Anda di halaman 1dari 44

 PPGD (Pertolongan pertama pada pasien gawat

darurat) adalah serangkaian usaha-usaha /


tindakan pertama yang dapat dilakukan pada
kondisi gawat darurat dengan tujuan
menyelamatkan si pasien dari kecacatan atau
dari kematian.
PENGERTIAN
1. Gawat Darurat
Gawat darurat adalah Suatu keadaan yang terjadinya mendadak mengakibatkan
seseorang atau banyak orang memerlukan penanganan / pertolongan segera
dalam arti pertolongan secara cermat, tepat dan cepat. Apabila tidak
mendapatkan pertolongan semacam itu maka korban akan mati atau cacat /
kehilangan anggota tubuhnya seumur hidup.
2. Penderita Gawat Darurat
Penderita yang mendadak berada dalam keadaan gawat dan terancam nyawanya
atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolongan
secepatnya. Contoh : gawat nafas, gawat jantung, kejang, koma, trauma kepala
dengan penurunan kesadaran.
3. Penderita Gawat Tidak Darurat
Penderita yang memerlukan pertolongan “ segera” tetapi tidak terancam
jiwanya/menimbulkan kecacatan bila tidak mendapatkan pertolongan segera,
misalnya kanker stadium lanjut.
4. Penderita Darurat Tidak Gawat
Penderita akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak mengancam nyawa
dan anggota badannya, misanya luka sayat dangkal.
5. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat
Penderita yang menderita penyakit yang tidak mengancam jiwa/kecacatan,
Misalnya pasien dengan flu, maag dan sebagainya.
Jika mendapat seseorang mengalami suatu
kecelakaan tanpa diketahui bentuk ataupun
penyebabnya, kita dapat menganggap sebagai korban
gawat darurat sampai kita dapat memastikan korban
tidak dalam keadaan tersebut. Penilaian yang tepat
dan cepat dalam penanganan korban merupakan hal
yang harus diperhatikan guna menghindari
timbulnya resiko cacat dan kematian. Sebagai
seseorang yang suka melakukan kegiatan
petualangan di alam bebas jika menemukan korban
dimanapun dan dalam keadaan apapun kita harus
segera memeriksa korban tanpa memindahkan
korban terlebih dahulu. Tetapi apabil kejadian
disekitar membahayakan kita dapat memindahkan
korban pada tempat yang aman dan stabil. Setelah
itu kita persiapkan evaluasi kemuddian kita
serahkan pada tenaga medis.
PENOLONG PERTAMA

 PENOLONG PERTAMA adalah masyarakat


awam yang sudah dibekali pengetahuan teori
dan praktek bagaimana merespon dan
melakukan pertolongan pertama di lokasi
kejadian

 Ingat
1. Kita tidak dapat selalu mengandalkan layanan
kesehatan atau para medik segera tiba dilokasi
kejadian.
2. Alat dan waktu yang kita miliki terbatas
TUJUAN PERTOLONGAN PERTAMA
ADALAH:

1. Menyelamatkan nyawa korban


2. Meringankan penderitaan korban
3. Mencegah cedera/penyakit menjadi lebih
parah dan mencegah dari kecacatan ataupun
dari kematian.
4. Mempertahankan daya tahan korban
5. Mencarikan pertolongan yang lebih lanjut
PRINSIP UTAMA

Prinsip utama PPGD adalah menyelamatkan


pasien dari kematian pada kondisi gawat
darurat.
Kemudian filosofi dalam PPGD adalah ”Time
Saving is Life Saving”, dalam artian bahwa
seluruh tindakan yang dilakukan pada saat
kondisi gawat darurat haruslah benar-benar
efektif dan efisien, karena pada kondisi tersebut
pasien dapat kehilangan nyawa dalam hitungan
menit saja (henti nafas 2-3 menit dapat
mengakibatkan kematian)
 Persiapan pengetahuan PPGD dan perlengkapan
medis merupakan salah satu factor yang dapat
menciptakan kondisi aman dan nyaman. Jadi
dalam melaksanakan kegiatan berpetualang di
alam bebas kita harus mempertimbangkan
terlebih dahulu pengetahuan dan perlengkapan
medis kita sebelum kita melakukan kegiatan
tersebut. Sebagai catatan yang mesti kita
perhatikan ialah resiko-resiko
bahaya/kecelakaan yang terjadi dan jika ini telah
diklasifikasikan kita harus siap dan tanggap
dalam bagaimana kita menanganinya.
Kemampuan dalam menghadapi situasi
bahaya/kecelakaan juga amat diperlukan.
HAL YANG HARUS DI PERHATIKAN
MENJELAJAH ALAM
 Materi
 Fisik

