Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Nutrisi pada
Lansia dengan lancar meskipun terdapat banyak kekurangan di dalamnya. Kami juga
menghaturkan terima kasih kepada Ibu..............selaku Dosen mata kuliah .......Akper
Universtas Muhamadiyah jember yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai kebutuhan dan pemenuhan nutrisi pada lansia. Oleh karena itu,
kami berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah ini, karena tidak ada hal yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami dan dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
JUDUL................................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................................3
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Lansia.............................................................................................................4
2.2 Proses Menua.................................................................................................5
2.3 Perubahan Sistem Pencernaan.......................................................................5
2.4 Kebutuhan Nutrisi Lansia..............................................................................6
2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi pada Lansia.................6
2.6 Masalah Gizi pada Lansia..............................................................................7
2.7 Pemantauan Status Gizi.................................................................................7
2.8 Asupan Makanan pada Lansia.......................................................................8
2.9 Gizi Tepat untuk Lansia.................................................................................8
2.10 Perencanaan Makanan untuk Lansia............................................................8
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................9
3.2 Saran...............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
Sesorang yang sudah memasuki masa lansia banyak mengalami masalah nutrisi
maupun perubahan-perubahan fisiknya. Perubahan-perubahan fisik pada lansia
menurut (Maryam, 2008:55) ialah sel, jumlah sel berkurang dan cairan tubuh
menurun. Kemudian, kardiovaskuler kemampuan memompa darah menurun.
Respirasi, kekuatan otot-otot pernafasan menurun. Persarafan, fungsinya menurun.
Muskuluskeletal, cairan tulang menurun sehingga mudah rapuh. Gastrointestinal,
asam lambung menurun. Pendengaran, terjadi gangguan pendengaran. Penglihatan,
respon terhadap sinar berkurang. Kulit, keriput serta kulit kepala dan rambut menipis.
Sedangkan masalah nutrisi yang terjadi paa lansia misalnya tenaga berkurang, energi
menurun, kulit makin keriput, gigi makin rontok, tulang makin rapuh, dan sebagainya.
Berdasarkan data di Komisi Nasional Lanjut Usia (Komnas Lansia) dan Departemen
Sosial, pada tahun 2000 tercatat sekitar 7,18% penduduk Indonesia berlansia atau
setara dengan 14,4 juta orang, hingga Mei 2009 jumlah lansia mencapai kurang lebih
20 juta orang atau terbesar keempat dunia setelah AS, China, dan India, dan
diperkirakan pada tahun 2020 jumlah akan mencapai 11,34% dari seluruh penduduk
Indonesia atau setara dengan 28,8 juta orang. Namun, ada sekitar 74% dari lansia usia
60 tahun ke atas menderita penyakit kronis yang harus makan obat terus-menerus
selama hidup mereka.
Berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah nutrisi pada lansia
antara lain melalui monitoring BB (kartu lansia), pendidikan gizi. Lansia dengan
penyakit degeneratif perlu diberikan konseling gizi. Konseling gizi misalnya posyandu
lansia yang bertujuan untuk meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di
masyarakat, pendidikan gizi yang bertujuan agar masyarakt dapat memilik dan
mempertahankan pola makan, penyuluhan kesehatan dan konseling gizi yang
bertujuan untuk mengembangkan pengertian yang benar dan sikap yang positif
individu/pasien atau kelompok/keluarga pasien (receiver), keluarga sadar gizi (kadarzi)
yang bertujuan agar suatu keluarga mampu mengenal, mencegah, dan mengatasi
masalah gizi setiap anggotanya.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Lansia
2.1.1 Pengertian Lansia
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia.
Menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa
usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam dkk,
2008). Secara umum, seseorang dikatakan lanjut usia (lansia) apabila usianya 65 tahun ke
atas. Usia 65 tahun merupakan batas minimal untuk kategori lansia. Lansia adalah keadaan
yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap
kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk
hidup serta peningkatan kepekaan secara individual (Efendi, 2009).
Lima klasifikasi usia pada lansia (Maryam, 2008) yaitu, Pra lansia atau prasenilis adalah
seorang yang berusia antara 45 sampai 59 tahun, kemudian lansia adalah seorang yang
berusia 60 tahun atau lebih, lansia beresiko tinggi adalah seorang yang berusia 70 tahun atau
lebih atau seseorang yang berusia 60 tahun lebih dengan masalah kesehatan (Depkes RI,
2003), selain itu lansia potensial tinggi adalah lansia yang masih mampu melakukan aktivitas,
yang terakhir lansia tidak potensial adalah lansia yang tidak berdaya dalam mencari nafkah,
sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain (Depkes RI, 2003).
