Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN RASA NYAMAN (NYERI)

A. KONSEP DASAR

1. Pengertian

 Nyeri merupakan suatu mekanismeproduksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan


sedang dirusak, dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rasa
rangsangan (Arthur C.Curton,1983).

Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat
subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala
atautingkatannya, hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau
mengevaluasinyeri yang dialaminya (Aziz Alimul,2006)

2. Teori Nyeri

Tedapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri, di antaranya (BarbaraC.Long,


1989):

 Teori Pemisahan (Specificity Theory). Menurut teori ini, rangsangan sakit masuk
kemedulla spinalis (spinal cord) melalui karnu dorsalis yang bersinaps di daerah
posterior,kemudian naik ke tractus lissur dan menyilang di garis median ke sisi
lainnya, dan berakhir di korteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan.
 Teori Pola (Pattren Theory). Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal
kemedulla spinalis dan merangsang aktivitas sel T. Hal ini mengakibatkan suatu
responsyang merangsan ke bagian yang lebih tinggi, yaitu korteks serebri, serta
kontraksimenimbulkan response dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri.
Persepsi di pengaruhi oleh modalitas respons dari reaksi sel T.

1
 Teori Pengendali Gebang (Gate Control Theory). Menurut teori ini, nyeri tergantung
darikerja serat saraf besar dan kecil yang keduanya berada di dalam akar ganglion
doralis.Rangsangan pada serat besar akan meninggalkan aktivitas subtansia gelatinosa
yangmengakibatkan tutupnya pintu mekanisme sehingga aktivitas sel T terhambat
danmenyebabkan hantaran rangsangan ikut terhambat. Rangsangan serat besar dapat
langsung merangsang korteks serebri. Hasil persepsi ini akan dikembalikan
kedalammedulla spinalis melalui serat eferen dan reaksinta mempengaruhi aktivitas
sel T.Rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktivitas substansi gelatinosa
danmembuka pintu mekanisme,sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya
akanmenghantarkan rangsangan nyeri
 Teori transmisi dan inhibisi. Adanya stimulus pada niciceptor melalui transmisi
impuls-implus saraf, sehingga implus nyeri menjadi efektif oleh neurotransmitter
yang spesifik.Kemudian, inhibisi implus nyeri menjadi efektif oleh implus-implus
padaserabut-serabut besar yang memblok implus-
implus pada serabut lamban dan endogen opiate systemsupresif

3. KLASIFIKASI NYERI
a. Nyeri berdasarkan sifatnya :
1. Incidental painYaitu nyeri yang timbul sewaktu-waktu lalu menghilang.
2. Steady painYaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan dalam waktu yang
lama.
3. Paroxymal painYaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan kuat
sekali.Nyeri tersebut menetap ±10-15 menit, lalu menghilang, kemudian timbul lagi.
b. Nyeri berdasarkan waktu lamanya serangan :
1  Nyeri akut 
Nyeri yang dirasakan dalam waktu yang
singkat dan berakhir dalam enam bulan, sumberdan daerah nyeri diketahui dengan
jelas.Rasa nyeri mungkin sebagai akibat dari luka,seperti luka operasi, atau pun
pada suatu penyakit arteriosderosis pada arteri koroner.
2 Nyeri kronis
 Nyeri yang dirasakan lebih dari enam bulan.
Nyeri kronis ini polanya beragam dan berlangsung berbulan-bulan bahkan bertahun
-tahun. Ragam pola tersebut ada yang nyeritimbul dengan periode yang diselingi
interval bebas dari nyeri lalu timbul kembali dan  begitu seterusnya. Ada pula pola
nyeri kronis yang konstan, artinya rasa nyeri tersebut terusmenerus terasa makin
lama semakin meningkat intensitasnya walaupun telah diberika pengobatan,
misalnya nyeri karena neoplasma
c. Nyeri berdasarkan berat ringannya
1.  Nyeri Ringan
 Nyeri dengan intensitas rendah. Pada nyeri ini, seseorang bias menjalankan aktivit
asnyaseperti biasa. (tidak mengganggu aktivitas).

