Anda di halaman 1dari 12

PPGD

(PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT)

Pengertian PPGD
PPGD adalah singkatan dari pertolongan pertama pada gawat darurat. PPGD merupakan salah sau
tindakan untuk memberikan pertolongan pertama pada korban yang mengalami kecelakaan dan ditolong
dengan secepat-cepatnya agar korban selamat. Setelah diberi pertolongan pertama, maka korban perlu
ditangani oleh pihak dokter untuk perawatan lanjutan yang lebih tepat. PPGD memiliki tujuan, antara
lain:

1. Mencegah terjadinya kematina;


2. Mencegah terjadinya cacat tubuh;
3. Mencegah kerusakan yang lebih luas;
4. Mencegah terjadinya infeksi;
5. Mencegah rasa sakit pada korban.

Prinsip Dasar PPGD


Dalam pelaksanaan PPGD diperlukan prinsip P-A-T-U-T yang harus dimengerti, dipahami dan diamalkan.

P : Penolong menolong dirinya sendiri


A : Amankan korban
T : Tandai tempat kejadian
U : Usahakan hubungi tim medis
T : Tindakan pertolongan

TUJUAN PERTOLONGAN PERTAMA

1. Menyelamatkan jiwa penderita


2. Mencegah cacat
3. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan.

Pertolongan Dilakukan Berdasarkan Prioritas

SISTEMATIKA PERTOLONGAN PERTAMA

1. Jangan Panik.
2. Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya.
3. Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban.
4. Perhatikan tanda-tanda shock.
5. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru.
6. Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan.

Posisi Mantap
Posisi miring mantap adalah suatu posisi yang diberikan kepada korban / pasien yang tidak sadar namun
terdapat nadi dan pernafasan spontan. Posisi ini merupakan kelanjutan dari tindakan BHD (bantuan hidup
dasar) dimana tindakan BHD telah berhasil dilakukan sehingga kembalinya denyut nadi dan korban
bernafas secara spontan. Posisi ini dilakukan pada pre hospital (di lapangan) yang bersifat sementara
hingga bantuan medis / petugas ambulans datang untuk memberikan pertolongan lebih lanjut.

Tujuan posisi miring mantap :

1. Mencegah terjadinya aspirasi


2. Memberikan posisi yang stabil terhadap korban agar kita bisa menolong korban lainnya (jika korban
berjumlah lebih dari satu)

Prosedur memberikan posisi miring mantap :

1. Korban tidur terlentang pada posisi supine, penolong berlutut di sisi kanan korban
2. Tangan kanan korban diluruskan di sisi kepala korban.
3. Tangan kiri korban ditekuk menyilang dada hingga posisi telapak tangan berada dibahu kanan korban.
4. Lutut kaki kiri korban ditekuk ke kanan
5. Posisi tangan kiri penolong di bahu kiri korban, tangan kanan penolong di lipatan lutut kiri korban

6. Tarik korban dengan kedua tangan bersamaan ke kanan hingga korban miring kanan (90 derajat) tahan
badan korban dengan kedua kaki penolong agar korban tidak terguling.
7. Secara pelan-pelan miringkan lagi tubuh korban (disangga oleh kedua paha penolong) hingga korban
berada pada posisi miring.

8. Cek kembali nadi karotis dan pernafasan korban, jika masih ada baru korban bisa ditinggalkan
9. Evaluasi kembali nadi dan pernafasan korban hingga petugas ambulans datang.

Resusitasi Jantung Paru (RJP)


Jika pada suatu keadaan ditemukan korban dengan penilaian dini terdapat gangguan tersumbatnya jalan
nafas, tidak ditemukan adanya nafas dan atau tidak ada nadi, maka penolong harus segera melakukan
tindakan yang dinamakan dengan istilah BANTUAN HIDUP DASAR (BHD).