Ada beberapa macam teori yang berkaitan dengan proses penuaan menurut Darmojdo, antara
lain Teori Genetik Clock, menurut teori ini proses menua telah terprogram oleh waktu secara
genetik untuk spesies atau jenis tertentu. Kemudian Teori Mutasi somatik, menurut teori ini
telah terjadi mutasi progresif pada DNA sel somatik yang menyebabkan menurunnya
kemampuan fungsional sel somatik. Lalu adanya Teori Rusaknya Sistem Imun Tubuh,
menurut teori ini terjadinya mutasi yang berulang maupun perubahan protein setelah translasi
mengakibatkan sistem imun tubuh berkurang kemampuannya untuk mengenali dirinya maka
hal ini menyebabkan peristiwa autoimun. Selain itu terdapat Teori Radikal Bebas, menurut
teori ini tidak stabilnya radikal bebas di alam bebas mengakibatkan oksidasi oksigen sehingga
menyebabkan sel-sel tidak bisa regenerasi. Teori menurut Darmodjo yang terakhir adalah
Teori Menua Akibat Metabolisme, menurut teori ini penurunan jumlah kalori disebabkan
karena menurunnya salah satu proses metabolisme yang akan menghambat pertumbuhan dan
perpanjangan usia.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manula memiliki kebutuhan nutrisi secara khusus karena sistem jaringan dan organ mereka
mengalami penuaan. Kesehatan nutrisi membantu manula menjaga hidup yang lebih aktif dan
menyenangkan, melindungi mereka dari penyakit, mengurangi keparahan penyakit, dan
mempercepat pemulihan penyakit. Maka dari itu manula membutuhkan asupan nutrisi yang
tepat.
3.2 Saran
3.2.1 Saran bagi lansia
Sebaiknya lansia tidak mengabaikan makanan yang dikonsumsi sehari-hari dan tidak
melakukan aktivitas yang terlalu berat atau memaksakan diri.
3.2.2 Saran bagi keluarga lansia
Sebaiknya keluarga lansia lebih memperhatikan asupan nutrisi, kesehatan, dan mengontrol
aktivitas lansia.
3.2.3 Saran bagi pemerintah
Sebaiknya pemerintah ikut serta memberikan bantuan tambahan asupan makanan yang
bergizi kepada masyarakat kurang mampu khususnya lansia yang sangat rentan terhadap
penyakit.
3.2.4 Saran bagi panti
Sebaiknya panti melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dengan cara makan makanan
dengan gizi seimbang, yaitu diimbangi dengan keadaan hidup bersih untuk setiap individu
dan telaten untuk mengontrol asupan nutrisi lansia.
3.2.5 Saran bagi dinas sosial
Sebaiknya dinas sosial melakukan penyuluhan pada masyarakat khususnya masyarakat desa
yang kurang paham terhadap kebutuhan nutrisi pada lansia.
DAFTAR PUSTAKA
http/www. Kebutuhan nutrisi pada lansia.com,, di akses pada hari minggu, jam 11.31.wib.
http://zahryalakbar.blogspot.com/2012/11/nutrisi-pada-lansia.html
http://suparty.blogspot.com/2014/01/kebutuhan-asupan-nutrisi-pada-lanjut.html
https://lenteraimpian.wordpress.com/2010/02/27/gizi-pada-lansia
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Menurut UU No. 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan usia pada Bab Pasal 1 Ayat 2 yang
berbunyi lanjut usia adalah seorang yang mencakup usia 60 tahun keatas. Semua orang
akan mengalami proses menk\jadi tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang
terakhir, yang pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial
sedikit sampai tidak mrlakukan tugasnya sehari-hari lagi hingga bagi kebanyakan oaring
masa tua itu merupakan masa yang kurang menyenangkan.
Sedangkan seorang menjadi lanjut usia dikerakan adanya beberapa proses individual,
antara lain :
a. Umur biologis : fungsi berbagai sistem organnya dibandingkan dengan orang lain pada
umur yang sama.
b. Umur Psikogis : kapasitas adaptasi individu dibandingkan dengan orang lain pada umur
kronologis yang sama.
c. Umur sosial : sejauh mana individu dapat melakukan peran sosial dibandingkan dengan
anggota masyarakat dibandingkan dengan anggota masyarakat lain pada umur kronologis
yang sama.
d. Umur fungsional : tingkat kemampuan individu untuk berfungsi dimasyarakat
dibandingkan dengan orang lain pada umur kronologis yang sama.
