Anda di halaman 1dari 11

DISKUSI KELOMPOK

“KEBUTUHAN AMAN DAN NYAMAN”


(Suhu dan Nyeri)

DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 5

Ketua : Wahyuddin (PO713201201100)


Sekretaris : Nur Auliyah Syafar (PO713201201079)
Notulen : Nur Fitri Awalia (PO713201201082)
Anggota : 1. Magfirah Rahma Inayah (PO713201201071)
2. Tiara Puspita Sari (PO713201201098)
3. Nurul Artika Sari (PO713201201087)
4. Armhy (PO713201201059)

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2020-2021


Dokumentasi Diskusi

Absensi Diskusi

No NAMA NIM KET


1. Wahyuddin PO713201201100 Hadir (Aktif)
2. Nur Auliyah Syafar PO713201201079 Hadir (Aktif)
3. Nur Fitri Awalia PO713201201082 Hadir (Aktif)
4. Magfirah Rahma Inayah PO713201201071 Hadir (Aktif)
5. Nurul Artika Sari PO713201201087 Hadir (Aktif)
6. Tiara Puspita Sari PO713201201098 Hadir (Aktif)
7. Army PO713201201059 Hadir (Aktif)
Hasil notulen diskusi

1. Pada pengertian dijelaskan bahwa nyeri adalah rasa tidak nyaman yang subjektif dan
berhubungan dengan emosional

Menurut Nur Auliyah Syafar :


“Nyeri dikatakan suatu rasa tidak nyaman yang subjektif dan berhubungan dengan emosional
karena nyeri merupakan perasaan inderawi dan pengalaman emosional yang tidak
menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang nyata atau yang berpotensi rusak dan
dirasakan berbeda-beda pada setiap orang baik dalam hal skala ataupun tingkatannya dan
hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan dan mengefakuasi rasa nyeri yang
dialaminya”

Menurut Magfirah Rahma Inayah :


“Nyeri adalah rasa tidak nyaman yang subjektif dan berhubungan dengan emosional, karena
perasaan tidak nyaman hanya orang yang menderita yang dapat menjelaskan dan
mengevaluasinya pengalaman emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan
jaringan yang nyata atau yang berpotensi rusak faktor yang mempengaruhi rasa keamanan
dan kenyamanan: emosi, status mobilitas, gangguan persepsi, sensory, keadaan imunitas,
tingkat kesadaran, informasi komunikasi, gangguan tingkat pengetahuan, usia,jenis kelamin
dan budaya”

2. Bagaimana mekanise teori geta kontrol dalam mekanisme nyeri


Menurut Magfirah Rahma Inayah :
“Menurut teori Gate Control Theory, nyeri bergantung dari kerja serat saraf besar dan kecil
yang keduanya berada dalam akar ganglion dorsalis. Rangsangan pada serat saraf besar akan
meningkatkan aktivitas substansia gelatinosa yang mengakibatkan tertutupnya pintu
mekanisme sehingga aktivitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran rangsangan ikut
terhambat. Rangsangan serat besar dapat langsung merangsang korteks serebri. Hasil persepsi
ini akan dikembalikan ke dalam medulla spinalis melalui serat eferen dan reaksinya
mempengaruhi aktivitas sel T. Rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktivitas
substansia gelatinosa dan membuka pintu mekanisme, sehingga merangsang aktivitas sel T
yang selanjutnya akan menghantarkan rangsangan nyeri”

Menurut Nur Auliyah Syafar :


Ada 4 mekanisme teori getta kontrol dalam mekanisme nyeri
1. Proses Transduksi
2. Proses Transmisi
3. Proses Mudulasi
4. Persepsi
Jadi ketika terjadi nyeri maka akan terjadi proses Transduksi (dimana rangsang nyeri
akan di ubah menjadi aktivitas listrik) kemudian akan di Transmisi (diteruskan) ke saraf pusat
sampai ke medula spinalis kemudian masuk proses Modulasi (penghambatan rasa nyeri yang
dilakukan oleh analgesik endogen dengan mengeluarkan zat-zat endorphine, serotonin dan
noradrenalin) setelah ketiga proses tersebut maka akan menghasilkan Persepsi (hasil akhir
dari ketiga proses tersebut)

