)
 Diberikan scr bergantian
 Dpt diberikan bersamaan dg DTP,
campak
 IVP Dpt diberikan
tersendiri/kombinasi (DTaP/IVP,
DTaP/IVP/Hib)
 Jadwal :
 imunisasi primer : 4 kali
 interval 4-6 mgg
 booster : 1 th dr polio-4 selanjutny saat
masuk SD
 PEMBERIAN BERSAMAAN DENGAN VAKSIN
HIDUP HARUS DILAKUNAN SCR TERPISAH
KONTRAINDIKASI
 Bila bayi sedang diare, Dosis OPV tidak di hitung sebagai
status imunisasi & harus diulang
 Leukemia & disgammaglobulinemia
 infeksi akut + demam
 Defisiensi imunologi
 Terapi immunosupressif
CAMPAK
 Vaksin beku kering berwarna
kekuningan
 1 vial dilarutkan dengan
water for injection 5 cc (20
dosis)
 Ada wabah campak dapat
diberikan usia 6 bulan &
suntikan ulangan 6 bulan
kemudian.
 Booster (second
opportunity)
: 6-59 bln dan SD kls 1-
6, rutin pada BIAS kelas
1.
 Efek samping : sakit ringan, bengkak, demam
febris convulsion
 Kontraindikasi : malnutrisi, bumil, infeksi akut+
demam, defisiensi imunologik, kerentanan tinggi
terhadap potein telur.
 Penggunaan : maksimal 6-8 jam setelah dibuka
 Pelarut tdk boleh dibekukan, simpan pd suhu kamar
 Paska pemberian imunoglobulin dan tranfusi ditangguhkan
minggu 3 bln
 Setelah imunisasi, test tuberkulin ditangguhkan 2 bln
JADWAL IMUNISASI TIDAK
TERATUR
 Vaksin 1x dg daya lindung panj : BCG, campak, MMR, varisela
jika terlambat akan mengakibatkan meningkatnya resiko
tertular penyakit
 Belum pernah imunisasi: tidak memiliki antibodi yang
cukup untuk menghindari penyakit Imunisasi dapat
diberikan kapan saja.
 Imunisasi multidosis dengan interval ttt : keterlambatan
akan menunda tercapainya antibodi yg tinggi.
STATUS IMUNISASI TDK DIKET/ MERAGUKAN :
BERIKAN KPN PUN SSI INTERVAL
 HepB : interval 4-8 mgg
 DPT : interval 4 mgg-4 mgg-1 th-4,5
th
 polio : interval = DPT
 Campak : kpn saja
JADWAL IMUNISASI IDAI
PROSEDUR PEMBERIAN
IMUNISASI
• 1. Memberi tahu TT resiko imunisasi & resiko jika tidak diimunisasi
• 2. Persiapan Pelay secepatnya jika terjadi KIPI
• 3. Baca leaflet Vaksin, tinjau indikasi kontra terhadap vaksin
• 4. Informent Consent
• 5. Tanya jawab orang tua apakah bersedia anaknya di imunisasi
• 6. Periksa Jenis vaksin & pastikan vaksin tersimpan baik
• 7. periksa tanggal kadarluarsa
• 8. Periksa apakah vaksin diberikan ssi jadwal & tawarkan vaksin lain
untuk mengejar imunisasi yang tertinggal
• 9. Berikan vaksin dengan teknik yang benar
• 10. Konseling penanganan KIPI
• 11. Catat
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai