Anda di halaman 1dari 22

PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT (PPGD)

Pertolongan Pertama adalah penerapan sederhana dari prinsip-prinsip


dasar pertolongan Gawat Darurat pada kasus sakit mendadak atau
kecelakaan. Dengan kata lain berarti bila ada seseorang yang tidak bernafas,
diberikan bantuan pernafasan, bila seseorang mengalami pendarahan,
hentikan pendarahan. Tidak Jarang bila seorang korban kecelakaan atau
korban yang tiba-tiba tidak sadarkan diri, mati atau menderita kesakitan,
karena tidak seorang pun dilokasi kejadian yang tahu apa yang harus
dilakukan. Ini seharusnya tidak perlu terjadi bila ada seorang yang terlatih
yang tahu bagaimana memberikan pertolongan yang tepat dan cepat di
lokasi kejadian.

Pertolongan itu sangat sederhana :


A Airway (Jalan Napas)
B Breathing (Pernapasan)
C Circulation (Sirkulasi)
Pertolongan Pertama tidaklah memerlukan pengetahuan teknik yang banyak
atau peralatan khusus. Dengan langkah-langkah sederhana yang diajarkan
berikut di dalam Program Pertolongan Perrtama Gawat Darurat Level Dua ini,
suatu hari kelak anda akan dapat menyelamatkan nyawa seseorang.

TUJUAN PERTOLONGAN PERTAMA :

Menyelamatkan nyawa seseorang.


Melindungi yang tidak sadar.
Mencegah kondisi yang lebih buruk.
Memepercepat kesembuhan.

SURVEI AWAL
Pendekatan kepada setiap kecelakaan memerlukan perencanaan praktis. Di
dalam mendekati lokasi kecelakaan anda akan diajarkan langkah prioritas
dasar yang disebut dengan Survei Awal (Primary Survei). Langkah
tersebut bukanlah suatu prosedur yang sulit namun sangat mudah untuk
diingat dan dilakukan, dengan mengeja D.R.A.B.C.

D = DANGER (BAHAYA)
Lihatlah bahaya sebelum anda mulai menolong. Pastikan itu aman buat
diri anda sendiri, orang lain dan korban. Bisa saja anda merupakan
korban yang berikut bila lalai melihat bahaya.

R = RESPONSE (KESADARAN)
Periksalah apakah pasien sadar.
A = Alert (Sadar) Apakah pasien sadar spontan ?
V = Voice (Suara) Apakah Pasien berespon terhadap suara ?
P
= Pain (Sakit) Apakah Pasien
rangsangan sakit ? (misalnya
dada dengan jari.)

merespon terhadap
menekan tulang

U = Unresponsive (Tidak beresponse) Pasien tidak berespons


terhadap rangsangan
sakit yang diberikan.

A = AIRWAY (JALAN NAPAS)


Bila jalan napas tersumbat, korban tidak dapat bernapas dan akan
mati. Itulah sebabnya Jalan napas merupakan prioritas utama di dalam
pertolongan pertama gawat darurat. Salah satu penyebab utama sumbatan
jalan napas adalah sumbatan lidah. Pada waktu kesadaran hilang, otot-otot
menjadi lemas dan bila korban terbaring terlentang, lidah korban akan jatuh
kebelakang dan menutup jalan napas. Penyebab umum lainnya muntahan di
dalam mulut. Pada kedua keadaan demikian, membersihkan jalan napas
adalah hal yang penting dalam prioritas ini.

Membuka dan membersihkan jalan napas :


Dengan perlahan tengadahkan kepala dan sangga rahang
si korban. Dengan demikian akan mengangkat lidahnya
dan jalan napas akan terbuka.
Segera periksa di dalam mulut si korban apakah ada
benda asing seperti makanan, muntahan. Perhatikan
apakah ada gigi yang tanggal atau copot/patah.
Bila itu benda asing di dalam mulut korban segera
miringkan si korban.
Bila itu cairan maka dia akan keluar dengan sendirinya,
bersihkan bila ada bekas muntahan.
Bersihkan mulut dengan menggunakan jari anda atau
dengan menggunakan kain.

B = BREATHING (NAPAS)
Ini adalah prioritas kedua dalam penatalaksanaan pertolongan
pertama gawat darurat. Lihat pergerakan dada dan perut. Dengarkan udara
yang keluar-masuk dari hidung atau mulut. Rasakan udara yang keluar
masuk dari hidung dengan mendekatkan pipi anda di atas mulut korban atau
rasakan pergerakan dada dan perut dengan meletakkan tangan anda di atas
dada dan perut korban. Periksalah selam 5 detik.

Bila korban tidak bernapas


Berikan bantuan pernafasan.
Bila korban bernapas
Miringkan korban, periksalah apakah ada pendarahan dan
hentikan pendarahan.

C = CIRCULATION (SIRKULASI)
Periksalah nadi leher si korban. Nadi Leher (Karotis) dapat anda
temukan dengan meletakkan dua jari anda pada jakun (Adams Apple) dan
perlahan geser kebawah ke lekukan leher dimana terdapat otot leher yang
tebal.
Bila nadi tidak teraba :

Segera lakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP).

PERDARAHAN
Bila nadi ada :
Maka langkah terakhir di dalam survei awal ini adalah memeriksa
apakah ada perdarahan yang merupakan bagian lain dari
pemeriksaan sirkulasi. Periksa dengan cepat apakah ada tanda-tanda
perdarahan. Biala ada tanda tandanya, segera hentikan perdarahan.

DUKUNGAN
BEKERJA

MORAL

DAN

KESELATAN

DALAM

DUKUNGAN MORAL
Di beberapa kejadian mungkin hanya sedikit saja yang anda dapat lakukan
terhadap korban sebelum bantuan medis tiba di lokasi kejadian, akan tetapi
berhentilah sejenak untuk berpikir apa yang harus anda perbuat.
Pertolongan pertama juga memberikan kenyamanan kepada korban.
Memberikan perhatian kepada korban dan menenangkan korban adalah hal
penting. Kelihatannya hal ini kurang mengambil peran , namun dengan
melakukan hal tersebut anda dapat mengontrol situasi dan juga membantu
proses penyembuhan. Bertindaklah dengan tenang, percaya diri dan
terangkan kepada sikorban apa yang sedang terjadi. Buatlah korban
senyaman mungkin sambil menunggu bantuan medis tiba di lokasi kejadian.
JANGAN PANIK, KENDALIKAN SITUASI.
KESELAMATAN DI LOKASI KEJADIAN
TUJUAN :
Mewaspadai bahaya-bahaya yang mungkin ada dan meminta
bantuan.
Mengembangkan pemahaman akan keselamatan dan prioritas
di lokasi kecelakaan.

Mengetahui bagaimana cara memanggil bantuan.


Kebanyakan keadaan di lokasi kecelakaan tidak terkontrol dan potensial
berbahaya. JANGAN MENJADI KORBAN BERIKUTNYA BERHENTI, LIHAT,
DENGAR DAN CIUM. Prioritas pertama di lokasi kecelakaan adalah diri anda
sendiri, kemudian keselamatan si korban. Juga keselamatan orang di sekitar
perlu diperhatikan. Singkatnya, tetaplah tenang dan kendalikan situasi
hingga bantuan medis tiba di lokasi kejadian.

STOP ! LINDUNGI DIRI ANDA.


LIHAT -

Akan bahaya yang ada, hati-hatilah, ada banyak bahaya yang


tidak terlihat dengan jelas. Perhatikan tanda tanda bahaya
yang ada di lokasi kejadian atau di lingkungan kerja.

DENGAR- Ada banyak bahaya yang mungkin kurang terlihat jelas yang
dapat anda dengarkan seperti adanya bocoran gas dari pipa
yang rusak atau percikan bunga pai dari kabel listrik.
CIUM-

Anda tidak dapat melihat gas atau gas beracun lainnya, seperti
Karbon Monoksida (CO) dari kendaraan tidak akan terlihat.
Karena itu tetaplah waspada dan ingat keselamatan diri anda,
tidak mencium sesuatu bukan berarti anda dalam keadaan
aman. JANGAN memasuki area yang mana ada resiko
pencemaran udara.

Pertimbangkan jenis kecelakaannya. Indera kita akan memperingatkan kita


akan kemungkinan adanya bahaya seperti api atau kebocoran gas.
Pertimbangkan waktunya, kondisi cuaca, dan penerangan. Penerangan yang
kurang baik dapat membuat bahaya tidak terlihat.
Keselamatan diri anda adalah yang terpenting. Bila anda dapat
menanganinya, singkirkan bahaya tersebut, tetapi bila tidak, panggilah
bantuan yang ahli untuk itu.
Keselamatan korban adalah prioritas kedua. Bilamana bahaya itu dapat
anda singkirkan dan hal itu aman, singkirkan segera bahaya tersebut. Akan
tetapi
ada
banyak
bahaya
diluar
kemampuan
kita
untuk
memindahkan/menyingkirkannya untuk itu adalah lebih efektif untuk
memindahkan korban dari bahaya tersebut. Jika memungkinkan pindahkan
korban. Tetap pertahankan posisi tubuh korban sebagaimana anda temukan.

Hindari membengkokkan atau membolak balikkan tubuh korban karena hal


ini dapat membuat cedera yang lebih lanjut, namun perlu diingat, bila
bahaya itu sangat membahayakan nyawa si korban, segera pindahkan
korban secepat mungkin walaupun nantinya itu akan mencederai si korban.
Keselamatan orang di sekitar kejadian. Juga haruslah diperhatikan.
Manusia biasanya punya sifat ingin tahu dan kecelakaan biasanya menarik
perhatian orang di sekitar. Penonton ini dapat membahayakan diri mereka
sendiri dan juga orang orang di sekitar mereka. Biasanya mereka masuk ke
jalan dan tidak memberikan pertolongan yang jelas. PENTING DIINGAT untuk
tidak memperbolehkan orang-orang di sekitar menghalangi anda saat anda
mambantu si korban. Memindahkan dua atau tiga orang dari mereka untuk
mengendalikan kerumunan orang banyak dan memindahkan mereka
ketempat yang lebih aman sementara anda berkonsentrasi dalam
memberikan bantuan. TETAP TENANG DAN TERKENDALI.
Akan tetapi beberapa dari orang yang di sekitar tersebut ada yang bisa
membantu. Mintalah mereka untuk memanggil bantuan, akan tetapi perlu
diberikan perintah yang jelas apa yang harus dilakukan. Minta mereka
melakukan sesuai dengan perintah anda seperti memegang lengan korban
sementara anda sedang anda membalut, atau minta mereka untuk
mengontrol kerumunan orangh banyak.
Ketahui siapa yang harus dihubungi :
KECELAKAAN ATAU SAKIT MENDADAK
Bantuan medis terdekat
KEBAKARAN ATAU KERACUNAN LINGKUNGAN
Pemadam Kebakaran
BAHAYA KEPADA ORANG LAIN ATAU ORANG BANYAK
Polisi
BAHAYA LISTRIK
Panggil polisi atau pihak PLN

