PPPGD
(Pertolongan
Pertama Pada
Gawat Darurat)
Muhammad Fadhlillah
Klinik Kartika 0732
Sleman
OVERVIEW
Pertolongan Pertama Gawat Darurat disingkat (PPGD) berfungsi
memberikan pertolongan awal gawat darurat, agar tidak terjadi hal-
hal yang lebih parah. Maka diperlukan pengetahuandan penanganan
medis dasar.
Merujuk penderita
Memberikan pertolongan
dengan cepat dan tepat
berdasarkan keadaan korban
KEWAJIBAN PELAKU
PERTOLONGAN PERTAMA
Membantu pelaku pertolongan yang lain
Ikut menjaga kerahaisaan medis
Melakukan komunikasi dengan petugas lain yang terlibat
Mempersiapkan penderita untuk ditransportasi
Apa yang harus disiapkan kita sebagai penolong:
Jujur dan bertanggungjawab
Berlaku profesional
Kematangan emosi
Kemampuan bersosialisasi
Kemampuannya nyata terukur (bersertifikat)
Kondisi fisik yang baik
Mempunyai rasa bangga
PERALATAN DASAR
Peralatan penanganan gadar / Tas ransel khusus/ kotak emergency kit berisi:
Apd level 1
Mitela (pembalut segitiga) minimal 2 buah
Bidai
Cairan pembersih luka eg povidin iodin, alcohol 70%
- Perban steril
- Plester perekat,
- Gunting/ pinset/ pisau kecil emergensi
Lampu senter
Cotton bad, jarum kecil, peniti
- pembalut
dragbar/ tandu darurat
Oksigen darurat
Plastik
Kapas
CONTOH-CONTOH ALAT PPGD
DARURAT
1. Tandu darurat
Bisa dengan mengunakan 2 batang kayu Lurus dan Sarung
2. Tali darurat/pengikat
Bisa mengunakan tali sepatu, tali prusik di tas, gelang
prusik dan kalung dari tali prusik, bisa dengan akar dan
kulit kayu dan ikat pinggang
3. Spalak / alat Bidai
Bisa mengunakan kayu lurus, besi di punggung Cariel
( Tulang Cariel )
Peralatan pemindahan penderita :
1. Tandu beroda
2. Tandu lipat
3. Tandu scoop
4. Tandu kursi
5. Tandu basket
6. Tandu selimut
7. Papan spinal
Selesai
PENANGANAN KEADAAN GAWAT
DARURAT
Teknik penganan dalam keadaan gawat darurat sangat
menentukan keberhasilan.
4. Lindungi Korban.
Tujuannya :
Untuk mengurangi tekanan baik fisik maupun mental pada korban.
apapun jenis cederanyanya, korban memerlukan perlindungan dari panas
dan dingin. Apabila korban tidak mengenal kita, kita harus menjelaskan
siapa dan apa yang kita lakukan (bila korban dalam keadaan sadar).
5. Tentukan apakah ada cedera atau luka lainnya.
Tujuannya :
Untuk mengetahui semua cedera yang terjadi baik cedera
ringan ataupun berat. Hal ini dapat dilakukan setelah kita
menangani keadaan ancaman jiwa.
1. Gunakan APD
1. tubuh terendam dalam suhu dibawah titik beku dimana kejadian hipotermia akan cepat berlangsung
2. Hipotermia akan berlangsung perlahan bila berada/kontak lama dalam lingkungan suhu dingin
3. Hipotermia lebih mudah terjadi pada seseorang yang kelelahan, kelaparan, ketakutan, tubuh basah,
terkena angin dingin, dan kekurangan oksigen pada ketinggian.
Gejala-gelanya :
1. penurunan suhu tubuh dengan tanda-tanda korban, bila diraba seluruh tubuh terasa dingin dan
tampak kelabu dan kebiru-biruan atau pucat
2. tanda-tanda vital : frekuensi nadi, kuat atau lemahnya denyut nadi tidak normal, begitu juga suhu
tubuh dan pernafasannya tidak normal dibandingkan orang normal
3. korban dapat mengalami penurunan kesadaran, mengantuk, mengigau (Linglung) atau tidak sadar.
