PENDAHULUAN
A. Latar belakang :
medic yang harus segera mendapatkan penanganan baik dari petugas medis
maupun masyarakat sekitar kejadian. Henti jantung sering terjadi saat pasien
berada jantung sering terjadi saat pasien berada di luar lingkungan rumah sakit
atau juga out of hospital cardiac arrest (OHCA). Menurut layanan gawat
Di Indonesia hingga saat ini belum ada data statistic mengenai OHCA,
akan tetapi prevelensi penyakit jantung di Indonesia mencapai 1,5 persen dari
sirkulasi spontan dalam jangka waktu kurang dari 20 menit setelah henti
(berdowsiki, berg, tijssen, dan koster, 2010; wibrandt, Norsted, Schmidt, dan
schierbeck,2015).
tempat umum lainya. Penelitian sebelumnya juga menemukan hal yang sama
yaitu sekitar 360.000 orang mengalami serangan jantung saat mereka berada
di rumah atau di tempat ummum lainya. Dari jumlah tersebut, hanya 33% saja
PMI kota Makassar tersebut, terdiri dari 32 ribuan donor darah, dan sebanyak
kemanusian.
korban dewasa untuk pertolongan tidak terlatih menurut AHA (2015) antara
lain :
jarang ada yang akan menolong memasuki keadaan yang berbahaya. Selain
resiko infeksi anda dapat saja menjadi korban jika tidak dengan teliti
1. Memastikan keamanan
akan melakukan pertolongan jika kondisi kita sendiri belum aman atau
Harus dipastikan lingkungan aman untuk penolong dan korban. Jika korban
benda-benda tajam.
merespon dengan cara memanggil korban dengan jelas dank eras, serta
5. Meminta pertolongan
secara bersamaan apabila pada lokasi kejadian terdapat lebih dari satu
organ-organ tubuh akan mulai terjadi. Organ tubuh yang paling sensitive
ireversibel jika tidak ada sirkulasi kembali dalam 4-6 menit. RJP yang
et al,2019) :
a. Danger (keamanan)
pasien.
rangsangan nyeri.
c. Shourt for help (meminta pertolongan)
Jika sudah dipastikan korban tidak berespon maka panggil orang terdekat
yang dapat membantu pada saat menemui korban yang tidak sadarkan diri
dan meminta orang tersebut untuk memanggil ambulans dan meminta untuk
mengambilkan AED.
d. Circulation (kompresi)
Periksa terkait reaksi pada korban nafas terhenti serta nadi, pemeriksaan
detik. Lakukan CPR secepat mungkin setelah mengenali henti jantung. AHA
dengan rasio 30:2 (1 atau 2 penolong) untuk dewasa dan remaja, 30:2 untuk
Pastikan jalan nafas terbuka dan bersih yang memungkinkan pasien dapt
bernafas. Cek rongga mulut korban, apabila terdapat cairan atau sesuatu
yang menghalangi jalan nafas jorban maka bersihkan rongga mulut dengan
jari dan bias juga menggunakan kasa untuk menyerap cairan yang ada pada
rongga mulut. Kemudian buka jalan nafas dengan teknik head tilt (tindakan
menekan kepala) dan chin lift ( tindakan menekan dahi), (pada korban yang
tidak mengalami trauma kepala ataupun leher) atau jaw thrust (jika korban
mengalami trauma). Cara melakukan teknik chinlift-headtilit dan teknik jaw
thrust :
- Teknik headtilt-chinlift
dan letakkan ujung jari tangan yang lain di bawah daerah tulang pada
mulut yang adekuat, anda dapat menggunakan ibu jari untuk menahan
pasien dan ibu jari untuk mempertahankan mulut agar tetap terbuka.
f. Breating (pernafasan)
Pemeriksaan nafas bertujuan untuk memeriksa ada tidak nafas, dengan cara
Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru, dinding dada, dan
detik, dan paling lama 10 detik. Bantuan nafas dilakukan dengan cara
menutup hidung dan meniupkan udara langsung ke mulut, namun hal ini
c. Intubasi
melalui mulutnya.
Hubungannya relawan dengan PMI itu semua orang PMI harus tau cara
pertolongan tentang henti jantung dan harus sigap ketika ada orang henti jantung
di lapang.
B. Rumusan Masalah
masalnya tidak semua orang PMI mahir dalam melakukan bantuan hidup
dasar?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis
a. Terhadap institusi
b. Terhadap peneliti
hidup dasar
2. Manfaat praktis
a. Terhadap responden