MEMANGGIL BANTUAN
Tanyakan Sudah adakah yang memanggil ambulans atau bantuan
medis ? Bila belum ada dan anda berada di dalam keadaan tidak dapat
melakukannya, mintalah salah seorang dari orang di sekitar untuk
memanggil bantuan tersebut. Perlu diingatkan agar orang yang memanggil
bantuan tersebut kembali ke tempat anda dan memberitahukan anda
apakah bantuannya sedang datang atau tidak ada. Tanggung jawab utama
dari penolong yang terlatih adalah untuk menjaga dan merawat si korban,

akan tetapi bila anda seorang diri dan tidak ada seorang pun yang dapat
dimintai bantuan untuk anda, segeralah minta bantuan dan kembali dengan
segera. JANGANLAH MEMBUANG BUANG WAKTU DI DALAM KEADAAN GAWAT
DARURAT.
BERIKANLAH DATA YANG JELAS MENGENAI :

Lokasi kejadian yang tepat


Bagaimana keadaannya
Jumlah orang yang terluka
Nama dan nomor telepon anda yang dapat dihubungi

Mintalah seseorang untuk menunggu bantuan medis tersebut dan menuntun


mereka ke lokasi kejadian. Bantulah tim medis tersebut bila jalan kearah
lokasi tersebut agak susah dicapai.ikuti instruksi atau perintah yang
diberikan tim medis seperti menjauhkan orang-orang di sekitar dari lokasi
kejadian.

KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA


Pertolongan Pertama Gawat Darurat di lokasi kejadian sudah ditetapkan
sebagai suatu ketentuan dimana dengan adanya PPGD di lokasi kejadian
adalah untuk menolong orang yang dilokasi bila terjadi kecelakaan atau
sakit mendadak di lokasi kejadian.
Setiap tahunnya ada banyak orang yang terluka, ada yang sangat serius dan
bahkan ada yang meninggal dunia. Tempat kerja yang aman sebenarnya
dapat mengatasi agar kecelakaan tidak terjadi. Akan tetapi tak dapat
dipungkiri bahwa faktor manusia juga berperan dalm terjadinya kecelakaan.
Agar keamanan dan keselamatan di lingkungan kerja dapat ditingkatkan dan
memenuhi standar tempat kerja dapat ditingkatkan dan diperlukan panduan
Keselamatan dan Kesehatan oleh perusahaan itu sendiri. Pengetahuan akan
pengaturan Ketentuan dan Prosedur Kesehatan dan Keselamatan kerja
sangat penting diketahui oleh seorang penolong yang terlatih di lokasi kerja.
Tujuan Ketentaun dan Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah :

Untuk menjamin kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan setiap


orang di lokasi kerja
Untuk melindungi setiap orang di lokasi kerja terhadap resiko-resiko
kesehatan keselamatan dan kesejahteraan setiap orang di lokasi kerja.

Untuk membantu dalam menjamin kesehatan dan keselamatan


lingkungan kerja.
Untuk mengurangi penyebab-penyebab resiko kesehatan keselamatan
dan kesejahteraan setiap orang di lokasi kerja
Untuk menyediakan sara keterlibatan karyawan dan lembaga
perwakilan karyawan di dalam penyusunan dan pelaksanaan standarstandar kesehatan dan keselamatan kerja.

Untuk menentukan fasilitas pertolongan pertama gawat adrurat (PPGD) apa


yang sesuai, serta menentukan apakah perlu adanya orang-orang yang
terlatih PPGD dilingkungan kerja anda, para karyawan haruslah
mempertimbangkan pendekatan sistematis berikut :

Kenali penyebab-penyebab terjadinya kecelakaan kerja atau sakit


sehubungan dengan pekerjaan
Kaji resiko kecelakaan kerja dan sakit sehubungan dengan pekerjaan
yang pernah terjadi
Tentukan fasilitas PPGD dan pelatihan PPGD yang sesuai dengan
lapangan kerja anda
Evaluasi kembali fasilitas PPGD yang anda miliki dan pelatihan yang
telah diadakan

Sehubungan dengan proses ini para krywanan haruslah mempertimbangkan


faktor-0faktor berikut ini di dalam menilai perlunya pos PPGD di lokasi kerja:
A. Ukuran dan Tata ruang Lokasi Kerja
Sehubungan dengan ukuran dan tata ruang lokasi kerja, haruslah
dipertimbangkan
Sifat dari pekerjaan yang akan dilakukan di berbagai tempat
kerja.
Jarak dari lokasi kerja ke pos PPGD, berapa lama korban atau
pasien dari lokasi kerja ke pos PPGD dapat dicapai.
Ketenangan lokasi kerja
Level PPGD yang ada, apakah sesuai dengan tempat kerja.
Fasilitas PPGD haruslah ditempatkan di lokasi yang baik dan
dekat dengan tempat yang beresiko tinggi terjadinya kecelakaan