2
2) Nyeri Sedang 
Nyeri dengan intensitas sedang \ menimbulkan reaksi (fisiologis maupun
psikologis)
3) Nyeri Berat 
Nyeri dengan inyensitas yang tinggi. Pada nyeri ini, seseorang sudah dapatmelakuk
anaktivitas karena nyeri tersebut sudah tidak dapat dikendalikan oleh orang
yangmengalaminya. Penggunaan obat analgesic dapat membantu pada nyeri ini
4. ETIOLOGI
1. Mekanis
a. Trauma jaringan tubuh
Kerusakan jaringan, iritasi langsung pada reseptor nyeri, peradangan 
b. Perubahan dalam jaringan misal:oedem
Pemekaan pada reseptor nyeri bradikinin merangsang reseptor nyeri.
c. Sumbatan pada saluran tubuh  distensi lumen saluran
d. Kejang otot  Rangsangan pada reseptor nyeri.
e. Tumor  penekanan pada reseptor nyeri iritasi pada ujung –  ujung saraf
2. Thermis
a. Panas/dingin yang berlebihan missal :luka bakar 
Kerusakan jaringan merangsangthermo sensitive reseptor nyeri
3. Kimia
a. Iskemia jaringan mis: blok pada arteri coronary  Rangsangan pada reseptor 
Karenatertumpunya asam laktat/bradikinin dijaringan 
b. Kejang otot 
Sekunder dari rangsangan mekanis menyebabkan iskemia jaringan

5. PATOFISIOLOGI

Munculnya nyeri berkaitan dengan reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor nyeri
yangdimaksud adalah nociceptor, merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang
memiliki sedikitatau bahkan tidak memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa,
khususnya padavisera, persendian dinding arteri, hati dan kandung empedu. Reseptor nyeri
dapat memberikanrespons akibat adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi tersebut
dapat berupa zat kimiawiseperti histamine, bradikinin, prostaglandin, dan macam asam
yang dilepas apabila terdapatkerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksigenasi.
Stimulasi yang lain dapat berupatermal, listrik atau mekanis.

Selanjutnya stimulasi yang diterima oleh reseptor tersebut ditransmisikan ke serabut


C.serabut-serabut aferen masuk ke spinal melalui akar dorsal (dorsal root) serta sinaps
padadorsal horn. Dorsal horn, terdiri atas beberapa lapisan atau laminae yang saling
bertautan.Diantara lapisan dua dan tiga berbentuk substansia gelatinosa yang merupakan
saluran utamaimpuls. Kemudian, impuls nyeri menyeberangi sumsum tulang belakang
pada interneuron dan bersambung ke jalur spinal asendens yang paling utama, yaitu
jalur spinothalamic tract (STT)atau jalur spinothalamus tract (SRT) yang membawa
informasi tentang sifat dan lokasi nyeri.Dari proses transmisi terdapat dua jalur

3
mekanisme terjadinya nyeri, yaitu jalur opiate dan jalurnon-opiate. Jalur opiate ditandai
oleh pertemuan reseptor pada otak yang terdiri atas jalurspinal desendens dari thalamus
yang melalui otak tengah dan medulla ke tanduk dorsal darisumsum tulang belakang yang
berkonduksi dengan nociceptor impuls supresif. Serotoninmerupakan neurotransmitter
dalam impuls supresif. System supresif lebih mengaktifkan stimulasi nociceptor yang
ditransmisikan oleh serabut A. Jalur non-opiate merupakan jalurdesendens yang tidak
memberikan respons terhadap naloxone yang kurang banyak diketahuimekanismenya.
(Barbara C Long. 1989)

