Anda di halaman 1dari 68

Materi penyuluhan

PPPGD
(Pertolongan
Pertama Pada
Gawat Darurat)
Muhammad Fadhlillah
Klinik Kartika 0732
Sleman
OVERVIEW
Pertolongan Pertama Gawat Darurat disingkat (PPGD) berfungsi
memberikan pertolongan awal gawat darurat, agar tidak terjadi hal-
hal yang lebih parah. Maka diperlukan pengetahuandan penanganan
medis dasar.

Yang kurang disadari oleh para petualang alam bebas adalah


kecelakaan yang sebenarnya dapat terjadi dimana saja dan kapan saja,
dan pada saat kejadian tersebut belum tentu ada tenaga kesehatan
disekitar tempat kejadian.

Oleh karena itu untuk berpetualang di alam bebas amat perlu


pengetahuan tentang penanganan gawat darurat pada kegiatan di alam
bebas tersebut.
APA YANG HARUS KITA SIAPKAN?
Bentuk pertolongan adalah Bantuan Hidup Dasar dan
mempertahankan nyawa dengan melakukan Pertolongan
Pertama secepatnya setelah kejadian

Pertolongan pada gawat darurat dilakukan pada fase pra


rumah sakit dan fase rumah sakit

Hal-hal apa yang perlu kita siapkan?

Akses komunikasi, pelayanan pra RS, dan para penolong


(sesuai kualifikasi ?)
HAL-HAL YANG DILAKUKAN OLEH
TENAGA TERLATIH :
Menilai penderita

Menstabilkan keadaan penderita

Imobilisasi bila diperlukan

Transportasi bila perlu

Merujuk penderita

• “Apapun upaya yang anda lakukan untuk memberi


pertolongan, jangan sampai keadaan korban menjadi lebih
buruk.”
Pelaku Pertolongan Pertama
Penolong adalah orang yang
adalah penolong yang pertama
sudah memiliki sertifikasi atau Menjaga keselamatan diri, tim,
kali tiba di tempat kejadian,
pelatihan khusus diharapkan orang sekitar dan penderita
yang memiliki kemampuan
mampu:
medis dasar.

Dapat mengenali dan mengatasi


Dapat menjangkau penderita Meminta bantuan/rujukan
masalah yang mengancam jiwa

Memberikan pertolongan
dengan cepat dan tepat
berdasarkan keadaan korban
KEWAJIBAN PELAKU
PERTOLONGAN PERTAMA
Membantu pelaku pertolongan yang lain
Ikut menjaga kerahaisaan medis
Melakukan komunikasi dengan petugas lain yang terlibat
Mempersiapkan penderita untuk ditransportasi
Apa yang harus disiapkan kita sebagai penolong:
Jujur dan bertanggungjawab
Berlaku profesional
Kematangan emosi
Kemampuan bersosialisasi
Kemampuannya nyata terukur (bersertifikat)
Kondisi fisik yang baik
Mempunyai rasa bangga
PERALATAN DASAR
Peralatan penanganan gadar / Tas ransel khusus/ kotak emergency kit berisi:
Apd level 1
Mitela (pembalut segitiga) minimal 2 buah
Bidai
Cairan pembersih luka eg povidin iodin, alcohol 70%
- Perban steril
- Plester perekat,
- Gunting/ pinset/ pisau kecil emergensi
Lampu senter
Cotton bad, jarum kecil, peniti
- pembalut
dragbar/ tandu darurat
Oksigen darurat
Plastik
Kapas
CONTOH-CONTOH ALAT PPGD
DARURAT
1. Tandu darurat
 Bisa dengan mengunakan 2 batang kayu Lurus dan Sarung
2. Tali darurat/pengikat
 Bisa mengunakan tali sepatu, tali prusik di tas, gelang
prusik dan kalung dari tali prusik, bisa dengan akar dan
kulit kayu dan ikat pinggang
3. Spalak / alat Bidai
 Bisa mengunakan kayu lurus, besi di punggung Cariel
( Tulang Cariel )
Peralatan pemindahan penderita :
1. Tandu beroda
2. Tandu lipat
3. Tandu scoop
4. Tandu kursi
5. Tandu basket
6. Tandu selimut
7. Papan spinal

Selesai
PENANGANAN KEADAAN GAWAT
DARURAT
Teknik penganan dalam keadaan gawat darurat sangat
menentukan keberhasilan.

