ARTIKEL PENELITIAN
Analisis Hubungan Faktor Ergonomisdi Lingkungan Kerja dengan Low Back Pain
Kartika Pelango
Sub-departemen Kedokteran Okupasi, Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin
ABSTRAK
Seorang pria berusia 47 tahun datang dengan keluhan punggung bagian belakang sejak 9
bulan yang lalu, dirasakan tidak menjalar dan hilang timbul. Nyeri dirasakan di bagian
belakang terutama sebelah kiri. Ketika bekerja dan mengangkat beban, nyeri dirasakan
memberat. Pasien belum pernah memeriksakan diri ke dokter sebelumnya. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 88 x/menit, pernapasan 20 x/menit dan
suhu 36,5 ͦ C.
Latar belakang : Nyeri punggung bawah (Low Back Pain) merupakan suatu gangguan
neuromuskuloskeleteal yang disebabkan karena tulang belakang yang seringkali menanggung
beban berat tanpa kita sadari pada sat melakukan kegiatan sehari-hari. Low Back Pain (LBP)
merupakan masalah umum kesehatan masyarakat yang menyebabkan ketergantungan pada
pengguna layanan kesehatan. Diperkirakan 70-85% dari seluruh populasi pernah mengalami
episode ini selama hidupnya. Prevalensi per tahunnya bervariasi dari 15-45%, dengan point
prevalence rata-rata 30%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan faktor individu,
lingkungan dan pekerjaan dengan keluhan nyeri punggung bawah pada petugas keamanan
rumah sakit unhas.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan cross
sectional melalui proses walk through survey. Data yang digunakan berupa kebiasaan
responden, dan data faktor-faktor pencetus Low Back Pain, seperti faktor ergonomis. Data
pengukuran adanya kecenderungan nyeri pada punggung bagian bawah dengan
menggunakan check list.Sampel dalam penelitian ini adalah pasien dengan diagnosis Low
Back Pain yang mengeluh nyeri punggung saat melakukan pekerjaan. Distribusi sampel
penelitian berdasarkan jenis pekerjaan yang dilakukan, didapatkan hasil 2 pekerja dari 10
pekerja mengalami nyeri punggung bagian bawah.
Hasil :Prevalensi Low Back Painsebesar 5 %. Faktor yang dominan berpengaruh dalam Low
Back Painberupa faktor ergonomis yaitu postur saat bekerja dengan posisi berdiri, duduk,
serta mengangkat beban berat dengan postur setengah dudukdengan waktu yang cukup
lamadan berulang.
Kesimpulan :Faktor ergonomis di lingkungan kerja, yaitu saat bekerja dengan postur berdiri,
duduk, setengah duduk dan mengangkat beban yang cukup berat.mempunyai hubungan yang
signifikan dengan terjadinya keluhan nyeri punggung bagian bawah.
Kata Kunci : Faktor ergonomis, Low Back Pain, nyeri punggung, postur saat bekerja,
mesin dengan lat pengendali yang buruk 7,6% sampai 37%. Masalah nyeri
yang dipasang pada ketinggian dan jarak punggungpada pekerja pada umumnya
yang keliru dan dalam lingjungan yang dimulai pada usia dewasa muda dengan
kurang nyaman. Ketidakserasian antara puncakprevalensi pada kelompok usia 25-
manusia-mesin dapat menimbulkan 60 (Ai Cahyati, 2012).
gangguan mental atau otot rangka yang Prevalensipertahunannya bervariasi dari 15
berat (Sutarto, 2008). - 45%, dengan point prevalence rata-
Low Back Pain (LBP) merupakan rata30%. Sebuah studi cross sectional di
masalah umum kesehatan di masyarakat Denmark dilakukan dengan subjekberusia
yang menyebabkan ketergantungan dalam 12 - 41 tahun didapatkan bahwa angka
penggunaan layanan kesehatan. World kejadian nyeri punggungbawah meningkat
Health Organization (WHO) mengatakan tajam pada usia remaja (lebih awal terjadi
bahwa 2%- 5% dari karyawan di Negara pada anakperempuan dari pada anak laki-
insdustri tiap tahun mengalami Nyeri laki). Sedangkan di Australia angka
Punggung Bawah (NPB), dan 15% dari kejadiannyeri punggung bawah lebih
absenteisme di industri baja serta industri sering terjadi pada usia dewasa. Dimana
perdagangan disebabkan karena NPB. Data 20,7%dari populasi perempuan dan 21%
statistik Amerika Serikatmemperlihatkan dari populasi di Australia mengalami
angka kejadian sebesar 15% - 20% per nyeripunggung bawah. Salah satu masalah
tahun. Sebanyak 90%kasus nyeri nyeri punggung yang sering terjadi
punggung bukan disebabkan oleh kelainan adalahkambuhnya serangan rasa nyeri akut
organik, melainkanoleh kesalahan posisi yang dapat menjalar pada bokong ataupada
tubuh dalam bekerja. Nyeri pinggang salah satu paha. Saat serangan, punggung
menyebabkanlebih banyak waktu hilang dapat juga terasa kaku dansakit. Bila
dari pada pemogokan kerja sebanyak 20 gejala-gejalanya hebat keadaan tersebut
juta harikerja karenanya disebut nyeri punggungbawah. Rasa
(Muheri,2010).Diperkirakan setidaknya sakitnya bisa mereda dalam satu atau dua
70% manusia menderita sakit punggung, hari atau mungkindalam beberapa minggu
baikkronis maupun sporadis. Di Negara setiap kali terjadi. Kadang-kadang hilang
