Disusun Oleh:
Novia Apriliyani
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nyeri punggung bawah atau low back pain (LBP) adalah suatu masalah
kesehatan yang umumnya dialami dalam masyarakat. LBP didefinisikan sebagai suatu
kondisi tidak spesifik yang mengacu pada keluhan nyeri akut atau kronik dan tidak
kenyamanan pada atau di dekat daerah lumbosakral, yang dapat disebabkan oleh
inflamasi, degenerasi, keganasan, kelainan ginekologi, trauma dan gangguan
metabolik. LBP diklasifikasikan kedalam dua kelompok, yaitu kronik dan akut. LBP
akut akan terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu. Sedangkan, LBP kronis terjadi
dalam waktu 3 bulan (Idyan Zamna, 2007).
Nyeri punggung bawah adalah penyebab utama dari ketidak hadiran kerja di
inggris, diperkirakan sekitar 3,5 juta perhari pekerja hilang karena gangguan
muskuloskeletal terutama masalah nyeri punggung bawah (Health and Safety
Executive, 2009).
Nyeri punggung bawah merupakan keluhan yang paling umum dijumpai dalam
hubungannya dengan kasus muskuloskeletal. Angka perkiraan menunjukan bahwa
lebih 80% orang dewasa pernah mengeluh nyeri punggung bawah (Dechlan, 2009)
sedangkan pada tahun 2006 hasil study yang dilaksanakan oleh depkes yang meniliti
tentang profil masalah kesehatan di Indonesia menujukan bahwa sekitar 40,5%
penyakit yang di derita pekerja berhubungan dengan pekrjaannya. Menurut studi yang
dilakukan menurut 9.482 pekerja di 12 kabupaten/kota di Indonesia, gangguan
kesehatan yang dialami pekerja umumnya penyakit muskulokeletal (16%)
kardiovaskulen (8%) gangguan syaraf (6%) gangguan pernafasan (3%) dan gangguan
THT(1,5%) (Depkes RI, 2006)
Target produkis yang besar, memberi tekanan yang berat pada pengrajin mebel
maupun operator produksi mebel harus teliti dalam membuat kerajinan mebel, selain
itu mereka juga harus cermat dalam membuat kerajinan mebel juga harus menentukan
mana yang sudah siap maupun belum jadi. (Tarwaka, bakri, sudiajeng, 2004).
Berdasarkan survei pendahuluan yang peneliti lakukan terhadap pengrajin
kayu(mebel) menggunakan nordik body map, lebih dari 3 orang mengalami nyeri
pada punggungnya dan nyeri punggung tersebut tidak disebabkan oleh karena trauma
atau cedera lainnya. Rata-rata nyerri yang dirasakan pleh pengrajin kayu(mebel) pada
intensitas nyeri sedang hingga berat. Secara teori didapatkan bahwa posisi tubuh dan
cara kerja yang tidak benaar atau melebihi kemampuan merupakan salah satu
penyebab nyeri punggung bawah(Suma’mur, 2009)
Salah satu upaya untuk mengurangi nyeri punggung bawah adalah meningkatkan
fleksibilitas otot-otot punggung. Latihan peregangan merupakan latihan yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan fleksibilitas (Alter, 2008). Latihan peregangan
merupakan salah satu terapi yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri punggung
bawah selain istirahat, pemberian analgesik, pemberian modalitas fisik (panas, dingin,
stimulasi listrik) dan alat ortesa (Sunarto, 2005). Latihan peregangan juga dapat
mengurangi risiko keseleo sendi dan cedera otot (kram), mengurangi resiko cedera
punggung, mengurangi ketegangan dan rasa nyeri pada otot (Alter, 2008).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada pekerja di tempat pengrajin kayu
tradisional di India, didapatkan bahwa dari 30 orang yang bekerja secara statis,
sebanyak 22 orang (73%) mengeluh nyeri di leher, 14 orang (47%) mengeluh nyeri di
