Di Ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Ahli Madya
Keperawatan Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Tujuh Belas Surakarta
Oleh :
SAVILA CHRISTINE
1806.1491.4401.065
2020/2021
BAB I PENDAHULUAN
F. Keaslian Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
Tinjauan studi sejenis yang pertama yaitu oleh Dian Ika Puspitasari,
Mujib Hannan dan Leviana Dea Chindy yang di dclakukan pada tahun 2017
dengan judul “ Pengaruh Jalan Pagi Terhadap Perubahan Tekanan Darah
Pada Lanjut Usia Dengan Hipertensi di Desa Kalianget Timur Kecamatan
Kalianget Kabupaten Semenap’’. Desain penelitian pre-experiment
menggunakan one group pre-post test design, dengan teknik simple random
sampling. Populasi dalam penelitian adalah lansia dengan hipertensi di Desa
Kalianget Timur sebanyak 71 orang, sampel sebanyak 60 orang. Analisa data
menggunakan uji statistik Wilcoxon. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebelum dilakukan jalan pagi sebagian besar (65%) tekanan darah
sistole 140-159 mmHg dan tekanan darah diastole seluruhnya (100%) >100
mmHg. Kemudian sesudah dilakukan jalan pagi tekanan darah menurun,
sebagian besar (55%) tekanan darah sistole 140-159 mmHg dan hampir
seluruhnya (88,3%) tekanan darah diastole >100 mmHg. Hasil analisa data
diperoleh p= 0,000 (<0,05). Lansia dapat melakukan aktifitas ringan seperti
jalan kaki di pagi hari sebagai bentuk olahraga dalam menjaga kebugaran.
Tinjauan studi sejenis yang kedua yaitu, oleh Arista Sari dan Suratini
yang dilakukan pada tahun 2018 dengan judul penelitian “ Pengaruh
Aktivitas Fisik Jalan Pagi Terhadap Tingkat Hipertensi di Dusun Biru
Trihanggo Gamping Sleman’’. Dengan menggunakan metode penelitian
quasi eksperimen atau rancangan non equivalent control grup yaitu
penelitian yang di lakukan dengan membandingkan antar kelompok control
dan kelompok intervensi. Variable penelitian ini terdiri dari variable bebas
adalah aktivitas fisik jalan pagi, sedangkan variable terikat adalah tingkat
tekanan darah. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang berusia 60-
74 tahun yang tercatat warga Dusun Biru dan aktif di kegiatan posyandu
lansia. Populasi dalam penelitian ini adalah 75 lansia, jumlah sampel yang di
gunakan sebanyak 20 orang. Responden tersebut dibagi menjadi dua
kelompok yaitu sebanyak 10 lansia kelompok intervensi dan 10 lansia
kelompok control dengan dengan metode purposive sampling. Dari hasil
penelitian tersebut menunjukan tingkat hipertensi lansia pada kelompok
control pretest menunjukan 6 orang (60%) dalam kategori hipertensi derajat
1, 2 orang (20%) dalam kategori pra hipertensi, 1 orang (10%) dalam
kategori normal. Terdapat pengaruh aktivitas fisik jalan pagi terhadap tingkat
hipertensi lansia.
Tinjauan sejenis yang ketiga yaitu oleh Ellis Makawekes, Levi Suling
dan Vandri Kallo pada tahun 2019 dengan judul penelitian “ Pengaruh
Aktifitas Fisik Terhadap Tekanan Darah Pada Usia Lanjut 60-70 Tahun’’.
