Anda di halaman 1dari 11

MODUL PPGD

( Pertolongan Pertama pada Gawat Darurat )

OLEH:
FAJAR DWI KURNIAWAN
NURUL CHOIRIYAH

Program Studi Profesi Ners


Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2020

1
Yang Perlu diperhatikan
1. Harus tenang. Hanya orang yang tenang bisa membantu orang
lain.

2. Selamatkan diri Anda terlebih dulu, kemudian orang sekitar


Anda - Periksa keadaan bahaya lalu lintas, kebakaran, aliran
listrik, atau apa saja yang mengancam keselamatan Anda,
orang lain dan korban. Dekati korban setelah kondisi benar-
benar aman.

3. Mintalah bantuan. Jangan tinggalkan korban sendirian. Kirim


orang lain untuk segera cari pertolongan. Bila Anda satu-
satunya orang yang berada di tempat kejadian dan bantuan
tidak kunjung tiba, Anda bisa pergi tinggalkan korban untuk cari
pertolongan.

4. Hubungi Rumah Sakit atau fasilitas medis terdekat. Pesan yang


diberikan kepada layanan gawat darurat harus singkat: di mana
lokasi korban, kondisi korban, dan berapa banyak korban

5. Jangan pindahkan korban patah tulang atau bagian belakang


tanpa tandu.

SIGAP, CEPAT, TEPAT

2
Pengertian
Pertolongan pertama, penanganan darurat pada seseorang atau lebih
korban yang mengalami sakit atau cedera sebelum mendapatkan perawatan
medis orang yang terlatih (dokter/paramedis). Pertolongan pertama dapat
menyelamatkan jiwa manusia atau meningkatkan fungsi tubuh seperti denyut
jantung /nadi, suhu tubuh dan jalan pernafasan.

Pertolongan Pertama GawatDarurat (PPGD) merupakan suatu istilah yang


sudah tidak asing lagi bagi kita. Dengan semakin kompleksnya kehidupan kita dan
lingkungannya, maka PPGD sudah menjadi satu kebutuhan yang sangat penting.

Yang pertama-tama harus dilakukan adalah melakukan evaluasi


(pengamatan) terhadap kondisi awal si korban. Salah satu metode dalam
mengevaluasi kondisi korban adalah metode ABC, yang berasal dari:

A. Airway – apakah jalan udara (pernapasan) terbuka atau terhalang? (oleh debu,
air, atau darah kering, atau benda asing).

B. Breating – Apakah korban bernapas? Lihat, dengar dan rasakan hembusan nafas
si korban.

C. Circulation – Apakah ada denyut nadi? Apakah ada pendarahan luar? Periksa
perubahan warna kulit si korban dan suhu tubuh sebagai indikasi adanya masalah
peredaran darah.

3
PROSEDUR PPGD

Langkah-Langkah
1. Perhatikan keadaan si korban ( sadar, pingsan dsb)
2. Jika mungkin, bawa korban, lakukan apa saja yang bisa dikerjakan
serta segeralah memberi berita ke Dokter/ Puskesman, Rumah Sakit
terdekat.
3. Tertibkan masyarakat diskitarnya (kalau ada yang melakukan hal
buruk) juga untuk memberikan ruang an udara yang cukup bagi korban
4. Jika keadaan memaksa dan ahli medis belum ada. Lakukan prosedur
gawat darurat

Memanggil Ambulance
Cara memanggil Ambulance atau menggunakan telephone untuk
meminta bantuan yaitu :

Hapalkan nomor telepon gawat darurat di tempat kamu tinggal seperti


contoh nomor untuk Kota Yogyakarta adalah (0274)119 / 118.
*Sebutkan :
1. Identitasmu(Penolong)
2. Lokasi tempat kejadian, dimana korban berada dengan jelas
3. Jenis penderitaan/ kecelakaan yang dialami korban ( Kecelakaan
lalu lintas, kecelakaan kerja atau korban kriminalitas)
4. Keadaan penderita/korban ( sadar/pingsan)
5. Jumlah penderita (penting juga) dan keterangan lain yang
dianggap perlu

Menghentikan pendarahan :
1. Hentikan pendarahan dengan cara menekan lukanya
2. Balut dengan perban steril / kain bersih
3. Bila ada benda asing menancap akat tinggikan bantalan dikedua
sisi lalu balut tanpa menekan benda asing
4. Segera kirim kefasilitas kesehatan terdekat

4
PATAH TULANG

S
ecara medis patah tulang sering disebut fraktur, dimana patah
tulang adalah terputusnya tulang atau patahnya tulang, rektak
pada tulang yang disebabkan karena trauma ataupun benturan.
Patah tulang menurut keadaan patahnya, dibagi menjadi :

Patah tulang terbuka, Apabila patah tulangnya sampai menembus


kulit sehingga terjadi pendarahan.