Contoh kasus: apa bedanya gawat vs darurat?


1. Keadaan gawat tetapi tidak darurat, dimana korban
memerlukan penanganan tepat dan baik tetapi penanganan
tidak perlu saat itu juga
Misalnya: luka memar (kontusio hematoma) akibat paparan
benda keras.

2. Keadaan darurat, dimana korban memerlukan penanganan


segera walaupun tidak terlalu membahayakan
Misalnya: demam, dehidrasi ringan, fatigue dll

3. Keadaan gawat darurat, yaitu korban yang memerlukan


penanganan yang baik dan tepat dengan segera
Misalnya: hipotermia -> akibat keadaan dimana suhu tubuh
jatuh kedalam suhu dibawah normal.
What should we do?
CARI BANTUAN !
USAHAKAN MEMBERI PERTOLONGAN MIN. 2 ORANG
PENOLONG!

1. Amankan Situasi dan lingkungan sekitar kejadian.


Tujuannya :
Agar keadaan terkendali dan bisa mendapatkan respon yang maksimal
dari para anggota kelompok kegiatan dalam waktu singkat. Pemimpin
kelompok harus segera mengatur keadaan dan membagikan tugas
kepada para anggota.

2. Dekati Korban dengan hati-hati.


Tujuannya :
Untuk menghindari keadaan yang lebih buruk dan menjaga agar anggota
yang lain tetap aman, korban harus didekati dengan cepat tetapi hati-
hati, penting sekali untuk menjaga korban dari luka yang lebih berat.
3. Lakukan Pertolongan pertama.
Tujuannya :
Untuk menghindarkan korban dari keadaan yang dapat mengancam
kehidupan. Teknik ABC sangat menentukan keberhasilan. Pertolongan
pertama merupakan hal yang terpenting. Misalnya bila korban berada
pada tempat yang berbahaya, pindahkan korban ke tempat yang lebih
aman, periksa keadaan korban, paling tidak melihat korban bernafas atau
tidak, ada denyut nadi atau tidak. Ada pendarahan atau tidak, dan yang
pasti kita jangan Cuma diam, atasi keadaan tersebut.

4. Lindungi Korban.
Tujuannya :
Untuk mengurangi tekanan baik fisik maupun mental pada korban.
apapun jenis cederanyanya, korban memerlukan perlindungan dari panas
dan dingin. Apabila korban tidak mengenal kita, kita harus menjelaskan
siapa dan apa yang kita lakukan (bila korban dalam keadaan sadar).
5. Tentukan apakah ada cedera atau luka lainnya.
Tujuannya :
Untuk mengetahui semua cedera yang terjadi baik cedera
ringan ataupun berat. Hal ini dapat dilakukan setelah kita
menangani keadaan ancaman jiwa.

6. Tentukan apa yang harus dikerjakan.


Tujuannya :
Untuk menstabilkan aktivitas, sehingga dapat dilakukan
perawatan maksimal secara bertahap, ini dilakukan setelah
selesai tindakan-tindakan diatas. Kemudian merencanakan
tindakan selanjutnya dan evakuasi cedera korban, kondisi
korban, mental korban, cuaca dan lokasi kegiatan dan
transportasi yang ada.
7. Laksanakan apa yang telah direncanakan.
Tujuannya :
Untuk menyelesaikan perawatan korban dan memastikan
keselamatan baik korban maupun anggota lainnya,
setelah dievakuasi menyeluruh dari situasi keadaan
kecelakaan, anggota yang lain disiapkan untuk
melaksanakan rencana yang telah disusun. Jika korban
untuk melakukan evakuasi seorang diri, diperlukan
pemeriksaan dan observasi lebih lanjut pada korban.
CASE 1
 Kamu dan tim pramuka sedang melakukan latihan
survival di hutan, tiba tiba kamu berpapasan dengan
seorang kakek membawa rumput, tiba tiba kalian melihat
kakek tersebut, jatuh terpeleset saat berjala dan keluar
cairan merah dari lutut kanannya.
Apa yang harus dilakukan?
PERDARAHAN DAN SYOK
 Terjadi akibat rusaknya dinding pembuluh
darah yang dapat disebabkan oleh ruda paksa
( trauma ) atau penyakit.