3. Untuk mengetahui tingkat nyeri maka ada 3 faktor yang saling berhubungan untuk
mendapatkan tingkat nyeri, apakah itu ringan, sedang, ataupun berat. Diskusikan faktor
tersebut, yaitu a. Faktor fisik, b. Simpato anderanl, c. Skala untuk menentukan tingkat nyeri
Menurut Tiara Puspita sari :

a. Respon fisik
Pada vokal misalnya pasien menangis, berteriak, merintih, bicaranya terengah-engah
Pada ekspresi wajah misalnya pasien menyeringai, mengatupkan gigi, menghindari untuk
kontak, melotot, menggigit bibir
b. Simpato Adrenal
Pasien berkeringat berlebihan (Diaforesis) Adanya perubahan tanda vital pada pasien
c. Skala
Misal pada pasien anak anak diberi gambar agar lebih mengerti tingkat rasa nyeri
yang dirasakan

Menurut Wahyuddin :

a. Faktor fisik
Pada pasien yang merasa nyeri akan memberikan tanda-tanda pada fisiknya misal
apakah dia menangis atau cemberut karena mersakan nyeri pada bagian tubuhnya.
b. Simpato adrenal
Pasien berkeringat banyak Dan adnya perubahan tanda vital akibat nyeri
c. Skala
 Visual Analog Scale (VAS)
 Verbal Rating Scale (VRS)
 Wong Baker Pain Rating Scale

Dari faktor fisik dan faktor simpato adrenal kita bisa menarik kesimpulan apakah skala
nyeri pada Pasien/sipenderita sedang, ringan, berat
4. Diskusikan bagaimana tindakan untuk dibawah ini dapat menurunkan nyeri: a. Kompres
hangat atau kompres dingin, b. Distraksi, c. Rileksasi

Menurut Tiara Puspita Sari :

a. Kompres hangat atau dingin


Kondisi² yang dapat diatasi atau diredakan dengan pemberian kompres hangat: Nyeri,
bengkak, dan kaku pada sendi akibat arthritis, Sakit kepala, Nyeri atau kram otot, Nyeri
punggung, Nyeri kronis misalnya pada kondisi fibromyalgia, Cedera otot atau persendian,
seperti keseleo Demam
Saat menggunakan kompres hangat, penting untuk memperhatikan suhu panas atau hangat
yang digunakan. Juga hindari memberikan kompres dengan suhu yang terlalu tinggi karena
berisiko menyebabkan luka bakar.
Kompres hangat tidak dapat digunakan untuk mengompres bagian tubuh yang memar,
bengkak, atau mengalami luka terbuka.
b. Distraksi
Distraksi atau pengalihan perhatian merupakan salah satu metode yang banyak
diandalkan untuk mengatasi kecemasan dan nyeri saat akan dilakukan prosedur tindakan
medis pada anak.
Metode distraksi aktif, seperti memainkan video game atau menyanyikan lagu, lebih
superior menurunkan tingkat nyeri dan kecemasan dibandingkan metode distraksi pasif,
seperti mendengarkan lagu atau menonton film.
c. Relaksasi
Ada beberapa teknik untuk relaksasi yaitu :
1. Peregangan di pagi hari
Orang dengan gejala rematik sering mengalami rasa kaku dan nyeri sendi di pagi
hari. Gejala ini dapat dikurangi dengan teknik peregangan, terutama pada sendi yang
mengalami kekakuan.
2. Pijat
Ini adalah cara mengurangi keluhan nyeri sendi.
3. Yoga
Yoga dapat mengurangi rasa nyeri sendi dan meningkatkan kualitas hidup penderita,
terutama mereka yang menderita nyeri sendi akibat pengapuran sendi.