Lokasi kerja yang sangat besar dan luas mungkin memerlukan


lebih dari satu pos PPGD , misalnya jika :
Tempat kerja yang sangat jauh jaraknya dari fasilitas PPGD
Sebagian kecil karyawan tersebar di area kerja yang luas
sekali
Jalan untuk mencapai fasilitas PPGD sangat sukar
Tempat kerja lebih dari satu tingkat dalam satu bangunan
B. Jumlah karyawan dan penyebaran termasuk pengaturan
jadwal kerja, jam lembur dan lain sebagainya.
Bila terdapat lokasi kerja yang terpisah, sebailnya fasilitas PPGD
ditempatkan ditengah lokasi tersebut dan mempunyai fasilitas yang
mencukupi kedua area tersebut.Bila beberapa pekerja/karyawan
bekerja jauh dari base/sentral kerja, haruslah dipertimbangkan hal-hal
berikut ini :
Apakah karyawan tersebut bekerja sendiri atau dalam kelompok.
Bagaimana dengan akses komunikasi radio atau telepon, apakah
tersedia, mudah dihubungi?
Sifat dari pekerjaan yang dilakukan, beresiko tinggi ?

Dalam situasi ini, sorang karyawan haruslah mempertimbangkan


agar membawa serta kotak PPGD yang cukup. Karyawan lainnya
haruslah diberitahu isi kotak PPGD yang dibawa tersebut, lokasi
tempat dia bertugas dan bagaimana jalan masuk ke area tersebut.
Bila pekerjaan yang dilakukan lebih dari satu shift kerja, fasilitas
PPGD haruslah tetap siap sedia. Biasanya jumlah orang yang
lembur jauh lebih sedikit dari jumlah orang yang bekerja di jam
biasanya akan tetapi, orang-orang yang lembur pada umumnya
lebih letih. Inilah yang membuat tingginya resiko kecelakaan.
Bila jam lembur atau jam kerja biasa berlangsung, pastikan fasilitas
PPGD mencukupi dengan jumlah karyawan yang sedang bekerja
dan paramedis atau orang yang terlatih PPGD senantiasa siap sedia.
Di lingkungan kerja seperti sekolah, museum, perpustakaan, atau
tempat olahraga dimana masyarakat banyak terlibat di dalamnya,
tambahan fasilitas PPGD dan tenaga terlatihnya perlu ditambah.

C. Sifat dari bahaya dan aneka resiko yang dapat terjadi.


Di lingkungan kerja tertentu memiliki resiko yang lebih besar.
Dikarenakan sifat dari pekerjaan itu. Hal ini merupakan kriterian
yang penting di dalam menentukan permintaan pengadaan pos
PPGD. Fasilitas PPGd nya pun berbeda, sesuai dengan aktivitas
kerjanya. Contohnya lingkungan kerja kantor dan perpustakaan ,
fasilitas PPGDnya akan berbeda dengan lingkungan kerja pabrik.
Bila lokasi kerja merupakan penyimpanan bahan kimia korosif atau
yang beraun tinggi.
Penambahan khusus fasilitas PPGD harus disediakan, khususnya
bila bahan kimia tersebut terdapat dalam dafatr data bahan
berbahaya atau material safety data sheet mungkin diperlukan
shower, pos cuci mata bserta menyediakan anti racun yang
dianjurkan.
D. Lokasi tempat kerja
Jarak antara lokasi tempat bekerja dengan fasilitas ambulans,
rumah sakit dan medis lainnya atau pelayanan kesehatan kerja
haruslah dipertimbangkan. Bila jarak tersebut ditempuh lebih dari
setengah jam untuk membawa korban ke fasilitas di atas tersebut,
pelatihan PPGD mungkin diperlukan. Keputusan akhir tergantung
pada gabungan antara faktor jumlah karyawan, sifat bahaya yang
ada dan aneka ragam resiko kecelakaan yang mungkin terjadi.
Waktu yang diperlukanbantuan medis untuk mencapai si korban
jauh lebih penting daripada jaraknya.Untuk lokasi kerja di daerah
yang terpencil penambahan fasilitas medis dan pelayanannya perlu
diadakan. Bila jalanan jelek dan cuaca buruk yang mungkin terjadi,
fasilitas evakuasi harus dipertimbangkan di dalam perencanaan
penyediaan fasilitas PPGD. Sistem komunikasi yang efisien haruslah
tersedia untuk mengoptimalkan waktu respons bila terjadi
kecelakaan.
E. Kecelakaan atau penyakit yang pernah terjadi.
Dengan meninjau kembali data-data kecelakaan yang pernah terjadi
dan, kejadian yang hampir menimbulkan kecelakaan kerja akan
membantu anda dalam mengenali masalah di area kerja tersebut.ini
bukanlah satu-satunya jalan untuk mengetahui bahaya-bahaya
seperti kejadian dimasa yang lampau yang mungkin tidak terlihat.
F. Penentuan Pos PPGD yang baik dan tepat