Bantuan hidup dasar terdiri dari beberapa cara sederhana yang dapat membantu mempertahankan hidup
seseorang untuk sementara. Beberapa cara sederhana tersebut adalah bagaimana menguasai dan
membebaskan jalan nafas, bagaimana memberikan bantuan penafasan dan bagaimana membantu
mengalirkan darah ke tempat yang penting dalam tubuh korban, sehingga pasokan oksigen ke otak
terjaga untuk mencegah matinya sel otak.

Penilaian dan perawatan yang dilakukan pada bantuan hidup dasar sangat penting guna melanjutkan
ketahapan selanjutnya. Hal ini harus dilakukan secara cermat dan terus menerus termasuk terhadap
tanggapan korban pada proses pertolongan.

Bila tindakan ini dilakukan sebagai kesatuan yang lengkap maka tindakan ini dikenal dengan istilah
RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP).

Untuk memudahkan pelaksanaannya maka digunakan akronim A- B – C yang berlaku universal.

A = Airway control atau penguasaan jalan nafas

B = Breathing Support atau bantuan pernafasan

C = Circulatory Support atau bantuan sirkulasi lebih dikenal dengan Pijatan Jantung Luar dan
menghentikan perdarahan besar

Setiap tahap ABC pada RJP diawali dengan fase penilaian :


penilaian respons, pernafasan dan nadi. Airway Control (Penguasaan Jalan Nafas)

Bila tidak ditemukan respons pada korban maka langkah selanjutnya adalah penolong menilai pernafasan
korban apakah cukup adekuat? Untuk menilainya maka korban harus dibaringkan terlentang dengan jalan
nafas terbuka.

Airway Control
Lidah paling sering menyebabkan sumbatan jalan nafas pada kasus-kasus korban dewasa tidak ada
respons, karena pada saat korban kehilangan kesadaran otot-otot akan menjadi lemas termasuk otot
dasar lidah yang akan jatuh ke belakang sehingga jalan nafas jadi tertutup. Penyebab lainnya adalah
adanya benda asing terutama pada bayi dan anak.
Penguasan jalan nafas merupakan prioritas pada semua korban. Prosedurnya sangat bervariasi mulai dari
yang sederhana sampai yang paling rumit dan penanganan bedah. Tindakan-tindakan yang lain kecil
peluangnya untuk berhasil bila jalan nafas korban masih terganggu.

Beberapa cara yang dikenal dan sering dilakukan untuk membebaskan jalan nafas

a. Angkat Dagu Tekan Dahi : Angkat Dagu Tekan Dahi


Teknik ini dilakukan pada korban yang tidak mengalami trauma pada kepala, leher maupun tulang
belakang.

b. Perasat Pendorongan Rahang Bawah (Jaw Thrust Maneuver)


teknik ini digunakan sebagai pengganti teknik angkat dagu tekan dahi. Teknik ini sangat sulit dilakukan
tetapi merupakan teknik yang aman untuk membuka jalan nafas bagi korban yang mengalami trauma
pada tulang belakang. Dengan teknik ini, kepala dan leher korban dibuat dalam posisi alami / normal.

Ingat : Teknik ini hanya untuk korban yang mengalami trauma tulang belakang atau curiga trauma tulang
belakang

Pemeriksaan Jalan Nafas


Setelah jalan nafas terbuka, maka periksalah jalan nafas karena terbukanya jalan nafas dengan baik
dan bersih sangat diperlukan untuk pernafasan adekuat. Keadaan jalan nafas dapat ditentukan bila
korban sadar, respon dan dapat berbicara dengan penolong.
Perhatikan pengucapannya apakah baik atau terganggu, dan hati-hati memberikan penilaian untuk
korban dengan gangguan mental.
Untuk korban yang disorientasi, merasa mengambang, bingung atau tidak respon harus diwaspadai
kemungkinan adanya darah, muntah atau cairan liur berlebihan dalam saluran nafas. Cara ini lebih lanjut
akan diterangkan pada halaman cara pemeriksaan jalan nafas.

