Jika kita bicara tentang stroke ( bahasa medisnya CVA : CerebroVascular Accident) maka kita
bicara tentang gangguan yang terjadi pada perederan darah di Otak. Gangguan yang terjadi bias
diklasifikasikan :
Biasanya stroke haemorrhagik lebih berat kondisinya dibandingkan dengan stroke infark.
Penanganan pertama tergantung pada kondisi pertama kali kita temukan pada penderita. Bila
penderita sudah didapatkan dalam kondisi tidak sadar bahkan sudah ngorok/ mendengkur, maka
tindakan pertama yang kita lakukan :
1. Cek Kesadaran, jika tidak sadar maka langsung telpon ambulans 118/ RS terdekat/ dokter
terdekat
2. Cek jalan nafas, bila sudah muncul ngorok maka segera lakukan terlentangkan korban dan
kepala didongakkan (teknik angkat dagu tekan dahi) atau leher diganjal bantal kecil atau
sejenisnya
3. Cek nafas, dengan cara lihat naik turunnya dada, dengar suara nafas dan rasakan hembusan
nafas, jika tidak ada nafas kasih nafas buatan. Jika nafas masih ada pasang selang oksigen
saja ( jika ada)
4. Cek nadi di leher, jika tidak berdenyut lakukan pijat jantung ( bagi yang sudah terlatih)
5. Segera dibawa ke RS terdekat
Kalau stroke-nya hanya membuat kelumpuhan separoh tapi pasien masih sadar, segera bawa ke RS,
untuk :
Sampai sekarang ini, banyak mitos seputar pertolongan pertama pada kecelakaan, yang diterapkan
oleh orangtua. Anjuran atau saran dari mulut ke mulut ini sebenarnya banyak yang keliru, Namun,
terlanjur sudah di anggap benar sehingga terus di terapkan. Ada beberapa kesalahan yang sering
dilakukan dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ( P3K ) yang harus dihindari.
Salah : Sebab, saat dioleskan keluka yang terbuka, akan menimbulkan rasa yang sangat perih.
Trisno/P3K/lis/07
Penanganan yang Terbaik : Bersihkan luka dengan air. Lalu oleskan salep antibiotik, dan tempelkan
bandage.
Salah : Sebab, mentega berperan sebagai pengunci pada kulit, dapat menyebabkan panas terus
bertahan dan memperburuk luka bakar. Selain itu, juga meningkatkan risiko infeksi.
Penanganan yang Terbaik : Siram atau letakkan bagian yang terkena panas dibawah air yang
mengalir, misalnya kran air sekitar 1 menit lamanya. Atau kompres bagian yang terkena dengan lap
basah. Sesudah itu, oleskan lotion antibakteri untuk mencegah infeksi. Tutuplah daerah yang
terkena dengan bandage steril dan kering. Lalu hubungi dokter.
Memindahkan Anak yang Jatuh Dengan Cedera Kepala, atau Punggung, Ketempat yang
Lebih Tinggi dari Tinggi Badannya
Salah : Sebab, jika tulang punggungnya cedera, bisa menimbulkan kerusakan yang lebih parah.
Penanganan yang Terbaik : Bila anak Anda kesakitan atau tidak sadar, segera panggil ambulance
atau bawa ke rumah sakit. Usahakan untuk membuat anak Anda tetap diam. Kendatipun dia masih
dapat berdiri dan berjalan seperti biasa, tetap bawa ke dokter. Anak dengan cedera parah, seperti
tulang selangka patah, kadang masih bisa berjalan selama beberapa hari tanpa merasakan adanya
masalah.
Mengeluarkan Kotoran Seperti Debu, Tanah atau Pasir dari Mata Anak
Salah : Sebab, Anda bisa menggores mata anak Anda dan menggurat kornea mata anak Anda.
Penanganan yang Terbaik : Bersihkan mata dengan air dindin, pastikan kepala anak Anda
dimiringkan sehingga mata yang terkena berada pada posisi yang rendah dan kotoran tidak terbawa
ke dalam mata. Jika kotoran tetap tinggal di dalam, atau anak Anda merasa sakit, mata merah,
bengkak atau mengeluarkan sesuatu dari dalam mata, segera bawa anak Anda ke dokter spesialis
anak.
Salah : Sebab, memberikan suhu dingin secara cepat pada otot yang cedera atau disengat serangga
dapat menjaga bengkak dan rasa sakit pada tingkat minimum. Tetapi, jangan letakkan es lengsung
pada kulit. Cara ini bisa menimbulkan rasa terbakar.
Penanganan yang Terbaik : Masukan segenggam es batu ke dalam kantong plastik. Lalu bungkus
kantong dengan saputangan handuk atau lap basuh dari handuk. Kemudian kompreskan di atas luka
sekitar 15 menit lamanya.
Sumber : http://www.changjaya-abadi.com
Trisno/P3K/lis/07
Memindahkan Korban
Kenyamanan dan kondisi cedera harus menjadi pertimbangan utama dalam memindahkan korban.
Ada dua hal penting, yaitu:
Lebih baik pindahkan barang-barang yang bisa membahayakan korban, bila hal ini tidak
mungkin untuk dilakukan, baru dilakukan usaha memindahkan korban.
Jangan memindahkan sendiri korban, bila ada orang lain yang dapat membantu.
Agar cedera korban tidak tambah parah, tunggu sampai orang yang ahli datang karena penanganan
yang ceroboh dapat memperparah cedera. Misalnya tulang yang patah dapat merobek pembuluh
darah dan menyebabkan pendarahan hebat. Pilihlah teknik yang sesuai dengan kondisi cedera,
jumlah tenaga penolong, ukuran tubuh korban, dan rute yang akan dilewati.
