Nama kelompok
1.Nafis fikrianto
2.M.khoirul Azam
3.Cristian Wahyu
4.Abyh Jaino
5.Ardiansyah
6.Rizky apriandy
7.Davi Rizky firdaus
8.Dhani putra pratama
9.Fabian alvansi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat tuhan yang maha kuasa atas limpahan taufik dan
hidayahnya saya dapat menyelesaikan makalah saya yang berjudul “MAKALAH P3K” Tidak
lupa pula saya ucapkan shalawat serta salam kepada nabi besar Muhammad SAW yang telah
menjadi suri tauladan yang baik bagi umatnya sehingga dapat membawa umatnya dari zaman
jahiliah menuju alam yang terang-benerang seperti saat ini.
Saya menyadari bahwa baik mulai dari proses pembuatan hingga hasil akhir makalah saya
masih sangatlah jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
sangatlah saya harapkan. Agar kedepannya makalah saya menjadi lebih baik lagi. Saya juga
sangat mengharapkan makalah saya dapat berguna bagi diri saya sendiri dan masyarakat luas.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
P3K merupakan sebuah pengetahuan dan keterampilan karena jika kita hanya mengetahui
teorinya saja tanpa melakukan latihan atau praktek, maka mental kita tidak terlatih ketika kita
benar-benar menghadapi kejadian sebenarnya. Sebaliknya jika kita langsung praktek tanpa
membaca teori kemungkinan besar kita akan melakukan pertolongan yang salah pada korban.
Sebagai seorang pecinta alam, materi ini penting untuk dipelajari, karena kondisi alam
seringkali tidak dapat diduga dan sangat mungkin terjadi kecelakaan yang tidak kita
harapkan. Sedangkan tenaga medis, sarana dan prasarana kesehatan sulit untuk dijangkau.
Maka satu-satunya pilihan adalah mencoba melakukan pertolongan sementara pada korban
kerumah sakit atau dokter terdekat
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah upaya pertolongan dan perawatan
sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan yang lebih sempurna
dari dokter atau paramedik. Ini berarti pertolongan tersebut bukan sebagai pengobatan atau
penanganan yang sempurna, tetapi hanyalah berupa pertolongan sementara yang dilakukan
oleh petugas P3K (petugas medik atau orang awam) yang pertama kali melihat korban.
Pemberian pertolongan harus secara cepat dan tepat dengan menggunakan sarana dan
prasarana yang ada di tempat kejadian.
Tindakan P3K yang dilakukan dengan benar akan mengurangi cacat atau penderitaan dan
bahkan menyelamatkan korban dari kematian, tetapi bila tindakan P3K dilakukan tidak baik
malah bisa memperburuk akibat kecelakaan bahkan menimbulkan kematian.
Pertolongan pertama pada kecelakaan sifatnya semantara. Artinya kita harus tetap membawa
korban ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk pertolongan lebih lanjut dan memastikan
korban mendapatkan pertolongan yang dibutuhkan..
B Pelaksanaan P3K
Sebelum melaksanakan Tindakan P3K maka perlu dilakukan tahapan awal sebelum P3K
yaitu:
1. Penolong mengamankan diri sendiri (memastikan penolong telah aman dari bahaya)
2 Amankan Korban (evakuasi atau pindahkan korban ketempat yang lebih aman dan
2. Nyaman.
3. Tandai tempat Kejadian jika diperlukan untuk mencegah adanya korban baru.
5. Tindakan P3K
A. Prioritas
Selain itu ada juga yang dinamakan prinsip life saving, artinya kita melakukan tindakan untuk
menyelamatkan jiwa korban (gawat darurat) terlebih dahulu, baru kemudian setelah stabil
disusul tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang lain. Gawat darurat adalah suatu
kondisi dimana korban dalam keadaan terancam jiwanya, dan apabila tidak ditolong pada saat
itu juga jiwanya tidak bisa terselamatkan.
b. Pembalutan
Tujuan dari pembalutan adalah untuk mengurangi resiko kerusakan jaringan yang telah ada
sehingga mencegah maut, menguangi rasa sakit, dan mencegah cacat serta infeksi.
Kegunaan Pembalutan:
2. Melakukan tekanan.
4. Membatasi pergerakan
5. Mengikatkan bidai.
Macam-macam Pembalutan:
Pembalut segitiga dibuat dari kain putih yang tidak berkapur (mori), kelihatan tipis, lemas
dan kuat. Bisa dibuat sendiri, dengan cara memotong lurus dari salah satu sudut suatu kain
bujur sangkar yang panjang masing-masing sisinya 90 cm sehingga diperoleh 2 buah
pembalut segitiga.