Membersihkan Jalan Nafas

1. Posisi Pemulihan
Bila korban dapat bernafas dengan baik dan tidak ada kecurigaan adanya cedera leher, tulang punggung
atau cedera lainnya yang dapat bertambah parah akibat tindakan ini maka letakkan korban dalam posisi
pemulihan atau dikenal dengan istilah posisi miring mantap.
Posisi ini berguna untuk mencegah sumbatan dan jika ada cairan maka cairan akan mengalir melalui
mulut dan tidak masuk ke dalam saluran nafas.

2. Sapuan Jari
Teknik hanya dilakukan untuk penderita yang tidak sadar, penolong menggunakan jarinya untuk
membuang benda yang mengganggu jalan nafas.

BREATHING SUPPORT (BANTUAN PERNAFASAN)


Bila pernafasan seseorang terhenti maka penolong harus berupaya untuk memberikan bantuan
pernafasan.

Teknik yang digunakan untuk memberikan bantuan pernafasan yaitu:


Menggunakan mulut penolong:

1. Mulut ke masker RJP


2. Mulut ke APD (Alat Pelindung Diri)
3. Mulut ke mulut / hidung

CIRCULATORY SUPPORT (Bantuan Sirkulasi)


Tindakan paling penting pada bantuan sirkulasi adalah Pijatan Jantung Luar. Pijatan Jantung Luar dapat
dilakukan mengingat sebagian besar jantung terletak diantara tulang dada dan tulang punggung
sehingga penekanan dari luar dapat menyebabkan terjadinya efek pompa pada jantung yang dinilai
cukup untuk mengatur peredaran darah minimal pada keadaan mati klinis.

Circulatory Support
Penekanan dilakukan pada garis tengah tulang dada 2 jari di atas permukaan lengkung iga kiri dan
kanan. Kedalaman penekanan disesuaikan dengan kelompok usia penderita.
– Dewasa : 4 – 5 cm
– Anak dan bayi : 3 – 4 cm
– Bayi : 1,5 – 2,5 cm
Secara umum dapat dikatakan bahwa bila jantung berhenti berdenyut maka pernafasan akan langsung
mengikutinya, namun keadaan ini tidak berlaku sebaliknya. Seseorang mungkin hanya mengalami
kegagalan pernafasan dengan jantung masih berdenyut, akan tetapi dalam waktu singkat akan diikuti
henti jantung karena kekurangan oksigen.

Pada saat terhentinya kedua sistem inilah seseorang dinyatakan sebagai mati klinis. Berbekal pengertian
di atas maka selanjutnya dilakukan tindakan Resusitasi Jantung Paru.

Pendarahan
Pendarahan adalah rusaknya dinding pembuluh darah yang di akibatkan oleh luka paksa atau penyakit
sehingga darah keluar dari tubuh melalui luka, seperti luka robek, luka sayatan, luka tusuk dan lain-lain.
Jenis Perdarahan
Perdarahan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

a. Perdarahan luar (terbuka), pendarahan yang dapat dilihat dengan jelas dengan adanya darah yang keluar
dari luka. Luka ini berada di permukaan luar kulit atau bagian tubuh. Untuk membantu memperkirakan
berapa banyak darah yang telah keluar dari tubuh penderita, hal yang dipakai adalah keluhan korban dan
tanda vital. Bila keluhan korban sudah mengarah ke gejala dan tanda syok seperti yang
dibahas dalam topik ini maka penolong wajib mencurigai bahwa kehilangan darah terjadi dalam jumlah
yang cukup banyak. Perawatan untuk Perdarahan luar, antara lain:
1) Tekanan Langsung
2) Elevasi
3) Titik Tekan
4) Immobilisasi

b. Perdarahan dalam (tertutup), pendarahan ini tidak tampak terlihat dan darahpun tidak keluar banyak dari
luka, ciri-ciri pendarahan dalam seperti memar. Perdarahan dalam dapat berkisar dari skala kecil hingga
yang mengancam jiwa penderita. Kehilangan darah tidak dapat diamati pada perdarahan dalam.
Gejala dan Tanda
Beberapa tanda perdarahan dalam dapat diidentifikasi. Beberapa adalah sbb.:

1) Batuk darah berwarna merah muda


2) Memuntahkan darah berwarna gelap (seperti ampas kopi)
3) Terdapat memar
4) Bagian Abdomen terasa lunak.