6. TANDA DAN GEJALA


 Gangguam tidur
 Posisi menghindari nyeri
 Gerakan menghindari nyeri
 Raut wajah kesakitan (menangis,merintih)
 Perubahan nafsu makan
 Tekanan darah meningkat
 Nadi meningkat
 Pernafasan meningkat
 Depresi,frustasi

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apa bila ada nyeri tekan di abdomen  
b. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang abnormal 
c. Pemeriksaan LAB sebagai data penunjang pemeriksaan lainnya
d. Ct Scan (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah
di otak

8. PENATALAKSANAAN MEDIS
 
1. Mengurangi faktor yang dapat menambah nyer, misalnya
keridakpercayaan,kesalahpahaman, ketakutan, dan kelelahan
2. Memodifikasi stimulus nyeri dengan menggunakan tekhniktekhnik berikut ini
 Teknik latihan pengalihan :
a. Menonton televisi
b. Berbincang bincang dengan orang lain
c. Mendegarkan music
  
 Teknik relaksasi

Menganjurkan pasien untuk menarik napas dalam dan mengisi paruparu dengan
udara,menghembuskannya secara perlahan, melemaskan otot-otot tangan, kaki,
perut,dan punggung, serta mengulangi hal yang sama sambil terus berkonsentrasi 
hingga didapatrasa nyaman, tenang dan rileks.

4
 Stimulasi kulit
a. Menggosok dengan halus pada daerah nyeri-
b. Menggosok punggung-
c. Menggompres dengan air hangat atau dingin-
d. Memijat dengan air mengalir
3. Pemberian obat analgesic
Merupakan metode yang paling umum untuk mengatasi nyeri karena obat ini
membloktransmisi stimulus agar terjadi perubahan persepsi dengan cara
mengurangi kortikalterhadap nyeri. Walaupun analgesic dapat menghilangkan
nyeri dengan efektif, perawatdan dokter masih cenderung tidak melakukan upaya
analgesic dalam penanganan nyerikarena informasi obat yang tidak benar, karena
adanya kekhawatiran klien akan mengalamiketagihan obat, cemas akan
melakukan kesalahan dalam menggunakan analgetik narkotik,dan pemberian obat
yang kurang dari yang diresepkan.
Ada 3 jenis analgetik, yakni :
a. Non Narkotik dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID)
b. Analgesik narkotik atau opiatec.
c. Obat tambahan (adjuvant) atau koanalgesik

4. Pemberian stimulator listrik


Yaitu dengan memblok atau mengubah stimulus nyeri dengan stimulus yang
dirasakan.Bentuk stimulator metode stimulus listrik meliputi :Transcutaneus
electrical stimulator (TENS), digunakan untuk mengendalikan stimulusmanual
daerah nyeri tertentu dengan menempatkan beberapa electrode diluar.
 Percutaneus implanted spinal cord epidural stimulator merupakan alat
stimulatorsumsum tulang belakang dan epidural yang diimplan dibawah kulit
dengantransistortimah penerima yang dimasukkan kedalam kulit pada daerah
epidural dan columnavertebrae.
 Stimulator columna vertebrae, sebuah stimulator dengan stimulus
alat penerimatransistor dicangkok melalui kantung kulit intraclavicula atau abdom
en, yaituelectrode ditanam melalui pembedahan pada dorsum sumsum tulang
belakan.

5
PATHWAY

Etiologi

Panas atau Iskemia jaringan Trauma sel, infeksi Kejang otot Perubahan dalam jaringan
Dingin yang misalnya oedem
berlebuhan Blok pada arteri
coronary Kerusakan sel Pemekaan pada reseptor
Kerusakan jaringan nyeri bradikinin
Pelepasan mediator
Merangsangthermo nyeri (Histamin,bradikinin,
Sensitivereseptor prostaglandin,serotonin,
Ion kalium,dll)