Berkaitan dengan perubahan, kemudian Hurlock (1990) mengatakan bahwa perubahan
yang dialami oleh setiap orang akan mempengaruhi minatnya terhadap perubahan tersebut
dan akhirnya mempengaruhi pola hidupnya. Bagaimana sikap yang ditunjukan apakah
memuaskan atau tidak memuaskan, hal ini tergantung dari pengaruh perubahan terhadap
peran dan pengalaman pribadinya. Perubahan yang diminati oleh para lanjut usia adalah
perubahan yang berkaitan dengan masalah peningkatan kesehatan, ekonmi atau pendapatan
dan peran sosial (Goldstein, 1992).
a. Terpenuhinya kebutuhan jasmani, rohani, sosial dan psikologis lanjut usia secara memadai
serta teratasinya masalah-masalah akibat usia lanjut.
b. Terlindunginya lanjut usia dari perlakuan yang salah
c. Terlaksananya kegiatan-kegiatan yang bermakna bagi lanjut usia.
d. Terpeliharanya hubungan yang harmonis antara lanjut usia dengan keluarga dan
lingkungan.
e Terbentuknya keluarga dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab pelayanan terhadap
lanjut usia.
f. Melembaganya nilai-nilai penghormatan terhadap lanjut usia.
a. Tersedianya pelayanan alternative diluar pelayanan panti sosial bagi lanjut usia.
BAB II
TINJAUAN TIORITIS
Berdasarkan kegunaannya bagi tubuh, zat gizi dibagi ke dalam tiga kelompok besar,
yaitu :
1. Kelompok zat energi, termasuk ke dalam kelompok ini adalah :
a. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, jagung, gandum, ubi, roti,
singkong dll, selain itu dalam bentuk gula seperti gula, sirup, madu dll.
b. Bahan makanan yang mengandung lemak seperti minyak, santan, mentega, margarine,
susu dan hasil olahannya.
2. Kelompok zat pembangun Kelompok ini meliputi makanan makanan yang banyak
mengandung protein, baik protein hewani maupun nabati, seperti daging, ikan, susu, telur,
kacangkacangan dan olahannya.
3. Kelompok zat pengatur Kelompok ini meliputi bahan-bahan yang banyak mengandung
vitamin dan mineral, seperti buah-buahan dan sayuran.
1. Gizi berlebih
Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan kota-kota besar.
Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih, apalai pada
lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik. Kebiasaan makan itu
sulit untuk diubah walaupun disadari untuk mengurangi makan.
Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya : penyakit jantung,
kencing manis, dan darah tinggi.
2. Gizi kurang
Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan juga karena
gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan
berat badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai dengan kekurangan protein
menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok,
daya tahan terhadap penyakit menurun, kemungkinan akan mudah terkena infeksi.
3. Kekurangan vitamin
Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah dengan
kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makan berkurang, penglihatan menurun,
kulit kering, penampilan menjadi lesu dan tidak bersemangat.
3. Kekurangan vitamin D
Biasanya terjadi pada lansia yang kurang mendapatkan paparan sinar matahari, jarang
atau tidak pernah minum susu, dan kurang mengkonsumsi vitamin D yang banyak
terkandung pada ikan, hati, susu dan produk olahannya.
Lansia berisiko tinggi mengalami masalah nutrisi. Hal ini cukup beralasan sehingga
prevelansi yang tinggi mengenai masalah nutrisi pada lansia ini telah menjadi sorotan dalam
sejumlah survei
(DHSS, 1997; Coates, 1985; Lehman, 1889) karna terdapat fakta bahwa sebagian besar lansia
di komunitas mengalami masalah nutrisi.
Menu yang disajikan untuk lansia harus mengandung gizi yang seimbang yakni mengandung
sumber zat energi, sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur. Dalam hal ini kita bisa
mengacu pada makanan empat sehat lima sempurna.
Karena lansia mengalami kemunduran dan keterbatasan maka konsistensi dan tekstur atau
bentuk makanan harus disesuaikan. Sebagai contoh : gangguan pada gigi (gigi
tanggal/ompong), maka bentuk makanannya harus lunak, misal nasi ditim, lauk pauk
dicincang (ayam disuwir, daging sapi dicincang/digiling)
Makanan yang kurang baik bagi lansia adalah makanan berlemak tinggi seperti seperti
jerohan (usus, hati, ampela, otal dll), lemak hewan, kulit hewan (misal kulit ayam, kulit sapi,
kulit babi dll), goreng-gorengan, santan kental. Karena seperti prinsip yang disebutkan tadi
bahwa kebutuhan lemak lansia berkurang dan pada lansia mengalami perubahan proporsi
jaringan lemak. Hal ini bukan berarti lansia tidak boleh mengkonsumsi lemak. Lansia harus
mengkonsumsi lemak namun dengan catatan sesuai dengan kebutuhannya. Sebagai contoh
misalnya bila menu hari ini lauknya sudah digoreng, maka sayurannya lebih baik sayur yang
tidak bersantan seperti sayur bening, sayur asam atau tumis. Bila hari ini sayurnya bersantan
maka lauknya dipanggang, dikukus, dibakar atau ditim.
Lansia harus diberi pengertian untuk mengurangi atau kalau bisa menghindari makanan yang
mengandung garam natrium yang tinggi. Contoh bahan makanan yang mengandung garam
natrium yang tinggi adalah garam dapur, vetsin, daging kambing, jerohan, atau makanan yang
banyak mengandung garam dapur misalnya ikan asin, telur asin, ikan pindang. Mengapa
lansia harus menghindari makanan yang mengandung garam natrium yang tinggi ? Hal ini
dikarenakan pada lansia mudah mengalami hipertensi. Hal ini, seperti yang dijelaskan tadi
bahwa elastisitas pembuluh darah telah menurun dan terjadi penebalan di dinding pembuluh
darah yang mengakibatkan mudahnya terkena hipertensi. Selain itu indera pengecapan pada
lansia mulai berkurang, terutama untuk rasa asin, sehingga rasa asin yang cukup-pun terasa
masih kurang bagi mereka, lalu makanan ditambah garam yang banyak, hal ini akan
meningkatkan tekanan darah pada lansia. Jadi kita memang perlu sampaikan kepada lansia
bahwa panduan rasa asinnya tidak bisa lagi dipakai sebagai ukuran, karena bila dengan
panduan asin dari lansia, untuk kita yang belum lansia akan terasa asin sekali.
Lansia harus memperbanyak makan buah dan sayuran, karena sayur dan buah banyak
mengandung vitamin, mineral dan serat. Lansia sering mengeluhkan tentang konstipasi/susah
buang air besar, nah dengan mengkonsumsi sayur dan buah yang kaya akan serat maka akan
melancarkan buang air besar. Untuk buah, utamakan buah yang bisa dimakan dengan kulitnya
karena seratnya lebih banyak. Dengan mengkonsumsi sayuran dan buah sebenarnya lansia
tidak perlu lagi mengkonsumsi suplemen makanan.
Selain konsumsi sayur dan buah, Lansia harus banyak minun air putih. Kebutuhan air yakni
1500 2000 ml atau 6 -8 gelas perhari. Air ini sangat besar artinya karena air menjalankan
fungsi tubuh, mencegah timbulnya penyakit di saluran kemih seperti kencing batu, batu ginjal
dan lain-lain. Air juga sebagi pelumas bagi fungsi tulang dan engselnya, jadi bila tubuh
kekurangan cairan maka fungsi, daya tahan dan kelenturan tulang juga berkurang. Air juga
berguna untuk mencegah sembelit, karena untuk penyerapan makanan dalam usus
memerlukan air.
_ Perencanaan makan untuk mengatasi perubahan saluran cerna Untuk mengurangi resiko
konstipasi dan hemoroid :
1. Sarankan untuk mengkonsumsi makanan berserat tinggi setiap hari, seperti sayuran dan
buah-buahan segar, roti dan sereal.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Lanjut usia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih ( UU 13 tahun
1998 ). Umur manusia sebagai makluk hidup terbatas oleh suatu peraturan alam, maksimal
sekitar enam kali masa bayi sampai dewasa atau 6 x 20 tahun. Proses menjadi tua disebabkan
oleh faktor biologik yang terdiri dari 3 fase yaitu fase progresif, fase stabil dan fase regresif.
Dalam fase regresif mekanisme lebih ke arah kemunduran yang dimulai dalam sel atau
komponen terkecil dari tubuh manusia. Sel-sel menjadi aus karena lama berfungsi sehingga
mengakibatkan kemunduran yang dominan dibandingkan terjadinya pemulihan. Di dalam
struktur anatomik proses menjadi tua terlihat sebagai kemunduran di dalam sel. Proses ini
berlangsung secara alamiah, terus-menerus dan berkesinambungan, yang selanjutnya akan
menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis pada jaringan tubuh dan akhirnya akan
mempengaruhi fungsi dan kemampuan badan secara keseluruhan. Pada hakekatnya menjadi
tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya
yaitu masa anak, masa dewasa dan masa tua ( Nugroho, 1992). Tiga tahap ini berbeda baik
secara biologis maupun psikologis. Memasuki masa tua berarti mengalami kemunduran
secara fisik maupun psikis. Kemunduran fisik ditandai dengan kulit yang mengendor, rambut
memutih, penurunan pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan lambat, kelainan berbagai
fungsi organ vital, sensitifitas emosional meningkat dan kurang gairah.
DAFTAR PUSTAKA
http/www. Kebutuhan nutrisi pada lansia.com,, di akses pada hari minggu, jam 11.31.wib.
Lehman AB (1989) Review: under nutrition in elderly people. Age & Ageing 18: 339-353
Diposkan oleh andismar di 09.11
kebutuhan nutrisi pada lansia
MAKALAH
Di Susun Oleh :
KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI
2015-2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelasaikan makalah
yang berjudul KEBUTUHAN NUTRISI PADA LANJUT USIA.
Makalah ini kami buat bertujuan untuk menjelaskan materi tentang
Kebutuhan Nutrisi Pada Lanjut Usia. Dengan adanya makalah ini di harapkan
mahasiswa lain dapat memahami materi Kebutuhan Nutrisi Pada Lanjut usia
dengan baik.
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR ..........................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTA
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Batasan umur pada usia lanjut dari waktu ke waktu berbeda menurut
WHO lansia meliputi :
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor
psikologis. Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia.
Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia.
Kemunduran pada lansia semakin cepat apabila memiliki motivasi yang
rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat maka kemunduran
itu akan lama terjadi.
a. Gizi
a. karbohidrat
ykarbohidrat merupakan sumber energy utama bagi manusia sehingga
jenis nutrient ini dinamakan pula tenaga hidratarang yang ada dalam
makananadalah pati,sukrosa,laktosa dan fruktosa. Yang paling penting
diantara jenis-jenis hidratarang ini adalah pati polisakarida yang
dicernakan oleh enzimamilase pancreas. Karbohidrat dioksidasi dalam
tubuh agar menghasilkan panas dan energy bagi segala bentuk
aktivitas tubuh. Penggunaan karbohidrat relative menurun pada usia
lanjut karena kebutuhan kalori juga menurun 1960 kal pada laki-laki.
Pada perempuan 1700 kal.
b. protein
protein sangat penting bagi tubuh yaitu sebagai pertumbuhan dan
perkembangan setiap sel dalam tubuh dan juga untuk menjaga
kekebalan tubuh. Contohnya; daging, telur, ikan, sedangkan dari nabati
bias dari jenis kacang-kacangan vitamin dan mineral. Kecukupan
protein sehari yang dianjurkan pada usia lanjut adalah sekitar 0,8
gram/kg bb atau 15-25% dari kebutuhan energy. Di anjurkan memenuhi
kebutuhan protein terutama dari protein nabati dan dari protein hewani
dengan perbandingan 2 :1 jumlah protein yang diperlukan untuk laki-
laki usia lanjut adalah 55 gram per hari dan wanita 48 gram per hari
yang terdiri 15% protein ikan, 10% protein hewani lain dan 75% protein
nabati.
c. Lemak
Lemak seperti halnya hidratarang,tersusun dari atom-atom
karbon,hirogen dan oksigen tetapi pola penataan dan proporsinya
berbeda.lemak di bentuk melalui penggabungan gliserol dengan asam-
asam lemak. Misalnya lemak dalam mentega,minyak sayur dll. Pada
usia lanjut dianjurkan konsumsi lemak jangan lebih dari 15% kebutuhan
energy dan menggunakan minyak nabati karna mengandung asam
lemak tak jenuh kecuali santan.
d. Air dan serat
Air ini merupakan unsur paling penting di antara semua nutrien dan
terdapat baik dalam makanan padat maupun dalam minuman. Sejumlah
kecil air dihasilkan oleh metabolisme. Air merupakan media tempat
proses metabolism. Kehilangan air terjadi melalui udara pernafasan
lewat keringat,urin dan feses. Pada lansia dianjurkan untuk minum
lebih dari 6-8 per hari.
e. Vitamin
Vitamin merupakan fungsi vital dalam metabolism bagi tubuh, yang
tidak dapat dihasilkan oleh tubuh sedangkan mineral sendri merupakan
unsur pelengkap yang membantu dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan didalam tubuh.contoh; sayur-sayuran, dan buah-buahan
dll. Bagi lansia komposisi energy sebanyak 20-25% berasal dari protein,
20% dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat. Kebutuhan kalori untuk
lansia laki-laki sebanyak 1960kalori, sedangkan untuk lansia wanita
1700kalori. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka
sebagian energi akan disimpan berupa lemak, sehingga akan timbul
obesitas. Sebaliknya terlalu sedikit, maka cadangan energi tubuh akan
digunakan, sehingga tubuh akan menjadi kurus. (mary E. Beck.2011:1-
5)
2.1.4 Kecukupan gizi pada manula sama
seperti kecukupan gizi pada kelompok penduduk yang lebih muda
usianya. Satu-satunya pengecualian adalah penurunan kebutuhan
akan energi yang mengikuti pertambahan umur. Sebab-sebab yang
melandasi kondisi ini adalah :
1. Keadaan fisik menurun bersamaan dengan bertambahnya usia,
sehingga energi yang di keluarkan lebih sedikit.
