Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Kesehatan Ilmiah Indonesia

Indonesian Health Scientific


Journal
GAMBARAN NYERI PADA PASIEN POST OPERASI APENDISITIS

Febrina Angraini Simamora, Hotma Royani Siregar, Soleman Jufri, Erfin


Salim Hasibuan
Prodi Keperawatan Universitas Aufa Royhan Padangsidimpuan

ABSTRAK
Pada kasus apendisitis biasanya dilakukan tindakan operasi (apendiktomi) yang
dapat menimbulkan respons berupa nyeri. Rasa nyeri tersebut biasanya timbul
setelah operasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran nyeri pada
pasien postoperasi apendisitis. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif, dengan metode penelitian deskriptif. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua pasien apendisitis yang dirawat diruang rawat bedah
RSUD Kota Padangsidimpuan, jadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 16 orang.
Analisis data meliputi analisis univariat yang dilakukan untuk menggambarkan
distribusi frekuensi masing-masing variabel, baik variabel bebas, variabel terikat
maupun deskripsi karakteristik responden. Hasil penelitian menunjukkan semua
responden mengatakan nyeri muncul setelah operasi yaitu 16 responden (100,0%),
nyeri paling banyak menjawab karena luka operasi sebanyak 11 responden
(68,8%), rasa nyeri yang dirasakan mayoritas menjawab seperti ditusuk tusuk yaitu
10 responden (62,5%), skala nyeri terbanyak berada pada skala 6,7, dan 8 masing-
masing sebanyak 4 responden (25,0%), dan berdasarkan kategori nyeri mayoritas
berada pada kategori nyeri berat yaitu 10 responden (62,5%). Disarankan agar
penelitian ini dapat dipakai sebagai masukan sehingga dapat digunakan sebagai
bahan evaluasi atau pertimbangan dalam meningkatkan pelayanan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien postoperasi apendisitis.
Kata Kunci : Nyeri, Post operasi Apendisitis

ABSTRACT
Appendicitis is usually performed by surgery (appendectomy) which can cause a
response in the form of pain. The pain usually arises after surgery. The purpose of
this research to determine the description of pain in patients with postoperative
appendicitis. The type of research used in this research quantitative research, with
descriptive research methods. Thepopulation in this research were all appendicitis
patients treated in the surgical ward at RSUD Kota Padangsidimpuan, so the
sample in this research was 16 people. Data analysis includes univariate analysis
conducted to describe the frequency distribution of each variable, both independent
variables, dependent variables anddescription of respondents' characteristics. The
results showed that all respondents said that the pain appeared after surgery,
namely 16 respondents (100.0%), pain most answered in that the operating wound
was 11 respondents (68.8%), the pain felt by the majority responded like a stab at
10 respondents ( 62.5%), the most pain scale was on a scale of 6.7, and 8
respectively as many as 4 respondents (25.0%), and basedon thepain category the
majority were in the category of severe pain that was 10 respondents (62.5%) . It
was recommended that this thesis be used as input so that it could be used as an
evaluation material or consideration in improving service in providing nursing
care to patients with postoperative appendicitis.
Keywords : Pain, Post operative Appendicitis