 Mental

 Daya tahan tubuh


1. Kebutuhan Oksigen
2. Kebutuhan Air
3. Kebutuhan elektrolit
4. Suhu lingkungan, dan
5. Makanan
 Obat - obatan
PERALATAN PENANGANAN KEGAWAT
DARURATAN
 Peralatan Penanganan Keadaan Gawat Darurat
 Buku petunjuk mengenai penanganan keadaan darurat
dari medis
 Mitela (pembalut segitiga) minimal 2 buah
 Perban elastis ukuran 2 inchi
 Perban ukuran 5 cm dan 10 cm
 Perban steril dan kapas
 Plester, tensoplant, band vit
 Gunting, pingset, dan pisau kecil
 Lampu senter
 Cotton bad, jarum kecil, peniti
 Sofratur.
( Biasa nya para penjelajah alam bebas menyediakan ini
semua dalam medical kit nya apa bila ingin menjelajah ke
Alam )
DAN ADA JUGA TEKNIK PPGD LAIN NYA
YAITU :

1. Airway with cervical spine control


2. Breathking support
3. Circulation with bleeding control
4. Disability
5. Exposure and environmental control
A. AIRWAY WITH CERVICAL SPINE CONTROL
(MEMBEBASKAN JALAN NAFAS DENGAN
MEMPERHATIKAN KONDISI LEHER)

Pada setiap korban kecelakaan, yang harus kita


perhatikan pertama kali ialah : apakah korban dapat
bernafas atau tidak, karena jalan nafas merupakan tempat
masuknya udara mulai dari mulut atau hidung sampai ke
paru-paru. Seseorang yang mengalami gangguan
pernafasan jika jalan nafasnya mengalami hambatan
.
Untuk korban yang masih dalam keadaan sadar, kita
dapat mengetahui korban tidak mengalami gangguan jika
korban masih dapat bicara. Tapi untuk korban yang tidak
sadar, kita dapat memastikan korban dapat bernafas atau
tidak dengan melihat adanya pergerakan pada dinding
korban atau dengan meletakkan punggung tangan diatas
hidung atau mulut korban atau bisa juga dengan melihat
uap pernafasan pada kaca jam tangan atau cermin.
B. BREATHING SUPPORT
(BANTUAN PERNAFASAN)

kita tahu jalan pernafasan sudah bebas, kita harus memastikan kembali
apakah korban telah bernafas atau belum. Jika sudah bernafas, kita
perlu untuk mempertahankan keadaan tersebut. Tapi jika korban belum
dapat bernafas atau pernafasannya belum optimal (kurang 10x/Menit),
kita perlu memberikan bantuan pernafasan
C. CIRCULATION SUPPORT (BANTUAN
SIRKULASI)
Bantuan sirkulasi dilakukan pada korban yang
mengalami henti jantung yang dapat diketahui
jika kita mendapatkan korban dalam keadaan:
1. tidak sadar
2. henti nafas
3. tidak teraba denyut nadi pada pembuluh
darah besar korban (Syok)
KASUS-KASUS KHUSUS :
Penanganan-penanganan diatas merupakan
suatu penanganan bersifat umum, adapun untuk
kegiatan petualangan di alam bebas, selain ada
juga korban/keadaan yang dapat diklasifikasikan
sebagai penyakit pegunungan (Mountaing
Sickness), antara lain :
ALOGARITMA DASAR PPGD
1. Ada pasien tidak sadar.

2. Pastikan kondisi tempat pertolongan aman bagi pasien dan penolong

3. Beritahukan kepada lingkungan kalau anda akan berusaha menolong.

4. cek kesadaran pasien


lakukan dengan metode AVPU
 A : Alert => Korban sadar, jika tidak sadar lanjut ke poin V
 V : Verbal => cobalah memanggil-manggil korban dengan dengan berbicara
keras di telinga korban disertakan tepukan pada bahu pasien dari tepukan
ringan sampai agak berat. Jika tidak merespon lanjut ke poin P
 P : Pain => cobalah beri rangsang nyeri pada pasien, yang paling mudah
adalah menekan bagian putih dari kuku tangan (di pangkal kuku, selain itu
dapat juga dengan
 U : Unresponsive => setelah diberi rangsang nyeri tapi pasien masih tidak
bereaksi maka pasien berada dalam keadaan unresponsive
5. Call for Help, mintalah bantuan kepada
masyarakat di sekitar untuk menelepon
ambulans dengan memberitahukan :
a) jumlah korban

b) Kesadaran korban (sadar atau tidak sadar)

c) Perkiraan usia dan jenis kelamin

d) Tempat terjadi kegawatan


e) Bebaskan korban dari pakaian di daerah dada
(buka kancing baju bagian atas korban)