2. Perubahan pada komposisi dan fungsi tubuh menyebabkan penurunan
BMR (basal metabolic rate)
Solusi dan diet pada lansia yaitu dapat di ketahui dari pola makan,
karena pola makan yang tepat dapat mempengaruhi kualitas hidup
lanjut usia, mulai dari kesehatan, produktivitas, dan semangatnya.
Namun mengingat kondisi fisik dan bologis yang mengalami penurunan,
membuat lansia harus mengatur pola amakannya secara khusus.
Penurunan kondisi ini misalya lansia sering mengeluh, sulit
mengonsumsi daging dan makanan keras akibat ganguan gigi dan
gusinya. Selain itu mereka juga sering merasa tak nyaman saat
mengonsumsi susu, karena lactose intoleran di tambah kehilangan
selera makan akibat menurunnya indra perasa. Kondisi itulah lansia
memerlukan perencanaan menu kusus. Diet kusus ini penting untuk
mengurangi resiko kekurangan gizi atau sebaliknya kelebihan gizi.(Ririn
indriyani, 2011).
2.2.1 Perubahan fisiologis pada lanjut usia berkaitan dengan kebutuhan zat
gizi
a. Komposisi tubuh
Komposisi tubuh dapat memberikan indikasi status gizi dan
tingkatbugaran jasmani seseorang. Akibat penuaan pada lansia masa
otot berkurang sedangkan masalah malah beekurang. Masa tubuh yang
berlemak berkurang sebanyak 6,3% sedangkan banyak 2% masa lemak
bertambah dari berat badan. Jumlah cairan tubuh berkurang dari 60%
dari berat badan pada orang muda menjadi 45% dari berat badan
wanita usia lanjut (kawas dan broak mayer,2006;Arisman,2008.
b. Gigi dan mulut
a. Penyakit kulit
Penyakit kulit pada lansia lanjut perlu dikenal berhubungan dengan gizi
seperti ;
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
a. Bagi penulis
Menambah wawasan ilmu pengetahuan dan ilmu pendidikan di bidang
kesehatan mengenai kebutuhan nutrusi pada lanjut usia
b. Bagi pembaca
Memberikan wawasan tentang kebutuhan nutrisi pada lanjut usia serta
menambah wawasan pengetahuan khususnya di bidang keperawatan.
c. Institusi pendidikan
Dapat menjadi pertimbangan untuk di terapkan di dunia pendidikan
pada lembaga-lembaga di bidang kesehatan sebagai solusi terhadap
permasalahan pendidikan yang ada.
Daftar Pustaka
Pranaka, Kris. 2010. Buku Ajar Boedhi Darmojo Geriatri (Ilmu Kesehatan
Usia Lanjut). Edisi 4. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia Lanjut Usia (MANULA) dimasukkan ke dalam kelompok rentan gizi, meskipun
tidak ada hubungannya dengan pertumbuhan badan , bahkan sebaliknya sudah terjadi involusi
dan degenerasi jaringan dan sel-selnya. Timbulnya kerentanan terhadap kondisi gizi
disebabkan kondisi fisik, baik anatomis maupun fungsionalnya.
Gigi-geligi pada MANULA mungkin sudah banyak yang rusak bahkan copot, sehingga
memberikan kesulitan dalam mengunyah makanan. Maka makanan harus diolah sehingga
makanan tidak perlu digigit atau dikunyah keras-keras. Makanan yang dipotong kecil-kecil,
lunak dan mudah ditelan akan sangat membantu para MANULA dalam mengkonsumsi
makanannya.
Fungsi alat pencernaan dan kelenjar-kelenjarnya juga sudah menurun, sehingga makanan
harus yang mudah dicerna dan tidak memberatkan fungsi kelenjar pencernaan.makanan yang
tidak banyak mengandung lemak, pada umumnya lebih mudah dicerna, tetapi harus cukup
mengandung protein dan karbohidrat. Kadar serat yang tidak dicerna jangan terlalu banyak,
tetapi harus cukup tersedia untuk melancarkan peristalsis dan dengan demikian melancarkan
pula defaecatie, dan menghindarkan obstipasi.
Patut diingat bahwa keperluan enersi MANULA sidah menurun, jadi jangan di sediakan
seperti masih belum berusia lanjut. Ada baiknya bila mereka dijaga jangan sampai menjadi
kegemukan karena akan lebih mudah menderita berbagai kelainan atau penyakit gizi yang
berhubungan dengan kondisi obesitas. Frekuensi penyakit Diabetes Mellitus, Cardiovascular
diseases terdapat meningkat pada kelompok MANULA. Yang umum sangat ditakuti ialah
kemungkinan meningkat untuk mendapat penyakit kanker.
BAB II
PEMBAHASAN
Tambahkan susu bubuk kering tanpa lemak pada makanan yang mengandung
banyak cairan (kaldu, kentang tumbuk, puding, sereal yang dimasak).