27
Vol. 6 No. 1 Juni
2021
Jurnal Kesehatan Ilmiah Indonesia
Indonesian Health Scientific
Journal

PENDAHULUAN apendektomi setiap tahunnya. Sumber


Apendisitis merupakan penyakit lain juga menyebutkan bahwa
bedah mayor yang paling sering apendisitis terjadi pada 7% populasi
terjadi, walaupun apendisitis dapat di Amerika Serikat, dengan insidens
terjadi setiap usia, namun paling 1,1 kasus per 1000 orang per tahun.
sering pada orang dewasa muda, Penyakit ini juga menjadi penyebab
sebelum era antibiotik, angka paling umum dilakukannya bedah
mortalitas penyakit ini tinggi abdomen darurat di Amerika Serikat.
(Dermawan & Rahayuningsih, 2010). Di negara lain seperti Negara Inggris,
Apendisitis ini dapat ditemukan pada juga memiliki angka kejadian
semua umur, hanya pada anak kurang apendisitis yang cukup tinggi. Sekitar
dari satu tahun jarang terjadi. Insiden 40.000 orang masuk rumah sakit di
tertinggi pada kelompok umur 20-30 Inggris karena penyakit ini (WHO,
tahun, setelah itu menurun. Insiden 2004; Peter, 2010).
pada pria dengan perbandingan 1,4 Kejadian apendisitis di Indonesia
lebih banyak dari pada wanita menurut data yang dirilis oleh
(Santacroce, 2009). Kementerian Kesehatan RI pada
Apendisitis biasanya dilakukan tahun 2009 sebesar 596.132 orang
tindakan operasi (apendiktomi) dengan persentase 3.36% dan
merupakan suatu ancaman potensial meningkat pada tahun 2010 menjadi
atau aktual kepada integritas 621.435 orang dengan persentase
seseorang baik bio-psiko-sosial yang 3.53%. Apendisitis merupakan
dapat menimbulkan respons berupa penyakit tidak menular tertinggi
nyeri. Rasa nyeri tersebut biasanya kedua di Indonesia pada rawat inap di
timbul setelah operasi. Nyeri rumah sakit pada tahun 2009 dan
merupakan sensasi objektif, rasa yang 2010 (Kemenkes RI, 2012).
tidak nyaman biasanya berkaitan Di Sumatera Utara, penelitian
dengan kerusakan jaringan aktual dan terkait dengan apendisitis dilakukan
potensial (Smeltzer,2002). oleh Pintamas S. (2013) yang
Nyeri merupakan salah satu dilakukan di RSUD Dr. Pirngadi
keluhan tersering pada pasien Medan didapatkan data bahwa yang
mengalami suatu tindakan mengalami penyakit apendisitis pada
pembedahan. Pembedahan tahun 2012 adalah sebanyak 230
merupakan suatu peristiwa yang orang dan tahun 2013 mengalami
bersifat bifasik terhadap tubuh peningkatan 324 orang.
manusia yang berimplikasi pada Keluhan apendisitis biasanya
pengelolaan nyeri. Lama waktu bermula dari nyeri di daerah
pemulihan pasien post operasi umbilikus atau periumbilikus yang
normalnya terjadi hanya dalam satu disertai dengan muntah. Dalam 2-12
sampai dua jam (Potter & Perry, jam nyeri akan beralih ke kuadran
2005). kanan bawah, yang akan menetap dan
Angka kejadian apendisitis diperberat bila berjalan. Terdapat juga
cukup tinggi di dunia. Data dari WHO keluhan anoreksia, malaise, dan
(World Health Organization) demam yang tidak terlalu tinggi.
menyebutkan bahwa insiden Biasanya juga terdapat konstipasi,
apendisitis di Asia dan Afrika pada tetapi kadang-kadang terjadi diare,
tahun 2004 adalah 4,8% dan 2,6% mual, dan muntah. Pada permulaan
dari total populasi penduduk. Di timbulnya penyakit belum ada 28