Seleksi, syarat dan perawatan fasilitas PPGD meliputi :


Isi dari kotak PPGD
Jumlah dan lokasi kotak PPGD
Ruangan pos PPGD dan peralatannya.
Pelatihan PPGD, meliputi :
Pelatihan karyawan dan anjuran pentyediaan bantuan
PPGD
Orang orang yang terlatih PPGD
Aturan, Prosedur dan proses PPGD disesuaikan dengan
penggunaan layanan PPGD.
Dianjurkan karyawan yang bertugas di pos PPGD mencatat
pengkajian yang dilakukannya kepada pasien/korban dan hasil
dari pengkajiannya. Ini penting dan berguna pada saat
Pengkajian ulang terhadap ulang terhadap fasilitas PPGD dan
training diadakan.

PENGENALAN DAN PENANGANGAN PERDARAHAN


Bila pembuluh darah pecah maka dengan otomatis pembuluh darah tersebut
akan mengerut dan mengecil ini reaksi alami tubuh untuk menghambat
perdarahan. Bila pembuluh darah yang pecah adalah pembuluh darah yang
kecil, pengerutan ini akan membuat proses pembekuan darah akan berjalan
sangat cepat dan darah pun berhenti dengan segera, akan tetapi bila yang
pecah itu adalah pembuluh darah yang besar baik itu pembuluh darah vena
ataupun pembuluh darah arteri maka proses pembekuan darah akan kurang
efektif, karena tekanan darah yang besar membuat proses pertahanan diri
untuk menghentikan perdarahan tersebut akan kalah, mengakibatkan
banyak darah yang keluar sehingga mengancam nyawa korban dengan
cepat.

KLASIFIKASI PERDARAHAN
1. Perdarahan ateri : darah memancar/ muncrat karena adanya tekanan
dari jantung
2. Perdarahan Vena : Mengalir dari luka
3. Perdarahan Kapiler : Merembes/ menetes dari luka.
Perdarahan bisa dari luka robek di permukaan kulit ( Perdarahan luar )
ataupun di dalam tubuh ( Perdarahan dalam )
PRINSIP PRINSIP MENGHENTIKAN PERDARAHAN LUAR
Lindungi diri anda ( Gunakan sarung tangan ) sebisa mungkin karena
kontak dengan darah akan berisiko akan menularkan penyakit kepada
anda.
Lihat apakah ada benda yang menancap di luka. Jangan dicabut kalau
ada benda asing yang menancap pada luka karena dapat
memperburuk luka dan perdarahan akan terjadi lebih hebat jangan
gerakan benda tersebut, balut sekitar benda tersebut.
Posisikan korban duduk berbaring akan memnenangkan korban dan
mengurangi denyut jantung.
Tekan Langsung : Gunakan bantalan kasa /perban yang bersih ( kalau
ada yang steril ) tekanlah luka dengan perlahan.
Tinggikan daerah luka ; Jika luka terdapat di lengan atau tungkai
bawah, tinggikanlah denga atau tungkai tersebut . meniggikan daerah
luka akan memperlambat perdarahan.
Tekan titik tekan : Kalau perdarahan itu perdarahan hebat seperti pada
perdarahan arteri tekan titik tekan.
Balut luka
Periksa nadi : Bila luka terdapat di tungkai atau lengan periksalah
sirkulasi darah di bagian akhir balutan tersebut untuk melihat apakah
balutan anda terlalu kencang.
Jangan Gerakan daerah luka ( Imobilisasi )
Periksa kembali perdarahan apakah sudah berhenti dan balutan tidak
terlalu kencang
Istirahat dan tenangkan korban untuk mengurangi kecemasan
Bila masih berdarah jangan dibuka balutannya melainkan tambahkan
balutan lain di atas balutan yang lama tersebut.

SYOK

Istilah syok digunakan untuk menggambarkan keadaan kekurangan sirkulasi


darah yang terjadi di jaringan tubuh. Syok dapat disebabkan oleh :
o
o
o
o
o

Cedera atau sakit


Perdarahan hebat
Luka bakar
Muntah
Diare

Pengenalan
o
o
o
o
o
o
o

Kulit dingin, pucat, dan berkeringat.


Cemas dan gelisah
Nadi cepat
Napas cepat
Mual
Rasa haus
Perubahan kesadaran

Syok adalah kondisi yang progresif dan mungkin hanya beberapa dari tandatanda di atas yang mungkin anda temukan.
Bila korban tidak ditangani segera, korban dapat menjadi tidak
sadar dan tidak bererspons sama sekali dan bahkan korban dapat
meninggal.