bahu, 23 orang (77%) nyeri di pergelangan tangan, 20 orang (67%) nyeri pada tangan
dan 26 orang (87%) menderita nyeri punggung bawah. Hal ini menggambarkan
bahwa pekerjaan yang statis meningkatkan risiko mengalami keluhan
musculoskeletalkhususnya nyeri punggung bawah(Ali, A. Quntubuddin, 2012). Di
Indonesia sendiri, angka untuk penderita nyeri punggung bawah (low back
pain)bervariasi antara 7,6% sampai 37% dari jumlah penduduk yang ada di Indonesia
(Lailani, 2013). Dalam penelitian yang dilakukan pada pengrajin ukiran kayu di
Kecamatan Karanganyar di dapatkan hasil bahwa keluhan musculoskeletalyang di
derita pada leher atas sebanyak 35 orang (70%), leher bawah 30 orang (60%),
punggung bawah 38 orang (76%), pinggang 34 orang (68%), bokong 20 orang (40%),
keluhan pada bahu kiri 19 orang (38%), bahu kanan 23 orang (46%), lengan atas kiri
5 orang (10%), lengan atas 11 orang (22%), siku kiri 19 orang (38%), siku kanan 24
orang (48%), lengan bawah kiri 10 orang (20%), lengan bawah kanan 16 orang
(32%), pergelangan tangan kiri 25 orang (25%), pergelangan tangan kanan 29 orang
(58%), tangan kiri 13 orang (26%), tangan kanan 14 orang (28%), lutut kiri 22 orang
(44%), dan lutut kanan 20 orang (40%). Berdasarkan hasil tersebut, postur kerja
pengrajin ukiran kayu yang statis dengan posisi duduk yang lama, kepala sedikit
menunduk dan punggung yang menunduk meningkatkan risiko untuk terjadinya
keluhan musculoskeletalyang berupa low back pain( I Ketut Adi Wiratma,
2013).Industri Meubel yang ada di Kecamatan karanganyar merupakan industri sektor
informal dan masih tergolong dalam jenis industri yang bersifat tradisional, dimana
pola kegiatannya tidak teratur, pada umumnya tidak tersentuh oleh peraturan dan
ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah, kegiatan usaha dan peralatan yang
digunakan masih bersifat sederhana. Industri ini menjual berbagai bentuk kerajinan
meubel dari kayu jati sesuai dengan selera pemesanan konsumen dan sebagai tempat
berlangsung nya segala aktivitas pekerjaan. Aktivitas kerja pengrajin ukiran kayu di
Kecamatan karanganyar dimulai dari pemilihan bahan kayu, Pengangkutan bahan
Kayu, Pembuatan Pola, Pemotongan Pola, Pendesain bahan, Pengukiran, Penghalusan
hingga Pengecatan kayu (meubel) tersebut. Aktivitas pekerja pengukir kayu (meubel)
di Kecamatan Karanganyar membutuhkan banyak tenaga dan ketelitian dalam
mengukir yang dilakukan pada posisi duduk secara statis dan dengan durasi yang
cukup lama, dimana waktu kerja dimulai dari jam 08.00-17.00 WIB atau lama kerja 9
jam perhari, sehingga hal ini membuat mereka sering mengalami nyeri, khususnya
nyeri punggung bagian bawah.Berdasarkan observasi lapangan serta wawancara
dengan pihak yang terkait, bahwa pada industri meubel ini kegiatan dan tahapan
proses produksinya masih menggunakan peralatan yang sederhana dan dikerjakan
secara manual. Kondisi tersebut bisa menurunkan efisiensi, efektifitas serta
produktivitas para pekerja, sebab pekerjaan yang dilakukan sangat berpotensi untuk
terjadinya perubahan postur janggal dan gerakan berulang yang dapat menimbulkan
berbagai persoalan-persoalan dalam dunia kerja serta risiko keselamatan dan
kesehatan yang akan mengancam pekerja. Risiko ini apabila tidak dikendalikan dapat
menyebabkan keluhan nyeri punggung bawah (low back pain ) yang dirasakan oleh
pekerja.