Bahaya lain pada perdarahan adalah kemungkinan terjadinya penularan penyakit. Banyak kuman
penyakit bertahan hidup di dalam darah manusia, sehingga bila darah korban ini bisa masuk kedalam
tubuh penolong maka ada kemungkinan penolong dapat tertular penyakit. Perdarahan dalam harus
dicurigai pada beberapa keadaan seperti :

a. Riwayat benturan benda tumpul yang kuat;


b. Memar;
c. Batuk darah;
d. Muntah darah;
e. Buang air besar atau air kecil berdarah;
f. Luka tusuk;
g. Patah tulang tertutup;
h. Nyeri tekan, kaku atau kejang dinding perut.

Perawatan Perdarahan
Perlindungan terhadap infeksi pada penanganan perdarahan :

a. Pakai APD agar tidak terkena darah atau cairan tubuh korban.
b. Jangan menyentuh mulut, hidung, mata, makanan sewaktu memberi perawatan
c. Cucilah tangan segera setelah selesai merawat
d. Dekontaminasi atau buang bahan yang sudah ternoda dengan darah atau cairan tubuh korban.

Pada perdarahan besar:

a. Jangan buang waktu mencari penutup luka


b. Tekan langsung dengan tangan (sebaiknya menggunakan sarung tangan) atau dengan bahan lain.
c. Bila tidak berhenti maka tinggikan bagian tersebut lebih tinggi dari jantung (hanya pada alat gerak), bila
masih belum berhenti maka lakukan penekanan pada titik- titik tekan.
d. Pertahankan dan tekan cukup kuat.
e. Pasang pembalutan penekan

Pada perdarahan ringan atau terkendali :

a. Gunakan tekanan langsung dengan penutup luka


b. Tekan sampai perdarahan terkendali
c. Pertahankan penutup luka dan balut
d. Sebaiknya jangan melepas penutup luka atau balutan pertama Perdarahan dalam atau curiga ada

perdarahan dalam

a. Baringkan dan istirahatkan penderita


b. Buka jalan napas dan pertahankan
c. Periksa berkala pernapasan dan denyut nadi
d. Perawatan syok bila terjadi syok atau diduga akan menjadi syok
e. Jangan beri makan dan minum
f. Rawatlah cedera berat lainnya bila ada
g. Rujuk ke fasilitas kesehatan

Budaya Hidup Sehat


Dalam kehidupan sehari-hari pramuka hendaknya memiliki budaya hidup sehat, dengan jalan mendidik
agar mereka dibiasakan untuk :

1. Selalu menjaga kebersihan badan, misalnya pemeliharaan kuku, tangan, kaki, pentingnya mandi,
pemeliharaan gigi, dsb.
2. Menjaga dan menciptakan kesegaran jasmani dan kesehatan badan, dengan jalan
: secara rutin melaksanakan senam pagi, jogging, melatih pernapasan, minum air putih, dsb.

3. Menjaga ketahan tubuh, ketrampilan dan ketangkasan jasmani dengan


berolahraga, mendaki gunung, berenang, terbang laying, dsb.
4. Menjaga kebesihan makanan dan minuman, serta meningkatkan pengetahuan tentang gizi.
5. Selalu menciptakan kebersihan rumah dan peralatannya, kebersihan perkemahan pada saat berkemah
6. Memahami berbagai macam penyakit dan penanggulangannya.

Merawat gigitan ular


Terlebih dahulu kita harus memahami bekas gigitan ular. Bekas gigitan ular tidak berbisa hanya
berbentuk barisan giginya. sedangkan untuk ular berbisa juga menunjukkan bekas barisan giginya, akan
tetapi diatas barisan bekas giginya terdapat dua tusukan gigi taring (dua lubang tusukan kecil) karena
gigi taring ular berbisa menyuntikkan racun berbisa.