Berikan berbagai variasi makanan kecil di antara waktu makan, berbagai
tekstur dan rasa manis yang bervariasi.
Tawarkan makanan paling banyak pada siang hari ketika lansia merasa sangat
lapar (biasanya pada pagi hari).
Anjurkan pemberian makanan dengan ukuran kecil yang mudah di makan
sendiri.
Tambahkan margarin tambahan pada sayur-sayuran, saus, dan makanan
berkrim.
Sajikan suplemen nutrisi dalam keadaan dingin atau di siapkan dalam bentuk
shake.
Anjurkan keluarga untuk membawa makanan kesukaan klien.
Walaupun suplemen tidak perluh digunakan dalam keadaan yang seimbang, laporan
terbaru saat ini tidak memenuhi jumlah makanan harian yang dianjurkan. Dosis yang
berlebihan di atas jumlah asupan harian yang dianjurkan tidak dianjurkan pada saat ini dan
terbukti dapat merugikan jika digunakan dalam waktu yang lama.
Rekomendasi tambahan termasuk penggunaan makanan berserat untuk meningkatkan
asupan vitamin dan mineral, dan meningkatkan defekasi yang normal. Rekomendasi asupan
serat yang disarankan saat ini sekitar 20 sampai 35 gram serat per hari.
B. PROSES MENUA
Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh dan
berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut. Perubahan secara biologis
ini dapat mempengaruhi status gizi pada masa tua. Antara lain :
Massa otot yang berkurang dan massa lemak yang bertambah, mengakibatkan juga jumlah
cairan tubuh yang berkurang, sehingga kulit kelihatan mengerut dan kering, wajah keriput
serta muncul garis-garis menetap. Oleh karena itu, pada lansia seringkali terlihat kurus.
Penurunan indera penglihatan akibat katarak pada lansia sehingga dihubungkan dengan
kekurangan vitamin A, vitamin C dan asam folat. Sedangkan gangguan pada indera pengecap
dihubungkan dengan kekurangan kadar Zn yang juga menyebabkan menurunnya nafsu
makan. Penurunan indera pendengaran terjadi karena adanya kemunduran fungsi sel syaraf
pendengaran.
Dengan banyaknya gigi yang sudah tanggal, mengakibatkan gangguan fungsi mengunyah
yang dapat berdampak pada kurangnya asupan gizi pada usia lanjut.
Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti perut
kembung, nyeri yang menurunkan nafsu makan, serta susah BAB yang dapat menyebabkan
wasir.
Kemampuan motorik menurun, selain menyebabkan menjadi lamban, kurang aktif dan
kesulitan menyuap makanan, juga dapat mengganggu aktivitas kegiatan sehari-hari.
Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak, yang menyebabkan penurunan daya ingat
jangka pendek, melambatnya proses informasi, kesulitan berbahasa, kesulitan mengenal
benda-benda, kegagalan melakukan aktivitas yang mempunyai tujuan (apraksia) dan
gangguan dalam menyususn rencana, mengatur sesuatu, mengurutkan, daya abstraksi, yang
dapat mengakibatkan kesulitan dalam emlakukan aktivitas sehari-hari yang disebut dimensia
atau pikun. Gejala pertama adalah pelupa, perubahan kepribadian, penurunan kemampuan
untuk pekerjaan sehari-hari dan perilaku yang berulang-ulang, dapat juga disertai delusi
paranoid atau perilaku anti sosial lainnya.
Akibat proses menua, kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam jumlah besar juga
bekurang. Akibatnya dapat terjadi pengenceran natrium sampai dapat terjadi hiponatremia
yang menimbulkan rasa lelah.
Incontinentia urine (IU) adalah pengeluaran urin diluar kesadaran merupakan salah satu
masalah kesehatan yang besar yang sering diabaikan pada kelompok usia lanjut, sehingga
usia lanjut yang mengalami IU seringkali mengurangi minum yang dapat menyebabkan
dehidrasi.
Secara psikologis pada usia lanjut juga terjadi ketidakmampuan untuk mengadakan
penyesuaian terhadap situasi yang dihadapinya, antara lain sindrom lepas jabatan yang
mengakibatkan sedih yang berkepanjangan.
Susu: Susu sapi, susu kambing, susu kerbau, susu kedelai, skim
Berdasarkan kegunaannya bagi tubuh, zat gizi dibagi ke dalam tiga kelompok
besar, yaitu :
1. Kelompok zat energi.
a. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, jagung, gandum,
ubi, roti, singkong dll, selain itu dalam bentuk gula seperti gula, sirup, madu
dll.
b. Bahan makanan yang mengandung lemak seperti minyak, santan, mentega,
margarine, susu dan hasil olahannya.