 Klasifikasi sumber perdarahan / Golongan


Perdarahan: apakah itu dari pembuluh darah
arteri atau vena?

 Jenis perdarahan: luar vs dalam?


PENANGANAN
Perlindungan terhadap Infeksi:

1. Gunakan APD

2. Jangan menyentuh mulut, hidung, mata, makanan makanan sewaktu


memberi perawatan.
Buang bahan yang telah ternoda.

B.Mengendalikan Perdarahan Luar :

1.Tekan Langsung ( 5 – 15 menit )

2.Elevasi ( dilakukan bersamaan tekan langsung )

3.Tekan pada titik tekan.


1. Pada perdarahan besar :
a. Tutup langsung luka
b. Pertahankan dan tekan cukup kuat.
c. Rawat luka setelah perdarahan terkendali.

2. Pada Perdarahan Gunakan tekanan Tekan sampai Jangan melepas


ringan atau langsung dengan perdarahan penutup luka atau
terkendali penutup luka terkendali balutan pertama.
Perdarahan dalam / curiga ada
perdarahan dalam :
1.Baringkan & Istirahatkan penderita
2.Buka jalan nafas & pertahankan
3.Perawatan Syok jika ada
4.Periksa berkala pernapasan & denyut
nadi
5.Jangan beri makan & minum
6.Rawat cedera lain
7.Beri O2 & Rujuk
Dimana Sistem peredaran darah ( Sirkulasi )
gagal mengirimkan darah yang mengandung
oksigen dan bahan nutrisi ke organ vital.

1. Kegagalan jantung memompa darah


2. kehilangan darah dalam jumlah besar
3. Pelebaran pembuluh darah yang luas.
4. Kekurangan cairan tubuh.
a. Pernafasan : cepat dan dangkal
b. Nadi : Cepat dan lemah
c. Kulit : Pucat,dingin & lembab
d. Wajah : Pucat, sianosis pada bibir, lidah
dan cuping telinga.
e. Mata : Pandangan hampa, pupil melebar.

a. Mual & mungkin muntah


b. Haus
c. Lemah
d. Pusing
e. Gelisah & takut mati
1. Bawa penderita ketempat teduh & aman
2. Tidurkan telentang, tungkai ditinggikan 20 – 30 cm
3. Pakaian dilonggarkan
4. Beri selimut
5. Tenangkan penderita
6. Pastikan jalan nafas & Pernafasan baik
7. Kontrol perdarahan & rawat cedera lainnya
8. Beri Oksigen sesuai protokol
9. Jangan beri makan & minum
10.Periksa berkala tanda vital
11.Rujuk ke fasilitas kesehatan.
KASUS-KASUS KHUSUS :
Penanganan-penanganan diatas merupakan suatu
penanganan bersifat umum, adapun untuk kegiatan
petualangan di alam bebas, selain ada juga
korban/keadaan yang dapat diklasifikasikan sebagai
penyakit pegunungan (Mountaing Sickness), antara lain :
HIPOTERMIA
Hipotermia adalah suatu keadaan dimana suhu jatuh kedalam suhu dibawah normal. Penyebab
terjadinya hipotermia antara lain:

1. tubuh terendam dalam suhu dibawah titik beku dimana kejadian hipotermia akan cepat berlangsung
2. Hipotermia akan berlangsung perlahan bila berada/kontak lama dalam lingkungan suhu dingin
3. Hipotermia lebih mudah terjadi pada seseorang yang kelelahan, kelaparan, ketakutan, tubuh basah,
terkena angin dingin, dan kekurangan oksigen pada ketinggian.