Penanganan
Hentikan perdarahan luar.
Baringkan korban, tinggikan kedua tungkai bawah korban bila
memungkinkan, ini akan membantu aliran darah dengan cepat
ke jantung.
Tenangkan korban dan biarkan korban beristirahat.
Selimuti korban tapi jangan terlalu panas yang dapat membuat
kondisi yang lebih buruk.
Cari segera bantuan medis
Jangan berikan minuman, muntah dapat terjadi.
Bila tidak sadar,

Baringkan korban dengan posisi stabil (posisi miring)


Lakukan survei awal (DRABC)
Lakukan survei tanda-tanda vital
Lakukan survei kedua

Cari segera bantuan medis

PATAH TULANG
Sistem tulang merupakan penyangga tubuh kita dan bersama dengan otot
yang menempel dengannya, kita dapat bergerak. Tulang juga memberikan
perlindungan terhadap beberapa organ penting seperti otak, jantung, dan
paru paru. Istilah patah tulang berarti hilangnya keutuhan/kontinuitas dari
tulang.
Patah tulang mengakibatkan ketidakmampuan bergerak atau membuat
berkurangnya pergerakan tubuh.
Patah tulang dapat disebabkan oleh :
Benturan langsung
Benturan tidak langsung
Kontraksi otot yang tidak normal

Klasifikasi Patah Tulang


1. Patah tulang tertutup (tidak disertai adanya luka/robekan pada kulit)
2. Patah tulang terbuka (disertai adanya luka atau tulang menembus
kulit)
3. Patah tulang komplikasi (disertai dengan cederanya organ akibat patah
tulang tersebut seperti paru-paru yang tertusuk oleh patahannya)
PATAH TULANG TERBUKA
Dalam menangani patah tulang terbuka, tangani terlebih dahulu luka dan
perdarahannya dengan perban sebelum mengimobilisasi bagian tubuh yang
mengalami patah tulang tersebut.

Pengenalan

Sakit di daerah yang cedera


Tidak beraturan, kealinan bentuk dan memendek
Hilangnya kemampuan untuk bergerak
Bengkak di sekitar daerah yang patah

Perubahan warna di sekitar jaringan yang rusak


Posisi tungkai yang tidak normal
Krepitus atau bunyi gesekan tulang
Lembek di sekitar daerah patah tulang

Penanganan
Bila bantuan medis datang dalam waktu satu jam-an buatlah posisi yang
nyaman bagi si pasien
Pembidaian hanya diperlukan bila si paien harus dipindahkan atau bila
bantuan lamanya lebih dari satu jam ke lokasi kejadian.
Catat bahwa bila pasien merasa lebih sakit pada saat anda
membidai, HENTIKAN pembidaian.
Patah tulang selangka (clavicle)
Pasien biasanya ditemukan sedang menyangga lengannya untuk
mengurangi rasa sakit pada bahu. Buatlah penyangga St. John.
Patah tulang tangan
Dapat disangga dengan penyangga St John.
Patah tulang lengan atas
Dapat diimobilisasi dengan penyangga simpul cengkeh, yang membuat
lengan atas tersebut dalam posisi menggantung. Untuk kestabilannya
balutlah di atas dan di bawah bagian patah tulang ke tubuh korban.
Perikslah kenyamanannya, nadi, suhu kulit, snsoriknya setelah
melakukan penyanggaan.
Patah tulang di sekitar siku atau patah tulang siku

Biarkan pada posisi dimana anda temukan


Jangan coba untuk meluruskannya
Imobilisasi ke tubuh korban
Carilah bantuan medis

Patah tulang lengan bawah (Ulna and radius)

Harus disangga dengan penyangga sederhana dan bidai debagian


bawah lengan tersebut untuk menopangnya. Periksa kenyamanan,
nadi, suhu kulit dan sensoriknya.
Patah tulang pergelangan
Lakukan penanganan seperti pada patah tulang lengan bawah
Patah tulang tungkai bawah
Patah tulang ini dapat diimobilisasi dengan menggunakan
bagian tungkai bawah yang sehat sebagai bidai (Pembidaian
anatomi)
Patah tulang paha (femur)
Harus diimobilisasi dengan mengikat seluruh tungkai bawah yang
patah dengan yang sehat, dengan mengikat lutut dan kaki, gunakan
ikatan angka delapan. Buatlah bantalan diantara kedua tungkai
tersebut untuk kenyamanan. Ikatlah lutut dengan menggunakan
pambalut yang lebar. Ikat di bawah dan di atas bagian yang patah agar
imobilisasinya lebih stabil. Patah tulang yang terlihat aneh (kakinya
bengkok) harus dibiarkan seperti posisi pertama kali ditemukan.
Segera cari bantuan medis.
Patah tulang tungkai bawah (tibia and fibula)
Harus diimobilisasi dengan menggunakan pembidaian anatomi
(menggunakan kaki yang sehat sebagai bidai). Ikatlah telapak kaki dan
pergelangan kaki dengan ikatan angka delapan. Lutut sebaiknya diikat
agar tidak bergerak dengan menggunakan pembalut yang lebar.
Ikatlah di atas dan dibawah bagian yang patah agar lebih stabil.
Periksa kenyamanan, nadi, suhu kulit dan sensorik. Cari bantuan
medis.
Patah tulang lutut (patella)
Patah tulang ini sering sekali disertai dengan diskolasi (pergeseran
sendi) yang menyebabkan perubahan bentuk yang khas pada lutut.
Jangan coba luruskan kaki. Pertahankan posisi dengan
menggunakan bantal sebagai bidal. Tenangkan pasien.
Cari bantuan medis
Patah tulang pergelangan kaki dan telapak kaki

