Anda di halaman 1dari 5

The 10th University Research Colloqium 2019

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

Penerapan Teknik Effleurage Menggunakan Minyak Zaitun


Terhadap Pengurangan Intensitas Nyeri pada Pasien Post
Appendictomy
Anggi Maulana Puji Handani1, Bambang Utoyo2
1
Program Studi DIII Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
2
Program Studi DIII Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
*Email: maulanaanggi74@gmail.com

ABSTRAK
Keywords: Latar belakang masalah penulisan ilmiah ini didasarkan pada data yang
Aman; diperoleh dari berbagai sumber literatur yang menyatakan Apendiksitis
Effleurage; Post adalah radang periformis usus buntu. jika tidak diobati maka akan
Appendictomy; berakibat fatal, salah satu perawatan adalah pembedahan, keluhan yang
Aplikasi
sering dialami setelah pembedahan adalah rasa nyeri, jika tidak diobati
akan menyebabkan peningkatan tekanan darah, denyut nadi dan
ketegangan otot. salah satu perawatan nyeri adalah teknik effleurage,
teknik effleurage adalah teknik pemijatan yang dilakukan untuk membantu
mempercepat proses memulai rasa nyeri dengan menyentuh lembut
punggung dengann tangan pasien untuk menciptakan efek relaksasi.
Tujuan dari penulisan ilmiah ini adalah untuk memberikan gambaran
tentang asuhan keperawatan tentang penerapan teknik effleurage
menggunakan minyak zaitun untuk mengurangi intensitas nyeri pada pasien
pasca operasi usus buntu.
Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan melakukan wawancara
untuk menilai pasien sehingga diagnosis prioritas dapat muncul pada dua
pasien dengan pengobatan selama tiga hari.
Hasil intervensi dan implementasi yang perlu dilakukan adalah terapi es,
imajinasi terpandu, gangguan relaksasi, salah satunya adalah teknik
effleurage menggunakan minyak zaitun.
Evaluasi teknik effleurage menggunakan minyak zaitun pada pasien pasca
operasi usus buntu yang dilakukan selama tiga hari menurunkan intensitas
rasa sakit dengan sejumlah dua skor, mengurangi rasa sakit karena tingkat
penyembuhan jaringan yang sakit.
Rekomendasi untuk mengurangi rasa sakit pada pasien pasca operasi usus
buntu di masa depan dapat menggunakan obat-obatan herbal.

1. PENDAHULUAN sering Istilah usus buntu yang dikenal di


Kesehatan merupakan suatu hal masyarakat awam adalah kurang tepat
yang sangat penting bagi kehidupan karena usus yang buntu sebenarnya
manusia. Kesehatan dan gaya hidup adalah sekum. Apendiks diperkirakan
dipengaruhi oleh perkembangan zaman. ikut serta dalm system imun sektorik di
Salah satu contohnya adalah kurangnya saluran pencernaan. Namun,
konsumsi makanan yang berserat dalam pengangkatan apendiks tidak
memenuhi kebutuhan sehari-hari, menimbulkan efek fungsi system imun
sehingga menyebabkan terjadinya yang jelas. Peradangan pada apendiks
masalah kesehatan yaitu appendiksitis selain mendapat intervensi farmakologik
(Sulistiyawati, 2012). juga memerlukan tindakan bedah segera
Apendiksitis adalah peradangan untuk mencegah komplikasi dan
dari apendik periformis, dan merupakan memberikan implikasi pada perawat
penyebab abdomen akut yang paling dalam bentuk asuhan keperawatan