6. Atur posisi
posisikan diri di sebelah korban, usahakan
posisi lipatan lutut yang mendekati kepala
sejajar dengan bahu pasien
7. Cek apakah ada tanda-tanda berikut :

• luka-luka dari bagian bawah dagu ke atas


(supra calvicula)
• pasien mengalami tumbukan di berbagai tempat
• mempunyai cedera di tulang belakang bagian
leher

a. jika tidak ada tanda-tanda tersebut maka


lakukanlah Head Tilt and Chin Lift
b. jika ada tanda-tanda tersebut, maka beralihlah
ke bagian atas pasien, jepit kepala pasien dengan
paha, usahakan agar kepalanya tidak bergerak-
gerak lagi (imobilisasi) dan lakukanlah Jaw
Thrust

gerakan ini dilakukan untuk menghindari


adanya cedera lebih lanjut pada tulang belakang
bagian leher korban. Jika ada alat gunakan neck
collar untuk mengfiksasi leher.
8. PASIEN BERNAFAS / TIDAK
Look, Listen, and Feel

Look : Lihat apakah ada gerakan dada (gerakan bernapas), apakah gerakan
tersebut simetris ? (kembang kempis dada)

Listen : Dengarkan apakah ada suara nafas normal, dan apakah ada suara
nafas tambahan yang abnormal (bisa timbul karena ada hambatan sebagian)

Jenis-jenis suara nafas karena hambatan sebagian jalan napas :


 Snoring : suara seperti dengkur, kondisiini menandakan adanya kebuntuan
jalan nafas bagian atas oleh benda padat, jika ada suara ini maka lakukanlah
pengecekan langsung dengan cara cross finger untuk membuka mulut
(menggunakan dua jari yaitu ibu jari dan jari telunjuk kanan yang digunakan
untuk chin lift tadi, ibu jari mendorong rahang atas ke atas, telunjuk menekan
rahang bawah ke bawah). Lihatlah apakah ada benda yang menyangkut di
tenggorokan (contoh, gigi palsu) pindahkan benda tersebut
 Gargling : suara seperti berkumur, kondisi ini terjadi karena ada kebuntuan
yang disebabkan oleh cairan (contoh darah), maka lakukan cross-finger, lalu
lakukanlah finger-sweep (gunakan 2 jari yang telah dibalut dengan kain untuk
”menyapu” rongga mulut dari cairan-cairan)

Feel : Rasakan dengan pipi apakah ada hawa nafas dari korban.
 Jika ternyata pasien masih bernapas, maka
hitunglah berapa frekuensi pernapasan korban
dalam 1 menit (normalnya 12-20 kali permenit).
Dan jika frekuensi nafas normal, pantau terus
kondisi korban dengan tetap melakukan Look
Listen and Feel.

 Jika pasien tidak bernafas berikan bantuan


pernafasan sebanyak 2 kali melalui : mulut ke
mulut, mulut kehidung, dan mulut ke mask.

 Setelah itu, pastikan ada tidak denyut jantung


dengan meraba arteri karotisnya. Dan jika tidak
teraba, maka lakukan PJL (Pijat jantung luar) /
RJP dan nafas buatan dengan perbandingan 30:2
selama 2 menit, dan nilai ulang sirkulasinya :
posisikan tangan seperti gambar di
center of chest (tepat di tengah-
tengah dada)

posisikan tangan seperti


gambar di center of chest (tepat
di tengah-tengah dada
 Jika tidak teraba nadi karotis, maka lakukan
PJL

 Jika nadi karotis teraba, tapi tidak ada nafas


maka berikan bantuan nafas sebanyak 10-12
kali/ menit dan pantau setiap10 detik

 Dan jika sudah terdapat nafas spontan ( mulai


normal ) dan nadi teraba maka letakkan posisi
pasien dengan tetap mempertahankan jalan
nafas.
MEMINDAHKAN KORBAN
Sebisa mungkin, jangan memindahkan korban yang terluka kecuali
ada bahaya api, lalu-lintas, asap beracun atau hal lain yang
membahayakan korban maupun penolong. Sebaiknya berikan
pertolongan pertama di tempat korban berada sambil menunggu
bantuan datang. Jika terpaksa memindahkan korban, perhatikan
hal-hal berikut:

Apabila korban dicurigai menderita cedera tulang belakang, jangan


dipindahkan kecuali memang benar-benar diperlukan.

Tangani korban dengan hati-hati untuk menghindari cedera lebih


parah. Pegang korban erat-erat tapi lembut. Perhatikan bagian
kepala, leher dan tulang belakang terutama jika korban pingsan.

Angkat korban secara perlahan-lahan tanpa merenggutnya.


