Anda di halaman 1dari 3

Lansia sebagai Populasi Rentan (Vulnerable Population)

Definisi populasi rentan

Flaskerud dan Winslow (1998, dalam Stanhope & Lancaster, 2010) mengatakan bahwa
kerentanan merupakan hasil gabungan efek dari keterbatasan sumber keadaan tidak sehat dan
tingginya faktor risiko. Kerentanan juga menunjukkan interaksi antara keterbatasan fisik dan
sumber lingkungan, sumber personal (human capital), dan sumber biopsikososial (adanya
penyakit dan kecenderungan genetik) (Aday, 2001 dalam Stanhope & Lancaster, 2010).
Populasi rentan adalah populasi yang lebih besar kemungkinannya untuk mengalami masalah
kesehatan akibat paparan berbagai risiko daripada populasi yang lainnya (Stanhope &
Lancaster, 2010). Vulnerable Population ialah suatu kelompok yang mempunyai karakteristik
lebih memungkinkan berkembangnya masalah kesehatan dan lebih mengalami kesulitan dalam
mengakses pelayanan kesehatan serta kemungkinan besar penghasilannya kurang atau masa
hidup lebih singkat akibat kondisi
kesehatan (Maurer & Smith, 2005).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa populasi rentan
adalah populasi atau sekelompok orang yang memiliki karakteristik tertentu sebagai akibat dari
hasil interaksi keterbatasan fisik dan sumber lingkungan, personal dan biopsikososial sehingga
mudah mengalami masalah kesehatan, kesulitan dalam mengakses kesehatan, berpenghasilan
rendah dan memiliki masa hidup yang lebih singkat. Lansia yang mengalami depresi adalah
karena kondisi penuaan yang menyebabkan adanya perubahan-perubahan yang terjadi dan
kadang berbeda dengan harapan lansia sebelumnya. Perubahan kondisi yang tidak sesuai
harapan, membuat lansia terpukul, kecewa hingga putus ada dan pada kondisi
ketidakberdayaan. Koping pemecahan masalah yang tidak efektif, membuat kondisi lansia
menjadi lebih berat lagi misalnya dengan risiko terjadinya bunuh diri pada lansia.

Karakteristik Lansia sebagai Populasi Rentan

Lansia dengan depresi merupakan bagian dari populasi rentan. Karakteristik lansia sebagai
populasi rentan mencakup rentan secara fisiologis, psikologis, sosial dan ekonomi dalam
mengatasi masalah kesehatannya.
Rentan Secara Fisiologis

Rentan secara fisiologis pada lansia semakin meningkat sesuai dengan usia kronologis (Miller,
2012). Seseorang individu yang disebut lansia menurut umur kronologis meliputi young old
yaitu kelompok lansia yang berusia 65 sampai 74 tahun; middle old yaitu kelompok lansia yang
berusia 75 tahun sampai 85 tahun; dan old old atau very old yaitu kelompok lansia yang telah
berusia berusia 85 tahun atau lebih (Mauk, 2006; Miller 2012; Swanson & Nies, 1993). Lansia
sebagai individu yang sangat tua atau lebih dari 65 tahun dikategorikan termasuk dalam
populasi rentan (Maurer & Smith, 2005). Menurut UU No. 13 tahun 1998 dan PP RI No. 43
tahun 2004, lansia ialah individu yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Biro Hukum &
Humas BPKP, 1998, 2004).

Lansia mengalami proses menua atau aging. Proses menua yaitu terjadinya suatu proses
perubahan fisiologis sebagai konsekuensi fungsional berupa proses menghilangnya
secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mempertahankan struktur
dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan
memperbaiki kerusakan yang diderita, sehingga masalah kesehatan pada lansia banyak yang
bersifat kronik yang berhubungan dengan genetik dan gaya hidup (Miller, 2012; Stanhope &
Lancaster, 2010).

Rentan Secara Psikologis


Lansia mengalami kemunduran fungsi psikologis berupa perubahan fungsi psikososial. Lansia
dihadapkan pada berbagai peristiwa dan kejadian kehidupan yang mengakibatkan perubahan-
perubahan yang berpotensi menimbulkan stres (Miller, 2012; Swanson & Nies, 1993). Stres
yang berkepanjangan dapat berpengaruh pada kondisi kesehatan lansia.

Rentan Secara Sosial

Menurut teori Cumning dan Henry (1961 dalam Miller, 2012) menyatakan bahwa semakin tua
seseorang akan semakin tidak terlibat secara emosional dengan dunia sekitar, sehingga lansia
akan melepaskan diri dari berbagai ikatan. Lansia juga menjadi rentan secara sosial karena
dapat mengalami stress sosial dan hal ini akan mempengaruhi kesehatan lansia. Stres sosial
dapat disebabkan oleh adanya diskriminasi ras, budaya, atau yang lainnya (Stanhope &
Lancaster, 2010; Swanson & Nies, 1993)
Rentan Secara Ekonomi

Proses penuaan atau kondisi kesehatan yang kurang baik pada lansia, menimbulkan lansia tidak
dapat beraktifitas secara optimal, sehingga bagi lansia yang semula bekerja harus berhenti
bekerja atau lansia yang harus memasuki masa pensiun. Kondisi tersebut membuat lansia
mengalami penurunan penghasilan (Miller, 2012). Keterbatasan dana berdampak pada
ketidakmampuan lansia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, termasuk untuk
kesehatannya karena mengalami keterbatasan dalam mendapatkan pelayanan perawatan
kesehatan yang optimal (Ski & Stevens; 2004 dalam Allender, 2014; Swanson & Nies, 1993).

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik lansia yang
merupakan bagian dari populasi rentan. Karakteristik lansia sebagai populasi rentan dapat
secara fisiologis, psikologis, sosial dan ekonomi yang mempengaruhi status kesehatan lansia.

Referensi:

Astuti, Agnes Dewi. 2014. Pengaruh Intervensi “Masa IDAH” dalam Pelayanan dan
Asuhan Keperawatan Komunitas terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada Aggregate
Lansia di Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok. Depok. Universitas
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai