Anda di halaman 1dari 26

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

(K3)
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
(P3K)

Disusun oleh:
RIYANTI
1431140043
1 MI B

POLITEKNIK NEGERI MALANG


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
D3 MANAJEMEN INFORMATIKA
MALANG
2014
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)

1. Definisi
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah Upaya pertolongan dan
perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan yang
lebih sempurna dari dokter atau paramedik.

2. TUJUAN P3K
Tujuan dari P3K adalah sebagai berikut:
a. Menyelamatkan nyawa atau mencegah kematian
1. Memperhatikan kondisi dan keadaan yang mengancam korban
2. Melaksanakan Resusitasi Jantung dan Paru (RJP) kalau perlu
3. Mencari dan mengatasi pendarahan
b. Mencegah cacat yang lebih berat  (mencegah kondisi memburuk)
1. Mengadakan diagnose
2. Menangani korban dengan prioritas yang logis
3. Memperhatikan kondisi atau keadaan (penyakit) yang tersembunyi.
c. Menunjang penyembuhan
1. Mengurangi rasa sakit dan rasa takut
2. Mencegah infeksi
3. Merencanakan pertolongan medis serta transportasi korban dengan tepat

3. Prinsip-prinsip Pokok P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)


A. Pelaksanaan P3K, berupa:
- Tindakan yang harus dilakukan segera dan selalu diarahkan untuk penyelamatan
hidup, dan
- Tindakan yang dapat dilakukan kemudian untuk pencegahan cacat dan
menghindari kondisi korban memburuk
B. Tindakan yang Tak Boleh (Dilarang) dilakukan:
- Tindakan yang akan membahayakan hidup
- Tindakan yang memperburuk korban, atau
- Tindakan yang dapat menimbulkan cacat di kemudian hari
C. Rencana Pertolongan harus mempertimbangkan bagaimana
- Mempertahankan hidup korban, (periksa keadaan umum)
- Mengurangi penderitaan (perlu diteliti keadaan lokal)
- Mencegah pengotoran luka dan penderitaan lebih lanjut
- Secepat mungkin mengirim korban kepetugas kesehatan setempat.
D. Urutan tindakan P3K pada umumnya:
- Cari keterangan penyebab kecelakaan
- Amankan korban dari tempat berbahaya.
- Perhatikan keadaan umum korban.
- Lakukan tindakan untuk mengatasi:
o Gangguan pernafasan,
o Gangguan Perdarahan
o Gangguan kesadaran
o Segera lakukan pertolongan yang lebih sempurna, dengan sarana yang tersedia
o Apabila korban sadar, langsung beritahukan dan tenangkan korban

4. Teknik-teknik First Aid / P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)


A. Prioritas dalam P3K
 Urutan tindakan secara umum:
- Cari keterangan penyebab kecelakaan
- Amankan korban dari tempat berbahaya
- Perhatikan keadaan umum korban; gangguan pernapasan, pendarahan dan
kesadaran.
- Segera lakukan pertolongan lebih lanjut dengan sarana yang tersedia.
- Apabila korban sadar, langsung beritahu dan kenalkan. Selain itu ada juga
yang dinamakan prinsip life saving, artinya kita melakukan tindakan
untukmenyelamatkan jiwa korban (gawat darurat) terlebih dahulu, baru
kemudian setelah stabil disusultindakan untuk mengatasi masalah kesehatan
yang lain. Gawat darurat adalah suatu kondisi dimanakorban dalam keadaan
terancam jiwanya, dan apabila tidak ditolong pada saat itu juga jiwanya
tidakbisa terselamatkan.
B. Pembalutan
Tujuan dari pembalutan adalah untuk mengurangi resiko kerusakan jaringan
yang telah ada sehinggamencegah maut, menguangi rasa sakit, dan mencegah cacat
serta infeksi.
Kegunaan pembalutan adalah:
 Menutup luka agar tidak terkena cahaya, debu, kotoran, dll.
 Melakukan tekanan
 Mengurangi atau mencegah pembengkakan
 Membatasi pergerakan
 Mengikatkan bidai.

Macam-macam pembalutan:

a. Pembalutan segitiga atau mitela. Pembalut segitiga dibuat dari kain putih yang
tidak berkapur (mori), kelihatan tipis, lemas dan kuat.Bisa dibuat sendiri, dengan
cara memotong lurus dari salah satu sudut suatu kain bujur sangkar yangpanjang
masing-masing sisinya 90 cm sehingga diperoleh 2 buah pembalut segitiga.
b. Pembalut PlesterDigunakan untuk merekatkan kain kassa, balutan penarik (patah
tulang, sendi paha/ lutut meradang),fiksasi (tulang iga patah yang tidak menembus
kulit), Beuton (alat untuk merekatkan kedua belahpinggir luka agar lekas
tertutup).
c. Pembalut Pita Gulung.
d. Pembalut Cepat.Pembalut ini siap pakai terdiri dari lapisan kassa steril, dan
pembalut gulung.
Indikasi pembalutan: Menghentikan pendarahan, melindungi bakteri/kuman
pada luka, mengurang rasa nyeri.

Bentuk dan anggota tubuh yang dibalut:

- Bundar, pada kepala


- Bulat panjang tapi lonjong, artinya kecil ke ujung, besar ke pangkal, pada lengan
bawah dan betis
- Bulat panjang hamper sama ujung dengan pangkalnya, pada leher, badan, lengan
atas, jari tangan.
- Tidak karuan bentuknya, pada persendian
C. Pembidaian
Bidai adalah alat yang dipakai untuk mempertahankan kedudukan (fiksasi)
tulang yang patah.Tujuannya, menghindari gerakan yang berlebihan pada tulang yang
patah. Syarat pemasangan bidai:
 Bidai harus melebihi dua persendian yang patah
 Bidai harus terbuat dari bahan yang kuat, kaku dan pipih.
 Bidai dibungkus agar empuk
 Ikatan tidak boleh terlalu kencang karena merusak jaringan tubuh tapi jangan
kelonggaran.

Alat-alat bidai:

- Papan, bamboo, dahan


- Anggota badan sendiri
- Karton, majalah, kain
- Bantal, guling, selimut
D. Pernafasan buatan
Sering disebut bantuan hidup dasar (BHD) atau resusitasi jantung paru (RJP)
intinya adalah melakukanoksigenasi darurat. Dilakukan pada kecelakaan:
a. Tersedak
b. Tenggelam
c. Sengatan Listrik
d. Penderita tak sadar
e. Menghirup gas dan atau kurang oksigen
f. Serangan jantung usia muda, henti jantung primer tejadi.

Fase RJP: A = Airway control (Pengeluasaan jalan napas), B = Breathing


support (Ventilasi buatan dan oksigenasi paru darurat) C = Circulation (Pengenalan
ada tidaknya denyut nadi).

RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

1. Definisi
Resusitasi jantung paru-paru atau CPR adalah tindakan pertolongan pertama pada
orang yang mengalami henti napas karena sebab-sebab tertentu. CPR bertujuan untuk
membuka kembali jalan napas yang menyempit atau tertutup sama sekali.

2. Pendekatan
1. Penentuan Tingkat Kesadaran ( Respon Korban )
Dilakukan dengan menggoyangkan korban.Bila korban menjawab, maka ABC
dalam keadaan baik. Dan bila tidak ada respon, maka perlu ditindaki segera. Pada
pedoman sebelumnya (tahun 2005) yang dipergunakan adalah ABC : Airway,
Breathing dan Chest Compressions, yaitu Membuka jalan napas,Memberi bantuan
pernapasan dan Kompresi dada. Pada pedoman yang terbaru (tahun 2010), Kompresi
Dada didahulukan dari yang lainnya, baru kemudian Membuka jalan napas dan
Memberi bantuan pernapasan.
Dengan memulai kompresi dada terlebih dahulu diharapkan akan memompa
darah yang masih mengandung oksigen ke otak dan jantung sesegera mungkin,karena
beberapa menit setelah terjadinya henti jantung masih terdapat kandungan oksigen di
dalam paru – paru dan sirkulasi darah.
Kompresi dada dilakukan pada tahap awal selama 30 detik sebelum
melakukan pembukaan jalan napas dan melakukan pemberian napas buatan.
Untuk pada bayi yang baru lahir tetap memakai pedoman ABC, jadi pada bayi yang
baru lahir tidak terjadi perubahan. Pedoman CAB hanya berlaku pada bayi, anak dan
dewasa.
2. Memanggil bantuan (call for help)
Bila petugas hanya seorang diri, jangan memulai RJP sebelum memanggil
bantuan. Jika sesuai panduan RJP tahun 2010 Dalam menyelamatkan seseorang yang
mengalami henti jantung adalah dengan bertindak dengan segera dan cepat,sehingga
tidak perlu dilakukannya lagi suatu penilaian. Segera hubungi ambulan ketika melihat
ada korban yang tidak sadarkan diri dan terlihat adanya gangguan pernapasan.
Jika dilakukan suatu penilaian bahwa korban masih bernafas atau tidak,itu boleh saja
akan tetapi perlu dipikirkan bahwa dengan melakukan tindakan Look, Listen dan
Feel, ini akan menghabiskan waktu yang ada.
3. Posisikan Korban
Korban harus dalam keadaan terlentang pada dasar yang keras (lantai, long
board).Bila dalam keadaan telungkup, korban dibalikkan. Bila dalam keadaan trauma,
pembalikan dilakukan dengan ”Log Roll”.
4. Posisi Penolong
Jika korban di lantai, penolong berlutut di sisi kanan korban
5. Pemeriksaan Sirkulasi
- Pada orang dewasa tidak ada denyut nadi carotis
- Pada bayi dan anak kecil tidak ada denyut nadi brachialis
- Tidak ada tanda – tanda sirkulasi
- Bila ada pulsasi dan korban pernapas, napas buatan dapat dihentikan.Tetapi bila
ada pulsasi dan korban tidak bernapas, napas buatan diteruskan.Dan bila tidak ada
pulsasi, dilakukan RJP.

3. Teknik-Teknik Resusitasi Jantung Paru (RJP) / CPR


 Henti Napas
Pernapasan buatan diberikan dengan cara: 
a. Mouth to Mouth Ventilation
Cara langsung sudah tidak dianjurkan karena bahaya infeksi (terutama
Hepatitis, HIV) karena itu harus memakai “barrier device” (alat perantara).
Dengan cara ini akan dicapai oksigen hanya 18%.
1) Tangan kiri penolong menutup hidung korban dengan cara memijitnya dengan 
jari telunjuk dan ibu jari, tangan kanan penolong menarik dagu korban keatas.
2) Penolong menarik napas dalam-dalam, kemudian letakkan mulut penolong ke
atas mulut korban sampai menutupi seluruh mulut korban secara pelan-pelan
sambil memperhatikan adanya gerakan dada korban sebagai akibat dari tiupan
napas penolong. Gerakan ini menunjukkan bahwa udara yang ditiupkan oleh
penolong itu masuk ke dalam paru-paru korban.
3) Setelah itu angkat mulut penolong dan lepaskan jari penolong dari hidung kor
ban. Hal ini memberikan kesempatan pada dada korban kembali ke posisi
semula
b. Mouth to Stoma
Dapat dilakukan dengan membuat Krikotiroidektomi yang kemudian
dihembuskan udara melalui jalan yang telah dibuat melalui prosedur
Krikotiroidektomi tadi.
c. Mouth to Mask Ventilation
Pada cara ini, udara ditiupkan kedalam mulut penderita dengan bantuan face
mask.
d. Bag Valve Mask Ventilation (Ambu Bag)
Dipakai alat yang ada bag dan mask dengan diantaranya ada katup. Untuk
mendapatkan penutupan masker yang baik, maka sebaiknya masker dipegang satu
petugas sedangkan petugas yang lain memompa.
e. Flow restricted Oxygen Powered Ventilation (FROP)
Pada ambulans dikenal sebagai “OXY-Viva”. Alat ini secara otomatis akan
memberikan oksigen sesuai ukuran aliran (flow) yang diinginkan.
Banuan jalan napas dilakukn dengan sebelumnya mengevaluasi jalan napas
korban apakah terdapat sumbatan atau tidak. Jika terdapat sumbatan maka
hendaknya dibebaskan terlebih dahulu.
 Henti Jantung
RJP dapat dilakukan oleh satu orang penolong atau dua orang penolong.
Lokasi titik tumpu kompresi:
1. 1/3 distal sternum atau 2 jari proksimal Proc. Xiphoideus
2. Jari tengah tangan kanan diletakkan di Proc. Xiphoideus, sedangkan jari telunjuk
mengikuti
3. Tempatkan tumit tangan diatas jari telunjuk tersebut
4. Tumit tangan satunya diletakkan diatas tangan yang sudah berada tepat titik pijat
jantung
5. Jari-jari tangan dapat dirangkum, namun tidak boleh menyinggung dada korban
 Teknik Resusitasi Jantung Paru (Kompresi)
a. Kedua lengan lurus dan tegak lurus pada sternum
b. Tekan kebawah sedalam 4-5 cm
- Tekanan tidak terlalu kuat
- Tidak menyentak
- Tidak bergeser / berubah tempat
c. Kompresi ritmik 100 kali/menit (2 pijatan/detik)
d. Fase pijitan dan relaksasi sama (1 : 1)
e. Rasio pijat dan napas 30 : 2 (15 kali kompresi : 2 kali hembusan napas)
f. Setelah empat siklus pijat napas, evaluasi sirkulasi
JENIS DAN PENANGANAN LUKA

1. PENANGANAN LUKA
A. Luka berdasarkan terbuka atau tertutup
a) Luka tertutup
Pada luka tertutup, jaringan luka dibawah kulit mengalami kerusakan
sedangkan kulit itu sendiri tidak rusak, biasanya luka tertutup merupakan luka
memar kadang juga dapat berupa pengumpulan darah dibawah kulit
Biasanya luka tertutup tidak berbahaya namun kadang dapat bertanda bahwa
luka memar ini ada yang lebih serius, terutama bila diatas kepala atau batang
hidung
Penangan luka tertutup
Memar kecil umumnya tidak memerlukan perawatan, tetapi jika memar cukup
besar kita dapat memberikan kompres dingin untuk menghilangkan rasa sakit dan
mengurangi pembengkakan. Jangan mendinginkan luka yang memar lebih lama
dari 15 sampai 30 menit, dan naikan bagian yang memar kira-kira sejajar dengan
jantung
Tetapi perlu diingat jika memar tersebut cukup besar dan memar tersebut
berada dibagian kepala, dada dan perut maka bawa ke rumah sakit,mungkin saja
terjadi pendarahan didalam dan hal tersebut harus segera dibawa ke rumah sakit.
Kalau memar terdapat pada anggota gerak bisa berarti kemungkinan ada patah
tulang.
b) Luka terbuka
Luka terbuka adalah keadaan dimana kulit robek, luka terbuka dapat
terkontaminasi kuman yang mengakibatkan infeksi
 Luka serut
Luka serut adalah luka terbuka yang disebabkan oleh kikisan, gesekan, atau
terkelupasanya bagian terluar kulit dan kadang terasa perih
 Laserasi
Laserasi adalah luka terbka yang cukup dalam, biasanya disebabkan benda
tumpul. Luka bergerigi tidak beraturan
 Luka sayat
Luka terbuka yang cukup dalam disebabkan benda tajam, tepi luka rata
 Luka tusuk atau tembus
Luka terbuka yang disebabkan oleh benda tajam yang menancap ataupun
akibat tembakan,dan kadang luka dangkal yang memiliki hanya ada luka
masukan, juga tidak jarang luka tembus sehingga ada luka masukan dan luak
keluar.
Perlu diingat jika benda masih menancap jangan cabut amanka dan segera
bawa ke rumah sakit
Penanganan luka terbuka
1. Buka sehingga seluruh luka terlihat. Guntingkah pakaian penderita jika perlu.
Lalu bersihkan daerah luka daridarah dan kotoran dengan kapas steril atau
benda bersih yang tersedia. Jangan puas jika menemukan satu luka, mungkin
masih ada luka yang lain, atau luka keluar
2. Kontrol perdarahan dengan tekanan langsung dan peninggian. Jika perdarahan
masih tidak terkontrol, dapat dibantu dengan menekan nadi
3. Cegah kontaminasi selanjutnya. Jaga luka sebersih mungkin
4. Jangan pernah mencoba untuk mencabut benda tertancap keluar dari luka
5. Bungkus dan balut luka. Pasang kasa seteril lalu balut. Periksa nadi distal
sebelum dan sesudah memasang pembalut
B. Luka – luka yang khusus
a) Benda Tertancap
Benda tertancap adalah sebuah benda yang tertanam pada luka terbuka.
Seharusnya tidak diangkat dikejadiankecuali benda tersebut melewati pipi
penderita atau mengganggu Airway atau CPR
Tindakan pada benda tertancap
1. Amankan benda tersebut secarra manual untuk mencegak pergerakan.
2. Buka daerah luka yaitu singkirkan pakaina disekitarnya
3. Gunakan pembalut besar untuk menstabilakan benda
Jika benda tertancap dipipi
Cara mencabutnya adalah sebagai berikut
a. Sambil mempertahankan jalan napas terbuka, rasakan didalam mulut pnderita
dengan jari yang telah memakai sarung tangan.
b. Cabut benda sesuai dengan jalan masuknya
c. Kontrol pendarahan dari pipi
d. Monitor jalan nafas
Cidera dada
Luka tertusuk pada dada akan menyebabkan gangguan pada pernafasan,
maka harus ditutup dengan cepat agar penderita dapat bernafas dengan baik
Cara menutup luka pada dada
1. Tutup dengan tangan anda (menggunakan sarung tangan)
2. Tutup dengan kasa yang kedap udara (kasa khusus yaitu kasa Oklusif atau
menggunakan kasa yang telah diberikan salep
3. Kasa 3 sisi sama seperti no 2, namun dibiarkanterbuka pada satu sisi agar
udara dapat keluar dimaksudkan agartidak terjadi pengumpulan udara luar
dalam rongga dada yang akan menekan paru – paru dan jantung
(pneumotoraks)
4. Biarkan penderita mencari posisi yang nyaman
b) Luka Leher Besar Terluka
Pendarahan yang banyak dari luar mengenai pembuluh darah dileher yang
akan menyebabkan kematian dikarenakan pendarahan akan teruskeluar, ada resiko
udara tersedot kedalam vena leher dan terbawa ke jantung, ada kemungkinan
cendera sepinal
Cara penanganannya
1. Secepatnya letakan sarung tangan diatas lukauntuk kontrol pendarahan
2. Letakan kasa pada luka
3. Beri tekanan pada kasa untuk mengatur perdarahan
4. Apabial perdarahan terkontrol, tekanan dapat dikurangi
c) Eviserasi
Eviserasi adalah keluarnya organ dalam dari luka terbuka dan biasanya
terjadi pada luka perut. Jangan mencoba memasukan kembali organ yang keluar
dan jangan disentuh yang akan mengakibatkan kerusakan lebih parah atau
tekontaminasi
Cara penanganan
1. Tutup organ yang keluar dengan pembalut seteril yang tebal
2. Basahi pembalut tersebut dengan cairan steril
3. Pertahankan temperatur darah dengan menutup balutandengan selembar
pembalut besar seperti selimut mandi bebas butiran atau handuk
4. Ingat hangan gunakan benda yang mudah terserap seperti kapaskertas tisu atau
kertas handuk yang dapat robek dan melekat pada organ
d) Amputasi
Amputasi adalah bagian tubuh yang terlepas dari badan, pendarahan basar
biasanya terjadi namunakan berkurang karena kontraksi dari pembuluh darah.
Perawatan amputasi sendiri sama dengan perawatan luka hanya dapat di tambah
turniket
Untuk bagian tubuh yang terpotong hal yang harus dilakukan:
1. Jangan merendam bagian tubuh pada air
2. Letakan bagian tubuh yang terpotongke kantong plastik
3. Jaga bagian yang terpotong tetap dingindengan cara meletakan kantong plastik
kedalam kantong plastik yang berisi es
4. Beri label dengan nama penderita, tanggal, jam
e) Avulsi
Avulsi adalah pengelupasan kulit atau kulit dengan jaringan. Dengan
penanganan sama dengan luka.

2. PENANGANAN PATAH TULANG


Perawatan pertolongan pertama yang baik untuk penderita patah tulang selalu
penting.Menggerakkan patah tulang dapat meningkatkan rasa sakit dan perdarahan dan
dapat merusak jaringan di sekitar cedera.Hal ini dapat mengakibatkan komplikasi dalam
perbaikan dan penyembuhan dari cedera nanti.
Pertolongan pertama untuk patah tulang adalah semua tentang immobilising
(membatasi gerakan) daerah luka.Penyangga dapat digunakan untuk ini. Kontrol
perdarahan eksternal. Pecah yang rumit di mana anggota tubuh sangat cacat mungkin
perlu disesuaikan sebelum pembidaian – hanya paramedis atau staf medis harus
melakukan hal ini.
Fraktur dari kepala atau tubuh seperti tengkorak, tulang rusuk dan panggul semua
serius dan harus dikelola oleh paramedis. Jika Anda mencurigai terjadi patah tulang,
Anda harus :

a. Orang itu masih tetap terjaga – tidak memindahkan mereka kecuali ada bahaya
langsung, terutama jika Anda fraktur yang dicurigai pada tengkorak, tulang belakang,
tulang rusuk, panggul atau kaki bagian atas
b. Ada untuk setiap luka pendarahan pertama. Menghentikan pendarahan dengan
menekan kuat pada situs dengan pembalut bersih. Jika tulang yang menonjol,
memberikan tekanan di sekitar tepi luka
c. Jika perdarahan dikendalikan, menjaga luka ditutup dengan dressing bersih
d. Jangan pernah mencoba untuk meluruskan tulang patah
e. Untuk fraktur tungkai, memberikan dukungan dan kenyamanan seperti bantal di
bawah kaki bagian bawah atau lengan bawah. Namun, tidak menyebabkan rasa sakit
lebih lanjut atau gerakan yang tidak perlu dari patah tulang
f. Terapkan belat untuk mendukung tulang rusuk. Penyangga tidak harus diproduksi
secara profesional. Produk seperti papan kayu dan majalah dilipat dapat bekerja untuk
beberapa patah tulang. Anda harus mengimobilisasi anggota badan atas dan di bawah
patah tulang
g. Gunakan selempang untuk mendukung lengan atau tulang selangka patah tulang
h. Angkat daerah retak jika mungkin dan menerapkan kompres dingin untuk mengurangi
pembengkakan dan rasa sakit
i. Hentikan orang dari makan atau minum apa-apa sampai mereka dilihat oleh seorang
dokter, dalam kasus mereka akan memerlukan pembedahan

Diagnosis dan pengobatan patah tulang


Dokter dapat mendiagnosis patah tulang dengan sinar-x. Mereka juga dapat
menggunakan CT scan (tomografi komputer) scan dan MRI (resonansi magnetik
imaging).
Patah tulang sembuh sendiri – tujuan pengobatan adalah untuk memastikan
potongan-potongan tulang merupakan berbaris dengan benar.Tulang perlu pulih
sepenuhnya dalam kekuatan, gerakan dan sensitivitas. Beberapa fraktur rumit mungkin
memerlukan pembedahan atau traksi bedah (atau keduanya).
Tergantung di mana fraktur dan seberapa parah, pengobatan dapat mencakup :
 Penyangga – untuk menghentikan gerakan ekstremitas yang rusak
 Kawat gigi – untuk mendukung tulang
 Gips – untuk memberikan dukungan dan mengimobilisasi tulang
 Traksi – pilihan yang kurang umum
 Batang logam dimasukkan secara operasi atau pelat – untuk memegang potongan
tulang bersama – sama
 Menghilangkan rasa sakit.
Proses penyembuhan untuk patah tulang
Bekuan darah yang terbentuk pada ujung patah tulang adalah awal dari proses
penyembuhan. Selama sekitar lima minggu, tubuh bergabung dengan dua bagian tulang
bersama – sama dengan kombinasi sel berserat dan tulang rawan.
Tulang sementara ini (kalus) tidak sekuat tulang sebenarnya.Hal ini dapat mudah
pecah sampai perlahan-lahan diganti dengan tulang nyata.Untuk alasan ini, dokter dapat
menghapus Gips atau belat setelah beberapa minggu, tetapi Anda masih perlu untuk
mengobati tulang dengan hati – hati untuk setidaknya satu bulan lebih.

Pengobatan lain untuk patah tulang


Beberapa tulang, seperti tulang selangka atau tulang jari-jari kaki, akan bergerak
dengan sling atau belat (bukan diplester) dan beristirahat selama sekitar dua bulan.

Komplikasi patah tulang


Kemungkinan komplikasi dari patah tulang dapat mencakup :
- Keselarasan ekstremitas yang buruk
- Infeksi
- Salah dipasang gips (misalnya, terlalu ketat atau terlalu longgar).

Perawatan mandiri setelah patah tulang


Ikuti saran dokter Anda, tetapi saran umum meliputi :
1. Sampai saat gips telah diatur dengan benar, menghindari panas langsung seperti botol
air panas.
2. Istirahat anggota badan sebanyak mungkin.
3. Gunakan teknik yang ditunjukkan kepada Anda oleh perawat untuk berjalan atau
mengelola kegiatan sehari-hari. Misalnya, Anda berisiko cedera lebih lanjut jika Anda
menggunakan kruk salah.
4. Hindari mengangkat atau mengemudi sampai patah tulang sembuh.
5. Jika kulit di bawah gips gatal, jangan menyodok apa – apa antara gips dan tungkai
Anda (seperti gantungan baju atau pensil). Sebaliknya, gunakan pengering rambut
untuk meniup udara dingin ke dalam gips.
6. Jangan sampai Gips Anda basah, seperti plester basah menjadi lembut dan tidak
memberikan dukungan yang diperlukan. Plester basah juga dapat mengiritasi kulit
Anda. Ketika mandi, membungkus gips dalam kantong plastik dan pita langsung ke
kulit Anda, untuk menjaga daerah kedap air.
7. Temui dokter Anda segera jika Anda memiliki bengkak, kebiruan atau hilangnya
gerakan jari tangan atau kaki, kesemutan, mati rasa atau nyeri meningkat.

Hal yang perlu diingat


 Fraktur adalah pecah atau retak pada tulang.
 Fraktur terjadi ketika gaya yang diberikan terhadap tulang lebih kuat dari tulang
struktural dapat menahan.
 Situs yang paling umum untuk patah tulang adalah pergelangan tangan, pergelangan
kaki dan pinggul.
 Perawatan termasuk immobilising tulang dengan gips, atau pembedahan memasukkan
batang logam atau pelat untuk memegang potongan-potongan tulang bersama-sama.
 Beberapa fraktur rumit mungkin memerlukan pembedahan dan traksi bedah.
 Dalam kebanyakan kasus, Gips Anda akan lepas setelah beberapa minggu, tetapi
Anda harus memperlakukan anggota badan Anda dengan hati-hati untuk setidaknya
bulan depan atau lebih.

3. PENANGANAN GANGGUAN PERNAFASAN


A. Asbestosis
Adalah suatu penyakit saluran pernapasan yang terjadi akibat menghirup serat-
serat asbes, dimana pada paru – paru terbentuk jaringan parut yang luas.
Asbestos terdiri dari serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang
berbeda.Jika terhisap, serat asbes mengendap di dalam dalam paru-paru,
menyebabkan parut.Menghirup asbes juga dapat menyebabkan penebalan pleura
(selaput yang melapisi paru-paru).
Penyebab,
Menghirup serat asbes bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut (fibrosis)
di dalam paru – paru. Jaringan paru – paru yang membentuk fibrosis tidak dapat
mengembang dan mengempis sebagaimana mestinya. Beratnya penyakit tergantung
kepada lamanya pemaparan dan jumlah serat yang terhirup. Pemaparan asbes bisa
ditemukan di industri pertambangan dan penggilingan, konstruksi dan industri
lainnya. Pemaparan pada keluarga pekerja asbes juga bisa terjadi dari partikel yang
terbawa ke rumah di dalam pakaian pekerja.
Penyakit – penyakit yang disebabkan oleh asbes diantaranya adalah Plak pleura
(klasifikasi), Mesotelioma maligna, Efusi pleura.
Penyembuhan,
Pengobatan suportif untuk mengatasi gejala yang timbul adalah membuang
lender / dahak dari paru – paru melalui prosedur postural drainase, perkusi dada dan
vibrasi.Diberikan obat semprot untuk mengencerkan lendir. Mungkin perlu diberikan
oksigen, baik melalui sungkup muka (masker) maupun melalui selang plastik yang
dipasang di lubang hidung. Kadang dilakukan pencangkokan paru-paru.Mesotelioma
berakibat fatal, kemoterapi tidak banyak bermanfaat dan pengangkatan tumor tidak
menyembuhkan kanker.
Pencegahan,
 Asbestosis dapat dicegah dengan mengurangi kadar serat dan debu asbes di
lingkungan kerja. Karena industri yang menggunakan asbes sudah melakukan
kontrol debu, sekarang ini lebih sedikit yang menderita asbestosis, tetapi
mesotelioma masih terjadi pada orang yang pernah terpapar 40 tahun lalu.
 Untuk mengurangi risiko terjadinya kanker paru – paru, kepada para pekerja yang
berhubungan dengan asbes, dianjurkan untuk berhenti merokok. Sementara itu
guna menghindari sumber penyakit yang akan tersebar pada pihak keluarga,
disarankan setiap pekerja untuk mencuci pakaian kerjanya di pabrik, dan
menggantinya dengan pakaian bersih untuk kembali ke rumah. Sehingga semua
pakaian kerja tidak ada yang dibawa pulang, dan pekerja membersihkan diri atau
mandi sebelum kembali kerumah masing – masing.
B. Asma
Adalah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami penyempitan karena
hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan;
penyempitan ini bersifat sementara.
Penyebab,
Pada penderita asma, penyempitan saluran pernafasan merupakan respon
terhadap rangsangan yang pada paru-paru normal tidak akan mempengaruhi saluran
pernafasan. Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk
sari, debu, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga. Pada suatu serangan asma,
otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan yang melapisi saluran udara
mengalami pembengkakan karena adanya peradangan (inflamasi) dan pelepasan
lendir ke dalam saluran udara. Hal ini akan memperkecil diameter dari saluran udara
(disebut bronkokonstriksi) dan penyempitan ini menyebabkan penderita harus
berusaha sekuat tenaga supaya dapat bernafas.
Sel – sel tertentu di dalam saluran udara (terutama sel mast) diduga
bertanggungjawab terhadap awal mula terjadinya penyempitan ini. Mastosit di
sepanjang bronki melepaskan bahan seperti histamin dan leukotrien yang
menyebabkan terjadinya : – kontraksi otot polos – peningkatan pembentukan lendir –
perpindahan sel darah putih tertentu ke bronki. Mastosit mengeluarkan bahan tersebut
sebagai respon terhadap sesuatu yang mereka kenal sebagai benda asing (alergen),
seperti serbuk sari, debu halus yang terdapat di dalam rumah atau bulu binatang.
Tetapi asma juga bisa terjadi pada beberapa orang tanpa alergi tertentu. Reaksi
yang sama terjadi jika orang tersebut melakukan olah raga atau berada dalam cuaca
dingin. Stres dan kecemasan juga bisa memicu dilepaskannya histamin dan leukotrien.
Sel lainnya (eosnofil) yang ditemukan di dalam saluran udara penderita asma
melepaskan bahan lainnya (juga leukotrien), yang juga menyebabkan penyempitan
saluran udara.
Pengobatan,
Obat – obatan bisa membuat penderita asma menjalani kehidupan normal.
Pengobatan segera untuk mengendalikan serangan asma berbeda dengan pengobatan
rutin untuk mencegah serangan.
Agonis reseptor beta – adrenergik merupakan obat terbaik untuk mengurangi
serangan asma yang terjadi secara tiba – tiba dan untuk mencegah serangan yang
mungkin dipicu oleh olahraga. Bronkodilator ini merangsang pelebaran saluran udara
oleh reseptor beta – adrenergik.
Bronkodilator yang yang bekerja pada semua reseptor beta-adrenergik (misalnya
adrenalin), menyebabkan efek samping berupa denyut jantung yang cepat, gelisah,
sakit kepala dan tremor (gemetar) otot. Bronkodilator yang hanya bekerja pada
reseptor beta2 – adrenergik (yang terutama ditemukan di dalam sel – sel di paru –
paru), hanya memiliki sedikit efek samping terhadap organ lainnya. Bronkodilator ini
(misalnya albuterol), menyebabkan lebih sedikit efek samping dibandingkan dengan
bronkodilator yang bekerja pada semua reseptor beta-adrenergik.
Sebagian besar bronkodilator bekerja dalam beberapa menit, tetapi efeknya
hanya berlangsung selama 4 – 6 jam. Bronkodilator yang lebih baru memiliki efek
yang lebih panjang, tetapi karena mula kerjanya lebih lambat, maka obat ini lebih
banyak digunakan untuk mencegah serangan.
Bronkodilator tersedia dalam bentuk tablet, suntikan atau inhaler (obat yang
dihirup) dan sangat efektif. Penghirupan bronkodilator akan mengendapkan obat
langsung di dalam saluran udara, sehingga mula kerjanya cepat, tetapi tidak dapat
menjangkau saluran udara yang mengalami penyumbatan berat. Bronkodilator per-
oral (ditelan) dan suntikan dapat menjangkau daerah tersebut, tetapi memiliki efek
samping dan mula kerjanya cenderung lebih lambat.
Jenis bronkodilator lainnya adalah theophylline. Theophylline biasanya
diberikan per–oral (ditelan); tersedia dalam berbagai bentuk, mulai dari tablet dan
sirup short – acting sampai kapsul dan tablet long – acting.
Pada serangan asma yang berat, bisa diberikan secara intravena (melalui
pembuluh darah). Jumlah theophylline di dalam darah bisa diukur di laboratorium dan
harus dipantau secara ketat, karena jumlah yang terlalu sedikit tidak akan memberikan
efek, sedangkan jumlah yang terlalu banyak bisa menyebabkan irama jantung
abnormal atau kejang. Pada saat pertama kali mengkonsumsi theophylline, penderita
bisa merasakan sedikit mual atau gelisah. Kedua efek samping tersebut, biasanya
hilang saat tubuh dapat menyesuaikan diri dengan obat. Pada dosis yang lebih besar,
penderita bisa merasakan denyut jantung yang cepat atau palpitasi (jantung berdebar).
Juga bisa terjadi insomnia (sulit tidur), agitasi (kecemasan, ketakuatan), muntah, dan
kejang.
Corticosteroid menghalangi respon peradangan dan sangat efektif dalam
mengurangi gejala asma. Jika digunakan dalam jangka panjang, secara bertahap
corticosteroid akan menyebabkan berkurangnya kecenderungan terjadinya serangan
asma dengan mengurangi kepekaan saluran udara terhadap sejumlah rangsangan.
Tablet atau suntikan corticosteroid bisa digunakan selama 1 – 2 minggu untuk
mengurangi serangan asma yang berat. Untuk penggunaan jangka panjang biasanya
diberikan inhaler corticosteroid karena dengan inhaler, obat yang sampai di paru-paru
50 kali lebih banyak dibandingkan obat yang sampai ke bagian tubuh lainnya.
Corticosteroid per–oral (ditelan) diberikan untuk jangka panjang hanya jika
pengobatan lainnya tidak dapat mengendalikan gejala asma.
Cromolin dan nedocromil diduga menghalangi pelepasan bahan peradangan dari
sel mast dan menyebabkan berkurangnya kemungkinan pengkerutan saluran udara.
Obat ini digunakan untuk mencegah terjadinya serangan, bukan untuk mengobati
serangan. Obat ini terutama efektif untuk anak-anak dan untuk asma karena olah raga.
Obat ini sangat aman, tetapi relatif mahal dan harus diminum secara teratur meskipun
penderita bebas gejala.
Obat antikolinergik (contohnya atropin dan ipratropium bromida) bekerja
dengan menghalangi kontraksi otot polos dan pembentukan lendir yang berlebihan di
dalam bronkus oleh asetilkolin. Lebih jauh lagi, obat ini akan menyebabkan pelebaran
saluran udara pada penderita yang sebelumnya telah mengkonsumsi agonis reseptor
beta2 – adrenergik.
Pengubah leukotrien (contohnya montelucas, zafirlucas dan zileuton)
merupakan obat terbaru untuk membantu mengendalikan asma. Obat ini mencegah
aksi atau pembentukan leukotrien (bahan kimia yang dibuat oleh tubuh yang
menyebabkan terjadinya gejala – gejala asma).
Pencegahan,
Serangan asma dapat dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan bisa
dihindari. Serangan yang dipicu oleh olah raga bisa dihindari dengan meminum obat
sebelum melakukan olah raga.
C. Bronkientasis
Adalah suatu perusakan dan pelebaran (dilatasi) abnormal dari saluran
pernapasan yang besar. Bronkiektasis bukan merupakan penyakit tunggal, dapat
terjadi melalui berbagai cara dan merupakan akibat dari beberapa keadaan yang
mengenai dinding bronkial, baik secara langsung maupun tidak, yang mengganggu
sistem pertahanannya. Keadaan ini mungkin menyebar luas, atau mungkin muncul di
satu atau dua tempat.
Secara khusus, bronkiektasis menyebabkan pembesaran pada bronkus yang
berukuran sedang, tetapi bronkus berukuran kecil yang berada dibawahnya sering
membentuk jaringan parut dan menyempit. Kadang – kadang bronkiektasis terjadi
pada bronkus yang lebih besar, seperti yang terjadi pada aspergilosis bronkopulmoner
alergika (suatu keadaan yang disebabkan oleh adanya respon imunologis terhadap
jamur Aspergillus).
Dalam keadaan normal, dinding bronkus terbuat dari beberapa lapisan yang
ketebalan dan komposisinya bervariasi pada setiap bagian dari saluran pernapasan.
Lapisan dalam (mukosa) dan daerah dibawahnya (submukosa) mengandung sel – sel
yang melindungi saluran pernapasan dan paru – paru dari zat – zat yang berbahaya.
Sel – sel ini terdiri dari :
 Sel penghasil lendir
 Sel bersilia, yang memiliki rambut getar untuk membantu menyapu partikel-
partikel dan lendir ke bagian atas atau keluar dari saluran pernapasan
 Sel – sel lainnya yang berperan dalam kekebalan dan sistem pertahanan tubuh,
melawan organisme dan zat – zat yang berbahaya lainnya.
Struktur saluran pernapasan dibentuk oleh serat elastis, otot dan lapisan
kartilago (tulang rawan), yang memungkinkan bervariasinya diameter saluran
pernapasan sesuai kebutuhan. Pembuluh darah dan jaringan limfoid berfungsi sebagai
pemberi zat makanan dan sistem pertahanan untuk dinding bronkus.
Pada bronkiektasis, daerah dinding bronkus rusak dan mengalami peradangan
kronis, dimana sel bersilia rusak dan pembentukan lendir meningkat. Ketegangan
dinding bronkus yang normal juga hilang. Area yang terkena menjadi lebar dan lemas
dan membentuk kantung yang menyerupai balon kecil. Penambahan lendir
menyebabkan kuman berkembang biak, yang sering menyumbat bronkus dan memicu
penumpukan sekresi yang terinfeksi dan kemudian merusak dinding bronkus.
Peradangan dapat meluas ke kantong udara kecil (alveoli) dan menyebabkan
bronkopneumonia, jaringan parut dan hilangnya fungsi jaringan paru-paru. Pada kasus
yang berat, jaringan parut dan hilangnya pembuluh darah paru-paru dapat melukai
jantung.
Peradangan dan peningkatan pembuluh darah pada dinding bronkus juga dapat
menyebabkan batuk darah. Penyumbatan pada saluran pernapasan yang rusak dapat
menyebabkan rendahnya kadar oksigen dalam darah.
Penyebab,
Batuk menahun bisa disebabkan oleh :
Infeksi pernapasan, Campak, Pertusis, Infeksi adenovirus, Infeksi bakteri
contohnya Klebsiella, Staphylococcus atau Pseudomonas br>- Influenza,
Tuberkulosa, Infeksi jamur, Infeksi mikoplasma, Penyumbatan bronkus, Benda asing
yang terisap, Pembesaran kelenjar getah bening, Tumor paru, Sumbatan oleh lendir,
Cedera penghirupan, Cedera karena asap, gas atau partikel beracun, Menghirup getah
lambung dan partikel makanan, Keadaan genetik, Fibrosis kistik, Diskinesia silia,
termasuk sindroma Kartagener, Kekurangan alfa-1-antitripsin, Kelainan imunologik ,
Sindroma kekurangan imunoglobulin, Disfungsi sel darah putih, Kekurangan
koplemen, Kelainan autoimun atau hiperimun tertentu seperti rematoid artritis, kolitis
ulserativa
Keadaan lain :
Penyalahgunaan obat (misalnya heroin), Infeksi HIV, Sindroma Young
(azoospermia obstruktif), Sindroma Marfan.
Pengobatan,
Tujuan dari pengobatan adalah mengendalikan infeksi dan pembentukan
dahak, membebaskan penyumbatan saluran pernapasan serta mencegah komplikasi.
Drainase postural yang dilakukan secara teratur setiap hari, merupakan bagian dari
pengobatan untuk membuang dahak. Seorang terapis pernapasan bisa mengajarkan
cara melakukan drainase postural dan batuk yang efektif. Untuk mengatasi infeksi
seringkali diberikan antibiotik, bronkodilator, dan ekspektoran.
Pengangkatan paru melalui pembedahan dilakukan pada penderita yang tidak
memberikan respon terhadap pemberian obat atau pada penderita yang mengalami
perdarahan hebat.
Pencegahan,
 Imunisasi campak dan pertusis pada masa kanak-kanak membantu menurunkan
angka kejadian bronkiektasis.
 Vaksin influenza berkala membantu mencegah kerusakan bronkus oleh virus flu.
Vaksin pneumokok membantu mencegah komplikasi berat dari pneumonnia
pneumokok.
 Minum antibiotik dini saat infeksi juga mencegah bronkiektasis atau memburuknya
penyakit.
 Pengobatan dengan imunoglobulin pada sindroma kekurangan imunoglobulin
mencegah infeksi berulang yang telah mengalami komplikasi.
 Penggunaan anti peradangan yang tepat (seperti kortikosteroid), terutama pada
penderita bronkopneumonia alergika aspergilosis, bisa mencegah kerusakan
bronkus yang akan menyebabkan terjadinya bronkiektasis.
 Menghindari udara beracun, asap (termasuk asap rokok) dan serbuk yang
berbahaya (seperti bedak atau silika) juga mencegah bronkiektasis atau mengurangi
beratnya penyakit.
 Masuknya benda asing ke saluran pernapasan dapat dicegah dengan: -
memperhatikan apa yang dimasukkan anak ke dalam mulutnya - menghindari
kelebihan dosis obat dan alkohol - mencari pengobatan medis untuk gejala
neurologis (seperti penurunan kesadaran) atau gejala saluran pencernaan (seperti
regurgitasi atau batuk setelah makan).
 Tetes minyak atau tetes mineral untuk mulut atau hidung jangan digunakan
menjelang tidur karena dapat masuk ke dalam paru.
 Bronkoskopi dapat digunakn untuk menemukan dan mengobati penyumbatan
bronkus sebelum timbulnya kerusakan yang berat.
C. Penyakit Batuk Rejan
Penyakit Batuk Rejan atau juga dikenali sebagai "pertusis" atau dalam bahasa
Inggris Whooping Cough adalah satu penyakit menular. Di dunia terjadi sekitar 30
sampai 50 juta kasus per tahun, dan menyebabkan kematian pada 300.000 kasus (data
dari WHO). Penyakit ini biasanya terjadi pada anak berusia di bawah 1 tahun. 90
persen kasus ini terjadi di negara berkembang.
Penyebab,
Penyakit ini biasanya disebabkan oleh bacterium Bordetella namun tidak jarang
diakibatkan oleh B. Parapertussis.
Pengobatan,
Jika penyakitnya berat, penderita biasanya dirawat di rumah sakit. Mereka
ditempatkan di dalam kamar yang tenang dan tidak terlalu terang. Keributan bisa
merangsang serangan batuk. Bisa dilakukan pengisapan lendir dari tenggorokan. Pada
kasus yang berat, oksigen diberikan langsung ke paru-paru melalui selang yang
dimasukkan ke trakea.
Untuk menggantikan cairan yang hilang karena muntah dan karena bayi
biasanya tidak dapat makan akibat batuk, maka diberikan cairan melalui infus. Gizi
yang baik sangat penting, dan sebaiknya makanan diberikan dalam porsi kecil tetapi
sering. Untuk membasmi bakteri, biasanya diberikan antibiotik eritromycin.
Pencegahan,
Imunisasi pada usia 2, 4, 6, dan 18 bulan dan 4 – 6 tahun. Diharapkan
kemugkinan terkenanya pertusis akan makin rendah dengan diberikan nya imunisasi,
dan gejala penyakit pun tidak akan seberat kalau tanpa diberikannya imunisasi.
D. Bronkitis
Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru – paru).
Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna.
Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung
atau penyakit paru – paru) dan pada usia lanjut, bronkitis bisa bersifat serius.
Penyebab,
 Bronkitis infeksiosa disebabkan oleh virus, bakteri dan organisme yang
menyerupai bakteri (Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia)
 Serangan bronkitis berulang bisa terjadi pada perokok dan penderita penyakit
paru-paru dan saluran pernafasan menahun. Infeksi berulang bisa merupakan
akibat dari:
 Sinusitis kronis, Bronkiektasis, Alergi
 Pembesaran amandel dan adenoid pada anak-anak.
 Bronkitis iritatif bisa disebabkan oleh:
Berbagai jenis debu, Asap dari asam kuat, amonia, beberapa pelarut organik,
klorin, hidrogen sulfida, sulfur dioksida dan bromin, Polusi udara yang
menyebabkan iritasi ozon dan nitrogen dioksida, Tembakau dan rokok lainnya.
Pengobatan,
Untuk mengurangi demam dan rasa tidak enak badan, kepada penderita dewasa
bisa diberikan aspirin atau acetaminophen; kepada anak-anak sebaiknya hanya
diberikan acetaminophen. Dianjurkan untuk beristirahat dan minum banyak cairan.
E. Faringitis
Faringitis (dalam bahasa Latin; pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan
yang menyerang tenggorok atau faring. Kadang juga disebut sebagai radang
tenggorok.
Radang ini bisa disebabkan oleh virus atau kuman, disebabkan daya tahan yang
lemah. Pengobatan dengan antibiotika hanya efektif apabila karena terkena kuman.
Kadangkala makan makanan yang sehat dengan buah – buahan yang banyak, disertai
dengan vitamin bisa menolong. Gejala radang tenggorokan seringkali merupakan
pratanda penyakit flu atau pilek.
Faringitis ada yang akut dan kronis :
a. Faringitis akut, radang tenggorok yang masih baru, dengan gejala nyeri tenggorok
dan kadang disertai demam dan batuk.
b. Faringitis kronis, radang tenggorok yang sudah berlangsung dalam waktu yang
lama, biasanya tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa ada sesuatu yang
mengganjal di tenggorok.
F. Infeksi Saluran Napas Atas
Dalam bahasa Indonesia juga di kenal sebagai ISPA (Infeksi Saluran Napas
Atas) atau URI dalam bahasa Inggris adalah penyakit infeksi akut yang melibatkan
organ saluran pernapasan, hidung, sinus, faring, atau laring.
Penyembuhan,
Penyembuhannya melalui terapi. Terapi yg diberikan pada penyakit ini biasanya
pemberian antibiotik walaupun kebanyakan ISPA disebabkan oleh virus yang dapat
sembuh dengan sendirinya tanpa pemberian obat obatan terapeutik, pemberian
antibiotik dapat mempercepat penyembuhan penyakit ini dibandingkan hanya
pemberian obat obatan symptomatic, selain itu dengan pemberian antibiotik dapat
mencegah terjadinya infeksi lanjutan dari bakterial, pemberian, pemilihan antibiotik
pada penyakit ini harus diperhatikan dengan baik agar tidak terjadi resistensi
kuman/baterial di kemudian hari. Namun pada penyakit ISPA yg sudah berlanjut
dengan gejala dahak dan ingus yg sudah menjadi hijau, pemberian antibiotik
merupakan keharusan karena dengan gejala tersebut membuktikan sudah ada bakteri
yg terlibat.
G. Influensa
Biasanya dikenali sebagai flu di masyarakat, adalah penyakit menular burung
dan mamalia yang disebabkan oleh virus RNA dari famili Orthomyxoviridae (virus
influensa). Penyakit ini ditularkan dengan medium udara melalui bersin dari si
penderita. Pada manusia, gejala umum yang terjadi adalah demam, sakit tenggorokan,
sakit kepala, hidung tersumbat dan mengeluarkan cairan, batuk, lesu serta rasa tidak
enak badan. Dalam kasus yang lebih buruk, influensa juga dapat menyebabkan
terjadinya pneumonia, yang dapat mengakibatkan kematian terutama pada anak-anak
dan orang berusia lanjut.
Pencegahan,
Sebagian besar virus influensa disebarkan melalui kontak langsung. Seseorang
yang menutup bersin dengan tangan akan menyebarkan virus ke orang lain. Virus ini
dapat hidup selama berjam – jam dan oleh karena itu cucilah tangan sesering mungkin
dengan sabun
 Minumlah yang banyak karena air berfungsi untuk membersihkan racun
 Hiruplah udara segar secara teratur terutama ketika dalam cuaca sejuk
 Cobalah bersantai agar anda dapat mengaktifkan sistem kekebalan tubuh karena
dengan bersantai dapat membantu sistem kekebalan tubuh merespon terhadap virus
influensa
 Kaum lanjut usia atau mereka yang mengidap penyakit kronis dianjurkan
diimunisasi. Namun perlu adanya alternatif lain dalam mengembangkan imunitas
dalam tubuh sendiri, melalui makanan yang bergizi dan menjahui potensi-potensi
yang menyebabkan influensa
 Sejumlah penelitian membuktikan bahwa dengan mengkonsumi 200 ml yoghurt
rendah lemak per hari mampu mencegah 25% peluang terkena influensa
dikarenakan yoghurt mengandung banyak laktobasilus
H. Paru – Paru hitam
Adalah suatu penyakit paru-paru yang disebabkan karena menghirup debu
batubara dalam jangka panjang. Penyakit ini dikenal juga dengan sebutan
pneumokoniosis pekerja batubara, dapat terjadi dalam 2 bentuk, yaitu simplek dan
komplikata. Tipe simplek biasanya bersifat ringan, sedangkan tipe komplikata bisa
berakibat fatal.
Penyebab,
Paru – paru hitam merupakan akibat dari terhirupnya serbuk batubara dalam
jangka waktu yang lama. Merokok tidak menyebabkan meningkatnya angka kejadian
paru – paru hitam, tetapi bisa memberikan efek tambahan yang berbahaya bagi paru –
paru. Resiko menderita paru – paru hitam berhubungan dengan lamanya dan luasnya
pemaparan terhadap debu batubara. Kebanyakan pekerja yang terkena berusia lebih
dari 50 tahun. Penyakit ini ditemukan pada 6 dari 100.000 orang.
Pengobatan,
Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit ini, selain untuk mengobati
komplikasinya (gagal jantung kanan atau tuberkulosis paru). Jika terjadi gangguan
pernafasan, maka diberikan bronkodilator dan ekspektoran. Tetapi adalah penting
untuk menghindari pemaparan lebih lanjut.
Pencegahan,
Paru – paru hitam dapat dicegah dengan menghindari debu batubara pada
lingkungan kerja. Pekerja tambang batubara harus menjalani pemeriksaan foto dada
tiap 4 – 5 tahun sehingga penyakit ini dapat ditemukan pada stadium awal. Jika
ditemukan penyakit, maka pekerja tersebut harus dipindahkan ke daerah dimana kadar
debu batubaranya rendah, untuk menghindari terjadinya fibrosis masif progresif.
I. Difteri
Adalah penyakit akibat terjangkit bakteri yang bersumber dari Corynebacterium
diphtheriae (C. diphtheriae). Penyakit ini menyerang bagian atas mukosa saluran
pernapasan dan kulit yang terluka. Tanda-tanda yang dapat dirasakan ialah sakit tekak
dan demam secara tiba-tiba disertai tumbuhnya membran kelabu yang menutupi tonsil
serta bagian saluran pernapasan.
Penyebab,
Pembawa kuman ini adalah manusia sendiri dan amat sensitif pada faktor-faktor
alam sekitar seperti kekeringan, kepanasan dan sinar matahari. Difteri disebarkan dari
kulit, saluran pernapasan dan sentuhan dengan penderita difteri itu sendiri. Tingkat
kematian akibat difteri paling tinggi di kalangan bayi dan orang tua dan kematian
biasanya terjadi dalam masa tiga hingga empat hari.
Pengobatan,
Perawatan bagi penyakit ini termasuk antitoksin difteri, yang melemahkan
toksin dan antibiotik. Eritromisin dan penisilin membantu menghilangkan kuman dan
menghentikan pengeluaran toksin.
Pencegahan,
Umumnya difteri dapat dicegah melalui vaksinasi. Bayi, kanak-kanak, remaja,
dan orang dewasa yang tidak mempunyai cukup pelalian memerlukan suntikan
booster setiap 10 tahun.

Anda mungkin juga menyukai