HIPOTERMIA

Hipotermia adalah suatu keadaan dimana suhu jatuh


kedalam suhu dibawah normal. Penyebab terjadinya
hipotermia antara lain:
1. tubuh terendam dalam suhu dibawah titik beku dimana
kejadian hipotermia akan cepat berlangsung
2. Hipotermia akan berlangsung perlahan bila berada/kontak
lama dalam lingkungan suhu dingin
3. Hipotermia lebih mudah terjadi pada seseorang yang
kelelahan, kelaparan, ketakutan, tubuh basah, terkena angin
dingin, dan kekurangan oksigen pada ketinggian.
Gejala-gelanya :
1. penurunan suhu tubuh dengan tanda-tanda korban, bila
diraba seluruh tubuh terasa dingin dan tampak kelabu dan
kebiru-biruan atau pucat
2. tanda-tanda vital : frekuensi nadi, kuat atau lemahnya
denyut nadi tidak normal, begitu juga suhu tubuh dan
pernafasannya tidak normal dibandingkan orang normal
3. korban dapat mengalami penurunan kesadaran,
mengantuk, mengigau (Linglung) atau tidak sadar.
PENANGANANNYA :

1. yang harus diperhatikan pertama kali adalah


resusitasi ABC, terutama jalan nafas, bila ada henti
jantung atau henti nafas segera lakukan RJP.
2. cegah kehilangan panas, terutama panas tubuh
dengan memindahkan korban dari lingkungan
dingin. Pada penderita hipotermia ringan biasanya
merespon terhadap penghambatan dari luar, dengan
melepaskan baju basah dan dingin. Kemudian
dipakaikan selimut/jaket yang hangat (bisa juga
dengan Sleeping Bag). Dekatkan korban dengan
perapian.
3. berikan korban minuman air gula yang hangat
4. segera evakuasi sambil memonitor kesadaran
umum (kesadaran pernafasan dan denyut jantung)
HIPOGLIKEMI
Hipokligemi adalah keadaan dimana kadar gula dalam darah menjadi
rendah disebabkan kekurangan zat gula termasuk cadangan dalam
tubuh. Keadaan ini bisa terjadi pada korban yang lama tidak makan atau
minum yang mengandung zat gula dalam lingkungan dingin dalam
waktu yang cukup lama dengan gejala-gejala : keringat dingin,
penglihatan menjadi kabur, kehilangan kemampuan untuk bergerak,
kejang, jantung berdebar, cemas, gelisah, bingung bahkan tidak sadar.
Keluhan tersebut akan hilang atau berkurang dengan pemberian zat
gula.
Penanganannya :
1. baringkan korban tanpa bantal
2. jaga jalan nafas, berikan oksigen bila ada oksigen. Jika terjadi henti
jantung dan atau henti nafas lakukan kembali RJP seperti penanganan
keadaan umum.
3. jika korban sadar cepat beri minum atau makanan yang kaya
kandungan glukosa (manis, mengandung zat gula/pati)
4. Korban harus tetap diusahakan dalam keadaan sadar, baik itu dengan
cara dibangunkan ataupun dengan pemberian rangsangan sakit,
hangatkan korban dan secepat mungkin dievakuasi ke instansi kesehatan
terdekat untuk mendapatkan pertolongan selanjutnya.
FROSBITE

Suatu proses penurunan suhu tubuh yang


disebabkan oleh suhu dingin yang menyebabkan
terjadinya kekakuan atau membekunya anggota
tubuh. Gejala-gejala ini dapat kita ketahui pada
ujung-ujung jari dan kaki menjadi dingin dan kaku,
atau pada kuping/telinga kita jika kita merasa begitu
dingin. Frosbite ini biasanya menyerang pada
petualang alam bebas di medan es/gunung es.
Frosbite dibagi menjadi dua golongan :
1. Frosbite permukaan
Biasanya yang terkena hanya kulit dan lapisan
dibawahnya ditandai dengan terasa kerasnya kulit
dan berwarna abu-abu putih, terasa sakit lama-
kelamaan menghilang.
PENANGANANNYA :