Inggris dan melaporkan 17,3 juta total ataumenetap atau kambuh lagi. Hasil
orangtersebut 1,1 juta mengalami penelitian secara nasional yang dilakukan
kelumpuhan akibat nyeri punggung. di di14 kota di Indonesia oleh kelompok studi
Indonesiadiperkirakan angka prevalensi nyeri PERDOSI (Persatuan DokterSaraf
dilakukan tehadap 9.482 pekerja di penelitian yang dilakukan oleh Horal dan
%), gangguan pernapasan (3%), dan umur 40 tahun. Penelitian yang dilakukan
40% penduduk pulau Jawa Tengah dengan bertambahnya umur. Hal ini
nyeri punggung, prevalensi pada laki- dimana pada usia 35 tahun mulai terjadi
laki18,2% dan pada wanita 13,6%. Insiden nyeri punggungbawah dan akan semakin
17% (Sadeli & Tjahjono,2001). Sedangkan akan terjadi penurunan fungsi sistemtubuh
berdiri statis dalam waktu yang lama melakukan pekerjaan. Distribusi sampel
(vertebral) dan pada otot kaki. yang dilakukan, didapatkan hasil 4 pekerja
yang bekerjaterus menerus berdiri selama studi cross sectional terdapat beberapa
lebih kurang 1 jam, performen kerja seperti kelemahan yaitu kurangnya jumlah kasus
terjadi karena memang tidak ada yang sulit ditentukan karena keterbatasan
penyakit, insiden, maupun prognosis Survey. Teknik Walk Through Survey juga
penyakit.3,4 dikenali sebagai Occupational Health
Bahan yang digunakan pada survei Hazards. Untuk melakukan survei ini,
ini adalah checklist yang di buat. Checklist dapat dimulai dengan mengetahui tentang
ini dibuat berdasarkan informasi yang manejemen perencanaan yang benar,
diperlukan daripada tujuan survei ini berdiskusi tentang tujuan melakukan
dilakukan. Pada survei ini, informasi yang survey, dan menerima keluhan-keluhan
diperlukan adalah ada tidaknya faktor baru yang releven.5
hazard, alat kerja apa yang digunakan, alat Bahaya apa dan dalam situasi yang
pelindung diri yang digunakan, bagaimana bahaya dapat timbul,
pemeriksaaan kesehatan yang dilakukan merupakan sebagai hasil dari
sesuai peraturan, peraturan pimpinan penyelenggaraan kegiatan Walk Through
rumah sakit unhas tentang Keselamatan Survey. Mengenal bahaya, sumber bahaya
dan Kesehatan Kerja di tempat kerja, dan lamanya paparan bahaya terhadap
keluhan. Penyakit yang dialami, upaya pekerja.5
Keselamatan dan Kesehatan Kerja lainnya, Pihak okupasi kesehatan dapat
konstruksi bangunan, dan pencegahan serta kemudian merekomendasikan monitoring
pengelolaan kebakaran. survey untuk memperoleh kadar kuantitas
Peralatan yang diperlukan untuk eksposur atau kesehatan okupasi mengenai
melakukan walk through survey antara risk assessment.1,5
lain: Walk Through Survey ini adalah
Alat tulis menulis: Berfungsi sebagai bertujuan untuk memahami proses
media untuk pencatatan selama survey produksi, denah tempat kerja dan
jalan sepintas. lingkungannya secara umum. Selain itu,
Kamera digital: Berfungsi sebagai alat mendengarkan pandangan pekerja dan
untuk memotret kegiatan dan pengawas tentang K3, memahami
lingkungan pusatkonveksidansablon. pekerjaan dan tugas-tugas pekerja,
Check List: Berfungsi sebagai alat mengantisipasi dan mengenal potensi
untuk mendapatkan data primer bahaya yang ada dan mungkin akan timbul
mengenai survey jalan sepintas yang di tempat kerja atau pada petugas dan
dilakukan. menginventarisir upaya-upaya K3 yang
Cara survey yang dilakukan adalah telah dilakukan mencakup kebijakan K3,
dengan menggunakan Walk Through upaya pengendalian, pemenuhan peraturan
keterbatasan dari penelitian ini adalah dari keluhan yang dirasakan oleh pekerja.
hubungan penyakit akibat kerja, tapi tidak bila terdapat gejala keluhan nyeri
ringannya penyakit, dan prognosis hasil survey dan penyakit akibat kerja tidak
penyakit. Demikian pula untuk survey menunjukkan nilai yang berarti, maka
menilai faktor psikososial akibat kerja, tidak menutup kemungkinan keluhan yang
diagnosisnya hanya bersifat subjektif, tidak dirasakan pasien juga karena kontribusi
dapat diketahui kapan stressor muncul. dari faktor individu dan faktor lingkungan
untuk menganalisa faktor terjadinya kasus yang tepat untuk mencegah atau
penyakit dengan keluhan gatal pada mengurangi keluhan yang dirasakan atau
Daftar Pustaka :
1. Hayashi, Yasufumi. 2004. Classification, Diagnosis, Treatment of Low Back Pain.
JMAJ Vol 47, No.5.
3. Sri, K. (2007). Association Between Calcium Intake, Physical Activity, Parity, Body
Mass Index And Bone Density On Postmenopausa Women. Gizi Masyarakat,
Universitas Dipenogoro.
4. Sri, Myla. (2012). Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Nyeri Punggung
Bawah Pada Perawat RSU Elim Rantepao Kabupaten Toraja Utara Tahun 2012.
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin.
6. Sumekar (2010). "Nyeri Punggung pada Operator Komputer Akibat Posisi danLama
Duduk." MKB Vol 42/ No. 3.
11. Turk and R.Melzack. (1992). Handbook of pain assessment, Guilford Press.