B. Rumusan Masalah
Low back pain (LBP) adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada region punggung
bagian bawah. Berdasarkan rumusan masalah maka penulis tertarik untuk melakukan
studi kasus tentang apakah Faktor Yang Berhubungan Dengan Nyeri Punggung
Bawah (Low Back Pain) Pada Pengrajin Kayu Di Kecamatan Surakarta
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas penelitian ini dapat bertujuan
untuk mengetahui sebagai berikut:
1. Tujuan khusus
Untuk mengetahui pengaruh dari latihan peragangan terhadap nyeri
punggung bawah non spesifik pada pengrajin kayu(mebel)
Untuk mengetahui pengaruh dari latihan William flexion exercise terhadap
nyeri punggung bawah non spesifik pada pengrajin kayu (mebel)
2. Tujuan umum
Untuk mengetahui pengaruh perbedaan latihan peregangan dan William flexion
excercis terhadap nyeri punggung bawah non spesifik pada pengrajin kayu
(mebel)
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang (LBP) dan juga
mengembangkan kemampuan penulis dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan
yang dimiliki
2. Bagi institusi pendidikan
Dapat memberikan wawasan dan masukan tentang (LBP) sebagai informasi bagi
institusi pendidikan dalam pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan di
masa yang akan dating.
3. Bagi institusi Rumah Sakit
Karya tulis diharapkan sebagai acuan dalam melakukan asuhan keperawatan
khususnya bagi pasien dengan (LBP)
4. Bagi pasien
Untuk menambah wawasan pengetahuan bagi klien yang ngidap penyakit LBP,
dan klien dapat mengatasi penyaki yang diderita klien
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pada studi kasus ini difokuskan tentang Faktor Yang
Berhubungan Dengan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain) Pada Pengrajin
Kayu Di Kecamatan Surakarta
F. Keaslian Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Sebagai
acuan maka peneliti menggunakan referensi penelitian sebelumnya sebagai bahan
acuan yang dapat di digunakan sama.
JURNAL 1
Judul : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Nyeri Punggung
Bawah (Npb) Pada Pekerja Di Pt.Bakrie Metal Industries Tahun
2015
Tujuan : Diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan nyeri
punggung bawah (NPB) pada pekerja di PT. Bakrie Metal Industries
tahun 2015.
Metode : Cross sectional study (potong lintang)
Perbedaan : Pada penelitian sebelumnya menggunakan responden sebanyak 115
orang, sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan
responden sebanyak 10 orang
Persamaan : Sama-sama untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
nyeri punggung bawah.
JURNAL 2
Judul : Faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian nyeri
punggung bawah pada pekerja konveksi industri di mangkang
Tujuan : mengetahui faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian
nyeri punggung bawah pada pekerja konveksi industri di mangkang
Metode : Deskriptif korelasional
Perbedaan : penelitian sebelumnya menggunakan responden sebanyak 30 orang
sedangkan penelitian yang akan dilakuksn menggunakan responden
sebanyak 10 orang. Penelitian sebelumnya dilakukan di daerah
Mangkang sedangkan penelitian yang akan dilakukan berada di
daerah Surakarta
Persamaan : Sama-sama menggunakan responden yang berusia 30 tahun keatas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI
a. Low back pain
Low back pain atau nyeri punggung bawah, nyeri yang dirasakan di punggung
bagian bawah, bukan merupakan penyakit ataupun diagnosis untuk suatu
penyakit namun merupakan istilah untuk nyeri yang dirasakan di area anatomi
yang terkena dengan berbagai variasi lama terjadinya nyeri. Nyeri ini dapat
berupa nyeri lokal, nyeri radikuler, ataupun keduanya. Nyeri ini terasa diantara
sudut iga terbawah sampai lipat bokong bawah yaitu di daerah lumbal atau
lumbo-sakral, nyeri dapat menjalar hingga ke arah tungkai dan kaki.