Menurut Nurul Artika Sari :

a. kompres hangat atau kompres dingin


Kompres hangat dapat menurunkan nyeri, karena suhu hangat dapat memperlebar
pembuluh darah sehingga aliran darah dan suplai oksigen dapat lebih mudah mencapai daerah
yang sakit. Hal ini akan membantu relaksasi dari otot dan mengurangi nyeri. Suhu yang
hangat juga akan mengurangi kekakuan dan meningkatkan rentang gerak bagian tubuh yang
nyeri. Berkebalikan dengan kompres hangat, pada kompres dingin, suhu yang rendah dapat
merangsang penyempitan diameter pembuluh darah dan memperlambat aliran darah yang
menuju ke lokasi cedera. Pada daerah yang cedera terjadi proses peradangan dan kerusakan
pembuluh darah yang akan menyebabkan sel-sel darah keluar dari pembuluh darah dan
menyebabkan kulit berwarna merah kebiruan. Es atau air dingin dapat menurunkan jumlah
darah yang keluar tersebut. Penurunan aliran darah ini akan menyebabkan berkurangnya zat-
zat perangsang inflamasi yang bergerak menuju lokasi cedera sehingga dapat mengurangi
bengkak dan nyeri.
b. Distraksi
Distraksi diduga dapat menurunkan persepsi nyeri dengan menstimulasi system kontrol
desenden, yang mengakibatkan lebih sedikit stimuli nyeri yang ditransmisikan ke otak.
c. Teknik relaksasi
Teknik relaksasi dipercaya dapat menurunkan intensitas nyeri dengan merilekskan
ketegangan otot yang menunjang nyeri.

5. Bagaiaman pendapat kelompok : tentang teori gate control, apaka ada kaitannya dengan
kontrol/penurunan nyeri
Menurut Armhy :
Terdapat berbagai teori yang berusaha menggambarkan bagaimana nosireseptor dapat
menghasilkan rangsang nyeri, namunTeori gate control menyatakan bahwa impuls nyeri dapat
diatur atau dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang sistem syaraf pusat. Teori ini
menyimpulkan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan impuls
dihambat saat sebuah pertahanan tertutup. Upaya menutup pertahanan tersebut merupakan
dasar teori menghilangkan nyeri. Jadi, teori gate control dengan penurunan nyeri ada
kaitannya.

Menurut Nur Fitri Awalia :


Teori gate control dari Melzack dan Wall (1965) menjelaskan bahwa impuls nyeri diatur oleh
mekanisme pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat. Bahkan jika impuls nyeri dihantarkan
ke otak, terdapat pusat korteks yang lebih tinggi di otak yang memodifikasi nyeri. Jdi dpat
disimpulkan bwahwa gate control ada kaitannya dgan penurunan nyeri
Kesimpulan hasil diskusi

1. Nyeri dikatakan suatu rasa tidak nyaman yang subjektif karena perasaan nyeri yang di
rasakan pada setiap orang pasti berbeda-beda baik dalam hal skala ataupun tingkatannya dan
hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi rasa nyeri yang
dialaminya. Kemudian rasa nyeri dikatatakan berhubungan dengan emosiaonal karena nyeri
merupakan perasaan inderawi dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan akibat
adanya kerusakan jaringan yang mempengaruhi rasa keamanan dan kenyamanan seperti
emosi, status mobilitas, gangguan persepsi, sensory, keadaan imunitas, tingkat kesadaran,
informasi komunikasi, gangguan tingkat pengetahuan, usia,jenis kelamin dan budaya yang
nyata atau yang berpotensi rusak

2. Mekanise teori geta kontrol dalam mekanisme nyeri


Menurut teori Gate Control Theory, nyeri bergantung dari kerja serat saraf besar dan kecil
yang keduanya berada dalam akar ganglion dorsalis. Rangsangan pada serat saraf besar akan
meningkatkan aktivitas substansia gelatinosa yang mengakibatkan tertutupnya pintu
mekanisme sehingga aktivitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran rangsangan ikut
terhambat. Rangsangan serat besar dapat langsung merangsang korteks serebri. Hasil persepsi
ini akan dikembalikan ke dalam medulla spinalis melalui serat eferen dan reaksinya
mempengaruhi aktivitas sel T. Rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktivitas
substansia gelatinosa dan membuka pintu mekanisme, sehingga merangsang aktivitas sel T
yang selanjutnya akan menghantarkan rangsangan nyeri.

