Anda di halaman 1dari 17

Naskah Publikasi

Program Studi Sarjana Keperawatan


STIKes Muhammadiyah Pekajangan

Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Tingkat Kecemasan


Pada Pasien Pre Operasi Katarak di Ruang Kenanga
RSUD dr. H. Soewondo Kendal

Dewi Nurahayu, Sulastri


Program Studi Sarjana Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Pekajangan
Februari, 2018

ABSTRAK

Perilaku caring perawat adalah tindakan peduli perawat terhadap pasien untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan
antara perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi
katarak di ruang Kenanga RSUD dr. H. Soewondo Kendal. Metode penelitian ini
adalah analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel dalam penelitian ini
sebanyak 60 responden yakni pasien pere operasi katarak dengan rentang usia 50-
60 tahun. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah accidental
sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Hamilton Rating Scale for
Anxiety dan Caring Behaviour Assessment Tool . Hasil analisa univariat
menunjukan bahwa 66,7 % perilaku caring perawat masih pada kategori rendah
dan 55 % tingkat kecemasan pasien preoperasi dalam kategori normal. Analisa
bivariate menunjukan nilai p-value adalah 0,001 (p < 0.05). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan anatara perilaku caring
perawat dengan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi katarak di ruang
Kenanga RSUD dr. H. Soewondo Kendal. Berdasarkan hasil penelitian, maka
disarankan Rumah Sakit meningkatkan caring perawat sehingga pasien yang
akan operasi mampu menurunkan kecemasannya, melalui pengadaan peraturan
caring, disiplin waktu, dan sangsi bagi perawat yang memiliki perilaku caring
yang rendah.

1|Keperawatan Medikal Bedah


Naskah Publikasi
Program Studi Sarjana Keperawatan
STIKes Muhammadiyah Pekajangan

Relationship Between Behavior Caring Nurses with Level of Anxiety in


Patients of Pre Operation Cataracts in Kenanga Room RSUD dr. H.
Soewondo Kendal

The caring behavior of nurses is the nurse's care to the patient to meet their basic
needs. The purpose of this study to determine the relationship between caring
behavior of nurses with anxiety levels in patients pre cataract surgery in the room
Kenanga RSUD dr. H. Soewondo Kendal. This research method is analytical with
Cross Sectional approach. The sample in this study were 60 respondents ie
patients pere cataract surgery with age range 50-60 years. The sampling technique
in this research was accidental sampling. The data were collected using the
Hamilton Rating Scale for Anxiety and Caring Behavior Assessment Tool
questionnaires. The result of univariate analysis showed that 66,7% caring
behavior of nurse was still in low category and 55% preoperative patient anxiety
level in normal category. The bivariate analysis shows the p-value is 0.001 (p
<0.05). So it can be concluded that there is a significant relationship between the
behavior of caring nurses with anxiety level in patients pre cataract surgery in the
room Kenanga RSUD dr. H. Soewondo Kendal. Based on the results of the study,
it is suggested Hospital improves caring nurses so that patients who will be able to
reduce surgery anxiety, through the provision of caring rules, time discipline, and
sanctions for nurses who have low caring behavior.

PENDAHULUAN dunia,dimana 39 juta mengalami


kebutaan dan 246 juta memiliki low
Katarak merupakan kekeruhan lensa vision. Terlepas dari kemajuan dalam
mata yang timbul karena adanya teknik bedah di banyak negara
gangguan metabolisme pada lensa. selama sepuluh tahun terakhir,
Hal ini mengakibatkan gangguan penyebab utama gangguan
refraksi cahaya ke dalam retina. penglihatan di seluruh dunia adalah
Masyarakat di daerah tropis sangat katarak (51%), glaukoma (8%),
berisiko mengalami katarak karena AMD (5%), kebutaan pada anak dan
paparan sinar ultra violet yang lebih kornea opacitiy (4%), kesalahan-
banyak dari pada daerah sub tropis refraktivedikoreksi dan trakoma
(Ilyas, 2014). (3%), dan diabetik retinopathy (1%),
Kecemasan adalah kekhawatiran idiopatik (21%) (Kemenkes RI,
yang tidak jelas dan menyebar, yang 2014).
berkaitan dengan perasaan tidak pasti Prevalensi katarak hasil pemeriksaan
dan tidak berdaya (Stuart, 2013). petugas enumerator dalam Riskesdas
Kecemasan dapat menyebabkan 2013 adalah sebesar 1,8%,
respon kognitif, psikomotor, dan Prevalensi katarak tertinggi di
fisiologis yang tidak nyaman, Sulawesi Utara (3,7%) diikuti oleh
misalnya sulit berpikir logis, Jambi (2,8%) dan Bali (2,7%).
peningkatan aktivitas motorik Prevalensi katarak terendah
agitasi, dan peningkatan tanda-tanda ditemukan di DKI Jakarta (0,9%)
vital (Videbeck, 2013). diikuti Sulawesi Barat (1,1%). Masih
WHO memperkirakan jumlah ada banyak penderita katarak yang tidak
285 juta orang yang mengalami mengetahui jika menderita katarak.
gangguan penglihatan di Hal ini terlihat dari tiga terbanyak