2. Pembalut Plester
Digunakan untuk merekatkan kain kassa, balutan penarik (patah tulang, sendi paha/ lutut
meradang), fiksasi (tulang iga patah yang tidak menembus kulit), Beuton (alat untuk
merekatkan kedua belah pinggir luka agar lekas tertutup).
3. Pembalut Pita Gulung.
4. Pembalut Cepat..
Pembalut ini siap pakai terdiri dari lapisan kassa steril, dan pembalut gulung.
c. Indikasi Pembalutan:
2. Bulat panjang tapi lonjong, artinya kecil ke ujung, besar ke pangkal, pada lengan
bawah dan betis
3. Bulat panjang hamper sama ujung dengan pangkalnya, pada leher, badan, lengan atas,
jari tangan.
e. Pembidaian
Bidal adalah alat yang dipakai untuk mempertahankan kedudukan (fiksasi) tulang yang patah.
Tujuannya, menghindari gerakan yang berlebihan pada tulang yang patah.
2. Bidai harus terbuat dari bahan yang kuat, kaku dan pipih.
4. Ikatan tidak boleh terlalu kencang karena merusak jaringan tubuh tapi jangan
kelonggaran.
f. Alat-alat bidai:
g. Pernafasan Buatan
Sering disebut bantuan hidup dasar (BHD) atau resusitasi jantung paru (RJP) intinya adalah
2. Tenggelam
3. Sengatan Listrik,
h. Fase RJP:
Evakuasi adalah kegiatan memindahkan korban dari lokasi kecelakaan ke tempat lain yang
lebih aman dengan cara-cara yang sederhana di lakukan di daerah-daerah yang sulit
dijangkau. Dimulai setelah keadaan darurat. Penolong harus melakukan evakuasi dan
perawatan darurat selama perjalanan.
1. Persiapan,
5. Tata letak korban pada tandu disesuaikan dengan luka atau cedera.
1. Pengangkatan korban
Harus secara efektif dan efisien dengan dua langkah pokok; gunakan alat tubuh (paha,
bahu, panggul), dan beban serapat mungkin dengan tubuh korban.
2. Sikap mengangkat.
- Mengangkut ke samping,
Tindakan tersebut dapat menyulitkan tindakan lebih lanjut oleh dokter dan
menngkatkan resiko terkena infeksi pada luka bakar.
Cukup dinginkan luka dengan air dingin, jaga kebersihan luka, dan
menutupnya dengan kain bersih. Jangan memecahkan atau mengorek bagian
luka yang melepuh. Luka bakar dengan kondisi melepuh yang parah harus
segera dibawa ke rumah sakit.
4. Memberikan terapi panas pada kondisi keseleo, otot tegang, atau patah tulang.
Tidakan yang benar adalah dengan meletakan es pada bagian tubuh yang
keseleo, otot tegang, atau patah tulang selama 10 menit dan biarkan tanpa es
selama 10 menit dan seterusnya setiap 10 menit. Lakukan hal tersebut selama
1-2 hari.
5. Memindahak korban tabrakan dari dalam mobil ke tempat lain.
Tindakan tersebut malah berpotensi menebabka luka lebih arah. Pada kasus
kecelakaan sepeda motor, membuka helm korban malah berpotensi
menyebabkan lumpuh atau bahan kematian. Apabla kondisi mobil/ motor yang
mengalami kecelakaan tersebut tidak terbakar atau kondisi berbahaya lainnya,
biarkan korban hingga datangnya tim medis.
Tindakan tersebut bisa menyebabkan luka pada mata. Tindakan yang benar
adalah dengan mencuci mata melalui air yang mengalir.
7. Menggunakan air panas untuk menolong mereka yang sangat kedinginan atau
tubuhnya mulai membeku. Bahkan pada kondisi dimana jari jari sudahmulai
membeku, terkadang langsung direndam pada air panas.
PENUTUP
A. Kesimpulan
P3K adalah upaya pertolongan dan perawatan sementara terhadap korban kecelakaan
sebelum mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau paramedik. Pertolongan
pertama pada kecelakaan sifatnya semantara. Artinya kita harus tetap membawa korban ke
dokter atau rumah sakit terdekat untuk pertolongan lebih lanjut dan memastikan korban
mendapatkan pertolongan yang dibutuhkan.
1. Penolong mengamankan diri sendiri (memastikan penolong telah aman dari bahaya)
2. Amankan Korban (evakuasi atau pindahkan korban ketempat yang lebih aman dan
4. Tandai tempat Kejadian jika diperlukan untuk mencegah adanya korban baru.
6. Tindakan P3K
B. Saran
Agar tak melakukan kesalahan saat melakukan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ada
beberapa kesalahan yang harus di hindari, yaitu:
4. Memberikan terapi panas pada kondisi keseleo, otot tegang, atau patah tulang.