Anda di halaman 1dari 23

Imunisasi Dasar

IMimunisasiiUNISASI
DASAR

Oleh: SST
Lilik indahwati,
Ruslan Hasani

Poltekkes Kemenkes Makassar


Jurusan Keperawatan
Tahun 2022
BCG
 Berupa vaksin kering : kuman hidup dari biakan Bacillus
Calmette.
 Dosis : bayi < 1th (0,05 cc), > 1 th (0,1 cc)
 1 ampul dilarutkan 4 cc sodium chloride
physiological solution (80 dosis)
 Segera dipakai dlm wkt 3 jam
 Cara & t4 insersi :
➢ lntrakutan lengan kanan atas M. Deltoid, why?
➢ IC sgt superfisial dg diameter lepuh(wheal) 8-10 mm




 Reaksi pasca injeksi :
➢ Lokal : indurasi & eritema dpt timbul dll 2-6 mgg,
dpt tjd pustula & ulkus yg smkn membesar dlm wkt
2-4 bln. Jika tjd ulkus : kompres dg cairan
antiseptik, jk smkn meluas : bawa k dokter.
➢ Regional : BCG-itis (pembesaran kelj ketiak/leher
padat, tdk sakit & tdk menimbulkan demam)
 Komplikasi
➢ Abses k/ suntikan tll dalam. Jk abses merah,
fluktuasi, kulit tipis lakukan aspirasi tanpa insisi.
➢ Limfadenitis supurativ = abses diatas
 Kontra indikasi :
➢ Peny akut dg demam tinggi
➢ Peny kulit berat
➢ leukemia  Jika diberikan > 3 bln :
➢ Pengobatan steroid ➢ Mantoux test /test
(Autoimun) tuberkulin, dpt di berikan jk
➢ Curiga HIV hsilnya (-)
➢ Tdk memungkinkan u/
mantoux test dpt tetap di
berikan tp obsv 7 hr, jk reaksi
lokal cepat pelu tind > lnjut
(Dx Tuberkulosis)
Hepatitis B
 Jadual pemberian saat bayi lahir
➢ HBs Ag ibu negatif/tdk diket, HepB-1 dlm 12 jam tp jk tyt dlm
perjln berikutnya di ket Hbs Ag (+) mk di inj HepB
imunoglobulin (HBIg)
➢ HBsAg ibu (+), inj HepB-1 dan HBIg scr bersamaan dosis 0,5
cc dlm 12 jam
 Jadual lanjutan
➢ HepB-2 interval 4 mgg
➢ HepB-3 interval 2-5 bln (paling baik 5 bln)
 Vaksin HepB-0 monovalen (uniject)
: HBsAg 10 mcq 0,5 cc
 Vaksin kombinasi HBsAg : 5 mcq
 Masa proteksi : 5 th dg titer
antibodi (anti HBs proteksi dg kadar
> 10 ug/ml)
 Booster dpt dipertimbangkan jk
anti HBs < 10 ug/ml
 Combo dg DPT diberikan usia 2 bln
 Sisa vaksin dpt dipakai dlm 4 mgg
DTP
 Ada 2 jenik vaksin : DTwP (whole-cell pertusis), DTaP (acelluler
pertusis),Yg dipakai selama ini adalah DTwP.
 Jadwal imunisasi dasar :
➢ Diberikan 3 kali
➢ DTP-1 : 2 bln
➢ Interval : 4-8 mgg (terbaik 8 mgg)
 Jadwal ulangan/booster
➢ DTP-4 : 1 th stl DTP-3,
➢ DTP-5 : usia 5 th sebaiknya DTaP
 Program imunisasi
nasional
➢ tdk ada vaksinasi ulangan
pd usia 18-24 bln (WHO)
➢ booster berupa imunisasi
Td ssi program BIAS
 Diberikan scr IM, anterolateral paha M. deltoid
 Dosis : 0,5 cc
 1 vial 2,5 cc (5 dosis)
 Sisa vaksin dpt dipakai dlm 4 mgg
 Efek samping : bengkak, nyeri, kemerahan, demam > 38,5
derajat Celcius, diare dan muntah
 Penanganan : tetap berikan Asi, bekas suntikan dikompres air
dingin, pamol 15 mg/kgbb tiap 3-4 jam jika perlu tau dosis
maksimal 6x dlam 24 jam
 Kontraindikasi (pertusis) : cerebral & neurological abnormality,
jgn diberikan dlm bntk kombinasi tp scr terpisah yaitu DT tanpa
pertusis dan HepB.Waspada by dg riw kejang demam.
Perbedaan komposisi
DTP-HB
 Putih susu
 Toksiod Difteri : 20 Lf
ACIP(advisory Committee on
Immnunization Practicess) :
 Toksoit tetanus : 7,5 Lt
 Jerap tetanus & difteri, vaksin
 B. Pertusis : 12 OU Td dpt diberikan pd bumil
 HBsAg : 5 mcg  Imunisasi primer mulai usia 7
Td th yg mengalami