2. Kelompok zat pembangun
Kelompok ini meliputi makanan makanan yang banyak mengandung protein,
baik protein hewani maupun nabati, seperti daging, ikan, susu, telur, kacangkacangan
dan olahannya.
3. Kelompok zat pengatur
Kelompok ini meliputi bahan-bahan yang banyak mengandung vitamin dan
mineral, seperti buah-buahan dan sayuran.
3. Membatasi konsumsi lemak yang tidak kelihatan (menempel pada bahan pangan,
terutama pangan hewani)
5. Menghindari konsumsi garam yang terlalu banyak, merokok dan minuman beralkohol
Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi
1. Gizi berlebih
Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan kota-kota besar.
Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih, apalai pada
lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik. Kebiasaan makan itu
sulit untuk diubah walaupun disadari untuk mengurangi makan.Kegemukan merupakan salah
satu pencetus berbagai penyakit, misalnya : penyakit jantung, kencing manis, dan darah
tinggi.
2. Gizi kurang
Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan juga karena
gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan
berat badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai dengan kekurangan protein
menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok,
daya tahan terhadap penyakit menurun, kemungkinan akan mudah terkena infeksi.
3. Kekurangan vitamin
Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah dengan kekurangan
protein dalam makanan akibatnya nafsu makan berkurang, penglihatan menurun, kulit kering,
penampilan menjadi lesu dan tidak bersemangat.
10 Langkah agar dapat hidup lebih lama, sehat, dan berarti untuk lansia
1. Menciptakan pola makan yang baik, kemudian bersahabat dengannya. Cobalah menciptakan
suasana yang menyenangkan di meja makan semenarik mungkin sehingga dapat
menimbulkan selera
2. Memperkuat daya tahan tubuh.
Makanlah makanan yang mengandung zat gizi yang mengandung zat gizi yang penting untuk
kekebalan, seperti : biji-bijian utuh, sayuran berdaun hijau, makanan laut.
3. Mencegah tulang agar tidak menjadi keropos dan mengerut
Santaplah makanan yang mengandung vitamin D. Pada usia diatas 60 tahun kemampuan
penyerapan kalsium menurun, vitamin D membantu penyerapan kalsium dalam tubuh, contoh
makanan sumber vitamin D adalah susu
4. Memastikan agar saluran pencernaan tetap sehat, aktif dan teratur
Karena itu harus makan sedikitnya 20 gram makanan yang mengandung serat, seperti biji-
bijian, jeruk dan sayuran yang berdaun hijau tua
5. Menyelamatkan penglihatan dan mencegah terjadinya katarak
Santaplah makanan yang mengandung vitamin C, E dan B karoten (antioksidan), seperti :
sayuran berwarna kuning dan hijau, jeruk sitrun dan buah lain
6. Mengurangi resiko penyakit jantung
Yaitu dengan membatasi makanan berlemak yang banyak mengandung kolesterol dan
natrium dan harus banyak makan makanan yang kaya vitamin B6, B12, asam folat, serat yang
larut, kalsium dan aklium, seperti biji-bijian utuh, susu tanpa lemak, kacang kering daging
tidak berlemak, buah, termasuk nanas dan sayuran.
7. Agar ingatan tetap baik dan sistem syaraf tetap bagus, harus banyak makan vitamin B6, B 12
dan asam folat
8. Mempertahankan berat badan ideal dengan jalan tetap aktif secara fisik, makan rendah lemak
dan kaya akan karbohidrat kompleks
9. Menjaga agar nafsu makan tetap baik dan otot tetap lentur
Dengan jalan melakukan olah raga aerobik (berjalan atau berenang). Olah raga dilakukan
menurut porsi masing-masing usia serta tingkat kebugaran setiap orang
10. Tetaplah berlatih
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Status nutrisi seseorang akan berpengaruh terhadap setiap system tubuh. Kebutuhan
asupan kalori sehari-hari yang disarankan (Recommended Daily Allowance [RDA]) pada
lansia yang berusia 65 sampai 75 tahun 2300 kkal. RDA untuk lansia di atas usia 75 tahun
diturunkan menjadi 2050 kkal, konsumsi kalori dari karbohidrat kompleks yang diharuskan
sebanyak 55 sampai 65% dan kurang dari 30% lemak, serta porsi sisanya adalah protein.
Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh dan
berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut.
B. Saran
Patut diingat bahwa keperluan enersi MANULA sidah menurun, jadi jangan di sediakan
seperti masih belum berusia lanjut. Ada baiknya bila mereka dijaga jangan sampai menjadi
kegemukan karena akan lebih mudah menderita berbagai kelainan atau penyakit gizi yang
berhubungan dengan kondisi obesitas. Frekuensi penyakit Diabetes Mellitus, Cardiovascular
diseases terdapat meningkat pada kelompok MANULA.