2|Keperawatan Medikal Bedah


Naskah Publikasi
Program Studi Sarjana Keperawatan
STIKes Muhammadiyah Pekajangan

alasan penderita katarak belum asuhan keperawatan adalah caring.


operasi hasil Riskesdas 2013 yaitu Caring merupakan salah satu bentuk
51,6% karena tidak mengetahui pelayanan yang didalamnya terdiri
menderita katarak, 11,6% karena dari kasih sayang, keramahan, dan
tidak mampu membiayai dan 8,1% suatu pendekatan yang dinamis
karena takut operasi. Di Jawa Barat dimana perawat bekerja untuk lebih
prevalensi penderita katarak sebesar meningkatkan kualitas dan
1,5% dari jumlah penduduk Jawa kepedulian kepada klien (Muhlisin
Barat (Kemenkes RI, 2014). dan Ichsan, 2013). Leininger (1981)
Satu-satunya terapi untuk penderita menekankan bahwa mengasuh
katarak adalah pembedahan yang (caring) adalah tema sentral dari
bertujuan untuk memperbaiki visus asuhan keperawatan serta
atau tajam penglihatan. Pembedahan pengetahuan dan praktik
katarak dilakukan dengan mengambil keperawatan (Tomey, 2013).
lensa mata yang terkena katarak Perilaku caring perawat merupakan
kemudian diganti dengan lensa hal yang penting bagi pasien sebagai
implan atau Intra Okuler Lens (IOL). pengguna jasa dalam pelayanan
Sebanyak lebih dari 90% operasi keperawatan yang akan membantu
katarak berhasil dengan perbaikan salah satu proses dari kesembuhan
fungsi penglihatan yang dinyatakan pasien itu sendiri (Suryani, 2012).
dengan perbaikan visus pasien pasca Peran perawat saat ini lebih banyak
operasi. Sebagian besar pasien terlibat aktif dan memusatkan diri
mencapai visus kategori baik yaitu pada tindakan cure seperti cara
6/18-6/6 setelah empat sampai diagnostic dan pengobatan. Ilmu
delapan minggu (Kusuma, 2013). pengetahuan dan teknologi yang
Pembedahan atau operasi katarak berkembang saat ini, menuntut
merupakan salah satu stressor bagi melakukan peran ganda dalam
pasien penderita katarak. menjalani tugas caring dan curing
Sebagaimana disampaikan Hawari (Motowidlo SJ, 2013).
(2013) yang menyatakan bahwa Berdasarkan hasil penelitian yang
prosedur pembedahan merupakan telah dilakukan oleh Suryani, dkk
salah satu stressor bagi individu yang (2011) dapat disimpulkan bahwa
akan menjalaninya. Dari tinjauan faktor yang yang berhubungan
keperawatan jiwa tindakan operasi dengan persepsi pasien terhadap
menimbulkan krisis situasi yaitu perilaku caring perawat di unit rawat
gangguan internal yang ditimbulkan inap umum di Rumah Sakit IMC
oleh peristiwa yang menegangkan, Bintaro adalah kebutuhan caring dan
mengancam dan meningkatkan perilaku caring perawat. Faktor
kecemasan. Menurut Long (2014), lainnya, yakni karakteristik
tindakan operasi adalah salah satu responden dan penerimaan diri tidak
bentuk terapi yang dapat merupakan memiliki hubungan dengan persepsi
ancaman, baik potensial maupun pasien terhadap perilaku
aktual terhadap tubuh, integritas dan caring.mengenai persepsi pasien
jiwa seseorang yang dapat tentang perilaku caring dalam
mencetuskan kecemasan pada diri pelayanan keperawatan didapatkan
pasien. bahwa pengetahuan perilaku caring
Perilaku yang harus ditunjukan oleh perawat menurut pasien adalah
perawat ketika melakukan proses perawat memberi perhatian lebih

3|Keperawatan Medikal Bedah


Naskah Publikasi
Program Studi Sarjana Keperawatan
STIKes Muhammadiyah Pekajangan