Peralatan P3K :
Plester
Pembalut berperekat
Pembalut steril (besar, sedang dan kecil)
Perban gulung
Perban segitiga
Kain Kasa
Pinset
Gunting
Pertolongan Pertama I
Salah satu hal penting dalam pemberian Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah
memeriksa Bahaya, Respon, Saluran Udara, Pernafasan, dan Sirkulasi, atau dalam bahasa
Inggrisnya disingkat DRABC (Danger, Response, Airway, Breathing and Circulation).
Bahaya
Untuk diri sendiri : jangan membahayakan diri sendiri dalam memberikan pertolongan pertama
(misal : P3K untuk korban sengatan listrik, kecelakaan lalu lintas, terbakar dll)
Untuk orang lain : jangan biarkan orang lain terancam bahaya
Untuk korban : jauhkan korban dari bahaya (misal : sumber listrik, jalan raya, sumber api dll)
Trisno/P3K/lis/07
Respon
Periksa apakah korban dapat merespon kita dengan menggoyang dan berteriak
Apakah korban sadar ?
Apakah korban setengah sadar atau bingung ?
Apakah korban tidak sadar tapi memberikan reaksi pada kita ? Apakah korban tidak sadar dan tidak
bereaksi ?
Saluran udara
Apakah saluran udara terbuka ?
Apakah korban bernafas ?
Apakah ada benda yang dapat menyumbat saluran udara, seperti darah / muntah ?
Pernafasan :
Periksa apakah korban bernafas dengan :
-Lihat naik turunnya dada korban
-Dengarkan bunyi nafas korban
-Rasakan pernafasan dengan meletakkan tangan pada dada
Sirkulasi :
-Adakah denyut nadi leher ?
-Apakah denyut nadi leher kuat dan beraturan ?
-Apakah korban kehilangan darah yang banyak ?
Apabila korban tidak sadar dan bernafas, letakkan pada posisi stabil dan beri pertolongan pada luka
(bila ada).
Apabila korban tidak sadar, tidak bernafas, dan denyut nadi ada, beri pernafasan buatan.
Apabila korban tidak sadar, tidak bernafas, dan tidak ada denyut nadi, berikan CPR (resusitasi
jantung paru).
Saluran udara pada korban yang tidak sadar dapat tersumbat muntah atau tersumbat lidah. Untuk
menghindari hal tersebut, letakkan korban pada posisi yang memastikan terbukanya saluran udara,
yaitu posisi stabil.
Posisi stabil adalah posisi korban berbaring pada sisi tubuh, dengan kepala korban sejajar dengan
badan (tidak bersandar bantal atau benda lain) dan dagu agak dinaikkan. Posisi ini memastikan tidak
tertelannya muntah bila korban muntah, dan menjauhkan lidah dari pintu saluran udara.
sumber : Imsa Sister : http://www.imsa.nu/sister/
Pertolongan Pertama II
Sikap tenang dan percaya diri selama menilai situasi dan melakukan perawatan medis yang
diperlukan, akan menentramkan semua orang terutama korban dan membuat mereka yakin ia
akan mampu mengatasi situasi.
Seorang pemberi P3K yang bijaksana tidak hanya tergantung dari barang-barang yang ada
dalam perlengkapan P3Knya, tetapi ia akan berusaha untuk menggunakan barang apa saja yang
ada di sekitarnya, dan apabila perlu ia akan membuatnya sendiri, misalnya tandu darurat,
penyangga darurat dan lain-lain.
Urutan Kejadian; Bagaimana Kecelakaan Terjadi?, Tanyakan pada korban dan saksi
mata.
Gejala; Dengar baik-baik segala ucapan korban, apakah ia merasa sakit? Lihat secara
jelas, bagian tubuh mana yang mengalami pendarahan?Dapatkah digerakkan?
Tanda-Tanda; Periksa korban dari ujung kepala hingga kaki dengan cermat, bandingkan
ke dua sisi badan korban. Adakah kejanggalan yang terlihat atau teraba? Apakah korban
mengenakan tanda-tanda medis seperti gelang medis
Perkecil Resiko terjadinya kecelakaan susulan; misalnya terjadi kecelakaan lalu lintas,
perkecil resiko terjadinya kebakaran dengan mematikan stater / kunci kontak, segera
siagakan alat pemadam kebakaran. Peringatkan Kendaraan lain yang melewati tempat
kejadian, seperti dengan memasang segitiga pengaman atau tunjuk beberapa orang untuk
mengatur lalu lintas
Saksi Mata
Trisno/P3K/lis/07
Bila korban terkena sengatan listrik tegangan rendah, misalnya di ruang tamu, hentikan aliran
listrik dengan mematikan sekering atau mencabut stop kontak. Bila hal ini sulit untuk dilakukan,
berdirilah pada permukaan yang kering, misalnya gulungan kertas, keset karet dll, dan
sentakkan anggota tubuh korban yang terkena aliran listrik tersebut dengan benda yang bukan
menghantarkan arus listrik, misalnya tangkai sapu. Kemudian baru lakukan pertolongan pertama
seperlunya. DILARANG MENYENTUHKAN KORBAN DENGAN BENDA BASAH, karena
air merupakan penghantar listrik yang baik.
Sebelum kita melakukan pertolongan pertama, alangkah bijaksananya bila kita terlebih dahulu
mengecek apakah binatang tersebut masih ada di tempat kejadian atau sudah pergi.