Ada 4 mekanisme teori getta kontrol dalam mekanisme nyeri


1. Proses Transduksi
2. Proses Transmisi
3. Proses Mudulasi
4. Persepsi

Jadi ketika terjadi nyeri maka akan terjadi proses Transduksi (dimana rangsang nyeri akan
di ubah menjadi aktivitas listrik) kemudian akan mengalami proses Transmisi (diteruskan)
ke saraf pusat sampai ke medula spinalis kemudian masuk proses Modulasi
(penghambatan rasa nyeri yang dilakukan oleh analgesik endogen dengan mengeluarkan
zat-zat endorphine, serotonin dan noradrenalin) setelah ketiga proses tersebut terjadi maka
akan menghasilkan persepsi (hasil akhir dari ketiga proses tersebut)

3. Untuk mengetahui tingkat nyeri maka ada 3 faktor yang saling berhubungan untuk
mendapatkan tingkat nyeri, apakah itu ringan, sedang, ataupun berat. Keriga foktor tersebut
yaitu :
a. Faktor fisik
Pada vokal misalnya pasien menangis, berteriak, merintih, bicaranya terengah-engah,
Pada ekspresi wajah misalnya pasien menyeringai, mengatupkan gigi, menghindari untuk
kontak, melotot, menggigit bibir
b. Simpato Adrenal
Pasien berkeringat berlebihan (Diaforesis), serta adanya perubahan tanda vital pada
pasien
c. Skala
 Visual Analog Scale (VAS)
 Verbal Rating Scale (VRS)
 Wong Baker Pain Rating Scale

Dari selain dari faktor fisik dan faktor simpato adrenal, nyeri berdasarkan nyeri
superficial, nyeri dalam, dan nyeri visceral juga kita bisa menarik kesimpulan apakah
skala nyeri pada Pasien/sipenderita sedang, ringan, berat

4. Bagaimana tindakan kompres hangat atau kompres dingin, Distraksi dan Teknik relaksasi
dapat menurunkan nyeri, berikut penjelasannya :
a. Kompres hangat atau kompres dingin
Kompres hangat dapat menurunkan nyeri, karena suhu hangat dapat memperlebar
pembuluh darah sehingga aliran darah dan suplai oksigen dapat lebih mudah mencapai
daerah yang sakit. Hal ini akan membantu relaksasi dari otot dan mengurangi nyeri. Suhu
yang hangat juga akan mengurangi kekakuan dan meningkatkan rentang gerak bagian
tubuh yang nyeri. Berkebalikan dengan kompres hangat, pada kompres dingin, suhu yang
rendah dapat merangsang penyempitan diameter pembuluh darah dan memperlambat
aliran darah yang menuju ke lokasi cedera. Pada daerah yang cedera terjadi proses
peradangan dan kerusakan pembuluh darah yang akan menyebabkan sel-sel darah keluar
dari pembuluh darah dan menyebabkan kulit berwarna merah kebiruan. Es atau air dingin
dapat menurunkan jumlah darah yang keluar tersebut. Penurunan aliran darah ini akan
menyebabkan berkurangnya zat-zat perangsang inflamasi yang bergerak menuju lokasi
cedera sehingga dapat mengurangi bengkak dan nyeri.
b. Distraksi
Distraksi diduga dapat menurunkan persepsi nyeri dengan menstimulasi system
kontrol desenden, yang mengakibatkan lebih sedikit stimuli nyeri yang ditransmisikan ke
otak.
c. Teknik relaksasi
Teknik relaksasi dipercaya dapat menurunkan intensitas nyeri dengan merilekskan
ketegangan otot yang menunjang nyeri.

5. Teori gate control dengan kaitannya dengan kontrol/penurunan nyeri , karena Teori gate
control menyatakan bahwa impuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme
pertahanan di sepanjang sistem syaraf pusat. jika impuls nyeri dihantarkan ke otak, maka
pusat korteks yang lebih tinggi di otak akan memodifikasi rangsangan nyeri, sehingga dapat
disimpulkan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan impuls
dihambat saat sebuah pertahanan tertutup.

Anda mungkin juga menyukai