28
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

(Dermawan & Rahayuningsih, 2010). biasa disamakan satu dengan yang


Appendisitis adalah penyebab umum lainnya (Asmadi, 2008).
inflamasi akut pada kuadran kanan Menurut International Association
bawah rongga abdomen, yang dilakukan for Study of Pain (IASP), nyeri adalah
dengan pembedahan abdomen darurat. sensori subyektif dan emosional yang
Manifestasi klinis appendisitis adalah tidak menyenangkan , didapat terkait
nyeri abdomen kanan bawah (Brunner & dengan kerusakan jaringan aktual maupun
Suddart, 2014 ). potensial, atau menggambarkan kondisi
Berdasarkan data dari WHO terjadinya kerusakan (Tamsuri, 2007).
(World Health Organization, 2014), pada Nyeri post operasi akan meningkatkan
beberapa negara berkembang memiliki stress klien yang post operasi dan
prevalensi yang tinggi seperti Singapura memiliki pengaruh negatif pada
berjumlah 15% pada anak-anak 16,5% penyembuhan luka post operasi.
pada orang dewasa, sedangkan Thailand Manajemen nyeri sangat penting setelah
7% pada anak-anak dan orang dewasa operasi, nyeri yang dirasakan klien dapat
10%. Sedangkan Indonesia pada data mengurangi kecemasan pada luka operasi,
Biro Pusat Statistik (BPS, 2014) bernafas lebih mudah, dan dapat
menyatakan tingkat kejadian kasus mentoleransikan mobilisasi sedini
appendisitis adalah dari 140 orang kasus mungkin. Pengkajian nyeri dan
appendisitis per 100.000 jiwa. Pada kesesuaian analgesik harus digunakan
tingkat kejadian terendah kasus untuk memastikan bahwa nyeri klien post
appendisitis ditemukan pada usia 0-4 operasi dapat diatasi (Brunner & Suddart,
tahun, sedang tertinggi ditemukan pada 2014). Perawat tidak bisa melihat dan
usia 15-34 tahun. Dari semua kasus merasakan nyeri yang dialami klien,
appendicitis Indonesia menempati karena nyeri bersifat subyektif (antara
tertinggi diantara kegawatan pada daerah satu individu dengan individu lainnya
abdomen. Dari hasil penelitian berbeda). Perawat memberikan Asuhan
sebelumnya bahwa angka kejadian kasus Keperawatan pada klien diberbagai situasi
appendisitis Indonesia hingga saat ini, dan keadaan, yang melakukan intervensi
merupakan kasus tertinggi. Jumlah klien untuk meningkatkan kenyamanan klien.
yang menderita appendisitis berjumlah Intervensi nyeri bisa dilakukan
7% dari jumlah penduduk Indonesia atau dengan strategi penatalaksanaan nyeri,
sekitar 179.000 jiwa. Hal ini terkait mencakup baik pendekatan farmakologi
dengan diet serat yang kurang pada maupun non-farmakologi. Pendekatan ini
masyarakat. Jawa tengah tahun 2009 diseleksi berdasarkan pada kebutuhan dan
menurut dinas kesehatan jawa tengah, tujuan klien. Intervensi akan berhasil bila
jumlah kasus appendiksitis dilaporkan nyeri belum menjadi hebat, dan
sebanyak 5.980 dan diantaranya keberhasilan terbesar sering dicapai jika
menyebabkan kematian (Taufik, 2011). beberapa intervensi diterapkan secara
Penanganan dari kasus appendisitis stimulant (Smeltzer & Bare, 2014).
dilakukan tindakan pembedahan terhadap Pendekatan secara farmakologi yaitu
klien. Pembedahan dilakukan apabila dengan pemberian obat-obatan analgesik
terdapat beberapa hasil diagnosis yang dan penenang. Sedangkan pendekatan
mendukung appendictomy. Bila dari hasil secara non-farmakologi manajemen nyeri
diagnosis positif apendisitis akut, maka dengan melakukan relaksasi, merupakan
tindakan yang paling tepat adalah segera intervensi eksternal yang mempengaruhi
dilakukan appendictomy. Pembedahan respon internal klien terhadap nyeri.
appendictomy mengalami masalah nyeri Manajemen nyeri dengan intervensi
utama bagi klien ( Asmadi, (2008). relaksasi mencakup latihan pernafasan
Karena nyeri merupakan sensasi yang dalam, relaksasi progesif, relaksasi guided
rumit, unik, universal dan bersifat imagery, teknik effleurage dan meditasi
individual karena respon individu (Brunner & Suddart, 2014).
terhadap sensasi nyeri beragam dan tidak