a. letakkan bagian yang terkena pada anggota tubuh yang


lain yang hangat tetapi jangan digosok agar tidak terjadi
kematian/kerusakan jaringan.
b. Rendam dengan air hangat, jangan menyentuh tersebut
langsung ke benda panas, api, lampu atau batu panas.
c. Beri makanan dan minuman hangat non alkohol dan
gerakan bagian yang terkena, sebaiknya makanan dan
minuman yang lembut.
2. Frosbite dalam
Yang terkena adalah otot-otot dan tulang ditandai dengan
membesarnya bagian yang terkena dan menjadi kaku dan
mati rasa.
Penanganannya :
Lakukan pencarian seperti pada penanganan frosbite
permukaan lakukan terus menerus dengan berurutan.
DEHIDRASI
Dehidrasi adalah kekurangan cairan yang
disebabkan oleh kekurangan pemasukan cairan atau
pengeluaran cairan yang berlebihan. Keadaan ini
dapat terjadi pada orang-orang yang melakukan
aktivitas berat dalam waktu yang cukup lama tanpa
mengkonsumsi cukup cairan. Dehidrasi juga dapat
terjadi pada orang yang menderita diare. Karena
orang yang terkena diare, cairannya banyak yang
terbuang melalui pencernaan. Bahaya lain dari
dehidrasi adalah terganggunya keseimbangan
elektrolit tubuh dan dapat menjadi penyakit pada
keadaan bahaya lain seperti kram otot. Heat stroke,
syok. Dehidrasi jika dilakukan terus menerus akan
menyebabkan kondisi kematian.

Penanganan : berikan cairan yang cukup


HEAT STROKE

Adalah gangguan pada tubuh yang disebabkan oleh


sengatan panas sebagai akibat kegiatan fisik dilingkungan
suhu fisik di lingkungan suhu panas atau cuaca yang
sangat panas, sehingga timbul gangguan hebat pada
sistem pengaturan suhu tubuh disertai tanda-tanda yang
khas yaitu:
- Kenaikan suhu badan yang tinggi
- Kejang
- Penurunan kesadaran, koma bahkan kematian
Gejala-gejala heatstroke terdiri dari :
Gejala Lanjutan : korban menjadi pasif (malas
berkomunikasi), muntah yang sangat hebat, suhu tubuh
menjadi sangat panas (≥ 45°C), nadi sangat cepat (≥
160x/menit), pernafasan cepat, kejang pada bagian tubuh
tertentu, kulit menjadi merah, panas dan kering.
Gejala Kritis : Syok, kesadaran semakin menurun, pupil
membesar, kejang pada seluruh tubuh.
PENANGANANNYA :
1. jaga jalan nafas tetap bebas, pernafasan tetap baik, (ABC) lakukan
RJP jika perlu
2. kecuali gejala heatstroke secara dini, pindahkan ke tempat yang
teduh, baringkan korban, longgarkan pakaian dan perlengkapannya.
3. apabila tidak ada alat pengukur suhu tubuh, kita dapat
membandingkan suhu tubuh korban dengan suhu tubuh kita sebagai
penolong
4. dinginkan tubuh korban dengan segera sampai suhu tubuh kira-
kira 38.5°C dengan mengompres tengkuk dengan air dingin, dan bila
mungkin diberi cukup air minum
5. keringkan tubuh korban untuk mencegah korban jatuh kedalam
keadaan hipotermia.
6. monitor suhu tubuh setiap 5 menit, jaga korban tetap dalam
keadaan sadar.
Catatan :
Jika Heat stroke ini didiamkan akan menyebabkan mati suri,
keadaan lebih lanjut dari pingsan dimana fungsi pernafasan
menurun dan tidak mencukupi lagi, korban jadi tidak sadar, denyut
nadi tidak teraba, dan pernafasan tidak tampak, pupil mata melebar
dan ada reaksi terhadap penyinaran, muka pucat kebiru-biruan.
TRAUMA OTOT DAN TULANG

