1 Juni 2020
https://ejurnal.methodist.ac.id/index.php/jkm/article/view/672
LITERATURE REVIEW
ABSTRACT
1 Program Studi Pendidikan Dokter,
Fakultas Kedokteran Background : In everyday life and in medical practice, pain complaints are
Universitas Methodist Indonesia,
2 Departemen Penyakit Saraf,
often the main complaint or as an additional complaint that brings the patient
to seek treatment. Treatment can vary from relatively easy to very difficult to
Fakultas Kedokteran Universitas
Methodist Indonesia treat. If the cause is traced, the etiology of pain complaints is very diverse, from
3 Departemen Patologi Klinik, pain that can be directly detected by the cause, to pain whose etiology is
Fakultas Kedokteran Universitas difficult to find. The purpose of this study was to analyze the factors that
Methodist Indonesia influence the reduction of pain in patients with Hernia Nucleus Pulposus.
Korespondesi:
theofani0411@gmail.com Methods : The research method used is Literature Review, using secondary
data. Data were collected using documentation techniques. The research
journals used were 7 journals with the inclusion criteria of the publication
date of the last 5 years.
ABSTRAK
37
Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 13 No.1 Juni 2020
https://ejurnal.methodist.ac.id/index.php/jkm/article/view/672
38
Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 13 No.1 Juni 2020
https://ejurnal.methodist.ac.id/index.php/jkm/article/view/672
ini karena tidak adanya gejala khusus yang terjadi pada pasien HNP yang menjalani Fisioterapi dapat
menandakan penyakit ini menyerang, sering kali dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu karakteristik
sakit atau nyeri dipinggang hanya dianggap pasien, keteraturan terapi, dan lama terapi.
sebagai otot yang menegang yang memang Hubungan Karakteristik Pasien dengan Penurunan
seringkali menyerang orang yang bekerja dengan Nyeri
posisi duduk terus menerus. Namun jika rasa nyeri Berdasarkan hasil analisis hubungan karakteristik pasien
yang disertai kesemutan kemudian menjalar ke dari segi usia dengan penurunan nyeri, penelitian yang
tungkai atas dan tungkai bawah serta sakitnya dilakukan Maharani (2015) memperoleh hasil terdapat
tidak tertahankan kemungkinan besar terkena hubungan yang bermakna antara umur dengan penurunan
HNP.(8) nyeri dengan kecenderungan untuk mengalami
Penanganan secara konservatif salah satunya penurunan nyeri kelompok umur <60 tahun 4,044 kali
adalah segi rehabilitasi medik yakni melalui lebih besar dibandingkan kelompok umur >60 tahun. Hal
fisioterapi. Program pemberian terapi modalitas ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
dan terapi latihan ini bertjuan untukpengurangan Karundeng (2017) bahwa pada faktor usia berhubungan
nyeri punggung, keterbatasan gerak sendi, serta dengan penurunan nyeri. Kejadian nyeri punggung
program yang ditunjukan pada pemulihan bawah mengalami peningkatan dan akan semakin
kesehatan fisik dan peningkatan kemampuan meningkat seiring dengan bertambahnya usia, dimana
aktivitas fungsionalnya. Penanganan secara saraf-saraf punggung bawah mengalami proses
fisioterapi ini sering menjadi pilihan utama di degenerative dan otot mengalami penurunan elastisitas
dalam pengobatan kasus HNP karena biayanya yang menyebabkan kekakuan otot. Nova (2016) juga
relatif murah serta mempunyai pengaruh yang menjelaskan bahwa pertambahan usia harus
sangatefektif.(7) dipertimbangkan sebagai faktor yang berperan penting
Berdasarkan latar belakang diatas penulis ingin dalam proses degeneratif, yang mengakibatkan
melakukan penelitian untuk menganalisis faktor berkurangnya elastisitas dari diskus invertebralis dan
faktor yang berpengaruh terhadap penurunan jaringannya berubah menjadi kaku, hal ini bisa menjadi
nyeri pada penderita nyeri pada penderita Hernia penghambat proses perbaikan. Hal ini berbanding
Nukleus Pulposus (HNP). terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Oktavia
(2013), dia mengatakan bahwa hasil dari survey
METODE kesehatan dan studi eksperimental dan dipublikasikan
dalam American Pain Society menunjukkan tidak ada
Metode penelitian yang digunakan perbedaan, penurunan, atau peningkatan nyeri dengan
adalah Literature Review, dengan menggunakan umur. Dari beberapa penelitian diatas peneliti