29
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

Pengkombinasian intervensi antara Dalam penyusunan karya tulis


farmakologi dan non-farmakologi adalah ilmiah ini penulis metode deskriptif
cara yang efektif untuk menghilangkan analitik dan pendekatan studi kasus yaitu
nyeri terutama nyeri yang sangat hebat metode yang menggambarkan situasi
yang berlangsung selama berjam-jam atau tertentu yang ada pada saat ini
bahkan berhari-hari (Smeltzer & Bare, berdasarkan masalah yang ada sehingga
2014). Salah satu teknik relaksasi non - menghasilkan gambaran yang
farmakologi yang peneliti lakukan adalah terorganisasi dengan baik dan lengkap.
teknik effleurage dengan menggunakan Kriteria yang diambil adalah pasien
minyak zaitun. dengan post appendictomy dengan jumlah
Menurut Reeder (2011) Effleurage subyek minimal dua pasien dan masih
adalah bentuk masase dalam perawatan. Studi kasus ini
denganmenggunakan telapak tangan yang dilakukan dengan cara membandingkan
memberikan tekanan lembut ke atas dua pasien yang memiliki masalah sakit
permukaan tubuh dengan arah sirkulasi yang sama, apakah terdapat perbedaan
secara berulang. Teknik ini bertujuan antara kedua pasien setelah diberikan
untuk meningkatkan sirkulasi darah, asuhan keperawatan yang sama.
memberi tekanan dan menghangatkan Subyek yang digunakan dalam
otot abdomen serta meningkatkan studi kasus ini adalah pasien dengan post
relaksasi fisik dan mental. Effleurage appendictomy. Sampel dalam studi kasus
merupakan teknik massage yang aman, mengambil 2 (dua) pasien yang
mudah dilakukan, tidak memiliki efek memenuhi kriteria inklusi yaitu Pasien
samping dan dapat dilakukan sendiri atau post appendictomy yang masih dalam
dengan bantuan orang lain . Ada beberapa perawatan, post appendectomy hari ke-1,
media untuk massage yang dikenal Bersedia menjadi responden penelitian
dimasyarakat yaitu balsem, handbody, yang terlebih dahulu menandatangani
minyak kayu putih dan minyak zaitun. informed consent, Pasien berusia 20-30
Kelebihan minyak zaitun dalam teknik tahun, Pasien dengan skala nyeri sedang,
massage termasuk teknik effleurage Pasien tidak mengalami gangguan
adalah sebagai aromaterapi (membuat pendengaran (tuli). Serta mencakup
nyaman pada saat massage, mengurangi kriteria eksklusi yaitu Responden tidak
ketegangann otot atau relax, melancarkan kooperatif, Pasien post appendectomy
peredaran darah, dan meredakan yang tidak sadar.
kegelisahan). Instrumen yang digunakan pada
Extra virgin olive oil atau minyak studi kasus ini merupakan suatu alat yang
zaitun murni adalah minyak yang digunakan untuk mengukur atau
didapatkan dengan pemerasan secara mendapatkan data (Sulistaningsih, 2012).
langsung buah zaitun baik menggunakan Pada penelitian ini alat yang digunakan
alat maupun tidak, dibawah suhu yang adalah format asuhan keperawatan, buku
sesuai (cold pressing method) agar tidak tulis, bolpoint, minyak zaitun.
merubah atau mempengaruhi komposisi Studi kasus ini telah dilakukan di
asli minyak zaitun (Khadijah, 2012). ruang Teratai RSUD Dr. Soedirman
2. METODE Kebumen pada tanggal 5 – 9 februari
Desain penelitian yang digunakan 2019.
adalah penelitian deskriptif dengan
pendekatan studi kasus. Desain studi 3. HASIL
kasus deskriptif adalah studi kasus yang Tabel 1. Skala Nyeri Sebelum dan
dilakukan terhadap sekumpulan obyek Setelah Tindakan
yang biasanya bertujuan untuk melihat
gambaran fenomena (termasuk kesehatan) Skala Nyeri Skala Nyeri
yang terjadi didalam suatu populasi Pasien Sebelum Setelah
Tindakan Tindakan
tertentu (Notoatmodjo, 2012).

30
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

1 5 3 Setelah dilakukan tindakan selama


2 4 2 3 hari pasien mengalami penurunan
Keterangan : intensitas nyeri sejumlah 2 skor, nyeri
Nyeri 0 : Tidak Nyeri berkurang terjadi karena sejalan dengan
Nyeri 1-3 : Nyeri Ringan laju proses penyembuhan jaringan yang
Nyeri 4-6 : Nyeri Sedang sakit. Teknik effleurage bertujuan
Nyeri 7-9 : Nyeri Berat Terkontrol meningkatkan aliran darah, memperlancar
Nyeri 10 : Nyeri Berat Tidak Terkontrol sirkulasi darah, memberi tekanan, dan
Tabel 2. Tanda dan Gejala Nyeri menghangatkan otot abdomen serta
Sebelum dan Setelah Tindakan meningkatkan relaksasi fisik dan mental,
Tanda dan dengan lancarnya sirkulasi darah akan
Pasie membuat lebih banyak jala-jala kapiler
Gejala Sebelum Setelah
n terbuka menjadi masuknya reseptor lebih
Nyeri
1 TD 130/90 120/80 banyak sehingga nyeri dapat berkurang
mmHg mmHg (Sunaryo, 2014).
N 128 115 Teknik effleurage merupakan pijat
x/menit x/menit punggung dengan pijatan lembut dan
RR 22 20 x/menit panjang menggunakan ibu jari dengan
x/menit
arah memutar yang dapat memberikan
Ketegangan Area Area
Otot jahitan jahitan
rangsang yang lembut untuk mencegah
Ekspresi Meringis Tidak rangsang nyeri karena antara rangsang
Wajah Tampak lembut dan rangsang nyeri karena antara
menahan rangsang lembut dan rangsang nyeri akan
Nyeri bertemu sehingga akan menghambat
Menunjukka Abdomen Abdomen nyeri. Teknik effleurage ini tidak hanya
n dan kanan kanan untuk merilekskan namun dapat
Melindungi bawah bawah memfokuskan perhatian pasien. Salah
Lokasi nyeri satu media yang digunakan untuk teknik
2 TD 125/95 110/80
effleurage ini yaitu minyak zaitun untuk
mmHg mmHg
mempermudah pemijatan yang memiliki
N 130 98 x/menit
x/menit kandungan fraksi gliserol dan fraksi non
RR 21 19 x/menit gliserol yang berfungsi sebagai
x/menit antioksidan, memperlancar peredaran
Ketegangan Area Area darah, membuat nyaman saat massage,
Otot jahitan jahitan mengurangi ketagangan otot (Ghanbari et
Ekspresi Meringis Tidak al., 2012). Teknik tersebut dilakukan
Wajah tampak sehari 3 kali setiap 6 jam sekali, pertama
menahan penulis menjelaskan tujuan dan
nyeri bagaimana caranya melakukan teknik
Menunjukka Abdomen Abdomen tersebut untuk pengurangan intensitas
n dan kanan kanan nyeri pada pasien post appendictomy,
Melindungi bawah bawah
Lokasi nyeri
kemudian penulis menerapkan kepada
pasien dengan didampingi oleh keluarga.
Salah satu keluarga yang selalu
Berdasarkan tabel 1 didapatkan
menunggu pasien diajarkan teknik
bahwa nyeri sebelum dan setelah
tersebut agar setiap 6 jam sekali ada salah
mengalami penurunan sebesar 2 skor.
satu keluarga yang menerapkan teknik
Didukung dengan adanya tanda dan
tersebut secara mandiri. Sehingga dalam
gejala nyeri pada tabel 2 mengalami
melakukan teknik effleurage
perubahan.
menggunakan minyak zaitun dapat
maksimal dan dapat mengalami
4. PEMBAHASAN
penurunan terhadap intensitas nyeri.