Dengan menggunkan metode penelitian yaitu survey cross. Penelitian telah
di lakukan pada bulan desember 2019, populasi dalam penelitian ini semua
lansia sebanyak 316, teknik pengambilan sampel di tentukan berdasarkan
rumus penentuan secara umum, sampel yang di ambil yaitu 10% dari total
lansia 316. Jadi besar sampel yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu
sebanyak 32 responden. Instrument pada penelitian ini menggunakan alat
pengumpulan data berupa lembar observasi dan responden di minta
memberikan ceklis pada jawabana yang di pilih dan untuk tekanan darah
peneliti melakukan pengukuran tekanan darah. Hasil analisis dari penelitian
pengaruh aktivitas fisik terhadap tekanan darah sebelum dan sesudah
melakukan aktivitas fisik pada usia lanjut di desa Tolorane Kec.Manganitu
dapat di lihat dari uji wilcoxom, P-Value Sig. ( 2-tailed)= 0,000. Di bagi dua
sehingga nilai P-Value Sig (1-tailed)= 0,000. Hasil tersebut menunjukan
bahwa dengan demikian dapat di simpulkan bahwa terdapat pengaruh hasil
dari tekanan darah sebelum dan sesudah melakukan aktivitas fisik.
B. Landasan Teori
1. Jalan Kaki
a. Definisi Jalan Kaki
Jalan kaki adalah salah satu aktivitas fisik yang bersifat sebagai
ketahanan dan kekuatan serta merupakan salah satu latihan aerobik
paling sederhana dan teraman yang dapat kita lakukan. Jalan kaki
juga merupakan olahraga dengan risiko cedera kecil. Bila
dibandingkan dengan jogging yang membebani tubuh dengan
benturan sebesar 3-4,5 kali bobot badan, jalan kaki hanya membebani
tubuh sebesar 1,25 kali bobot badan. Berikut beberapa fakta tentang
jalan kaki: Jalan kaki selama 20 menit setiap hari akan membakar 7
pound lemak per tahun; Jalan kaki lebih lama setiap hari selama 40
menit adalah cara terbaik untuk menurunkan berat badan; Jalan kaki
cepat dari 20 sampai 25 menit adalah kondisi terbaik bagi jantung dan
paru.
Manfaat dari jalan kaki yang teratur adalah ; Meningkatkan
metabolisme sehingga tubuh membakar kalori lebih cepat, bahkan
sekalipun tengah istirahat, meningkatkan energi. Penelitian yang
dilakukan oleh Dr. Nozomi Okamoto dari Nara Medical University
School of Medicine yang dipublikasikan dalam International Journal
of Sport Medicine menjelaskan bahwa berjalan kaki selama 20 menit
sebanyak dua kali dalam sepekan di rumah sudah efektif secara
signifikan meningkatkan stamina, vitalitas, dan kesehatan fisik dan
mental. Jika jumlah langkah tiap harinya ditambah, dalam 32 minggu
kita bisa merasakan efek positif secara nyata. Sumber lain (US Dept
of Health 1996, UK Dept of Health 2000, Health Education Authority
1996) menyatakan “For general health, experts recommend
accumulating a total of 30 minutes of brisk walking on most,
preferably all days of the week”. Jadi, untuk mencapai kesehatan
umum, berjalan kakilah total 30 menit setiap hari ( dr. Danny, 2018 ).
Aktivitas fisik seperti jalan pagi adalah setiap gerakan tubuh yang
membutuhkan energi untuk mengerjakannya, seperti berjalan, menari,
mengasuh cucu, dan lain sebagainya. Sedangkan olah raga merupakan
aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur serta melibatkan gerakan
tubuh berulangulang dan bertujuan untuk meningkatkan kebugaran
jasmani (Farizati, 2002).
b. Cara jalan kaki yang baik dan benar
Postur tubuh yang baik memang memiliki pengaruh dalam
efektifitas kegiatan dan aktivitas sehari-hari, juga memiliki dampak
terhadap kesehatan. Berjalan, berdiri, dan duduk memiliki bentuk
sendiri-sendiri yang baik dalam menjaga postur tubuh.