Pertolongan pertama pada gigitan ular berbisa, penanganan pertama pada gigitan ular berbisa, antara
lain:

1. tenangkan korban terlebih dahulu dan usahakan korban tidak boleh bergerak agar sirkulasi darah
menjadi lambat;
2. diamkan anggota kaki atau tangan yang tertekana gigitan, usahakan posisi kaki atau tangan berada di
bawah posisi jantung;
3. gunakan kain atau tali untuk mengikat bagian antara luka dan jantung;
4. bersihkan dengan alkohol;
5. keluarkan bisa dengan poison remover atau membuat sayatan X;
6. lakukan pemijatan disekiar sayatan untuk mengeluarkan bisa

Hipotermia
Hipoternia adalah keadaan suhu tubuh manusia berada dibawah 35°C. gejala hipotermia dapat
diketahui dengan jelas, antara lain:

1. menggigil kedinginan;
2. korban mudah kelelahan dan ngantuk;
3. pandangan kabur;
4. mental dan fisik menjadi lemah;
5. panik dan kebingungan;
6. nafas menjadi lamban;
7. anggota badan mudah kram lali pingsan.

Cara Penanganan hipotermia antara lain:

1. pindahkan korban ke tempat yang terlindung dari terpaan angin dan hujan;
2. korban harus dalam keadaan hangat dan kering;
3. periksa saluran pernafasan dan denyut nadi;
4. masukkan korban pada sleeping bag agar suhu badan korban menjadi hangat;
5. bisa dilakukan dengan berbagi panas tubuh dari orang lain;
6. berikan korban makanan yang hangat dan minuman yang manis.

P3K patah tulang

1. Tanda-tanda patah tulang


a) Penderita tidak dapat menggerakkan bagian yang luka
b) Bentuk bagian yang terkena tampak tidak normal
c) Ada rasa nyeri kalau digerakkan
d) Kulit tidak terasa kalau disentuh
e) Pembengkakkan dan warna biru di sekitar kulit yang luka

2. Pedoman umum pertolongan pertama terhadap patah tulang


a) Pada umumnya patah tulang tidak pernah sebagai kasus darurat yang membutuhkan pertolongan segera,
kecuali demi penyelamatan jiwa korban. Sebaiknya jangan menggerakkan atau mengganggu penderita,
tunggu saja sampai dokter atau ambulans datang.
b) Kalau korban harus dipindahkan dari tempat yang membahayakan, pindahkan korban dengan cara
menarik tungkai atau ketiaknya, sedang tarikannya harus searah dengan sumbu panjang badan
c) Kemudian lakukan memeriksa apakah ada luka-luka lainnya :
– hentikan pendarahan serius yang terjadi
– usahakan korban terhindar dari hambatan pernapasan
– upayakan lalu lintas udara tetap lancer
– jika diperlukan buatlah nafas buatan
– jangan meletakkan bantal di bawah kepala, tapi letakkanlah di kiri kanan kepala untuk menjaga agar
leher tidak bergerak

d) Kalau bantuan medis terlambat, sedang penderita harus diangkat, jangan mencoba memperbaiki letak
tulang.
Pasanglah selalu pembelat (bidai) sebelum menggerakkan atau mengangkat penderita.