Merangsang nosiseptor

Dihantarkan serabut tipe A


Dan serabut tipe C

Madulla spinalis

Hipotalamus, thalamus
dan sistem limbik

Otak
(kortrks somasensorik

Persepsi nyeri

Nyeri

6
Nyeri pada ekstri Gangguan rasa nyaman
Nafsu makan menurun mitas
Intoleransi aktifitas

Gangguan mobilitasi Ansietas


fisik

Nafsu makan Deficit perawatan Intoleransi Gangguan rasa nyaman


Menurundiri aktifitas

Intake berkurangStres berlebihan Resiko ketidak


Deficit perawatan berdayaan
Resiko ketidak diri berpakian
Seimbangan nutrisi Gangguan pola
Kurang dari Deficit perawatan tidur
Diri mandipengabaian
diri
Kurus Resiko keterlambatan
Pertumbuhan dan perkem Ketidakefektifan
bangan pemeliharaan
kesehatan

Risiko hargadiri rendah

situasional

7
PATHWAY B1-B6

Faktor Predisposisi

1. Usia 6. Ansietas
2. Jenis kelamin 7. Gaya koping
3. Kebudayaan 8. Kelitihan
4. Perhatian 9. Pengalaman sebelumnya
5. Makna nyeri 10. Dukungan kelurga dan sosial

Gangguan perfusi serebra

Trauma Kepala

Nyeri

Gangguan rasa nyeri

8
B1 B3 B4 B5 B6
B2

Kelemahan otot-otot Suplai 02 ke Nyeri pada Normal Normal Penurunan


kepala di kekuatan otot
Seperti otot Jaringan seperti nyeri
lidah,bibir dan menurun tertikam
rongga mulut
Keengganan
melakukan
pergerakan
Gangguan Kelemahan fisik Merangsang
komunikasi verbal sistem saraf

Gangguan
Intoleransi
Menstimulasi mobilitas fisik
aktivutas nyeri

nyeri
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajiana
a. Identitas
Mendapatkan data identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor registrasi, dan diagnosa medis.
b. Riwayat kesehatan
 Keluhan utama : Keluhan yang paling dirasakan pasien untuk mencari bantuan 
 Riwayat kesehatan sekarang: Apa yang dirasakan sekarang 
 Riwayat penyakit dahulu 
 Apakah kemungkinan pasien belum pernah sakit seperti ini atau sudah pernah
 Riwayat kesehatan keluarga
 Meliputi penyakit yang turun temurun atau penyakit tidak menular
 Riwayat nyeri : keluhan nyeri seperti lokasi nyeri, intensitas nyeri, kualitas,
danwaktu serangan. Pengkajian dapat dilakukan dengan cara ‘PQRST :

a) P (Pemicu), yaitu faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri.Hal ini
berkaitan erat dengan intensitas nyeri yang dapat mempengaruhi
kemampuanseseorang menahan nyeri. Faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan
tahananterhadap nyeri adalah alkohol, obat-obatan, hipnotis, gesekan atau gasukan,
pengalihan perhatian, kepercayaan yang kuat, dan sebagainya. Sedangkan faktor yang 