Gejala-gelanya :
1. penurunan suhu tubuh dengan tanda-tanda korban, bila diraba seluruh tubuh terasa dingin dan
tampak kelabu dan kebiru-biruan atau pucat
2. tanda-tanda vital : frekuensi nadi, kuat atau lemahnya denyut nadi tidak normal, begitu juga suhu
tubuh dan pernafasannya tidak normal dibandingkan orang normal
3. korban dapat mengalami penurunan kesadaran, mengantuk, mengigau (Linglung) atau tidak sadar.
PENANGANANNYA :

1. yang harus diperhatikan pertama kali adalah resusitasi


ABC, terutama jalan nafas, bila ada henti jantung atau henti
nafas segera lakukan RJP.
2. cegah kehilangan panas, terutama panas tubuh dengan
memindahkan korban dari lingkungan dingin. Pada penderita
hipotermia ringan biasanya merespon terhadap
penghambatan dari luar, dengan melepaskan baju basah dan
dingin. Kemudian dipakaikan selimut/jaket yang hangat (bisa
juga dengan Sleeping Bag). Dekatkan korban dengan
perapian.
3. berikan korban minuman air gula yang hangat
4. segera evakuasi sambil memonitor kesadaran umum
(kesadaran pernafasan dan denyut jantung)
HIPOGLIKEMI

-Hipokligemi adalah keadaan dimana kadar gula dalam darah menjadi rendah disebabkan
kekurangan zat gula termasuk cadangan dalam tubuh. Keadaan ini bisa terjadi pada
korban yang lama tidak makan atau minum yang mengandung zat gula dalam
lingkungan dingin dalam waktu yang cukup lama dengan gejala-gejala : keringat
dingin, penglihatan menjadi kabur, kehilangan kemampuan untuk bergerak, kejang,
jantung berdebar, cemas, gelisah, bingung bahkan tidak sadar.
Keluhan tersebut akan hilang atau berkurang dengan pemberian zat gula.
Penanganannya :
1. baringkan korban tanpa bantal
2. jaga jalan nafas, berikan oksigen bila ada oksigen. Jika terjadi henti jantung dan
atau henti nafas lakukan kembali RJP seperti penanganan keadaan umum.
3. jika korban sadar cepat beri minum atau makanan yang kaya kandungan glukosa
(manis, mengandung zat gula/pati)
4. Korban harus tetap diusahakan dalam keadaan sadar, baik itu dengan cara
dibangunkan ataupun dengan pemberian rangsangan sakit, hangatkan korban dan
secepat mungkin dievakuasi ke instansi kesehatan terdekat untuk mendapatkan
pertolongan selanjutnya.
FROSBITE

Suatu proses penurunan suhu tubuh yang disebabkan oleh suhu dingin
yang menyebabkan terjadinya kekakuan atau membekunya anggota tubuh.
Gejala-gejala ini dapat kita ketahui pada ujung-ujung jari dan kaki
menjadi dingin dan kaku, atau pada kuping/telinga kita jika kita merasa
begitu dingin.

Frosbite ini biasanya menyerang pada petualang alam bebas di medan


es/gunung es.
PENANGANANNYA :

Frosbite dibagi menjadi dua golongan :


1. Frosbite permukaan 
Biasanya yang terkena hanya kulit dan lapisan dibawahnya ditandai dengan terasa kerasnya kulit
dan berwarna abu-abu putih, terasa sakit lama-kelamaan menghilang.
a. letakkan bagian yang terkena pada anggota tubuh yang lain yang hangat tetapi jangan digosok
agar tidak terjadi kematian/kerusakan jaringan.
b. Rendam dengan air hangat, jangan menyentuh tersebut langsung ke benda panas, api, lampu
atau batu panas.
c. Beri makanan dan minuman hangat non alkohol dan gerakan bagian yang terkena, sebaiknya
makanan dan minuman yang lembut.