kepada pasien dan keluarga dan menunjukkan sikap caring dalam


perilaku caring perawat yang pelayanannya, perawat tampak
dirasakan pasien adalah perawat aktif ramah dan terbuka kepada pasien
bertanya, berbicara lembut, memberi maupun keluarga, tetapi pasien
dukungan, responsive, terampil dan katarak di ruang Kenanga masih
menghargai serta menjelaskan. tampak mengalami kecemasan. Hal
Hasil penilitian lain oleh Wahyuni ini ditunjukkan dari 7 pasien terdapat
(2008) mengenai perilaku caring 5 (71%) pasien katarak cemas
perawat di RS Haji Adam Malik dengan tanda gelisah dan sering
didapatkan sebanyak 58% pasien bertanya. Sedangkan 2 (29%) pasien
menyatakan perawat berperilaku baik katarak tidak cemas. Berdasarkan
dan 42% pasien menyatakan perawat fenomena diatas dan dari
berperilaku cukup. Sedangkan pengalaman peneliti saat mengikuti
menurut penelitian yang dilakukan praktek klinik, peneliti tertarik untuk
oleh Tati Nurbiyati (2015) adalah melakukan penelitian dengan judul
persepsi pasien tentang perilaku “Hubungan Perilaku Caring Perawat
caring perawat dalam pelayanan Dengan Tingkat Kecemasan pada
keperawatan di Ruang Maranata I ini Pasien Pre Operasi Katarak di Ruang
menghasilkan dua tema yaitu Kenanga RSUD Dr. H. Soewondo
pengetahuan perilaku caring perawat Kendal.”
menurut pasien adalah perawat METODE PENELITIAN
memberi perhatian lebih kepada
pasien dan diangggap keluarga, Penelitian ini merupakan penelitian
perilaku caring perawat yang deskriptif korelatif dengan
dirasakan pasien adalah perawat aktif menggunakan pendekatan cross
bertanya, berbicara lembut, memberi sectional. Populasi dalam penelitian
dukungan, responsif, terampil dan ini adalah seluruh pasien preoperasi
menghargai serta menjelaskan. katarak di Ruang Kenanga RSUD dr.
Hasil penelitian yang telah dilakukan H. Soewondo Kendal. Teknik
oleh Yasmini (2015) adalah terdapat pengambilan sampel menggunakan
hubungan antara caring perawat teknik accidental sampling, dimana
dengan kepuasan paisien. dalam penelitian ini sampel terdiri
Berdasarkan hasil pengamatan dari 60 responden. Alat
peneliti saat praktek klinik di ruang pengumpulan data dalam penelitian
Kenanga RSUD Dr. H. Soewondo ini menggunakan dua instrument uta
Kendal, didapatkan data perawatan yakni kuesioner Hamilton Rating
pasien di ruang Kenanga yaitu antara Scale for Anxiety dan Caring
bulan Januari-April 2017 sebanyak Behaviour Assessment Tool.
680 pasien, dengan rata-rata jumlah Penelitian ini dilakukan pada tanggal
pasien sebanyak 170 pasien setiap 20 Desember – 20 Januari 2018 di
bulan. Hasil observasi melalui Ruang Kenanga RSUD dr. H.
pengamatan peneliti, ditemukan Soewondo Kendal.
bahwa sebagian besar perawat sudah

4|Keperawatan Medikal Bedah


Naskah Publikasi
Program Studi Sarjana Keperawatan
STIKes Muhammadiyah Pekajangan

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian dengan judul “Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan
Tingkat Kecemasan Pasien Pre-Operasi Katarak di Ruang Kenanga RSUD Dr.
H. Soewondo Kendal” yang telah dilaksanakan terhitung mulai tanggal 20
Desember 2017 - 20 Januari 2018 terdiri dari analisis univariat dan analisis
bivariat. Hasil tersebut akan diuraikan sebagai berikut :
1. Analisa Univariat
a. Gambaran Perilaku Caring Perawat di Ruang Kenanga RSUD Dr. H.
Soewondo Kendal
Tabel 1.1
Distribusi Frekuensi Perilaku Caring Perawat di Ruang Kenanga RSUD dr.
H. Soewondo Kendal 2017 (n=60)

Perilaku Caring Perawat Jumlah Persentase


Rendah 40 66.7%
Tinggi 20 33.3%
Total 60 100%
Sumber : Data Primer, 2018
Hasil analisa perilaku caring perawat pada 60 responden di
Ruang Kenanga RSUD Dr. H. Soewondo Kendal menujukan perilaku caring
perawat yang rendah lebih banyak dibandingkan yang tinggi, dimana 66,7 %
disebutkan memiliki perilaku caring yang rendah dan hanya 33,3 % saja
yang memiliki perilaku caring yang tinggi.

b. Gambaran Tingkat Kecemasan Pasien Pre-Operasi Katarak di Ruang


Kenanga RSUD Dr. H. Soewondo Kendal
Table 1.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kecemasan Pasien
Pre Operasi Katarak di Ruang Kenanga RSUD Dr. H. Soewondo Kendal
2018 (n=60)

Tingkat kecemasan Jumlah Persentase


Normal 33 55%
Ringan 25 41.7%
Sedang 2 3.3%
Berat 0 0.0 %
Berat Sekali 0 0.0 %
Total 60 100%
Sumber data Primer, 2018
Hasil analisa petingkat kecemasan pasien pre-operasi katarak pada 60
responden di Ruang Kenanga RSUD Dr. H. Soewondo Kendal menunjukan
terdapat 55 % pasien yang memiliki kecemasan normal, 41,7 % yang mengalami
kecemasan ringan dan hanya 3,3 % yang memiliki kecemasan sedang, serta tidak
ada yang memiliki kecemasan yang berat ataupun berat sekali.