Nyeri punggung bawah terdiri dari tiga jenis yaitu lumbar spinal painatau
nyeri di daerah yang dibatasi superior oleh garis tranversal imajiner yang
melalui ujung prosesus vertebratorakal terakhir, inferior oleh garis transversal
imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus dari vertebra sakralis pertama
dan lateral oleh garis vertikal tangensial terhadap batas lateral spina lumbalis,
sacral spinal pain atau nyeri di daerah yang dibatasi superior oleh garis
tranversal imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus vertebra sakralis
pertama, inferior oleh garis tranversal imajiner yang melalui sendi
sakrokoksigeal posterior dan lateral oleh garis imajiner melalui spina iliaka
superior posterior dan inferior dan lumbosacral pain, nyeri di daerah 1/3
bawah daerah lumbar spinal pain dan 1/3 atas daerah sacral spinal pain.
d. Etiologi
Etiologi nyeri punnggung bermacam-macam, yang paling banyak adalah
penyebab sistem neuromuskuloskeletal. Penyebab sistem
neuromuskuloskeletal dapat diakibatkan beberapa faktor, ialah (a) otot, (b)
discus intervertebralis, (c) sendi apofiseal, anterior, sakroilaika,
(d) kompresi saraf/radiks, (e) metabolik, (f) psikogenik, (g) umur. (Dachlan,
2009)
Nyeri punggung dapat disebabkan olehberbagai kelainan yang terjadi pada
tulang belakang, otot, discus intervertebralis, sendi, maupun struktur lain yang
menyokong tulang belakang. Kelainan tersebut antara lain: (1) Kelainan
kongenital/kelainan perkembangan, seperti spondylosis dan spondilolistesis
kiposcoliosis, spina bifida, ganggguan korda spinalis, (2) trauma minor,
seperti regangan, cedera whiplash, (3) fraktur, seperti traumatik misalnya
jatuh, atraumatik misalnya osteoporosis, infiltrasi neoplastik, steroid eksogen,
(4) hernia discus intervertebralis, (5) degeneratif kompleks diskus misalnya
osteofit, gangguan discus internal rnastenosis spinalis dengan klaudikasio
neurogenik, gangguan sendi vertebra, gangguan sendi atlantoaksial misalnya
arthritis reumatoid, (6) arthritis spondylosis, seperti artropati facet atau
sacroiliaka, autoimun misalnya ankylosing spondilitis, sindrom reiter, (7)
neoplasma, seperti metastasisi, hematologic, tumor tulang primer, (8) infeksi /
inflamasi, seperti osteomyelitis vertebral, abses epidural, sepsis discus,
meningitis, arachnoiditis lumbal. (9) metabolik osteoporosis – hiperparatiroid,
(10) vaskuler aneurisma aorta abdominalis, diseksi arteri vertebral, (11)
lainnya, seperti nyeri alih dari gangguan visceral, sikap tubuh, psikiatrik,
sindrom nyeri kronik.
e. Penyakit muskuloskeletal
Manusia bisa bergerak karena ada rangka dan otot. Rangka tidak dapat
bergerak sendiri melainkan dibantu oleh otot. Dengan adanya kerja sama
antara rangka dan otot, manusia bisa berjalan, berlari, duduk, dan sebagainya.
Tulang belakang (vertebrae atau vertebra) tersusun dari tulang-tulang pendek
sekitar 30 tulang lebih. Tulang-tulang tersebut berjajar mulai dari dasar
tengkorak sampai ke tulang ekor dengan terdapat lubang di tengah-tengah tiap
ruas tulang membentuk terowongan (canalis vertebralis). Tulang belakang
tersebut terdiri dari tujuh ruas tulang leher (vertebrae cervicales), dua belas
tulang punggung (vertebrae thoracicae), lima ruas tulang pinggang (vertebrae
lumbales), lima ruas tulang kelangkang (vertebrae sacrales), serta tiga sampai
empat ruang tulang tungging (vertebrae coccygeae).
Stabilitas vertebra tergantung pada integritas korpus vertebra dan diskus
intervertebralis serta dua jenis jaringan penyokong yaitu ligamentum dan otot.