3. Macam-macam patah tulang dan pertolongan pertamanya


a) Patah lengan bawah Pergelangan Tangan

– Letakkan perlahan-lahan lengan bawah tersebut ke dada hingga lengan membentuk sudut 90 derajat
dengan lengan atas, sedang telapak tangan rata di dada
– Siapkan 2 pembelat ( bidai ) yang dilengkapi dengan kain pengempuk, satu untuk membelat bagian
dalam, sedang yang lain untuk membelat bagian luar
– Usahakan pembelat merentang dari siku sampai ke punggung jemari
– Aturlah gendongan tangan ke leher sedemikian rupa sehingga ketinggian ujung-ujung jari hanya 7,5-10
cm dari siku

b)Patah Tulang lengan Atas (siku ke bahu)


–Letakkan tangan perlahan-lahan ke samping tubuh dalam posisi sealamiah mungkin
–Letakkan lengan bawah di dada dengan telapak tangan menempel perut
–Pasang satu pembelat (bidai) yang sudah berlapis bahan empuk di sebelah luar lengan dan ikatlah
dengan 2 carik kain di atas dan di bawah bagian yang patah
– Buatlah gendongan ke leher, tempelkan ke lengan atas yang patah ke tubuh dengan handuk atau kain
yang melingkari dada dan belatan (bidai)

c) Patah Tulang Lengan Bawah


Letakkan pembelat (bidai) berlapis di bawah telapak tangan, dari dekat siku sampai lewat ujung jemari.

d) Patah Tulang di paha


– Patah tulang di paha sangat berbahaya, tanggulangi shok dulu dan segera panggil dokter
– Luruskan tungkai dan tarik ke posisi normal
– Siapkan 7 pembalut panjang dan lebar
– Gunakan 2 pembelat papan lebar 10-15 cm yang dilapisi dengan kain empuk
– Panjang pembelat untuk bagian luar harus merentang dari ketiak sampai lutut, sedangkan pembelat
untuk bagian dalam sepanjang dari pangkal paha sampai ke lutut.
Perlindungan Diri Penolong
Dalam melakukan pertolongan pada kondisi gawat darurat, penolong tetap harus senantiasa memastikan
keselamatan dirinya sendiri, baik dari bahaya yang disebabkan karena lingkungan, maupun karena
bahaya yang disebabkan karena pemberian pertolongan.
Poin-poin penting dalam perlindungan diri penolong yaitu :

1. Pastikan kondisi tempat memberi pertolongan tidak akan membahayakan penolong dan korban.
2. Minimalisasi kontak langsung dengan pasien, dalam memberikan nafas bantuan sedapat mungkin
digunakan sapu tangan atau kain lainnya untuk melindungi penolong dari penyakit yang mungkin dapat
ditularkan oleh korban
3. Selalu perhatikan kesehatan diri penolong, sebab pemberian pertolongan pertama adalah tindakan yang
memakan energi. Jika dilakukan dengan kondisi tidak fit, justru akan membahayakan penolong sendiri.

PENGENALAN OBAT-OBATAN OBAT LUAR


1. Rivanol
2. Plester
3. Betadine
4. Minyak kayu putih
5. Alkohol
6. Tetes mata
7. Bioplasenton
8. Counterpain
9. Kapas
10. Pembalut
11. Oxycan

OBAT DALAM

1. CTM
2. Paracetamol/Antalgin
3. Norit & Susu
4. Promag
5. Napacin
6. Enterostop
7. Feminax

Pembalut dan Pembalutan

1. Pembalut Macam-macam pembalut :


a) Pembalut kasa gulung
b) Pembalut kasa perekat
c) Pembalut penekan
d) Kasa penekan steril (beraneka ukuran)
e) Gulungan kapas
f) Pembalut segi tiga (mitella)

2. Pembalutan
a) Pembalutan segitiga pada kepala, kening
b) Pembalutan segitiga untuk ujung tangan atau kaki
c) Pembungkus segitiga untuk membuat gendungan tangan
d) Membalut telapak tangan dengan pembalut dasi
e) Pembalutan spiral pada tangan
f) Pembalutan dengan perban membentuk angka 8 ke tangan atau pergelangan tangan yang cidera.

KASUS-KASUS YANG SERING TERJADI PADA KEGIATAN ALAM TERBUKA


Pingsan (syncope/collapse)
Hilangnya kesadaran sementara karena otak kekurangan O2, lapar, terlalu banyak mengeluarkan
tenaga, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh), hiploglikemia, animea.