LUKA
Dalam melaksanakan kegiatan di alam bebas, luka dalam
jenis trauma yang sering terjadi, baik oleh kekuatan
mekanis, kimiawi, atau sebab-sebab lainnya. Akibat
trauma ini tidak saja dapat mengenai kulit tapi dapat juga
mengenai jaringan-jaringan dibawahnya seperti otot, urat
syaraf, pembuluh darah, tulang, dan organ-organ lainnya.
Jenis-jenis luka yang sering terjadi antara lain :
 Luka Memar
 Luka Lecet
 Luka sayat
 Luka tusuk
 Luka Gigit
 Luka bakar
 1. Luka Memar
Suatu luka tertutup, dimana permukaan kulit tampak
utuh dan terdapat daerah yang bengkak, berwarna biru
kehitaman karena adanya darah dibawah kulit.
Penanganannya :
1. cari penyebabnya
2. jika terletak di daerah anggota gerak, adakah tanda-
tanda patah tulang (kelainan bentuk dibandingkan sisi
sebelahnya, nyeri apabila digerakkan atau bila ditekan).
Jika ada lakukan pemasangan spalk/bodai dengan benar
3. bila terdapat didaerah dada, perut atau pinggang kita
harus berhati-hati akan kemungkinan terdapat kerusakan
organ tubuh didalam rongga dada, rongga perut, dan
pinggang (tindakannya dengan makin dari nol daerah yang
terluka agar tidak menjadi parah dan membahayakan
korban, bila perlu bawa segera ke rumah sakit terdekat)
4. jika tidak terdapat tanda-tanda diatas lakukan
pembalutan tekan dan dapat diberikan obat untuk
penghilang rasa sakit.
2. Luka Lecet
Suatu luka yang ringan dimana hanya sebagian dari permukaan kulit saja yang terkena,
dapat disebabkan oleh suatu gesekan yang terus menerus atau gesekan pada benda yang
keras.
Penanganannya :
Cukup dengan membersihkan dan memberikan obat merah/betadine untuk mencegah kuman,
luka ini biasanya cepat mengering/sembuh.
3. Luka Sayat
Luka sayat, luka yang biasanya disebabkan oleh sayatan benda tajam yang disertai dengan
putusnya salah satu urat otot, bila cukup lebar diperlukan penjahitan pada luka jenis ini.
Yang mesti diperhatikan adalah jangan membubuhi apapun pada luka, jika luka kotor
bersihkan dengan air bersih atau mengalir, segera tutup dengan kasa steril atau kain yang
benar-benar bersih dan bawa ke sarana kesehatan.
Pada luka ini bila terjadi pendarahan yang banyak :
a. Baringkan korban, perhatikan darah yang keluar ke jalan nafas (jika ada luka di daerah
muka atau kepala)
b. Lindungi luka dengan perban tebal dan bersih, balut tekan pada bagian luka
c. Tinggikan bagian yang berdarah untuk mengurangi derasnya darah
d. Singkirkan pakaian yang menghalangi darah, untuk menilai kondisi luka
e. Warna darah yang merah segar atau mengalir deras kadang berdenyut merupakan
pendarahan arteri, sedang yang terbanyak adalah pendarahan dari vena dengan warna
merah gelap dan berasal dari bagian daerah luka untuk pendarahan dari arteri bisa
digunakan tekanan jari pada daerah pangkal dari luka atau dengan mempergunakan torniket
yang diikat selama 1 menit dan kendorkan 5 menit berselang seling, namun tindakan ini
tidak dianjurkan dan tidak dapat dilakukan untuk keadaan yang sangat terpaksa seperti
pendarahan yang hebat dimana pendarahan tidak dapat berhenti dengan balut tekan dan
penekanan arteri penangkal dari luka.
4. Luka Tusuk
Luka akibat tertusuk benda tajam. Jenis luka ini
hampir sama dengan luka sayat dalam cara
penanganan luka. Bedanya jika terjadi pendarahan
pada luka tusuk, jangan mencoba mencabut benda
yang ada/menusuk tubuh karena dapat menimbulkan
luka yang terbuka sehingga akan terjadi infeksi atau
timbul pendarahan, cukup berikan bantalan, perban
atau kain bersih mengelilingi benda tempat yang
terkena tusukan. Pastikan minimalkan tekanan pada
benda yang menusuk. (luka tusukan berupa pecahan
kaca atau benda-benda kecil lainnya).
5. Luka Gigit
Luka yang diakibatkan oleh gigitan ular atau hewan-hewan lainnya. Luka jenis ini walaupun kecil selalu
kita anggap sebagai luka yang kotor dan sangat potensial untuk terjadi infeksi. Untuk kegiatan petualangan
di alam bebas, luka gigitan binatang ini lebih banyak diakibatkan ulah gigitan binatang melata (ular) dan ini
yang mesti kita hindarkan karena sebagian besar bisa biasanya 2 titik tusukan, ada kalanya bekas tusukan
Cuma satu, jika ular yang menyerang dari satu sisi.
Bisa ular terdiri dari 3 macam :
a. Neurotoksik
Racun bagi jaringan syaraf biasanya disertai sesak nafas dan luka gigitannya tidak terasa sakit namun
sangat cepat berbahaya bahkan tanda-tanda tidak begitu jelas.
b. Hemotxil
Racun bagi sel-sel darah bisanya menimbulkan bercak darah di seluruh tubuh, disertai batuk darah, kencing
darah, luka gigitannya terasa nyeri dan membengkak.
c. Kardiotoksik
Racun bagi jantung karena fungsi jantung itu sendiri sangat vital biasanya sangat sulit untuk ditangani,
jenis ini adapun tanda-tandanya luka dari bekas gigitannya berwarna hitam atau kebiru-biruan,
penyebarannya sangat cepat.
Penanganan luka gigitan ular berbisa
Karena akibatnya yang fatal, luka akibat gigitan ular berbisa ini harus segera ditangani. Adapun tindakan