9
dapatmenurunkan tahanan terhadap nyeri adalah kelelahan, rasa marah, bosan, cemas,
nyeriyang tak kunjung hilang, sakit, dan lain-lain.
b)  Q (Quality) dari nyeri, seperti apakah rasa tajam, tumpul, atau tersayat.Contoh
sensasi yang tajam adalah jarum suntik, luka potong kecil atau laserasi, dan lain-lain.
Sensasi tumpul, seperti ngilu, linu, dan lain-lain. Anjurkan pasien
menggunakan bahasa yang dia ketahui ; nyeri kepala : ada yang membentur.
c) R (Region), daerah perjalanan nyeri.Untuk mengetahui lokasi nyeri, perawat meminta
utnuk menunjukkan semua daerah yangdirasa tidak nyaman. Untuk melokalisasi nyeri
dengan baik dengan lebih spesifik, perawat kemudian meminta klien untuk
melacak daerah nyeri dari titik yang paling nyeri.Hal ini sulit dilakukan apabila nyeri
bersifat difusi (nyeri menyebar kesegala arah),meliputi beberapa tempat atau
melibatkan segmen terbesar tubuh.
d) S (Severity) adalah keparahan atau intensitas nyeri.Karakteristik paling subjektif pada
nyeri adalah tingkat keparahan atau intensitas nyeritersebut. Klien seringkali diminta
untuk mendeskripsikan nyeri sebagai yang ringan,sedang atau parah. Namun makna
istilah-istilah ini berbeda bagi perawat dan klien. Dariwaktu ke waktu informasi jenis
ini juga sulit untuk dipastikan.
e) T (Time) adalah waktu atau lama serangan atau frekuensi nyeri.Perawat mengajukan
pertanyaan utnuk menentukan awitan, durasi dan rangsangan nyeri.Kapan nyeri mulai
dirasakan? Sudah berapa lama nyeri yang dirasakan? Apakah nyeriyang dirasakan
terjadi pada waktu yang sama setiap hari? Seberapa sering nyeri kembalikambuh
 Macam-macam skala nyeri
1) Skala Numerik Nyeri
Skala ini sudah biasa dipergunakan dan telah di validasi . Berat ringannya rasa sakit
ataunyeri dibuat menjadi terukur dengan mengobyektifkan pendapat subyektif nyeri.
Skalanumerik, dari 0 hingga 10, di bawah ini , dikenal juga sebagai Visual Analog
Scale(VAS), Nol (0) merupakan keadaan tanpa atau bebas nyeri, sedangkan sepuluh
(10), suatu nyeri yang sangat hebat

Keterangan :

0 : tidak nyeri

1-3 : nyeri ringan

4-6 : nyeri sedang

7-9 : sangat nyeri, tetapi masih bias dikontrol

10
10 : sangat nyeri dan tidak dapat dikontrol

2) Visual Analog ScaleTerdapat skala sejenis yang merupakan garis lurus , tanpa angka.


Bisa bebasmengekspresikan nyeri ke arah kiri menuju tidak sakit, arah kanan sakit tak
tertahankan,dengan tengah kira-kira nyeri yang sedang.

Visual Analog Scale (VAS)

Tidak adarasa nyeri Sangat Nyeri

3) Skala Wajah
Skala nyeri enam wajah dengan ekspresi yang berbeda , menampilkan wajah
bahagiahingga wajah sedih, juga digunakan untuk "mengekspresikan" rasa nyeri.
Skala ini dapatdipergunakan mulai anak usia 3 (tiga) tahun

c. Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual meliputi bernapas, makan, minum,
eleminasi,gerak dan aktivitas, istirahat tidur, kebersihan diri, pengaturan suhu, rasa
aman dannyaman, sosialisasi dan komunikasi, prestasi dan produktivitas,
pengetahuan, rekreasidan ibadah.
d. Pemeriksaan fisik

Keadaan Umum

 Keadaan umum meliputi: kesan umum, kesadaran, postur tubuh, warna kulit,turgor
kulit, dan kebersihan diri.
 Gejala Kardinal
Gejala cardinal meliputi: suhu, nadi, tekanan darah, dan respirasi.
 Keadaan Fisik
Keadaan fisik meliputi pemeriksaan dari kepala sampai ekstremitas bawah.
1. Inspeksi : kaji kulit, warna membran mukosa, penampilan umum,
keadekuatansirkulasi sitemik, pola pernapasan, gerakan dinding dada.
2. Palpasi : daerah nyeri tekan, meraba benjolan atau aksila dan jaringan
payudara,sirkulasi perifer, adanya nadi perifer, temperatur kulit, warna, dan
pengisian kapiler.
3. Perkusi : mengetahui cairan abnormal, udara di paru-paru, atau kerja diafragma.