GEJALA

1. Pandangan berkunang-kunang
2. Telinga berdenging
3. Nafas tidak teratur
4. Muka pucat
5. Biji mata melebar
6. Lemas
7. Keringat dingin
8. Menguap berlebihan
9. Tak respon (beberapa menit)
10. Denyut nadi lambat

PENANGANAN

1. Baringkan korban dalam posisi terlentang


2. Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
3. Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat pernafasan
4. Beri udara segar
5. Periksa kemungkinan cedera lain
6. Selimuti korban
7. Korban diistirahatkan beberapa saat
8. Bila tak segera sadar >> periksa nafas dan nadi >> posisi stabil >> Rujuk ke instansi kesehatan
DEHIDRASI
yaitu suatu keadaan dimana tubuh mengalami kekurangan cairan. Hal ini terjadi apabila cairan yang
dikeluarkan tubuh melebihi cairan yang masuk. Gejala dan tanda dehidrasi

Dehidrasi ringan

 Defisit cairan 5% dari berat badan


 Penderita merasa haus
 Denyut nadi lebih dari 90x/menit
 Dehidrasi sedang
 Defisit cairan antara 5-10% dari berat badan
 Nadi lebih dari 90x/menit
 Nadi lemah
 Sangat haus
 Dehidrasi berat
 Defisit cairan lebih dari 10% dari berat badan
 Hipotensi
 Mata cekung
 Nadi sangat lemah, sampai tak terasa
 Kejang-kejang
 Penanganan
 Mengganti cairan yang hilang dan mengatasi shock
 mengganti elektrolit yang lemah
 Mengenal dan mengatasi komplikasi yang ada
 Memberantas penyebabnya
 Rutinlah minum jangan tunggu haus

ASMA
yaitu penyempitan/gangguan saluran pernafasan. Gejala

 Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas


 Terdengar suara nafas tambahan
 Otot Bantu nafas terlihat menonjol (dileher)
 Irama nafas tidak teratur
 Terjadinya perubahan warna kulit (merah/pucat/kebiruan/sianosis)
 Kesadaran menurun (gelisah/meracau) Penanganan
 Tenangkan korban
 Bawa ketempat yang luas dan sejuk
 Posisikan ½ duduk
 Atur nafas
 Beri oksigen (bantu) bila diperlukan

PUSING/NYERI KEPALA
yaitu sakit kepala yang disebabkan oleh kelelahan, kelaparan, gangguan kesehatan dll. Gejala

 Kepala terasa nyeri/berdenyut


 Kehilangan keseimbangan tubuh
 Lemas Penanganan

 Istirahatkan korban
 Beri minuman hangat
 beri obat bila perlu
 Tangani sesuai penyebab

MAAG/MUAL
yaitu gangguan lambung/saluran pencernaan. Gejala
 Perut terasa nyeri/mual
 Berkeringat dingin
 Lemas Penanganan

 Istirahatkan korban dalam posisi duduk ataupun berbaring sesuai kondisi korban
 Beri minuman hangat (Coklat hangat)
 Jangan beri makan terlalu cepat

LEMAH JANTUNG
yaitu nyeri jantung yang disebabkan oleh sirkulasi darah kejantung terganggu atau terdapat
kerusakan pada jantung.

Gejala
Nyeri di dada
 Penderita memegangi dada sebelah kiri bawah dan sedikit membungkuk
 Kadang sampai tidak merespon terhadap suara
 Denyut nadi tak teraba/lemah
 Gangguan nafas
 Mual, muntah, perasaan tidak enak di lambung
 Kepala terasa ringan
 Lemas
 Kulit berubah pucat/kebiruan
 Keringat berlebihan

# Tidak semua nyeri pada dada adalah sakit jantung. Hal itu bisa terjadi karena
gangguan pencernaan, stress, tegang.

Penanganan

 Tenangkan korban
 Istirahatkan
 Posisi ½ duduk
 Buka jalan pernafasan dan atur nafas
 Longgarkan pakaian dan barang barang yang mengikat pada badan
 Jangan beri makan/minum terlebih dahulu
 Jangan biarkan korban sendirian (harus ada orang lain didekatnya)

HISTERIA
yaitu sikap berlebih-lebihan yang dibuat-buat (berteriak, berguling-guling) oleh korban; secara
kejiwaan mencari perhatian.