yang paling tepat ialah dengan menginjeksi anti bisa ular (SABU) agar racun (bisa tersebut dapat segera
dinetralkan). Jika SABU tak ada maka hal yang perlu dilakukan adalah :
a. Tenangkan korban
Baringkan korban dan jaga korban tidak banyak melakukan aktifitas, untuk menghindari percepatan
penyebaran racun atau bisa ular dalam tubuh.
b. Pasangkan tornikuet (pita Pengikat) pada daerah yang lebih dekat dengan jantung. Pengikat tidak perlu
terlalu ketat sebab tujuan pengikatan adalah hanya untuk memperlambat peredaran darah atau dalam
darah, dan bukan memberhentikannya, pita pengikat dibuka setiap 5 sampai 10 menit dengan tujuan agar
tidak terjadi kematian jaringan.
c. Mengeluarkan bisa ular dengan melakukan pengisapan pada daerah luka irisan dengan menggunakan alat
pengisap (sangat dianjurkan untuk tidak menghisap dengan mulut, karena apabila ada lubang pada gigi
akan mengakibatkan bisa masuk kedalam tubuh dan meracuni penolong).
TERKILIR
Biasanya korban mengeluh tangan atau kakinya tidak bias digerakkan dan terasa
nyeri, yang harus diperhatikan adalah anggota gerak tersebut harus diistirahatkan
lalu ditempatkan pada posisi yang seharusnya tidak boleh digerakkan, selain itu harus
diperhatikan bagian anggota gerak mana yang terkena, karena bagian yang berbeda
memerlukan penanganan yang berbeda pula.
Pada kejadian terkilir terjadi pergeseran baik sebagian maupun keseluruhan tulang-
tulang pada suatu persendian, pergeseran ini dapat terjadi sementara dan kembali
tanpa dilakukan suatu tindakan atau menetap dan tidak bias kembali tanpa tindakan
tertentu. Seperti pada patah tulang luka ini dapat menimbulkan rasa nyeri yang hebat
karenanya pada luka ini juga harus dijaga agar tidak terlalu banyak gerakan.
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan :
1. Letakkan daerah yang terluka dalam posisi yang nyaman.
Lakukan RICE yaitu :
- R, Rest : Istirahatkan bagian yang luka tidak bergerak atau menahan beban
- I, Immobilisation : jaga daerah yang luka tidak bergerak dengan menggunakan
pembalut elastis, mitella, pembalut gulung kain, handuk atau benda lain yang dapat
menahan gerakan pada persendian.
- C, Compress : kompres daerah yang luka dengan es/air dingin/benda dingin pada
24jam pertama kemudian dengan benda hangat.
- E, Elevation : tinggikan daerah yang terluka.
2. Topang Persendian yang terluka dengan menggunakan mitella atau benda lain.
Kemudian korban dibawa kepusat pelayanan kesehatan.
PATAH TULANG
Patah tulang adalah hilangnya kontuinitas (keseimbangan) tulang. Bila patah
terjadi pada seseorang dapat timbul syok, kecacatan, kematian. Berdasarkan
hubungan dengan dunia luar patah tulang terbagi menjadi patah tulang
terbuka dan patah tulang tertutup. Patah tulang terbuka adalah kulit-kulit
luka adalah kulit-kulit luka ada hubungan antara tulang dengan dunia luar
kemungkinan kuman-kuman masuk melalui luka dan menimbulkan infeksi.
Patah tulang tertutup adalah jika tidak ada hubungan antar tulang dengan
dunia luar (kulit tetap utuh).
Patah tulang dapat disebabkan oleh :
- Kekuatan langsung yaitu oleh benda tumpul atau tajam sehingga patah
tulang terjadi pada tempat yang terkena.
- Kekuatan tidak langsung yaitu jika disebabkan oleh kekuatan awal
diteruskan secara langsung melalui satu atau lebih persendian sehingga patah
tulang terjadi tidak pada tempat terkena.
- Tekanan atau benturan berulang-ulang.
Korban patah tulang biasanya mengeluh terasa nyeri terutama pada bagian
anggota tubuh yang mengalami patah tulang digerakkan atau tampak
kelainan bentuk dari anggota tubuh karena trauma, selain itu juga korban
bisa mengeluh lecet atau memar dan bengkak. Adanya keluhan lain juga
harus ditanyakan dan diperiksa berupa rasa ba’al atau hilangnya kemampuan
untuk bergerak, kulit pucat atau kebiruan pada jari-jari tangan/kaki bahkan
mulut mungkin terjadi hilang kesadaran.
PENANGANAN :
Penanganan korban patah tulang setiap gerakan pada daerah yang
terluka dapat menyebabkan syok dan dapat menimbulkan kerusakan
yang lebih beasar. Oleh karena itu [ada luka terbuka harus
dilakukan penangan agar tidak terjadi gerakan pada daerah patah
tulang, adapun hal yang perlu dilakukan pada korban patah tulang
ialah:
1. Letakkan daerah yang terluka di posisi yang nyaman dengan
sedikit mungkin gerakan
2. Jika ada pendarahan segera atasi dengan balut tekan.
3. Balut bidai dengan papan/dahan kayu/handuk dengan panjang
melebihi dua persendian di atas dan di bawah luka
4. Pasang bidai paling sedikit dua buah pada dua sisi yang melebihi
dua persendian
5. Ikat bidai di tiga tempat atau lebih, sehingga daerah yang luka
dan persendian di atas dan di bawah luka tidak bisa digerakkan
6. Topang daerah yang luka agar tidak bergerak terhadap tubuh
korban dengan mitella atau alat yang lain
7. Persiapkan korban untuk dievakuasi.
10. TRAUMA KEPALA