PENANGANANNYA :
-Hipokligemi adalah keadaan dimana kadar gula dalam darah menjadi rendah disebabkan
kekurangan zat gula termasuk cadangan dalam tubuh. Keadaan ini bisa terjadi pada
korban yang lama tidak makan atau minum yang mengandung zat gula dalam
lingkungan dingin dalam waktu yang cukup lama dengan gejala-gejala : keringat
dingin, penglihatan menjadi kabur, kehilangan kemampuan untuk bergerak, kejang,
jantung berdebar, cemas, gelisah, bingung bahkan tidak sadar.
Keluhan tersebut akan hilang atau berkurang dengan pemberian zat gula.
Penanganannya :
1. baringkan korban tanpa bantal
2. jaga jalan nafas, berikan oksigen bila ada oksigen. Jika terjadi henti jantung dan
atau henti nafas lakukan kembali RJP seperti penanganan keadaan umum.
3. jika korban sadar cepat beri minum atau makanan yang kaya kandungan glukosa
(manis, mengandung zat gula/pati)
4. Korban harus tetap diusahakan dalam keadaan sadar, baik itu dengan cara
dibangunkan ataupun dengan pemberian rangsangan sakit, hangatkan korban dan
secepat mungkin dievakuasi ke instansi kesehatan terdekat untuk mendapatkan
pertolongan selanjutnya.
FROSBITE
Suatu proses penurunan suhu tubuh yang disebabkan oleh suhu dingin
yang menyebabkan terjadinya kekakuan atau membekunya anggota tubuh.
Gejala-gejala ini dapat kita ketahui pada ujung-ujung jari dan kaki
menjadi dingin dan kaku, atau pada kuping/telinga kita jika kita merasa
begitu dingin.
2. Frosbite dalam
Yang terkena adalah otot-otot dan tulang ditandai dengan membesarnya bagian yang terkena dan
menjadi kaku dan mati rasa.
Penanganannya :
Lakukan pencarian seperti pada penanganan frosbite permukaan lakukan terus menerus dengan
berurutan.
DEHIDRASI
Dehidrasi adalah kekurangan cairan yang disebabkan oleh kekurangan pemasukan cairan atau
pengeluaran cairan yang berlebihan. Keadaan ini dapat terjadi pada orang-orang yang
melakukan aktivitas berat dalam waktu yang cukup lama tanpa mengkonsumsi cukup cairan.
Bahaya lain dari dehidrasi adalah terganggunya keseimbangan elektrolit tubuh dan dapat
menjadi penyakit pada keadaan bahaya lain seperti kram otot. Heat stroke, syok. Dehidrasi jika
dilakukan terus menerus akan menyebabkan kondisi kematian.
Dalam melaksanakan
kegiatan di alam bebas, luka
dalam jenis trauma yang
sering terjadi, baik oleh
kekuatan mekanis, kimiawi,
atau sebab-sebab lainnya.
1. Luka Lecet
2. Luka sayat / iris
3. Luka Robek
4. Luka Tusuk
5. Avulsi ( sobek )
6. Amputasi
- Luka Lecet
Suatu luka yang ringan dimana hanya sebagian dari permukaan kulit saja yang
terkena, dapat disebabkan oleh suatu gesekan yang terus menerus atau gesekan pada
benda yang keras.
Penanganannya :
Cukup dengan membersihkan dan memberikan cairan antiseptik untuk mencegah
kuman, luka ini biasanya cepat mengering/sembuh.
- Luka Tusuk
Luka akibat tertusuk benda tajam. Jenis luka ini hampir sama dengan luka sayat
dalam cara penanganan luka. Bedanya jika terjadi pendarahan pada luka tusuk,
a. Tenangkan korban
Baringkan korban dan jaga korban tidak banyak melakukan aktifitas, untuk
menghindari percepatan penyebaran racun atau bisa ular dalam tubuh.
b. Pasangkan tornikuet (pita Pengikat) pada daerah yang lebih dekat dengan jantung.