Cara berjalan yang baik atau disarankan, diantaranya :
1) Berjalan dengan tubuh yang tegak, dan jangan membungkuk
2) Jangan berjalan sambil menunduk, sebaiknya dagu terangkat
sejajar dengan lantai, tatapan / pandangan lurus kedepan
3) Tumpuan berat badan pada kaki
4) Tarik kedua bahu sedikit ke belakang untuk juga menjaga posisi
tubuh yang tegak
5) Ayunkan lengan saat berjalan
6) Berjalan dengan melangkahkan kaki tumit dan telapak kaki
menyentuh lantai bergantian, jangan berjalan dengan menyeret
kaki
7) Jangan melangkah terlalu jauh jaraknya
8) Jangan terlalu menghentakkan kaki
9) Jarak antara kaki kiri dan kanan disesuaikan dengan lebar tulang
panggul, jangan membuka terlalu lebar
1) Nyeri punggung
2) Tegang otot
3) Penjepitan saraf
4) Perubahan bentuk tulang belakang
c. Beberapa hal yang perlu di perhatikan saat melakukan jalan
kaki
1) Perhatikan postur tubuh dalam setiap kegiatan berdiri, duduk,
berjalan
2) Olahraga teratur
3) Jaga berat badan ideal
4) Jangan terlalu sering membawa beban / tas yang terlalu berat
5) Jangan terlalu sering menggunakan sepatu hak tinggi
6) Gunakan alas kaki yang nyaman
2. Lanjut Usia
a. Pengertian Lanjut Usia
Berdasarkan definisi secara umum, seseorang dikatakan lansia
apabila usianya 60 tahun ke atas,baik pria maupun wanita
( Maryam, 2016 ). Sedangkan Departeman kesehatan RI
menyebutkan seseorang dikatakan berusia lanjut usia dimulai dari
usia 55 tahun keatas. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) usia
lanjut dimulai dari usia 60 tahun ( Kushariyadi, 2010; Indriana,
2012; Wallnce, 2007).
c. Macam-macam Hipertensi
Hipertensi dapat terbagi menjadi dua golongan
1) Hipertensi Esensial atau Hipertensi Primer
Sekitar 95% kasus hipertensi primer atau esensial merupakan
hipertensi yang sampai saat ini masih belum diketahui
penyebabnya secara pasti ( Rudianto, 2013).
2) Hipertensi Sekunder
Pada sekitar 5% kasus hipertensi sekunder adalah hipertensi yang
disebabkan oleh penyakit lain seperti diabetes, kerusakan
vaskuler, kerusakan ginjal dan lain-lain (Rudianto, 2013).
d. Tanda dan Gejala Hipertensi
Menurut Udjianti (2010) tanda dan gejala hipertensi yang sering
terjadi adalah:
1) Sakit kepala( rasa berat di tengkuk)
2) Kelelahan
3) Keringat berlebihan
4) Tremor otot
5) Mual, muntah
1) Sakit kepala
2) Jantung berdebar-debar
3) Sulit bernafas setelah bekerja keras
4) Mudah lelah
5) Penglihatan kabur
6) Dunia terasa berputar (vertigo)
7) Hidung berdarah
8) Wajah memarah
D. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah model konseptual yang berkaitan dengan
bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara
logis beberapa faktor yang di anggap penting untuk masalah (Hidayat,
2009 ). Yaitu mengenai penerapan metode jalan kaki pagi bagi lanjut usia
dengan hipertensi.
E. Kerangka Teori
Berdasarkan tunjauan pustaka dan tujuan yang telah di kemukakan
sebelumnya maka kerangka teori dalam penelitian “ Penerapan Metode
Jalan Kaki Pagi bagi Lansia dengan Hipertensi yang berada di Desa
Proyogaten” , dapat di gambarkan sebagai berikut :
Penerapan metode
jalan kaki pagi bagi Hipertensi
lansia
F. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul
( Arikunto, 2010 ).
Dari kajian di atas maka hipotesis dalam penelitian ini dapat di rumuskan
sebagai berikut :
H0 : Tidak ada hubungan aktivitas fisik yaitu penerapan metode jalan
pagi dengan kejadian hipertensi pada lansia di Desa Proyogaten.
H1 : Ada hubungan aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi pada Lansia
di Desa Proyogaten.
G. Pertanyaan Peneliti
Adapun pertanyaan yang akan peneliti ajukan yaitu :
2) Apa manfaat dari penerapan Metode Jalan Kaki Pagi bagi Lansia dengan
Hipertensi di Desa Proyogaten.
3) Bagaimana cara menerapkan Metode Jalan Kaki Pagi bagi Lansia dengan
Hipertensi.