Amerika Serikat, sekitar 250.000
orang telah menjalani operasi
Vol. 6 No. 1 Juni
2021
Jurnal Kesehatan Ilmiah Indonesia apendisitis merupakan penyakit
Indonesian Health Scientific Journal terbanyak di ruang bedah RSUD Kota
keluhan abdomen yang menetap. Padangsidimpuan. Dari hasil
wawancara dengan 10 orang pasien
Namun dalam beberapa jam nyeri
didapatkan masing-masing 6 orang
abdomen bawah akan semakin diantaranya mengalami nyeri berat, 2
progresif, dan dengan pemeriksaan orang mengalami nyeri sedang dan 2
seksama akan dapat ditunjukkan satu orang mengalami nyeri ringan. Pasien
titik dengan nyeri maksimal mengatakan mereka mendapatkan obat
untuk mengurangi nyeri sesudah
(Mansjoer, 2000).
operasi, namun setelah minum obat, 5
Nyeri yang dirasakan individu orang mengatakan masih nyeri dan 5
setelah dilakukan tindakan operasi orang mengatakan nyerinya berkurang
dapat mempengaruhi persepsi individu sedikit. Kalau nyeri tidak juga teratasi
terhadap kesembuhannya. Peran maka akan memberikan dampak
perawat dalam memberikan asuhan kepada pasien seperti meningkatnya
keperawatan yang tepat dan tekanan darah, tidak bisa
penanganan segera dapat mengurangi tidur/istirahat, cemas dan lain-lain.
nyeri yang ditimbulkan setelah Berdasarkan uraian latar belakang
tindakan operasi. Penanganan nyeri yang terjadi di atas maka peneliti
bisa dilakukan secara farmakologis tertarik untuk melakukan penelitian
dan non farmakologis. Penanganan dengan judul “Gambaran Nyeri pada
nyeri secara farmakologis yaitu Pasien Postoperasi Apendisitis”.
kolaborasi dengan dokter dalam Penelitian ini bertujuan untuk
pemberian analgesik dan anestesi. mengetahui gambaran nyeri pada
Sedangkan secara non farmakologis pasien postoperasi apendisitis.
yaitu dengan masase, kompres dingin
dan panas, hipnosis, guided imagery, METODE PENELITIAN
teknik relaksasi (Potter & Perry, Jenis penelitian yang digunakan dalam
2006). penelitian ini adalah penelitian
Nyeri pasca operasi mungkin kuantitatif, dengan metode penelitian
sekali disebabkan oleh luka operasi, deskriptif. Metode penelitian
tetapi kemungkinan sebab lain harus deskriptif adalah suatu penelitian yang
penanganan nyeri dengan teknik non dilakukan untuk
farmakologi merupakan modal utama mendeskripsikan atau
menuju kenyamanan (Catur, 2005). menggambarkan fenomena yang
Dipandang dari segi biaya dan terjadi didalam masyarakat
manfaat, penggunaan manajemen non (Notoatmodj o.2012).
farmakologi lebih ekonomis dan tidak Penelitian ini dilaksanakan di Ruang
ada efek sampingnya jika Rawat Bedah RSUD Kota
dibandingkan dengan penggunaan Padangsidimpuan. Peneliti memilih
manajemen farmakologi. Selain juga lokasi tersebut karena RSUD Kota
mengurangi ketergantungan pasien Padangsidimpuan memiliki pasien
terhadap obat-obatan (Burroughs, apendisitis yang sangat banyak.
2001).
Survei pendahuluan yang
29
dilakukan peneliti didapatkan data dari
catatan medical record (MR) RSUD
Kota Padangsidimpuan bahwa jumlah
pasien apendisitis tahun 2016 adalah
185 orang, sedangkan pada tahun 2017
sebanyak 204 orang dan data 3 bulan
terakhir yaitu pada bulan Juni-Agustus
2018 berjumlah 48 orang dan