Dapat disangga dengan menggunakan bantal sebagai bidai. Bantal


akan memberikan pembidaian yang nyaman. Periksa nadi, suhu kulit
dan sensorik. Cari bantuan.
Patah tulang pangkal paha
Patah tulang pangkal p-aha dapat diimobilisasikan dengan
mengikatnya ke bagian yang sehat (pembidaian anatomi) dan
membuat ikatan angka delapan pada pergelangan kaki dan ikatan
yang lebar pada lutut korban. Jangan lupa memberikan bantalan
diantar bagian tungkai yang sehat dan yang patah.
Bila nadi tidak teraba atau sensoriknya tidak berfungsi segera cari
bantuan medis
Tulang yang menonjol keluar jangan coba dimasukkan kembali ke dalam
Bila alat bidai air splint/pneumosplint ada, gunakanlah karena alat ini akan
mengimobilisasi bagian yang patah dengan efektif. Tetapi, jangan
menggunakan air split untuk membidai tungkai yang bentuknya aneh dan
tak beraturan, sebaliknya digunakan pada patah tulang siku atau lutut.
KUNCI prinsip PEMBIDAIAN adalah agar tidak menggerakan sendi di atas dan
di bawah bagian yang patah.
Penanganan korban yang cedera memerlukan pendekatan yang sistematis.
Penanganan dilakukan berdasarkan prioritas seperti dalam prinsip survei
awal.
Patah tulang rahang
Patah tulang rahang dapat berpengaruh terhadap jalan napas. Lidah kita
berada di rahang bawah. Bila rahang tersebut patah maka akan berpengaruh
terhadap lidah yang dapat menyumbat jalan napas. Dapat juga disertai
dengan pendarahan di dalam mulut. Hilangnya kontrol lidah berarti korban
tidak dapat mengeluarkan darah yang ada di dalam mulut yang akhirnya
dapat memengaruhi jalan napas.
Pengenalan

Sakit di lokasi patah


Sulit untuk bicara
Tidak dapat menggigit
Sulit untuk menelan

Mengeluarkan air liur (ngeces/ngiler)

Penanganan korban bila sadar

Lakukan survei awal


Lakukan pengecekan tanda-tanda vital
Tenangkan korban
Anjurkan agar korban tidak banyak bergerak
Perhatikan jalan napas. Kasus ini dapat mengakibatkan penyumbatan
jalan napas, khususnya pada korban tidak sadar
Korban mungkin tidak dapat menelan, untuk itu posisikan korban agar
air liurnya dapat keluar dari mulut dengan baik.
Buatlah posisi duduk dan minta korban untuk menopang rahangnya
dengan kedua tangannya.
Cari bantuan medis

Bila korban tidak sadar

Lakukan survei awal


Lakukan pengecekan tanda-tanda vital
Buat posisi miring
Pertahankan jalan napas terbuka
Pertahankan agar kepala dan leher tidak bergerak
Cari bantuan medis

LUKA BAKAR
Luka bakar karena panas mungkin adalah cedera yang paling parah yang
terjadi pada manusia. Efeknya sangat cepat dan dapat berakibat fatal dan
memerlukan perawatan luka bakr yang lama serta mempengaruhi emosi.
Luka bakar dapat disebabkan oleh :

Panas
Panas basah
Bahan kimia
Listrik
Radiasi
Sengatan dingin

Luka bakar dikaji berdasaarkan ke dalamnya dan luas luka bakar tersebut. Ke
dalamnya dibagi atas:
1. Luka bakar permukaan (derajat 1)

Lukanya sangat sakit, namun tidak terlalu berbahaya. Daerah yang


terbakar biasanya berwarna kemerah-merahan
2. Luka bakar sebagian (derajat 2)
Tipe luka bakar ini sangat sakit sekali dan lebih berbahaya dari pada
luka bakar deraja 1. Terdapat kemerahan dan gelembung air (blister)
bahkan agak bengkak di sekitar luka bakar.
3. Luka bakar total (derajat 3)
Tipe luka bakar ini tidak berasa sakit karena saraf-sarafnya telah
hangus terbakar. Area luka bakarnya akan terlihat gosong. Hitam atau
keputih-putihan, juga terdapat luka bakar sebagian dan luka bakar
derajat 1.
Luas luka bakar dihitung berdasarkan presentase luas tubuh. Cara yang
biasa digunakan adalah metode rule of nines, yang mempersentasikan luas
tubuh kita dengan 9 %. Cara menggunakan rule of nine pada orang dewasa
Seluruh kepa dan leher = 9%
Bagian depan badan

= 18 %

Bagian belakang badan = 18 %


Satu bagian lengan

=9%

Satu bagian tungkai

= 18 %

Alat vital

=1%

Cara lain dalam menghitung luas luka bakar adalah dengan menggunakan
luas telapak tangan yang dihitung sebagai 1 %
Akan tetapi beberapa daerah tertentu yang walaupun luas nya kecil dan
kurang dalam derajatnya dapat tergolong luka bakar yang serius seperti :
Luka bakar ditangan dan kaki
Luka bakar di ketiak, pangkal paha dan alat vital (kemaluan)
Luka bakar pada dada dan wajah yang membakar jalan napas dan
paru-paru
Luka bakar karena sengatan listrik yang mengakibatkan jantung tiba
tiba berhenti
Pada setiap anak-anak harus segera ditangani dokter.
Syok dapat sangat cepat terjadi pada korban yang mengalami luka bakar,
karena rasa sakit dan hilangnya cairan tubuh.