31
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

5. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Setelah penulis melakukan asuhan Asmadi. (2008). Konsep Dasar
keperawatan pada Pasien 1 dan Pasien 2 Keperawatan. Jakarta: EGC
di ruang Teratai RSUD Dr. Soedirman Brunner & Suddarth. (2014). Keperawatan
Kebumen dengan penerapan teknik medikal bedah. Jakarta: EGC
effleurage menggunakan minyak zaitun Dermawan, D. & Rahayuningsih, T. (2010).
untuk pengurangan intensitas nyeri. Keperawatan Medikal Bedah
Penulis telah melakukan pengumpulan (sistem Pencernaan). Yogyakarta:
data serta pengolahan data sehingga dapat Gosyen Publishing
disimpulkan setelah diberikan asuhan Ghanbari, R., Anwar, F., Alkharfy, M.F.,
keperawatan pada Pasien 1 dan Pasien 2 Gilani, A. H., & Saari, N. (2012).
di ruang Teratai RSUD Dr. Soedirman Valuable nutrients and fuctional
Kebumen dengan penerapan teknik bioactives in different part of olive
effleurage menggunakan minyak zaitun (Olea europaea L.): A review.
terdapat pengurangan intensitas nyeri, dan Khadijah, Z. (2012). Khasiat Dahsyat
setelah diberikan penerapan teknik Minyak Zaitun. Yogyakarta: CV.
effleurage menggunakan minyak zaitun Solusi Distribusi.
dapt mengurangi intensitas nyeri dan Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan
salah satu keluarganya mampu melakukan dan PerilakuKesehatan. Jakarta:
secara mandiri. Rineka cipta
Smeltzer & Bare. (2014). Keperawatan
6. SARAN medikal bedah. Jakarta: EGC
Berdasarkan dari hasil pembahasan Sulistyaningsih. (2012). Metodologi
penelitian dan kesimpulan maka dapat Penelitian Kebidanan Kuantitatif-
diberikan saran bagi masyarakat yang Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
membaca studi kasus ini diharapkan dapat Sulistyawati, A. (2012). Asuhan Kebidanan
mempelajari apa itu nyeri akut post pada Masa Kehamilan. Jakarta:
appendictomy dan penanganannya, Salemba Medika.
sehingga nantinya dapat bermanfaat untuk Sunaryo. (2014). Psikologi Untuk
dirinya dan orang lain, dan bagi perawat Keperawatan Medikal Bedah.
diharapkan menerapkan teknik effleurage Jakarta : EGC
kepada pasien post op agar kedepanya Tamsuri, A. (2007). Konsep dan
tidak hanya menerapkan teknik tersebut Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta:
melainkan dapat menambah tindakan EGC
alternatif non farmakologi mengenai Taufik, S. A. (2011). Belajar Calistung Itu
teknik pengurangan intensitas nyeri Asyik. Yogyakarta: Javalitera
lainnya. WHO. (2014). Maternal Mortality: World
Health Organization.

32

Anda mungkin juga menyukai