Vol. 6 No. 1 Juni


2021
Jurnal Kesehatan Ilmiah Indonesia
Indonesian Health Scientific
Journal
Populasi dalam penelitian ini berpendidikan SMA yaitu 13
adalah semua pasien apendisitis yang responden (81,3%).
dirawat diruang rawat bedah RSUD 2. Gambaran nyeri pada pasien
Kota Padangsidimpuan. Alat yang post operasi apendisitis di ruang
digunakan dalam pengumpulan data rawat bedah RSUD Kota
dalam penelitian ini yaitu: Instrumen Padangsidimpuan
yang digunakan dalam penelitian ini Tabel. 2. Frekuensi Nyeri pada Pasien
terdiri dari dua macam yaitu: Post Operasi Apendistis
Kuesioner Data Demografi dan Berdasarkan Tabel. 2.
Instrumen untuk mengukur Skala menunjukkan frekuensi gambaran
Nyeri adalah pengukur skala nyeri nyeri pada pasien post operasi
NRS (Numeric Rating Scale). Analisis apendisitis di ruang rawat bedah
data meliputi analisis univariat yang NRS komponen f %
dilakukan untuk menggambarkan O (onset) kapan nyeri muncul setelah 1 100
operasi 6
distribusi frekuensi masing-masing Berapa lama nyeri muncul
variabel, baik variabel bebas, variabel 5 menit 3 18,8
10 menit 7 43,8
terikat maupun deskripsi karakteristik 15 menit 6 37,4
responden. Berapa sering nyeri muncul
Terus menerus 5 31,2
Tidak menentu waktunya 1 68,8
HASIL PENELITIAN Hasil Analisis P Apa yang menyebabkan nyeri 1 1
Univariat (proviking) Karena luka operasi 1 68,8
Karena luka post operasi 5 31,2
1. Karakteristik Responden Table 1 Apa yang membuat nyeri
distribusi frekuensi karakteristik berkurang 1
Minum obat 2 75
pasien post operasi apendiktomi Tarik napas panjang 4 25
Apa yang membuat nyeri
Berdasarkan tabel 1 diatas didapatkan bertambah
8 50
hasil bahwa karakteristik responden Bila pasien berbalik ke sebelah
kanan
Bila pasien bergerak dan 8 50
N karakteristik frekuens persenta beraktifitas
1 Umur Q (Quality) Bagaimana rasa nyeri yang
15 - 25 tahun 11 68,8 dirasakan
26 - 35 tahun 5 31,2 Sakit dan perih 6 37,5
Seperti ditusuk tusuk 1 62,5
2 Jenis kelamin R (Region) Apakah menyebar 0 1
Laki-laki 12 75 Menyebar 3 81,2
perempuan 4 25 Tidak menyebar 3 18,8
3 Suku S (Severity)
Skala nyeri 3 2 12,5
Batak 13 81,3 6 4 25
Jawa 3 18,7 7 4 25
4 Pendidikan 8 4 25
9 2 12,5
SMA 13 81,3
Kategori nyeri 1
SMP 3 18,7 Nyeri berat 0 62,5
Nyeri sedang 6 37,5
berdasarkan umur sebagian besar
berumur 15- 25 Tahun sebanyak 11 RSUD Kota Padangsidimpuan. Hasil
responden 68,8%, sedangkan penelitian berdasarkan O (Onset)
berdasarkan jenis kelamin sebagian menunjukkan semua responden
besar responden berjenis kelamin laki- mengatakan nyeri muncul setelah
laki yaitu 12 responden (75,0%). operasi yaitu 16 responden (100,0%),
Distribusi responden berdasarkan lama nyeri paling banyak selama 10
Menit sebanyak 7 responden (43,8%),
suku responden paling banyak suku dan untuk jawaban sering nyeri
batak yaitu 13 responden (81,3%),
sedangkan berdasarkan pendidikan
responden paling banyak 30
Vol. 6 No. 1 Juni
2021