 putih kontraindikasi DTP.
 Toksiod Difteri : 2Lf  2 dosis jerap Td 0,5 cc,
interval 4-8 mgg. Dosis ke-3 :
 Toksoit tetanus : 7,5 Lt min 6 bln stl dosis ke-2
 Dpt diberikan bersamaam dg
campak, OVP,IVP, HepB,YF, Vit
A
TETANUS
 Dosis : 0,5 cc
 DTP primer : 3 kali merlindungi 1-
3 th, setara TT-2
 Booster usia 18-24 bln (DTP-4) :
memperpanjang imunitas 5 th (6-7
th), setara TT-3
 DTP/Td 5 : imunitas 10 th (17-18
th), setara TT-4
 DT/Td 6 : imunitas 20 th/seumur
hidup, setara TT-5
 Sisa vaksin dpt dipakai dlm 4 mgg
POLIO
 Terdpt 2 jenis vaksin :oral (OPV) dan
injeksi (IPV)
 Diberikan scr bergantian
 Dpt diberikan bersamaan dg DTP,
campak
 IVP Dpt diberikan
tersendiri/kombinasi (DTaP/IVP,
DTaP/IVP/Hib)
 Jadwal :
➢ imunisasi primer : 4 kali
➢ interval 4-6 mgg
➢ booster : 1 th dr polio-4 selanjutny saat
masuk SD
 Karakteristik OPV: cair, kuning kemerahan
 Dosis : 2 tetes (0,1 ml)
 1 vial : 1 ml (10 dosis)
 Sisa vaksin dpt dipakai 2 mgg
 Stl imunisasi boleh makan minum spt biasa, bila dlm 30 mnt muntah –
sgra berikan lagi.
 Efek samping :
➢ jarang tjd kelumpuhan (paralitic poliomyelitis)
➢ sindrom Guillaian Bare
 Pemberian bersamaan dg vaksin hidup hrs dilakunan scr
terpisah
 Kontraindikasi
➢ Bila by sedang diare, Dosis OPV tdk di hitung sbg status
imunisasi & hrs diulang
➢ Leuemia & disgammaglobulinemia
➢ infeksi akut + demam
➢ Defisiensi imunologi
➢ Terapi immunosupressif
CAMPAK
 Vaksin beku kering berwarna
kekuningan
 1 vial dilarutkan dg water for
injection 5 cc (20 dosis)
 Ada wabah campak dpt
diberikan usia 6 bln & suntikan
ulangan 6 bln kemudian.
 Booster (second opportunity)
: 6-59 bln dan SD kls 1-6,
rutin pd BIAS kls 1.
 Efek samping : sakit ringan, bengkak, demam febris
convulsion
 Kontraindikasi : malnutrisi, bumil, infeksi akut+ demam,
defisiensi imunologik, kerentanan tinggi thd protein telur
 Penggunaan : maks 6-8 jam stl dibuka
 Pelarut tdk blh dibekukan, simpan pd suhu kamar
 Paska pemberian imunoglobulin dan tranfusi ditangguhkan
min 3 bln
 Stl imunisasi, test tuberkulin ditangguhkan 2 bln
Jadwal imunisasi tdk teratur
 Vaksin 1x dg daya lindung panj : BCG, campak, MMR,
varisela jk terlambt akan mengakibatkan meningkatnya resiko
tertular peny
 Blm pernah imunisasi : tdk memiliki antibodi yg ckup u/
menghindari peny. Imunisasi dpt diberikan kpn saja
 Imunisasi multidosis dg interval ttt : keterlambatan akan
menunda tercapainya antibodi yg tinggi.
 Status imunisasi tdk diket/ meragukan : berikan kpn pun ssi
interval
➢ HepB : interval 4-8 mgg
➢ DPT : interval 4 mgg-4 mgg-1 th-4,5 th
➢ polio : interval = DPT
➢ Campak : kpn saja
JADUAL IMUNISASI

Jenis < 1 th > 1 th


imunisasi lahir 2 3 4 9 1 2 3 6
Hb uniject
OPV
BCG
DTP/Hb
Campak
dT
PENCATATAN IMUNISASI DSR
Umur 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12+
(BLN)
Vaksin Tgl pemberian
HB 0
(0-7 hr)
BCG
Polio 1
DPT/HB 1

Polio 2
DPT/HB 2

Polio 3
DPT/HB 3

Polio 4
Campak
PROSEDUR PEMBERIAN IMUNISASI
7. Periksa jensi vaksin & pastikan vaksin tersimpan baik
8. Periksa tgl kadarluarsa
9. Periksa apakah vaksin diberikan ssi jadwal & tawarkan
vaksin lain unt mengejar imunisasi yg tertinggal
10. Berikan vaksin dg teknik yg benar
11. Konseling penanganan KIPI
12. Catat

Anda mungkin juga menyukai