Trauma kepala yang terjadi di alam bebas dapat


disebabkan oleh jatuhnya benda keras atau jika
terjatuh dan kepala terbentur dengan benda
yang keras. Semua trauma kepala berpotensi
untuk menimbulkan kematian keseriusan cedera
tergantung dari derajat kerusakan otak dan dan
dibandingkan dengan keadaan yang terlihat.
Gejala adanya gangguan pada otak mulai dari
yang ringan seperti pusing, mual, muntah,
sampai yang berat seperti pingsan, timbul
kelumpuhan atau gerakan-gerakan yang tidak
terkendali.
PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA

 Lakukan Pemeriksaan jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi


jantung pengidap. Secara sederhana, teknik disingkat menjadi teknik
ABC, yaituairways, breathing, dan circulation. Jika diperlukan, kamu
bisa memberikan bantuan pernapasan atau CPR.
 Apabila pengidap masih bernapas dan detak jantungnya masih
berada pada kondisi normal, tetapi kehilangan kesadaran, kamu bisa
menstabilkan posisi kepala dan leher menggunakan tangan sebagai
alas. Lebih baik lagi jika menggunakancollar neck. Pastikan posisi
kepala dan lehernya lurus dan hindari gerakan sekecil apa pun.
 Bila terjadi perdarahan, kamu bisa menghentikannya dengan
penekanan kuat pada luka menggunakan kain. Jangan lupa, hindari
gerakan sekecil apa pun, terutama pada bagian kepalanya. Apabila
darah tetap merembes meskipun kamu sudah menutupnya dengan
kain, cari, dan gunakan kain lain untuk merangkap.
 Apabila kamu merasa pengidap mengalami patah tulang pada
bagian tengkorak, hindari memberikan penekanan pada luka
maupun mencoba membersihkan luka. Sebaiknya, tutup langsung
luka dengan pembalut luka yang steril.
 Apabila ternyata pengidap muntah, kamu bisa memiringkan posisi
pengidap, supaya pengidap tidak tersedak muntahnya. Namun,
CATATAN PENTING
Suatu luka dapat menyebabkan kuman yang berada dipermukaan kulit
atau dari luar dapat masuk ke dalam tubuh sehingga menimbulkan
infeksi. Prinsip dalam penanganan luka adalah mengontrol pendarahan
dan mencegah infeksi.perhatikan :

1. Kesadaran ABC bersama pemeriksaan keadaan umum


2. Periksa bagian tubuh yang lain, apakah ada patah tulang, hati-hati
bila ada nyeri atau keluar di daerah leher, pinggang atau perut.
3. Untuk luka di daerah muka dagu harus waspada akan masuknydarah
ke dalam saluran pernafasan
4. Hentikan pendarahan dengan balut tekan pada daerah luka
5. Lakukan penilaian terhadap luka di daerah dada atau perut, harus
hati-hati akan kemungkinan terdapat luka yang lebih parah organ tubuh
yang tidak bisa terlihat
6. Lakukan perawatan sesuai dengan jenis luka
7. Perlu diperhatikan, jangna pegang luka dengan tangan terbuka,
pakailah perban steril/bersih atau tutup dengan kain yang bersih
8. Jangan biarkan luka terbuka (tutup dengan kasa steril atau kain
bersih lainnya)
9. Penanganan luka harus baik (dalam 6-7jam pertama karena bisa
mengurangi resiko infeksi)
10. Setelah keadaan korban stabil, pindahkan korban le daerah yang
lebih aman. Untuk luka di daerah punggung hati-hati kemungkinan
patah tulang di daerah tulang belakang.
CONTOH-CONTOH ALAT PPGD DARURAT
1. Tandu darurat
 Bisa dengan mengunakan 2 batang kayu Lurus
dan Sarung
2. Tali darurat/pengikat
 Bisa mengunakan tali sepatu, tali prusik di tas,
gelang prusik dan kalung dari tali prusik, bisa
dengan akar dan kulit kayu dan ikat pinggang
3. Spalak / alat Bidai
 Bisa mengunakan kayu lurus, papan, karton.

Anda mungkin juga menyukai