Jurnal Kesehatan Ilmiah Indonesia
Indonesian Health Scientific
Journal
muncul paling banyak mengatakan minimum. Namun gaya hidup umur ini
tidak menentu waktunya yaitu 11 dapat memunculkan gangguan
responden (68,8%). kesehatan. Kebiasaan gaya hidup
Berdasarkan P (Provilking) yang kurang olah raga dan hygiene personal
menyebabkan nyeri paling banyak yang buruk meningkatkan resiko
menjawab karena luka operasi terjadinya berbagai macam penyakit
sebanyak 11 responden (68,8%), yang (Potter & Perry, 2005). Sehingga
membuat nyeri berkurang paling peneliti berasumsi bahwa apendisitis
banyak mengatakan setelah minum lebih banyak terjadi pada usia 15- 25
obat yaitu 12 responden (75,0%), dan tahun disebabkan gaya hidup yang
yang membuat nyeri bertambah adalah kurang sehat.
bila pasien berbalik ke sebelah kanan
dan bila pasien bergerak dan b. Jenis Kelamin
beraktivitas yaitu masing- masing Berdasarkan jenis kelamin
sebanyak 8 responden (50,0%). responden diperoleh hasil penelitian
Berdasarkan Q (Quality) rasa nyeri sebagian besar jenis kelamin yang
yang dirasakan mayoritas menjawab melakukan operasi apendisitis yaitu
seperti ditusuk tusuk yaitu 10 responden yang berjenis kelamin laki-
responden (62,5%). laki dengan jumlah 12 responden
Berdasarkan R (Region) lokasi (75,0%). Wungouw dan Marunduh
nyeri paling banyak mengatakan di (2014) memaparkan apendiksitis lebih
daerah perut kanan bawah yaitu 11 banyak ditemukan pada laki- laki
responden (68,8%), dan mengatakan dibandingkan perempuan. Hal ini
nyeri menyebar sebanyak 13 didukung oleh penelitian yang
responden (81,2%). Berdasarkan S dilakukan Thomas (2016) yang
(Severity) skala nyeri terbanyak berada berjudul angka kejadian apendistis di
pada skala 6,7, dan 8 masing- masing RSUP. Prof. Dr. R.D. Kadou Manado
sebanyak 4 responden (25,0%), dan terdapat 363 pasien apendiksitis yang
berdasarkan kategori nyeri mayoritas berjenis kelamin laki- laki dari 650
berada pada kategori nyeri berat yaitu kasus apendiksitis, dan Indri (2014)
10 responden (62,5%). yang berjudul hubungan antara nyeri,
kecemasan dan lingkungan dengan
PEMBAHASAN kualitas tidur pada pasien post operasi
1. Karakterstik Responden apendisitis memaparkan baha laki- laki
a. Usia lebih banyak mengalami apendiksitis
Dalam penelitian ini diperoleh dibandingkan
bahwa sebagian besar umur responden perempuan. Selain itu, menurut
yang melakukan operasi apendisitis penelitian yang dilakukan Sirma
yaitu responden yang berumur 15- (2013) yang berjudul faktor resiko
25 Tahun (Masa kejadian apendisitis di Rumah Sakit
Remaja) dengan jumlah 11 responden Umum daerah Kabupaten Pangkep
(68,8%). Wungouw dan Marunduh
(2014) memaparkan apendiksitis 31
lebih bayak terjadi pada umur antara
puberitas hingga 25 tahun. Selain itu,
Dani (2013) memaparkan bahwa usia
terbanyak yang mengalami
apendiksitis adalah usia 26- 35 tahun.
Usia tersebut pada umumnya aktif dan