2. Frosbite dalam
Yang terkena adalah otot-otot dan tulang ditandai dengan membesarnya bagian yang terkena dan
menjadi kaku dan mati rasa.
Penanganannya :
Lakukan pencarian seperti pada penanganan frosbite permukaan lakukan terus menerus dengan
berurutan.
DEHIDRASI

Dehidrasi adalah kekurangan cairan yang disebabkan oleh kekurangan pemasukan cairan atau
pengeluaran cairan yang berlebihan. Keadaan ini dapat terjadi pada orang-orang yang
melakukan aktivitas berat dalam waktu yang cukup lama tanpa mengkonsumsi cukup cairan.

Bahaya lain dari dehidrasi adalah terganggunya keseimbangan elektrolit tubuh dan dapat
menjadi penyakit pada keadaan bahaya lain seperti kram otot. Heat stroke, syok. Dehidrasi jika
dilakukan terus menerus akan menyebabkan kondisi kematian.

Penanganan : berikan cairan yang cukup


HEAT STROKE

- Kenaikan suhu badan yang tinggi


- Kejang Adalah gangguan pada tubuh yang
- Penurunan kesadaran, koma bahkan kematian disebabkan oleh sengatan panas sebagai
akibat kegiatan fisik dilingkungan suhu
• Gejala-gejala heatstroke terdiri dari : fisik di lingkungan suhu panas atau
Gejala Lanjutan : korban menjadi pasif (malas berkomunikasi), cuaca yang sangat panas, sehingga
muntah yang sangat hebat, suhu tubuh menjadi sangat panas (≥
45°C), nadi sangat cepat (≥ 160x/menit), pernafasan cepat, timbul gangguan hebat pada sistem
kejang pada bagian tubuh tertentu, kulit menjadi merah, panas pengaturan suhu tubuh disertai tanda-
dan kering. tanda yang khas yaitu:
Gejala Kritis : Syok, kesadaran semakin menurun, pupil
membesar, kejang pada seluruh tubuh.
PENANGANANNYA : 
2. pindahkan ke tempat yang
Jaga jalan nafas tetap bebas,
teduh, baringkan korban,
pernafasan tetap baik, (ABC)
longgarkan pakaian dan
lakukan RJP jika perlu
perlengkapannya.

3. apabila tidak ada alat


4. dinginkan tubuh korban
pengukur suhu tubuh, kita dapat
dengan dengan mengompres
membandingkan suhu tubuh
dan bila mungkin diberi cukup
korban dengan suhu tubuh kita
air minum
sebagai penolong

5. keringkan tubuh korban 6. monitor suhu tubuh setiap 5


untuk mencegah korban jatuh menit, jaga korban tetap dalam
kedalam keadaan hipotermia. keadaan sadar.
TRAUMA OTOT DAN TULANG

Dalam melaksanakan
kegiatan di alam bebas, luka
dalam jenis trauma yang
sering terjadi, baik oleh
kekuatan mekanis, kimiawi,
atau sebab-sebab lainnya.

Akibat trauma ini tidak saja


dapat mengenai kulit tapi
dapat juga mengenai
jaringan-jaringan
dibawahnya seperti otot, urat
syaraf, pembuluh darah,
tulang, dan organ-organ
lainnya.
1.Luka Terbuka
2.Luka Tertutup

1. Luka Lecet
2. Luka sayat / iris
3. Luka Robek
4. Luka Tusuk
5. Avulsi ( sobek )
6. Amputasi
- Luka Lecet
Suatu luka yang ringan dimana hanya sebagian dari permukaan kulit saja yang
terkena, dapat disebabkan oleh suatu gesekan yang terus menerus atau gesekan pada
benda yang keras.

Penanganannya :
Cukup dengan membersihkan dan memberikan cairan antiseptik untuk mencegah
kuman, luka ini biasanya cepat mengering/sembuh.