5|Keperawatan Medikal Bedah


Naskah Publikasi
Program Studi Sarjana Keperawatan
STIKes Muhammadiyah Pekajangan

2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkorelasi yaitu Hubungan Perilaku Caring Perawat
dengan Tingkat Kecemasan pada Pasien Pre Operasi Katarak di Ruang
Kenanga RSUD dr. H. Soewondo Kendal
Tabel 1.3 Distribusi Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan
Tingkat Kecemasan pada Pasien Pre Operasi Katarak di
Ruang Kenanga RSUD dr. H. Soewondo Kendal 2018 (n=60)

Perilaku Caring
Total
Rendah Tinggi ρ value
n % n % n %
Tingkat Normal 15 25 18 30 33 55 0,001
Kecemasan Rendah 24 40 1 1,7 25 41,7
Sedang 1 1,7 1 1,7 2 3,3
Berat 0 0 0 0 0 0
Berat 0 0 0 0 0 0
Sekali
Total 40 66,7 20 33,3 60 100
Sumber : Data Primer, 2018
Analisa bivariat cemasan sedang dengan perilaku
merupakan analisa yang caring rendag ada 1 orang (1,7
dilakukan terhadap dua variabel %). Terdapat 1 pasien pre operasi
yang saling berhubungan, yaitu katarak (4%) yang mengalami
untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan sedang
antara perilaku caring dengan dengan perilaku caring tinggi..
tingkat kecemasan. Jenis analisa Dari uji hipotesa
yang digunakan dalam penelitian menunjukkan nilai p value 0,001
ini adalah uji chi square dengan (p value < 0,05) yang berarti Ha
tingkat signifikansi 0,05. Setelah diterima. Hal ini menunjukkan
dilakukan penghitungan ternyata bahwa ada hubungan yang
terdapat 2 sel (33,3%) yang nilai signifikan antara perilaku caring
harapannya kurang dari 5. Hal ini perawat dengan tingkat
tidak memenuhi syarat chi kecemasan pada pasien pre
square. Untuk mengatasi operasi katarak di ruang Kenanga
keterbatasan tersebut maka RSUD dr. H. Soewondo Kendal.
menggunakan uji alternatif B. Pembahasan
Kolmogorof-Smirnov Test. Dari
tabel 5.3 menunjukkan bahwa Hasil penelitian
sebanyak 15 pasien pre operasi menunjukan bahwa ada
katarak (32%) dengan tingkat hubungan yang signifikan antara
kecemasan normal dan perilaku perilaku caring perawat dengan
caring rendah, sedangkan 24 tingkat kecemasan pada pasien
pasien pre operasi katarak (16%) pre operasi katarak di ruang
dengan tingkat kecemasan rendah Kenanga RSUD dr. H.
dengan perilaku caring perawat Soewondo Kendal.
rendah. Pasien pre operasi 1. Gambaran Perilaku
katarak yang mengalami tingkat Caring Perawat di Ruang

6|Keperawatan Medikal Bedah


Naskah Publikasi
Program Studi Sarjana Keperawatan
STIKes Muhammadiyah Pekajangan

Kenanga RSUD Dr. H. caring dalam setiap


Soewondo Kendal tindakan.
Hasil penelitian Maka kinerja
menunjukan bahwa perawat khususnya pada
perilaku caring perawat di perilaku caring menjadi
ruang Kenanga RSUD dr. sangat penting dalam
H. Soewondo sebagian mempengaruhi kualitas
besar 40 (66.7%) responden pelayanan dan kepuasan
mengatakan rendah. Hanya pasien terutama di rumah
20 (33.3%) responden yang sakit, dimana kualitas
mengatakan perilaku caring pelayanan menjadi
perawat tinggi. penentu citra institusi
Seorang perawat pelayanan yang nantinya
harus dapat melayani akan dapat meningkatkan
pasien dengan sepenuh kepuasan pasien dan mutu
hati. Sebagai seorang pelayanan (
perawat harus dapat Potter & Perry, 2013 ).
memahami masalah yang Perilaku caring
dihadapi oleh klien, selain yang tinggi sangat
itu seorang perawat dapat penting dalam
berpenampilan menarik. memberikan asuhan
Untuk itu seorang keperawatan karena dapat
perawat memerlukan meningkatkan mutu
kemampuan untuk asuhan keperawatan dan
memperhatikan orang tercapainya pelayanan
lain, ketrampilan kesehatan yang optimal,
intelektual, teknikal dan sehingga kepuasan pasien
interpersonal yang maupun keluarga dapat
tercermin dalam tercapai.
perilaku caring atau kasih Sesuai dengan
sayang (Dwidiyanti, penelitian Abdul (2013)
2013). yang didapatkan hasil
Caring sangatla bahwa terdapat hubungan
h penting untuk yang signifikan antara
keperawatan. Caring adal perilaku caring perawat
ah fokus pemersatu untuk dengan tingkat kepuasan
praktek keperawatan. pasien rawat inap rumah
Perilaku caring juga sakit.
sangat penting untuk Peneliti
tumbuh kembang, berpendapat bahwa
memperbaiki dan perilaku caring perawat
meningkatkan kondisi yang dilakukan oleh
atau cara hidup perawat dapat dipengaruhi
manusia (Blais, 2013). oleh beberapa faktor, salah
Sehingga seorang perawat satunya yaitu kepribadian
dalam memberikan yang sudah melekat di
asuhan keperawatan harus dalam diri perawat.
mencerminkan perilaku Pernyataan tersebut