data sekunder. Data dikumpulkan dengan menyimpulkan bahwa memang usia sangat
menggunakan teknik dokumentasi. Jurnal mempengaruhi penurunan nyeri pada pasien HNP yang
penelitian yang digunakan adalah 7 jurnal dengan menjalani fisioterapi
kriteria inklusi tanggal publikasi 5 tahun terakhir, Berdasarkan hasil analisis hubungan karakteristik pasien
bahasa yang digunakan bahasa indonesia atau dari segi Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan penurunan
bahasa inggris, dengan subjek penelitian pasien nyeri. Maharani (2015) memperoleh hasil terdapat
dengan diagnosis Hernia Nukleus Pulposus hubungan yang bermakna antara IMT dengan penurunan
(HNP), dan publikasi full text. nyeri, kecenderungan untuk mengalami penurunan nyeri
pada responden yang non overweight 7,467 kali lebih
besar. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan oleh Oktavia (2013) bahwa terdapat hubungan
yang erat antara penurunan berat badan dengan keluhan
Tinjauan Pustaka ini menjelaskan bukti yang
nyeri. Penderita nyeri punggung bawah akan mengalami
dipublikasi mengenai faktor-faktor yang
penurunan berat badan dengan keluhan nyeri. Penderita
mempengaruhi penurunan nyeri pada pasien HNP
nyeri punggung bawah akan mengalami penurunan rasa
yang menjalani Fisioterapi. Penurunan nyeri yang
39
Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 13 No.1 Juni 2020
https://ejurnal.methodist.ac.id/index.php/jkm/article/view/672
nyeri dan gangguan fungsi dengan cara (2017) yang menunjukkan bahwa keteraturan mengikuti
menurunkan berat badan. Dari beberapa penelitian terapi panas berpengaruh terhadap penurunan rasa nyeri.
yang telah dijabarkan diatas, peneliti Dari penjabaran beberapa penelitian diatas dapat
menyimpulkan bahwa terdapat hungan antara IMT disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara keteraturan
dengan penurunan nyeri pada pasien HNP yang penelitan dengan penurunan nyeri pada pasien HNP yang
menjalani fisioterapi, menjalani fisioterapi.
Berdasarkan hasil analisis hubungan karakteristik Hubungan Lama Terapi dengan Penurunan Nyeri
pasien dari segi aktivitas fisik dengan penurunan Dalam penelitian yang dilakukan Maharani
nyeri. Maharani (2015) memperoleh hasil terdapat (2015) didapatkan sebagian besar responden menjalani
hubungan yang bermakna antara tingkat aktifitas fisioterapi selama ≥ 5 minggu. Berdasarkan analisis
dnegan penurunan nyeri, kecenderungan untuk statistiknya menunjukkan hubungan yang bermakna yang
mengalami penurunan nyeri pada responden berarti ada pengaruh antara lama terapi dengan
dengan aktivitas ringan 4,569 lebih besar. penurunan nyeri, kecenderungan untuk mengalami
Karundeng (2017) menunjukan adanya hubungan penurunan nyeri 6 kali lebih besar pada responden yang
yang signifikan antara aktifitas fisik dan nyeri menjalani fisioterapi ≥ 5 minggu. Hal ini juga
punggung bawah dimana nilai p-value = 0,001 diungkapkan oleh Karundeng (2017) bahwa hasil terapi
lebih kecil dari α=0,05. Beberapa penelitian juga panas baru menunjukkan perubahan yang signifikan
mengatakan bahwa ras nyeri yang terjadi akan setelah mendapat terapi sebanyak 10 kali. Dosis yang
meningkat apabila terjadi peningkatan aktiftas ditetapkan oleh dokter spesialis rehabilitasi medik rumah
keseharian atau aktifitas yang tidak biasa sakit Dr. Soetomo pemberian terapi dijadwalkan
dilakukan oleh pasien. Hal ini berbanding terbalik seminggu sebanyak dua kali, sehingga bila disesuaikan
pula dengan penelitian yang dilakukan oleh WHO, dengan dosis tersebut terapi sebanyak 10 kali dapat
dia mengatakan bahwa aktifitas fisik seperti jalan ditempuh selama 5 minggu. Namun penelitian diatas
cepat yang dilakukan secara teratur dapat tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Oktavia
menurunkan resiko berkembangnya nyeri (2013) yang mendapatkan hasil bahwa lama mengikuti
punggung bawah. Dari beberapa penelitian yang terapi panas tidak berpengaruh terhadap pengurangan
dijabarkan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa derajat nyeri. Dari beberapa paparan diatas peneliti
terdapat hubungan antar aktifitas fisik dan menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara lama
penurunan nyeri pada pasien HNP yang menjalani terapi dengan adanya penurunan nyeri pada pasien HNP
fisioterapi. yang menjalani fisioterapi.