Untuk menahan beban yang berat terhadap tulang belakang ini, stabilitas
daerah pinggang sangat bergantung pada gerak kontraksi volunter dan refleks
otot-otot sacrospinal, abdominal, gluteusmaximus, dan hamstring. Bangunan
yang peka nyeri tersebut adalah sebagai berikut :
Nyeri muskuloskeletal dapat berasal dari otot, ligamen, tendon, dan tulang.
Penyebab dari nyeri muskuloskeletal dapat bervariasi. Penyakit
muskuloskeletal yang dapat menyebabkan keluhan nyeri punggung bawah
antara lain adalah:
Interpretasi hasil pengukuran menggunakan SPN adalah semakin tinggi skala yang dipilih
maka semakin besar intensitas nyeri yang dirasakan oleh responden. Hasil ukur dapat
diinterpretasikan sebagai berikut: tidak nyeri (0), ringan (1-3), sedang (4-6), berat (7-10).
Penyakit Muskuloskeletal
Trauma
Congenital
Perubahan jaringan
- Osteoartritis
- Fibrosistis
- Infeksi
Gangguan psikologis
Kecemasan
Suasana hati (mood) Keluahan
Fungsi kognitif NPB
Stress
Tekanan
Beban aktivitas
- Berdiri
- Duduk
o Desain kursi
o Desain meja
Repetisi
Durasi
Timbulnya keluhan NPB pada seseorang dapat disebabkan oleh penyakit muskuloskeletal,
gangguan psikologis, dan mobilisasi yang salah. Dimensi kursi menjadi suatu faktor risiko
mobilisasi yang salah pada sikap duduk, sehingga dapat menimbulkan keluhan NPB.
Variabel tersebut telah dikontrol oleh kriteria inklusi dan eksklusi.
i. Kerangaka konsep
Dimensi kursi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kuantitatif yaitu dengan melakukan
stretching gerakan membungkuk pada pengrajin kayu yang mengalami LBP.
Penelitian yang dilakukan merupakn studi studi intervensi rancangan penelitian.
F. Instrument Penelitian
Data ysng dilakukan pada tahap ini adalah nilai intensitas nyeri sebelum dan
sesudah diberikan intervensi. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lembar
observasi Visual Analogeu Scale (VAS) karena memiliki keunggulan yaitu berfungsi
dengan baik untuk pasien dengan perasaan subjektif terhadap rasa nyeri yang
dirasakan saat ini, selain itu VAS juga mengukur keparahan nyeri yang lebih sensitif
karena klien dapat mengidentifikasi setiap titik dari rangkaian titik yang ada daripada
memilih satu angka atau satu kata.
Instrumen lain yang digunakan yaitu buku panduan yang berisi gerakan stretching
untuk mengatasi nyeri punggung bawah dengan cara membungkuk dan berlutut
menyerupai gerakan rukuk dan sujud yang tepat serta lembar catatan harian untuk
mengobservasi gerakan peregangan yang sudah dilakukan oleh responden.
G. Etika penelitian
Etika penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan sebuah
penelitian mengingat penelitian keperawatan akan berhubungan langsung dengan
manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan karena manusia mempunyai
hak asasi dalam kegiatan penelitian.
a. Informed Consent
Lembar persetujuan menjadi responden yang akan diberikan kepada subjek penelitian
dan peneliti akan menjelaskan tujuan penelitian kepada calon responden tentang topik
yang akan diambil oleh peneliti. Apabila responden bersedia, responden harus
menandatangani lembar persetujuan tersebut.
b. Anonymity
Dalam menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama responden
pada lembar pengumpulan data. Hanya dengan member kode pada setiap lembar
kuesioner yang telah diisi oleh responden.
c. Confidentiality
Peneliti menjamin atas kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dan
penyajian hanya dilakukan di forum akademik sehingga informasi bersifat rahasia.
d. Beneficence dan Non maleficent
Penelitian yang dilakukan dapat memberikan manfaat serta tidak membahayakan bagi
responden. Jika responden mengalami nyeri pada saat dilakukan intervensi, responden
dapat beristirahat terlebih dahulu lalu melanjutkan untuk melakukan intervensi
kembali.
DAFTAR PUSTAKA