7|Keperawatan Medikal Bedah


Naskah Publikasi
Program Studi Sarjana Keperawatan
STIKes Muhammadiyah Pekajangan

didukung oleh teori Kecemasan pasien adalah


Watson (2013) bahwa suatu kekhawatiran yang
caring adalah suatu proses dialami pasien karena
yang disengaja yang perawatan yang dialaminya
membutuhkan kesadaran di rumah sakit. Tingkat
diri, proses memilih, kecemasan sedang
pengetahuan, keterampilan merupakan waktu yang
khusus serta pertimbangan optimal untuk
waktu. mengembangkan
Selain mekanisme strategi koping
kepribadian, pengalaman pada pasien yang bersifat
dan pembelajaran juga konstuktif melakukan
dapat mempengaruhi tindakan proses
terlaksananya perilaku keperawatan komunikasi
caring perawat, karena terapeutik tetap harus
pembelajaran melalui berpegang pada konsep
pendidikan dan pelatihan bahwa pasien adalah
merupakan sarana penting manusia yang bersifat unik
bagi perawat dalam dan kompleks yang
meningkatkan mutu dipengaruhi oleh faktor
pelayanan kesehatan biopsikososial dan spiritual.
khususnya dalam Banyaknya alasan yang
pemberian asuhan melatarbelakangi
keperawatan. Skovholt kecemasan pada pasien
(2005) dalam Kusmiran rawat inap baik alasan yang
(2015) menyatakan bahwa berupa : cemas menghadapi
aspek hubungan pembiusan, takut mati saat
interpersonal caring operasi, cemas menghadapi
meliputi pertukaran body image yang berupa
pengetahuan, pengalaman, cacat yang akan
kesabaran, kejujuran, rasa menganggu fungsi peran
percaya, kerendahan hati, pasien, dan cemas masalah
harapan dan keberanian. biaya perawatan.
2. Gambaran Tingkat Peneliti
Kecemasan Pasien Pre- berpendapat bahwa
Operasi Katarak di Ruang kecemasan ringan yang
Kenanga RSUD Dr. H. dialami sebagian responden
Soewondo Kendal disebabkan karena
Hasil penelitian keparahan penyakit pasien
sebagian besar mengalami yang tidak terlalu berat dan
tingkat kecemasan yang biaya perawatan yang
normal yakni 33 (55%) sudah ditanggung oleh
responden, sedangkan jaminan kesehatan.
sebagian lainnya Pernyataan tersebut
mengalami tingkat didukung oleh teori Morton
kecemasan ringan 25 (41%) (2013) bahwa pernyataan
responden dan sedang 2 mengenai isu seperti situasi
(3.3%) responden. selama masa rawat inap,

8|Keperawatan Medikal Bedah


Naskah Publikasi
Program Studi Sarjana Keperawatan
STIKes Muhammadiyah Pekajangan