mempunyai masalah kesehatan utama
Vol. 6 No. 1 Juni
2021
Jurnal Kesehatan Ilmiah Indonesia disebabkan oleh luka bekas operasi
Indonesian Health Scientific Journal tetapi kemungkinan sebab lain harus
memaparkan bahwa laki- laki lebih dipertimbangkan. Penyembuhan luka
banyak diluar rumah untuk bekerja pasca operasi akan berjalan dengan
normal tanpa meninggalkan parutan
dan lebih cenderung mengonsumsi ataupun bekas jaringan operasi apabila
makanan fast food. Sehingga peneliti disertai dengan penyembuhan yang
berasumsi bahwa apendisitis lebih normal (Daulay, N. M., & Simamora, F.
A., 2019).
banyak ditemukan pada laki- laki
Pada pengkajian OPQRS, hasil
dibandingkan perempuan yang penelitian O (Onset) menunjukkan
disebabkan oleh gaya hidup yang nyeri setelah operasi yang berjumlah
tidak sehat. 16 responden (100%) menyatakan
merasakan nyeri setelah operasi
c. Suku apendisitis, dengan lama nyeri
Hasil penelitian berdasarkan terbanyak 10 Menit sebanyak 7
suku responden yang melakukan responden (43,8%) dan sebagian
operasi apendisitis yaitu responden besar respoden menyatakan nyeri
dengan suku Batak, hal ini disebabkan muncul tidak menentu waktunya yaitu
karena mayoritas suku masyarakat 11 responden (68,8%). Hasil
kota Padangsidimpuan adalah suku penelitian P (Proviking) sebagian
batak. besar responden menyatakan
penyebab nyeri karena luka operasi
d. Pendidikan yaitu sebanyak 11 responden (68,8%),
Berdasarkan pendidikan sebagian besar responden menyatakan
responden diperoleh hasil penelitian yang membuat nyeri berkurang adalah
yang melakukan operasi apendisitis minum obat yaitu 12 responden
sebagian besar dengan pendidikan (75,0%), dan yang membuat nyeri
SMA yaitu 13 responden (81,3%). bertambah bila pasien berbalik
Rata- rata responden masih duduk kesebelah kanan dan bila pasien
dibangku sekolah sehingga masih bergerak dan beraktifitas yaitu
terbawa pergaulan untuk mengikuti masing- masing sebanyak 8
gaya hidup yang kurang sehat, responden (50,0%). Hasil penelitian Q
misalnya mengkonsumsi makanan (Quality) menggambarkan rasa nyeri
fast food dan kurangnya berolah raga. yang dirasakan sebagian besar
Semakin tinggi tingkat pengetahuan menyatakan rasa nyeri yang dirasakan
seseorang semakin baik dalam seperti ditusuk- tusuk yaitu sebanyak
menjaga kesehatan. Seseorang yang 10 responden (62,5%). Hasil
berpendidikan tinggi maka akan penelitian R (Region) menyatakan
semakin baik pula proses pemahaman lokasi nyeri sebagian besar di daerah
dalam menerima informasi baru perut kanan bawah yaitu 11
karena pendidikan diperlukan untuk responden (68,8%), dan sebagian
mendapat informasi besar menyatakan nyeri menyebar
(Notoatmodjo,2010). Hal ini karena yaitu 13 responden (81,3%). Hasil
seseorang yang berpendidikan tinggi penelitian S (Severity) didapatkan
memiliki pengetahuan yang luas serta sebagian besar responden berada pada
kemampuan untuk menerima
informasi lebih tinggi. 32