- Luka Tusuk
Luka akibat tertusuk benda tajam. Jenis luka ini hampir sama dengan luka sayat
dalam cara penanganan luka. Bedanya jika terjadi pendarahan pada luka tusuk,

jangan mencoba mencabut benda yang ada/menusuk tubuh karena dapat


menimbulkan luka yang terbuka sehingga akan terjadi infeksi atau timbul
pendarahan, buat bantalan lilitan ujung perban ke jari membuat lingkaran, buatlah
lilitan melingkar disetiap ujungnya keatas dan kebawah, letakkan diatas tempat yang
terkena tusukan (luka tusukan berupa pecahan kaca atau benda-benda kecil lainnya).
 - Luka Sayat

Pada luka ini bila terjadi pendarahan yang banyak :


a. Baringkan korban, perhatikan darah yang keluar ke jalan nafas (jika ada
luka di daerah muka atau kepala)
b. Lindungi luka dengan perban tebal dan bersih, balut tekan pada bagian
luka
c. Tinggikan bagian luka
d. Singkirkan pakaian yang menghalangi darah, untuk menilai kondisi luka
e. Warna darah yang merah segar atau mengalir deras kadang berdenyut
merupakan pendarahan arteri, sedang yang terbanyak adalah pendarahan
dari vena dengan warna merah gelap dan berasal dari bagian daerah luka
untuk pendarahan dari arteri bisa digunakan tekanan jari pada daerah
pangkal dari luka atau dengan menggunakan torniket yang diikat selama 1
menit dan kendorkan 5 menit berselang seling, namun tindakan ini tidak
dianjurkan dan tidak dapat dilakukan untuk keadaan yang sangat terpaksa
seperti pendarahan yang hebat dimana pendarahan tidak dapat berhenti
dengan balut tekan dan penekanan arteri penangkal dari luka.
 Luka Gigit
Luka yang diakibatkan oleh gigitan ular atau hewan-
hewan lainnya. Luka jenis ini walaupun kecil selalu kita
anggap sebagai luka yang kotor dan sangat potensial
untuk terjadi infeksi.
 Untuk kegiatan petualangan di alam bebas, luka gigitan
binatang ini lebih banyak diakibatkan ulah gigitan
binatang melata (ular) dan ini yang mesti kita hindarkan
karena sebagian besar bisa biasanya 2 titik tusukan, ada
kalanya bekas tusukan Cuma satu, jika ular yang
menyerang dari satu sisi.
Penanganan luka gigitan ular berbisa
Karena akibatnya yang fatal, luka akibat gigitan ular berbisa ini harus segera
ditangani. Adapun tindakan yang paling tepat ialah dengan menginjeksi anti bisa
ular (SABU) agar racun (bisa tersebut dapat segera dinetralkan). Jika SABU tak ada
maka hal yang perlu dilakukan adalah :

a. Tenangkan korban
Baringkan korban dan jaga korban tidak banyak melakukan aktifitas, untuk
menghindari percepatan penyebaran racun atau bisa ular dalam tubuh.
b. Pasangkan tornikuet (pita Pengikat) pada daerah yang lebih dekat dengan jantung.
Pengikat tidak perlu terlalu ketat sebab tujuan pengikatan adalah hanya untuk
memperlambat peredaran darah atau dalam darah, dan bukan memberhentikannya,
pita pengikat dibuka setiap 5 sampai 10 menit dengan tujuan agar tidak terjadi
kematian jaringan.
c. Mengeluarkan bisa ular dengan melakukan pengisapan pada daerah luka irisan
dengan menggunakan alat pengisap (sangat dianjurkan untuk tidak menghisap
dengan mulut, karena apabila ada lubang pada gigi akan mengakibatkan bisa masuk
kedalam tubuh dan meracuni penolong).
1.Memar
2.Cedera karena
himpitan
3.Cedera remuk
Penanganan Terkilir :
Prinsip RICE (Rest, immobilitation, compress, elevation):
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan :
1. R, Rest : Istirahatkan bagian yang luka tidak
bergerak atau menahan beban
2. Immobilisation : jaga daerah yang luka tidak
bergerak dengan menggunakan pembalut elastis,
mitella, pembalut gulung kain, handuk atau benda
lain yang dapat menahan gerakan pada
persendian.
3. Compress : kompres daerah yang luka dengan
es/air dingin/benda dingin pada 24jam pertama
kemudian dengan benda hangat.
4. Elevation : tinggikan daerah yang terluka.
5. Topang Persendian yang terluka dengan
menggunakan mitella atau benda lain. Kemudian
korban dibawa kepusat pelayanan kesehatan
Adalah : bahan yang diletakkan tepat
diatas luka.
Jenis : 1. Penutup luka oklusif ( kedap )
2. Penutup luka tebal
Fungsi : 1. Membantu mengendalikan
darah
2. Mencegah kontaminasi
3. Mempercepat penyembuhan
4. Mengurangi nyeri
Bahan yang digunakan untuk mempertahankan
penutup luka.