Penanganan

Lakukan survei awal


Lakukan pengecekkan tanda-tanda vital
Jauhkan korban dari bahaya (bila hal itu aman untuk dilakukan)
Padamkan baju yang masih terbakar
Lepaskan benda-benda yang masih berasap dan panas
Jangan coba-coba melepaskan pakaian yang sudah lengket
dengan kulit
Bila ada sesuatu yang dapat meleleh di pergelangan tangan atau jari
(seperti gelang atau cincin), potonglah segera benda tersebut untuk
mencegah terjadinya masalah dalam sirkulasi
Dinginkan bagian yang terbakar dengan air dingin yang mengalir
selama kurang lebih 10 menit
Jangan pegang/sentuh luka bakar atau memecahkan gelembung air
Jangan oleskan krim atau apapun di atas luka bakar tersebut
Tutuplah luka bakar dengan perban atau kain yang tidak lengket
Bila wajah, leher, atau dada ikut terbakar, monitor pernafasan sesering
mungkin
Bila korban tidak sadarkan diri, baringkan korban dalam posisi miring
Cari bantuan medis

Bila korban mulai merasa kedinginan pada saat anda melakukan


pendinginan, hentikan segera pendinginan
Kesetrum listrik (sengatan listrik)
Orang yang kesetrum listrik dapat menyebabkan henti napas atau henti
jantung. Walaupun voltase arus listrikya relatif rendah, namun dapat
menggangu aktivitas listrik jantung kita yang akhirnya dapat mengakibatkan
henti jantung.
Penanganan
Pertimbangan utama adalah keselamatan. Pastikan arus listrik dimatikan
sebelum mendekati korban dan memasuki area. Bila tidak memungkinkan
untuk mematikan arus tersebut, segera cari bantuan untuk mematikan arus
listrik.
Jangan ambil resiko
Bila korban sadar

Lakukan survei awal

Lakukan pengecekan tanda-tanda vital


Tangani luka bakar
Siap siap melakukan RIP
Cari bantuan medis

Bila korban sadar

Lakukan survei awal


Baringkan korban dalam posisi miring
Lakukan pengecekan tanda tanda vital
Tangani luka bakar
Bersiaplah melakukan RJP
Cari bantuan medis

Catatan : luka bakar karena sengatan listrik akan menimbulkan luka dimana
arus pertama sekali masuk ke dalam tubuh (port entry) dan luka tempat
dimana arus keluar dari tubuh (port of exit). Dan daerah yang dilintasi dari
port of entry sampai ke port of exit tersebut juga akan ikut terbakar
walaupun anda tidak melihatnya dengan jelas.

KOTAK PPGD
1.Kotak
Kotak PPGD harus cukup besar menampung alat-alat yang diperlukan, yang
dikelompokkan dalam tas-tas kecil sesuai dengan kegunaannya, dan terbuat
dari bahan yang cukkup kuat. Warna kotak PPGD sebaiknya mudah dikenali
(misalnya garis berwarna merah dengan latar belakang warna putih) dan
tidak dikunci.

2. Isi
Beberapa pos PPGD mempunyai isi kotak PPGD yang berbeda, tergantung
dari jenis pekerjaan yang ada. Para karyawan harus yakin bahwa kotak PPGD
yang tersedia sudah lengkap dan sesuai dengan jenis pekerjaan mereka.
Isi kotak PPGD yang standar adalah :

Alamat dan nomor telepon Pelayanan Gawat Darurat/Rumah Sakit


Nama dan nomor telepon dimana penolong bekerja

Buku panduan PPGD dan buku catatan


Pembalut steril yang dapat lengekt
Pembalut / penutup mata
Pembalut steril untuk luka besar
Pembalut segitiga
Peniti
Pembalut steril berukuran kecil
Pembalut steril berukuran sedang
Pembalut steril berukuran besar
Plester
Perban gulung
Sarung tangan sekali pakai
Gunting

Tambahan isi kotak PPGD


Para karyawan harus melihat perlunya tambahan isi kotak PPGD sesuai
dengan tingkat bahaya yang ada. Di bawah ini terdapat contoh penambahan
isi kotak PPGD.
Tambahan yang berguna
Sebelum menambah sis kotak PPGD, kita harus mempelajari atau melakukan
pengamatan tentang lokasi atau bahaya yang mungkin timbul misalnya
kotak pretolongan pertama khusus untuk keracunan gas sianida atau kotak
pertolongan pertama khusus untuk gigitan ular.
Tambahan isi kotak PPGD untuk para karyawan yang bekerja di
lokasi yang berpindah-pindah
Yang harus tersedia :

Buku pedoman PPGD


Perban gulung berukuran lebar (untuk penanganan gigitan ular)
Penyangga leher (untuk cedera leher dan punggung)
Kain lebar yang bersih
Selimut aluminium (untuk mengatasi syok)
Senter
Peluit (untuk memberi aba-aba)
Buku catatan dan alat tulis

isi kotak PPGD akan bervariasi sesuai dengan jenis pekerjaan yang sedang
dilakukan dan resiko yang mungkin terjadi di tempat itu.

Anda mungkin juga menyukai