Hubungan Keteraturan Terapi dengan
Penurunan Nyeri KESIMPULAN
Keteraturan terapi merupakan tindakan kooperatif
dari penderita yang menjalani fisioterapi. Selain Sesuai dengan latar belakang permasalahan dan
kooperatif, ketepatan diagnosa oleh dokter, tujuan literature review, dari beberapa jurnal yang sudah
ketepatan pemberian dosis, dan ketrampilan dalam di review diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat
melaksanakan proses pelayanan fisioterapi hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi
merupakan pendukung keberhasilan program keberhasilan fisioterapi seperti karakteristik pasien (usia,
fisioterapi. Berdasarkan hasil analisis hubungan BMI, dan aktivitas fisik) keteraturan terapi, dan lama
keteraturan terapi dengan penurunan nyeri. terapi dengan penurunan nyeri pada pasien Hernia
Maharani (2015) menunjukkan ada hubungan Nukleus Pulposus (HNP). Semua faktor diatas
yang bermakna yang berarti ada pengaruh antara menunjukan adanya hubungan dengan penurunan nyeri
keteraturan terapi dengan penurunan nyeri, pada pasien HNP yang menjalani Fisioterapi.
kecenderungan untuk mengalami penurunan nyeri
10 kali lebih besar pada orang yang menjalani
fisioterapi dengan teratur. Hal ini juga senada
dengan penelitian yang dilakukan oleh Herawati
40
Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 13 No.1 Juni 2020
https://ejurnal.methodist.ac.id/index.php/jkm/article/view/672
41
Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 13 No.1 Juni 2020
https://ejurnal.methodist.ac.id/index.php/jkm/article/view/672
20. Kaur ,Kiranjit, 2015, Prevalensi With A Lumbar Far Lateral Herniated Nucleus
Keluhan Low Back Pain (Lbp) Pada Pulposus As Compared To Those With A
Petani Di Wilayah Kerja Upt Kesmas Central Or Paracentral Herniation: Global
Payangan Gianyar April 2015, Ism, Vol. Spine Journal 2019, Vol. 9(5) 480-486
5 No.1, Januari-April, Hal 49-59. 29. Jeon, K., Kim, T., & Lee, S. H. 2016. Effects
Of Muscle Extension Strength Exercise On
21. Raya ,Rizki, 2019, Hubungan Intensitas Trunk Muscle Strength And Stability Of
Aktivitas Fisik dan Masa Kerja dengan Patients With Lumbar Herniated Nucleus
Prevalensi dan Tingkatan Low Back Pulposus. Journal Of Physical Therapy
Pain pada Pekerja Kuli Angkut Pasir. Science, 28(5), 1418–1421.
Sport Science and Health Vol. 1(2):
2019
22. Subadi, Imam, 2001, Togok, Surabaya:
Unit Rehabilitasi Medik
RSU.Dr.Soetomo.
23. Patrianingrum ,Meilani, 2015,
Prevalensi dan Faktor Risiko Nyeri
Punggung Bawah di Lingkungan Kerja
Anestesiologi Rumah Sakit Dr. Hasan
Sadikin Bandung : Jurnal Anestesi
Perioperatif 2015
24. Adisti ,Sili, 2018, Korelasi Antara
Numeric Rating Scale Dengan
Peningkatan Monosit Pada Pasien
Hernia Nucleus Pulposus Lumbal:
Callosum Neurology, Volume 1, Nomor
1:20-23, 2018
25. Dwi, Winda, 2020, Penatalaksanaan
Fisioterapi Untuk Gangguan Fungsional
Lumbal Pada Kasus Hernia Nukleus
Pulposus Dengan Teknik Pnf, Tens Dan
Mckenzie Exercise Di Rsud Ulin
Banjarmasin Tahun 2019:
Jurnal.Polanka.Ac.Id/Index.Php/Jkikt
Volume 2 No. 1 (April, 2020)
26. Lee ,Sang Heon, 2015 The Factors
Associated With the Successful
Outcomes of Percutaneous Disc
Decompression in Patients With
Lumbar Herniated Nucleus Pulposus.
Ann Rehabil Med 2015;39(5):735-744
27. Schoenfeld, Andrew J, 2010,. Treatment
Of Lumbar Disc Herniation: Evidence-
Based Practice. : International Journal
Of General Medicine
28. Khan, Jannat M, 2019, Clinical
Presentation And Outcomes Of Patients
42