Penekanan untuk
mempertahankan Menjadi penopang
membantu
penutup luka pada untuk bagian tubuh
menghentikan
tempatnya. yang cedera.
perdarahan.
Pembalut Pembalut
Pembalut Pembalut
segitiga tabung /
pita / gulung penekan
( mitella ) tubuler
1.Penutup luka harus meliputi permukaan
luka
2.Upayakan permukaan luka bersih
sebelum ditutup kecuali terjadi
peradarahan.
3.Pemasangan penutup luka dilakukan
sedemikian rupa sehingga luka tidak
terkontaminasi.
Pembalut dipasang setelah perdarahan terhenti.

Ikatan jangan terlalu kendor atau kencang

Ujung pembalut jangan terurai

Daerah yang dibalut harus lebih luas dari luka

Jangan menutup ujung jari kecuali ada luka

Khusus anggota gerak pembalutan dilakukan dari bawah ke atas (arah jantung)

Pembalutan dilakukan pada posisi yang diinginkan


1. Pastikan daerah luka terlihat
2. Bersihkan daerah sekitar luka
3. Kontrol perdarahan bila ada
4. Cegah kontaminasi lanjut
5. Beri penutup luka dan balut
6. Baringkan penderita bila kehilangan banyak darah
dan lukanya cukup parah
7. Tenangkan penderita
8. Atasi syok bila ada
9. Rujuk kefasilitas kesehatan.
Khusus memar dapat dilakukan sbb :
1. Istirahatkan anggota gerak
2. Beri kompres dingin
3. Balut tekan
4. Tinggikan anggota gerak tersebut
Cedera Alat Gerak
Secara umum cedera pada alat gerak
dapat berupa :
1. Patah tulang
2. Cerai sendi / dislokasi
3. Terkilir otot / Strain
4. Terkilir sendi / Sprain
TRAUMA OTAK

- Trauma otak (dulu cedera kepala) yang terjadi di alam bebas dapat
disebabkan oleh jatuhnya benda keras atau jika terjatuh dan kepala terbentur
dengan benda yang keras.

Semua trauma kepala berpotensi untuk menimbulkan kematian keseriusan


cedera tergantung dari derajat kerusakan otak dan dan dibandingkan dengan
keadaan yang terlihat.

-Gejala adanya gangguan pada otak mulai dari yang ringan seperti pusing,
mual, muntah, sampai yang berat seperti pingsan, timbul kelumpuhan atau
gerakan-gerakan yang tidak terkendali.
Terputusnya jaringan tulang , baik seluruhnya atau
hanya sebagian saja.

Penyebab :
Terjadinya gaya yang
melampaui batas elastisitas
jaringan tulang sehingga
jaringan tulang rusak.