3. Gambaran nyeri pada pasien


post operasi apendistis di di

ruang rawat bedah RSUD Kota


Padangsidimpuan
Nyeri post operasi kemungkinan
Vol. 6 No. 1 Juni
2021
Jurnal Kesehatan Ilmiah Indonesia kelamin dan usia. Dari evaluasi
Indonesian Health Scientific Journal tingkatan nyeri didapatkan bahwa
intensitas 6,7, dan 8 yaitu masing- mayoritas responden berada pada
masing 4 responden (25,0%). tingkatan nyeri berat yaitu yaitu 10
Menurut Tsamsuhidajat & Wong responden (62,5%). Hasil ini sama
de jong (2010) nyeri timbul karena dengan data yang diperoleh oleh
rebeknya jaringan tubuh disebabkan virgianti (2014) yang menunjukkan
oleh benda tajam atau tumpul yang bahwa pasien post apendisitis yang
membuat ujung- ujung saraf rusak mengalami gangguan rasa nyeri
atau terputus gejala klasik post cukup tinggi di ruang Bougenvile
operasi apendisitis adalah Nyeri RSUD Dr. Soegiri Lamongan.
visceral epigastrium pindah ke kanan
bawah ke titik Mc Burney. Kadang KESIMPULAN
tidak terjadi nyeri tapi konstipasi dan Kesimpulan pada penelitian ini
nafsu makan menurun. adalah:
Menurut peneliti pada 1. O (Onsef) menunjukkan semua
pengkajian studi kasus ini penulis responden mengatakan nyeri
menemukan kesamaan keluhan utama muncul setelah operasi yaitu 16
yang dialami semua responden yaitu responden (100,0%), lama nyeri
sama- sama mengeluh nyeri muncul paling banyak selama 10 Menit
setelah operasi. Dari semua keluhan sebanyak 7 responden (43,8%),
yang dirasakan oleh semua responden dan untuk jawaban sering nyeri
merupakan gejala dari post operasi muncul paling banyak mengatakan
apendisitis, penyakit ini disebabkan tidak menentu waktunya yaitu 11
karena adanya insisi atau lesi karena responden (68,8%).
proses pembedahan yang 2. P (Provilking) yang menyebabkan
mengakibatkan kerusakan intergritas nyeri paling banyak menjawab
jaringan. Sehingga menurut peneliti karena luka operasi sebanyak 11
menarik kesimpulan bahwa antara responden (68,8%), yang membuat
fakta dan teori terdapat kesamaan. nyeri berkurang paling banyak
Menurut Tsamsuhidajat & Wong mengatakan setelah minum obat
de jong (2010) jaringan tubuh setelah yaitu 12 responden (75,0%), dan
di operasi akan kembali normal, yang membuat nyeri bertambah
proses regenerasi jaringan akan cepat adalah bila pasien berbalik ke
jika lika post operasi dirawat dengan sebelah kanan dan bila pasien
baik dan nutrisi tercukupi sesuai bergerak dan beraktivitas yaitu
kebutuhan tubuh. masing- masing sebanyak 8
Data objektif pada pemeriksaan responden (50,0%).
fisik antara semua responden 3. Q (Qualify) rasa nyeri yang
didapatkan responden tampak cemas dirasakan mayoritas menjawab
dan gelisah, nafsu makan turun, seperti ditusuk tusuk yaitu 10
tampak kesakitan pada seluruh bagian responden (62,5%).
perut dan nyeri pada luka bekas
operasi. Menurut Herman (2015)
penyembuhan luka dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu usia, nutrisi,
cara perawatan luka yang benar.
Kerusakan integritas jaringan pada
post operasi akan kembali normal jika
nutrisi tubuh tercukupi dan perawatan
luka dilakukan dengan steril.
Tingkatan intensitas nyeri
banyak dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti teknik operasi, jenis
33
Vol. 6 No. 1 Juni
2021
Jurnal Kesehatan Ilmiah Indonesia
Indonesian Health Scientific
Journal
4. S (Severity) skala nyeri terbanyak Publishing.
berada pada skala 6,7, dan 8 Kemenkes RI. (2012). Laporan Hasil
masing- masing sebanyak 4 Riset Kesehatan Dasar
responden (25,0%), dan (Riskesdas) Indonesia tahun
berdasarkan kategori nyeri 2012. Jakarta : Badan Penelitian
mayoritas berada pada kategori dan Pengembangan Kesehatan
nyeri berat yaitu 10 responden Kemenkes RI.
(62,5%). Kozier, B. Et al. (2004).
Foudamental of nursing concept
SARAN & procedures. California:
Diharapkan penelitian ini bermanfaat addison Wesley Publ. Comp.
dalam menimbah wawasan dan dapat Masjoer A. (2010). Kapita Selekta
dijadikan refrensi untuk Kedokteran Jilid 2. Jakarta :
dikembangkan dalam memberikan Media Aesculapius.
asuhan keperawatan pada pasien Notoadmodjo, S. (2010). Metodologi
terutama mengenai upaya penurunan Penelitian Kesehatan. Jakarta:
nyeri pada pasien post operasi Rineka Cipta.
apendisitis. Perry & Potter. (2005). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA Konsep, Proses, dan Praktik.
Catur. (2005). Buku Kumpulan Volume 1. Edisi 4.jakarta :
Abstrak Pertemuan Ilmiah EGC.
Nasional (PIN). Yogjakarta : Santacroce (2009). Gangguan
Asdi. Gastrointestinal. Jakarta :
Daulay, N. M., & Simamora, F. A. Salemba Medika.
(2019). Efektivitas Mobilisasi Setiadi. (2007). Konsep dan
Dini Terhadap Penyembuhan Penulisan Riset Keperawatan.
Luka Paska Operasi Yogyakarta : Graha Ilmu.
Apendiktomi. JURNAL Smeltzer C. Suzanne, Brunner &
EDUCATION AND Suddarth (2002). Buku Ajar
DEVELOPMENT, 7(4), 245-245. Keperawatan Medikal Bedah.
Dermawan, D., & Rahayuningsih, T. Jakarta : EGC.
(2010). Keperawatan Medikal Sugiyono (2007). Metode Penelitian
Bedah Sistem Pencernaan. Kuantitatif Kualitatif dan
Yogyakarta: Gosyen R&D. Bandung: Alfabeta.
34

Vol. 6 No. 1 Juni


2021

Anda mungkin juga menyukai