Patah tulang tertutup, Apabila patah tulangnya tidak sampai


menembus kulit, tetapi terjadi pembengkakan\memar.

Penyebab Patah Tulang


1. Trauma tunggal
2. Stres berulang yang terjadi pada tulang
3. Kelemahan/ kerapuhan yang terjadi pada tulang akibat
abnormalitas

Tanda dan Gejala Patah tulang


1. Nyeri
2. Deformitas (kelainan bentuk)
3. Krepitasi (suara berderik), suara ini biasanya terdengar
secara tidak sengaja ketika memindahkan pasien, ada yang
menyebutkan bahwa bunyinya biasa seperti suara remukan
tulang.
4. Bengkak
5. Peningkat tempratur local / teraba hangat pada bagian
sekitar yang terdapat fraktur
6. Pergerakan yang tidak normal

5
Pertolongan pertama bagi orang yang mengalami patah tulang adalah
untuk mengusahakan si korban tidak mengalami kecacatan baik
jasmani maupun rohani. Serta mengurangi kemungkinan terjadinya
gangguan umum.

Pertolongan pertama yang dapat dikerjakan:


1. Hentikan pendarahan dengan balutan
2. Tutuplah luka dengan pembalut steril.
3. Kerjakanlah pembidaian yang memenuhi syarat. Lalu anggota badan
yang patah ditinggikan. Segeralah bawa Kerumah Sakit atau ahli
penanganan/perawatan tulang patah.

6
BALUT

B
alut adalah suatu benda, dapat berbentuk kain maupun kassa
bersih yang digunakan untuk menutup luka. Sedangkan
pembalutan adalah suatu tindakan menggunakan balut yang
bertujuan untuk menutup luka atau menghentikan suatu pendarahan
agar luka tidak terpapar langsung dengan lingkungan bebas untuk
menghindari terjadinya infeksi dan mengurangi nyeri.

Tujuan Pembalutan
1. Menghentikan perdarahan
2. Memecegah terjadinya pencemaran kuman ke dalam luka
3. Mencegah pergerakan / pergeseran dari ujung tulang yang
patah
4. Mengurangi terjadinya cedera baru dan mengistirahatkan
anggota badan yang patah

Prinsip-prinsip Pembalutan

1. Balutan harus rapi jangan terlalu ketat


2. Jangan terlalu kendor sehingga mudah bergeser atau lepas
3. Bila terlalu erat hendaknya sedikit dilongarkan tapi tetap rapat
kemudian di evaluasi

Alat-Alat Pembalutan

- Kain Segitiga
- Perban
- Plaster

7
BIDAI

B
idai adalah alat yang dapat dipergunakan untuk
mempertahankan kedudukan tulang yang patah atau retak.
Pembidaian atau disebut juga Fiksasi adalah tindakan
memfiksasi bagian tubuh yang mengalami cedera, dengan
menggunakan benda yang bersifat kaku maupun fleksibel.

Tujuan Pembidaian
untuk mencegah pergerakan tulang yang patah, agar tidak menjadi
bertambah parah, juga untuk mengurangi rasa sakit, mempermudah
transportasi korban.

Prinsip Pembidaian
1. Lakukan pembidaian ditempat dimana anggota badan
mengalami cedera
2. Melewati minimal dua sendi yang berbatasan

Syarat-Syarat Bidai
1. Bidai harus lurus, kuat
2. Pemasangan bidai tidak boleh terlalu ketat
3. Harus dapat mempertahankan kedudukan dua sendi tulang
didekat tulang yang patah

Banyak benda yang dapat dipergunakan untuk bidai (darurat) apabila


bidai yang sudah jadi tidak tersedia antara lain:
1. Anggota badan sendiri ( sangat darurat)
2. Papan bilah bamboo, dahan kayu
3. Karton atau majalah yang agak tebal
4. Bantal, guling atau selimut ( mengurangi rasa sakit)

8
9
EVAKUASI KORBAN

Evakuasi adalah memindahkan korban dari lokasi tidak aman ke


tempat lain yang lebih aman dengan cara-cara yang sederhana.

Tujuan memindahkan korban:


 Ke tempat yang lebih aman
 Ke pusat pelayanan / tempat rujukan

Prinsip evakuasi adalah


“tidak menambah cedera baru pada korban”

Syarat Pemindahan Korban


1. Patah tulang dan perdarahan sudah tertangani
2. Perhatikan cedera leher dan tulang punggung
3. Rute aman bagi penolong maupun korban

Apabila korban dicurigai menderita cedera tulang belakang, jangan


dipindahkan kecuali memang benar-benar diperlukan. Segera hubungi
ambulance.

Tangani korban dengan hati-hati untuk menghindari cedera lebih


parah. Pegang korban erat-erat tapi lembut. Perhatikan bagian kepala,
leher dan tulang belakang terutama jika korban pingsan.

10
Cara Pemindahan Korban

11

Anda mungkin juga menyukai