kembali bekerja, implikasi Berdasarkan hasil


keuangan, kesejahteraan penelitian yang didapat
keluarga, dan keterbatasan. menunjukkan bahwa
Stuart, Sundeen sebanyak 15 pasien katarak
(2007) menjelaskan bahwa pre operasi (25%) dengan
saat mengalami tingkat perilaku caring rendah dan
kecemasan sedang, tingkat kecemasan normal,
seseorang akan lebih sedangkan 18 pasien
memusatkan pada hal-hal katarak pre operasi (30%)
penting. Mereka dengan tingkat kecemasan
mengesampingkan yang normal mendapatkan
lain, sehingga perhatian perilaku caring perawat
pada hal yang selektif dan tinggi. Perilaku caring
mampu melakukan sesuatu perawat dapat
dengan lebih terarah. mempengaruhi tentang
Terdapat 3,3% responden tinkat kecemasan pasien pre
yang mengalami tingkat operasi katarak. Sebagian
kecemasan sedang. besar pasien pre operasi
Hasil penelitian katarak mengalami tingkat
ini sejalan dengan hasil kecemsan ringan dengan
penelitian Sigalingging perilaku caring rendah ada
(2013) yang menunjukkan 24 (40%) responden.
bahwa tingkat kecemasan Sedangkan responden yang
keluarga pasien di ruang mengalami tingkat
Intensif Rumah Sakit kecemasan ringan dengan
Columbia Asia Medan perilaku caring tinggi ada 1
tergolong pada kategori (1.7%) responden.
berat yaitu 23 orang Berdasarkan
(76,6%), kategori ringan rencana awal analisa
yaitu 2 orang (6,6%), bivariate menggunakan
artinya bahwa kecemasan analisa chi square, akan
pasien dan keluarga selama tetapi hasil yang diperoleh
di ruang intensif banyak terdapat 2 sel (33,3%) yang
membutuhkan perhatian memiliki nilai harapan <5.
dan kepedulian perawat. Untuk mengatasi
Sehingga peneliti keterbatasan tersebut maka
berpendapat bahwa peran peneliti menggunakan uji
perawat sangat berpengaruh analisa bivariat alternative
terhadap tingkat kecemasan Kolmogorof-Smirnov Test .
keluarga selama menunggu Hasil akhir menggunakan
pasien di ruang intensif. uji analisa Kolmogorof-
3. Hubungan Perilaku Smirnov Test adalah nilai p
Caring Perawat dengan value 0,001. Hal ini
Tingkat Kecemasan pada menunjukkan bahwa hasil p
Pasien Katarak di Ruang value yang diperoleh diatas
Kenanga RSUD dr. H. < 0,05, maka Ha diterima
Soewondo Kendal yang artinya ada hubungan
yang signifikan (bermakna)

9|Keperawatan Medikal Bedah


Naskah Publikasi
Program Studi Sarjana Keperawatan
STIKes Muhammadiyah Pekajangan

antara perilaku caring arah korelasi negatif dan


perawat dengan tingkat tingkat kekuatan hubungan
kecemasan pasien pre yang kuat (τ = -0,695),
operasi katarak. Hasil artinya semakin baik
penelitian ini membuktikan perilaku caring perawat
bahwa tingkat kecemasan maka semakin ringan
pasien preoperasi katarak tingkat kecemasan
dipengaruhi oleh perilaku keluarga. Respon cemas
caring perawat. bersifat kompleks dan
Hal ini sesuai bervariasi. Respon
dengan teori bahwa seseorang terhadap cemas
perilaku caring perawat bergantung pada jenis
merupakan hal yang stresornya, kapan
penting bagi pasien sebagai waktunya, bagaimana sifat
pengguna jasa dalam orang yang mengalami
pelayanan keperawatan kecemasan, dan bagaimana
yang akan membantu salah orang yang mengalami
satu proses dari cemas bereaksi terhadap
kesembuhan pasien itu stresornya.
sendiri (Suryani, 2012). Penerapan
Akan tetapi peran perawat perilaku caring yang baik
saat ini lebih banyak diharapkan kecemasan
terlibat aktif dan pasien dapat diminimalisir.
memusatkan diri pada Perawat harus sensitive
tindakan cure seperti cara terhadap kebutuhan
diagnostic dan pengobatan. maupun respon emosional
Ilmu pengetahuan dan pasien terhadap sakit
teknologi yang berkembang maupun terhadap treatment
saat ini, menuntut (tindakan) yang dilakukan.
melakukan peran ganda Perawat dapat ,membantu
dalam menjalani tugas mengurangi kecemasna
caring dan curing dengan memberikan
(Motowidlo SJ, 2013). informasi yang lengkap dan
Beberapa tepat waktu. Menurut
penilitian terdahulu juga Kuotoukidis, Stainton &
sejalan dengan penelitian Hughson (2013) perawat
ini diantaranya adalah yang empati dan penuh
penelitian yang dilakukan perhatian secara signifikan
oleh Nurul Chotimah dapat mengurangi
(2016) menunjukkan ada kecemasan
hubungan yang signifikan Hasil penelitian
antara perilaku caring ini sejalan dengan
perawat dengan tingkat penelitian Setiyawan
kecemasan keluarga pasien (2014), menunjukkan
di ruang Intensive Care bahwa ada hubungan yang
Unit (ICU) RSUD Tugurejo signifikan antara perilaku
Semarang p value < caring perawat dengan
0,00001 (α = 0,05), dengan tingkat kecemasan ibu