Gejala

 Seolah-olah hilang kesadaran


 Sikapnya berlebihan (meraung-raung, berguling-guling di tanah)
 Tidak dapat bergerak/berjalan tanpa sebab yang jelas Penanganan

 Tenangkan korban
 Pisahkan dari keramaian
 Letakkan di tempat yang tenang
 Awasi

MIMISAN
yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung karena suhu ekstrim (terlalu panas/terlalu
dingin)/kelelahan/benturan.
Gejala

 Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri


 Korban sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidung tersumbat oleh darah
 Kadang disertai pusing Penanganan

 Bawa korban ke tempat sejuk/nyaman


 Tenangkan korban
 Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung
 Diminta bernafas lewat mulut
 Bersihkan hidung luar dari darah
 Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan Pertama

KRAM
yaitu otot yang mengejang/kontraksi berlebihan. Gejala

 Nyeri pada otot


 Kadang disertai bengkak Penanganan

 Istirahatkan
 Posisi nyaman
 Relaksasi
 Pijat berlawanan arah dengan kontraksi

MEMAR
pendarahan yang terdi di lapisan bawah kulit akibat dari benturan keras. Gejala

 Warna kebiruan/merah pada kulit


 Nyeri jika di tekan
 Kadang disertai bengkak Penanganan

 Kompres dingin
 Balut tekan
 Tinggikan bagian luka

KESELEO
pergeseran yang terjadi pada persendian biasanya disertai kram. Gejala

 Bengkak
 Nyeri bila tekan
 Kebiruan/merah pada derah luka
 Sendi terkunci
 Ada perubahan bentuk pada sendi Penanganan

 Korban diposisikan nyaman


 Kompres es/dingin
 Balut tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan
 Tinggikan bagian tubuh yang luka

LUKA
suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan secara tiba-tiba karena
kekerasan/injury.

Gejala

 Terbukanya kulit
 Pendarahan
 Rasa nyeri Penanganan

 Bersihkan luka dengan antiseptic (alcohol/boorwater)


 Tutup luka dengan kasa steril/plester
 Balut tekan (jika pendarahannya besar)
 Jika hanya lecet, biarkan terbuka untuk proses pengeringan luka

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menangani luka:

1. Ketika memeriksa luka: adakah benda asing, bila ada:


o Keluarkan tanpa menyinggung luka
o Kasa/balut steril (jangan dengan kapas atau kain berbulu)
o Evakuasi korban ke pusat kesehatan
2. Bekuan darah: bila sudah ada bekuan darah pada suatu luka ini berarti luka mulai menutup. Bekuan
tidak boleh dibuang, jika luka akan berdarah lagi.

HIPOTERMIA
suhu tubuh menurun (<35°) karena lingkungan yang dingin Gejala

 Menggigil/gemetar
 Perasaan melayang
 Nafas cepat, nadi lambat
 Pandangan terganggu
 Reaksi manik mata terhadap rangsangan cahaya lambat Penanganan

1. Bawa korban ketempat hangat


2. Jaga jalan nafas tetap lancar
3. Beri minuman hangat dan selimut
4. Jaga agar tetap sadar
5. Setelah keluar dari ruangan, diminta banyak bergerak (jika masih kedinginan)

KERACUNAN MAKANAN ATAU MINUMAN


Gejala

 Mual, muntah
 Keringat dingin
 Wajah pucat/kebiruan Penanganan

 Bawa ke tempat teduh dan segar


 Korban diminta muntah
 Diberi norit
 Istirahatkan
 Jangan diberi air minum sampai kondisinya lebih baik

Anda mungkin juga menyukai