Pengikat tidak perlu terlalu ketat sebab tujuan pengikatan adalah hanya untuk
memperlambat peredaran darah atau dalam darah, dan bukan memberhentikannya,
pita pengikat dibuka setiap 5 sampai 10 menit dengan tujuan agar tidak terjadi
kematian jaringan.
c. Mengeluarkan bisa ular dengan melakukan pengisapan pada daerah luka irisan
dengan menggunakan alat pengisap (sangat dianjurkan untuk tidak menghisap
dengan mulut, karena apabila ada lubang pada gigi akan mengakibatkan bisa masuk
kedalam tubuh dan meracuni penolong).
1.Memar
2.Cedera karena
himpitan
3.Cedera remuk
Penanganan Terkilir :
Prinsip RICE (Rest, immobilitation, compress, elevation):
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan :
1. R, Rest : Istirahatkan bagian yang luka tidak
bergerak atau menahan beban
2. Immobilisation : jaga daerah yang luka tidak
bergerak dengan menggunakan pembalut elastis,
mitella, pembalut gulung kain, handuk atau benda
lain yang dapat menahan gerakan pada
persendian.
3. Compress : kompres daerah yang luka dengan
es/air dingin/benda dingin pada 24jam pertama
kemudian dengan benda hangat.
4. Elevation : tinggikan daerah yang terluka.
5. Topang Persendian yang terluka dengan
menggunakan mitella atau benda lain. Kemudian
korban dibawa kepusat pelayanan kesehatan
Adalah : bahan yang diletakkan tepat
diatas luka.
Jenis : 1. Penutup luka oklusif ( kedap )
2. Penutup luka tebal
Fungsi : 1. Membantu mengendalikan
darah
2. Mencegah kontaminasi
3. Mempercepat penyembuhan
4. Mengurangi nyeri
Bahan yang digunakan untuk mempertahankan
penutup luka.
Penekanan untuk
mempertahankan Menjadi penopang
membantu
penutup luka pada untuk bagian tubuh
menghentikan
tempatnya. yang cedera.
perdarahan.
Pembalut Pembalut
Pembalut Pembalut
segitiga tabung /
pita / gulung penekan
( mitella ) tubuler
1.Penutup luka harus meliputi permukaan
luka
2.Upayakan permukaan luka bersih
sebelum ditutup kecuali terjadi
peradarahan.
3.Pemasangan penutup luka dilakukan
sedemikian rupa sehingga luka tidak
terkontaminasi.
Pembalut dipasang setelah perdarahan terhenti.
Khusus anggota gerak pembalutan dilakukan dari bawah ke atas (arah jantung)
- Trauma otak (dulu cedera kepala) yang terjadi di alam bebas dapat
disebabkan oleh jatuhnya benda keras atau jika terjatuh dan kepala terbentur
dengan benda yang keras.
-Gejala adanya gangguan pada otak mulai dari yang ringan seperti pusing,
mual, muntah, sampai yang berat seperti pingsan, timbul kelumpuhan atau
gerakan-gerakan yang tidak terkendali.
Terputusnya jaringan tulang , baik seluruhnya atau
hanya sebagian saja.
Penyebab :
Terjadinya gaya yang
melampaui batas elastisitas
jaringan tulang sehingga
jaringan tulang rusak.
1.Bidai keras
2.Bidai Traksi
3.Bidai improvisasi
4.Gendongan / belat & bebat
BIDAI KERAS
BIDAI YANG DAPAT DIBENTUK
BIDAI TRAKSI
KETENTUAN UMUM PEMBIDAIAN
Walau membidai dengan alat atau cara apapun ada ketentuan
yang berlaku pada semua pembidaian.
1. Sedapat mungkin informasikan rencana tindakan kepada
penderita
2. Paparkan seluruh bagian yang cedera dan rawat perdarahan
bila ada
3. Selalu buka atau bebaskan pakaian pada daerah sendi
sebelum membidai. Buka perhiasan di daerah patah atau di
bagian distal
4. Nilai sirkulasi
KETENTUAN UMUM PEMBIDAIAN
MEKANIKA TUBUH
1. Pemidahan Darurat
- Menarik kemeja penderita
- Menarik dengan selimut
- Menarik dengan kain
- Menarik dari ketiak / lengan
2. Pemindahan Biasa
- Teknik angkat langsung (2-3 penolong )
- Teknik angkat anggota gerak
Salah satu teknik evakuasi dengan 1 penolong