10 | K e p e r a w a t a n M e d i k a l B e d a h
Naskah Publikasi
Program Studi Sarjana Keperawatan
STIKes Muhammadiyah Pekajangan

akibat hospitalisasi anak di meliputi Suportif, re-


ruang rawat inap RSUD edukatif, re-konstruksi,
Ambarawa Kabupaten kognitif, psiko-dinamik,
Semarang tahun 2014. perilaku, keluarga, dan
Teori Anne Boykin psikoreligius. Perilaku
menerangkan bahwa caring dapat dinyatakan
lingkungan caring yaitu sebagai suatu perasaan
membina hubungan untuk memberikan
keperawatan antara pasien keamanan, perubahan
maupun keluarga dan perilaku dan bekerja sesuai
perawat dengan penuh standar. Interaksi caring
perhatian, nilai, dan merupakan harapan dari
tindakan profesional penerima pelayanan
(Kusmiran, 2016). kesehatan dalam proses
Menurut Potter & perawatan (Duffy, 2009).
Perry (2009) caring Peneliti
merupakan tindakan yang berpendapat bahwa perilaku
diarahkan untuk caring perawat dapat
membimbing, mendukung menurunkan tingkat
individu lain atau kelompok kecemasan pasien. pasien
dengan antisipasi akan merasa aman dan
kebutuhan untuk nyaman terhadap perawat
meningkatkan kondisi karena pasien percaya
kehidupan seseorang. bahwa ada orang yang
Tujuan dari caring adalah dianggap lebih tau dan
memberikan rasa aman dan lebih mampu untuk
nyaman terhadap mengatasi kondisinya yaitu
seseorang, sehingga peneliti kehadiran perawat.
berpendapat bahwa dengan Pernyataan tersebut
adanya perilaku caring didukung oleh teori yang
perawat yang baik maka dikemukakan oleh Potter &
kecemasan yang dirasakan Perry (2009) tentang caring
dapat berkurang.. perawat yang meliputi
Penelitian yang aspek kehadiran, sentuhan
dilakukan oleh Hidayati kasih sayang, dan selalu
(2013) didapatkan hasil mendengarkan.
bahwa terdapat hubungan Hasil penelitian
yang signifikan antara ditemukan bahwa terdapat
perilaku caring perawat responden yang
terhadap tingkat kecemasan menyatakan perilaku caring
pasien di Rumah Sakit PKU perawat dalam kategori
Muhammadiyah Surakarta. tinggi namun mengalami
Hasil penelitian tersebut tingkat kecemasan sedang,
didukung oleh teori yaitu sebanyak 1,7%. Hal
menurut Hawari (2011), ini kemungkinan
bahwa penatalaksanaan disebabkan oleh faktor-
kecemasan dapat dilakukan faktor lain yang dapat
dengan psikoterapi, yang

11 | K e p e r a w a t a n M e d i k a l B e d a h
Naskah Publikasi
Program Studi Sarjana Keperawatan
STIKes Muhammadiyah Pekajangan

menyebabkan kecemasan pemberi asuhan


pasien. keperawatan sangat penting
Dari keseluruhan untuk dapat
responden hanya terdapat 1 mengembangkan aspek
responden yang caring dalam memberikan
menyatakan bahwa perilaku asuhan keperawatan, agar
caring perawat dalam tercipta suasana yang baik
kategori rendah dan agar kenyamanan dapat
mengalami tingkat dirasakan oleh pasien.
kecemasan sedang. Peneliti Peneliti
berpendapat bahwa berpendapat bahwa aspek
kemungkinan persepsi caring perawat di bangsal
responden terhadap bedah sangat penting untuk
perilaku caring perawat dilakukan, mengingat
dalam kategori rendah bahwa bangsal bedah
disebabkan karena merupakan ruang untuk
pengalaman negatif merawat pasien pre operasi
terhadap perawat, sehingga maupun post operasi yang
pasien merasa tidak percaya memerlukan perhatian
terhadap perawat dan berlebih terutama
mengalami tingkat psikologinya yang akan
kecemasan sedang. melakukan tindakan
Pernyataan tersebut operasi. Dewi (2014)
didukung oleh teori Morton menyatakan bahwa perawat
(2013) bahwa pengalaman sangat memegang peranan
negatif pasien dihubungkan penting dalam memberikan
dengan rasa takut, asuhan keperawatan pada
kecemasan, gangguan tidur, pasien yang sakit kritis atau
kerusakan kognitif, dan keluarga secara menyeluruh
nyeri atau baik biologi, psikologi,
ketidaknyamanan. Hal ini sosial, dan spiritual.
sesuai dengan penelitian
Meeboon (2006) bahwa SIMPULAN DAN SARAN
pengalaman masa lalu akan A. Simpulan
memberikan pengaruh Berdasarkan penelitian
terhadap penilaian terhadap tentang hubungan perilaku caring
pelayanan yang akan perawat dengan tingkat kecemasan
diterima. pada pasien pre operasi katarak di
Gunarsa (2007) ruang Kenanga RSUD dr. H.
menjelaskan bahwa tempat Soewondo Kendal pada 20
dan kondisi tertentu akan Desember 2017 – 20 Januari 2018,
mempengaruhi suasana maka dapat disimpulkan sebagai
tertentu, dan suasana akan berikut:
mempengaruhi kehidupan 1. Perilaku caring perawat yang
dan fungsional psikis rendah lebih banyak
seseorang. Sehingga dibandingkan yang tinggi,
peneliti menyimpulkan dimana 66,7 % disebutkan
bahwa perawat sebagi memiliki perilaku caring yang