Cedera dapat terjadi :


1. Gaya langsung
2. Gaya tidak langsung
3. Gaya puntir
Gejala dan tanda :
terjadi perubahan bentuk
Daerah yang patah nyeri & kaku saat ditekan
Bengkak disertai memar
Terjadi gangguan fungsi gerak
Terdengar suara berderik
Mungkin terlihat bagian yang patah

Jenis patah tulang :


1. Patah Tulang tertutup
2. Patah Tulang terbuka
Patah tulang tertutup

Patah tulang terbuka


Upaya untuk menstabilkan dan mengistirahatkan
(imobilisasi) bagian yang cedera.
Tujuan :
Mencegah pergerakan
Mengurangi terjadinya cedera baru
Mengistirahatkan anggota yang patah
mengurangi rasa nyeri
Mempercepat penyembuhan
Macam bidai :

1.Bidai keras
2.Bidai Traksi
3.Bidai improvisasi
4.Gendongan / belat & bebat
BIDAI KERAS
BIDAI YANG DAPAT DIBENTUK
BIDAI TRAKSI
KETENTUAN UMUM PEMBIDAIAN
Walau membidai dengan alat atau cara apapun ada ketentuan
yang berlaku pada semua pembidaian.
1. Sedapat mungkin informasikan rencana tindakan kepada
penderita
2. Paparkan seluruh bagian yang cedera dan rawat perdarahan
bila ada
3. Selalu buka atau bebaskan pakaian pada daerah sendi
sebelum membidai. Buka perhiasan di daerah patah atau di
bagian distal
4. Nilai sirkulasi
KETENTUAN UMUM PEMBIDAIAN

Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah.


Ukur bidai pada anggota badan yang sehat
Bila cedera pada sendi, bidai kedua tulang yang
mengapit sendi tersebut. Upayakan juga membidai
sendi distalnya.
KETENTUAN UMUM PEMBIDAIAN
Lapisi bidai dengan bahan yang lunak, bila memungkinkan.
Isilah bagian yang kosong antara tubuh dengan bidai dengan
bahan pelapis.
Ikatan jangan terlalu keras dan jangan terlalu longgar.
Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sendi yang banyak
bergerak, kemudian sendi atas dari tulang yang patah.
Selesai dilakukan pembidaian,dilakukan pemeriksaan gerakan
dan sirkulasi
Bila dianggap perlu penolong harus memindahkan
Penderita maka harus diperhatikan :

1. Jangan membuat cedera lebih lanjut pada


penderita.
2. Hindari cedera pada penolong.

MEKANIKA TUBUH

Menggunakan gerakan tubuh penolong yang


baik dan benar untuk memudahkan pengangkatan
Dalam pemindahan penderita.
PRINSIP DASAR PEMINDAHAN PENDERITA
1. Jangan dilakukan jika tidak mutlak perlu.
2. Lakukan sesuai dengan teknik yang baik dan benar
3. Kondisi fisik penolong baik dan terlatih

BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN


DALAM MENGANGKAT PENDERITA
4. Nilai kesulitan yang akan terjadi pada saat proses
pemindahan dan pengangkatan berlangsung.
2. Rencanakan pergerakan sebelum mengangkat penderita
3. Jangan coba mengangkat / menurunkan jika tidak yakin
4. Gunakan otot tungkai untuk mngangkat
5. Jaga keseimbangan
6. Pindahkan penderita dg beban serapat mungkin dg tubuh
Penolong.
7. Lakukan gerakan secara menyeluruh agar tubuh saling menopang
secara vertikal.
8. Bila dapat kurangi jarak / ketinggian yg harus dilalui
9. Perbaiki posisi & angkat secara bertahap.
Berdasarkan pertanyaan yang mungkin terjadi pada
saat memindahkan penderita :

a. Kapan saatnya penderita dipindahkan ?


b. Apakah penilaan dan pemeriksaan harus selesai
sebelum pemindahan ?
c. Berapa lamakah tulang belakang harus dijaga
(stabilisasi manual ) ?
Macam Pemindahan Penderita

1. Pemidahan Darurat
- Menarik kemeja penderita
- Menarik dengan selimut
- Menarik dengan kain
- Menarik dari ketiak / lengan

2. Pemindahan Biasa
- Teknik angkat langsung (2-3 penolong )
- Teknik angkat anggota gerak
Salah satu teknik evakuasi dengan 1 penolong

Salah satu teknik evakuasi dengan >1 penolong

Anda mungkin juga menyukai