11
4. Auskultasi : bunyi yang tidak normal, bunyi murmur, serta bunyi gesekan, atau
suaranapas tambahan.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d trauma sel.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake kurang.
3. Gangguan pola tidur b.d gangguan rasa nyaman nyeri.
4. Ansietas b.d ancaman peningkatan nyeri.
5. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri pada ekstrimitas.
6. Intoleransi aktivitas b.d nyeri pada tubuh.
7. Defisit perawatan diri b.d gangguan mobilitas fisik.
8. Risiko ketidakberdayaan b.d intoleransi aktivitas9.
9. Harga diri rendah b.d defisit perawatan diri.
3. Intervensi.
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d trauma sel
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24
jam,masalah nyeriteratasi dengan kriteria hasil :
a. Adanya penurunan intensitas nyeri
b. Ketidaknayaman akibat nyeri berkurang
c. tidak menunjukan tanda-tanda fisik dan perilaku dalam nyeri

No Intervensi Rasional
1 Kaji nyeri dan skala pasien Mengetahui daerah nyeri,kualitas,kapannyeri dir
asakan,faktor pencetus,beratringannya nyeri
yang dirasakan
2 Beri posisi nyaman pada pas Meningkatkan relaksasi pada pasien
ien
3 Ajarkan tekhnik relaksasi ke Membantu mengurangi rasa nyeri pasien
pada pasien
4 Kolaborasi dengan dokter p Mengurangi rasa nyeri pasien
emberianobat analgetik
5 Observasi TTV Mengetahui keadaan umum pasien

2. Intoleransi Aktifitas b.d nyeri pada tubuh


Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,masalah dapat
teratasidengan KH sebagai berikut:
a. Pasien dapat melakukan aktivitasnya secara mandiri 
b. Pasien tanda tanda vital normal

No Intervensi Rasional
1 Monitor keterbatasan aktivitas dankelema Merencanakan intervensi dengan
han saat aktivitas tepat
2 Bantu pasien dalam melakukan aktivitasse Pasien dapat memilih dan
ndiri. merencanakannyasendiri

12
3 Catat tanda vital sebelum dan sesudahakti Mengkaji sejauh mana
vitas.Mengkaji sejauh mana perbedaan peningkatan selama
perbedaan peningkatan selama aktivitas aktivitas
4 Kolaborasi dengan dokter danfisioterapi Meningkatkan kerjasama tim dan
dalam latihan aktivitas.Meningkatkan perawatanholistik
kerjasama tim dan perawatanholistik
3. Gangguan pola tidur b.d gangguan rasa nyaman nyeri
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,kebutuhan
tidurtercukupi dengan KH sebagai berikut :
a. Kebutuhan tidur tercukupi
b.  Pasien tampak segar
c. Tidak sering terbangun pada saat tidur

No Intervensi Rasional
1 Kaji pola tidur pasien Untuk mengetahui kebutuhan tidur pa
sien
2 Ciptakan lingkungan nyaman dantena Dengan lingkungan yang nyaman
ng akanmeningkatkan kualitas dan
kuantitas tidur pasien
3 Batasi pengunjung Agar pasien tidur lebih nyaman danny
enyak
4 Monitor kebutuhan tidur pasien setiap Mengetahui perkembangan pola tidur
hari dan jam pasien
5 Kolaborasikan dengan dokter pemberi Agar pasien dapat tidur dengan
an obat tidur nyenyak

DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hidayat, A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia:Aplikasi


Konsep Proses Keperawatan Jakarta : Selemba Medika.

Asmadi. 2008.Teknik Prosedural Keperawatan Konsep Dan AplikasiKebutuhan


Dasar  Klien.Jakarta: Salemba Medika

Carpenito, Lynda Juall. 1999. Rencana Asuhan dan Dokumentasi


Keperawatan.Jakarta: EGCMubarak, Wahid Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan
Dasar Manusia.Jakarta: EGC Nanda International. 2011. Nursing Diagnoses:
Definition & classification2012-2014, Jakarta: Buku Kedokteran EGC

13

Anda mungkin juga menyukai