12 | K e p e r a w a t a n M e d i k a l B e d a h
Naskah Publikasi
Program Studi Sarjana Keperawatan
STIKes Muhammadiyah Pekajangan

rendah dan hanya 33,3 % saja 2. Rumah Sakit


yang memiliki perilaku caring Hasil penelitian ini
yang tinggi. perlu dicermati oleh pihak
2. Terdapat 55 % pasien yang Rumah Sakit, diharapkan
memiliki kecemasan normal, pihak RS Perlu melakukan
41,7 % yang mengalami upaya-upaya peningkatan
kecemasan ringan dan hanya atau pembinaan kemampuan
3,3 % yang memiliki caring perawat sehingga
kecemasan sedang, serta tidak pasien yang akan operasi
ada yang memiliki kecemasan khususnya operasi kaarak
yang berat ataupun berat sekali. kecemasannya dapat
3. Terdapat hubungan yang berkurang
signifikan antara perilaku 3. Pendidikan
caring perawat dengan tingkat Lembaga pendidikan
kecemsan pada pasien pre keperawatan hendaknya
operasi katarak di ruang menekankan kemampuan
Kenanga RSUD dr. H. perawat dalam melakukan
Soewondo Kendal (𝑝 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 caring keperawatan, sehingga
= 0,001 < 0,05 (Ha gagal ketika perawat telah bekerja
ditolak)). memiliki kemampuan yang
B. Saran. baik dalam berhubungan
dengan pasien.
1. Perawat 4. Peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini Hasil penelitian ini,
menunjukan bahwa perilaku seyogyanya dapat menjadi
caring perawat yang rendah acuan atau dasar utuk
(66,7 %) artinya masih lebih penelitian yang sejenis guna
banyak dibandingkan dengan pengembangan penelitian.
perilaku caring yang tinggi khususnya penelitian guna
(33,3 %), hal ini hendaknya meningkatkan kemampuan
dijadikan acuan bagi perawat ataupun perilaku caring
untuk lebih meningkatkan perawat melalui penelitian
perilaku caring perawat, eksperimen.
dengan meningkatkan
empatinya. Perilaku caring ACKNOWLEDGEMENT AND
ini juga merupakan salah satu REFERENCES
indikator pemberian
pelayanan asuhan Acknowledgement
keperawatan yang berkualitas
dan professional sehingga Terimakasih kepada BAPPEDA
indikator ini perlu Kabupaten Kendal, RSUD dr. H.
ditingkatkan guna Soewondo Kendal, Ibu Sulastri atas
meningkatkan kepuasan klien bimbingannya dalam penelitian,
sebagai penerima jasa perpustakaan STIKes
layanan di rumah sakit Muhammadiyah Pekajangan, Kedua
khususnya di ruang Orang Tua beserta keluarga peneliti,
perawatan. Suami Tercinta dan AnakAnaku
Tersayang.

13 | K e p e r a w a t a n M e d i k a l B e d a h
Naskah Publikasi
Program Studi Sarjana Keperawatan
STIKes Muhammadiyah Pekajangan

References Ferrnsebner, billi. (2010). Buku Ajar


Keperawatan Perioperatif
Agus Riyanto. (2009). Aplikasi vo.2. Jakarta : EGC
Metodologi Penelitian
Kesehatan. Yogyakarta : Gunarsa, S.D. (2007). Konseling dan
Nuha Medika. Psikoterapi. Jakarta:
Gunung Mulia.
Alimul, Aziz. (2007). Metode
Penelitian Kebidanan & Hawari, D. (2013). Psikometri Alat
Tehnik Analisis Data. Ukur (Skala) Kesehatan
Jakarta : Salemba Medika Jiwa. Jakarta: FKUI
Arikunto, S. (2006). Prosedur (2013). Manajemen Stres,
Penelitian Suatu Praktik. Cemas, dan Depresi. Jakarta:
Jakarta: Rineka Cipta. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Baradero, Mary. (2008).
Keperawatan Ilyas Sidarta. (2014). Ikhtisar Ilmu
Perioperative. Jakarta : Penyakit Mata. Jakarta :
EGC. Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Indonesia
Blais. (2013). Praktik Keperawatan
Profesional Konsep
Perspektif, Edisi 4. Kemenkes RI, (2014) Infodatin
Jakarta: EGC. Situasi Gangguan
Penglihatan Dan Kebutaan.
Dewi, Aliana. (2014). Modul Jakarta : Pusat Data Dan
Pelatihan Keperawatan Informasi Kementrian
Intensif Dasar. Bogor: In Kesehatan Republik
Media. Indonesia.
Durand, V. M, Barlow, D.H. Koutoukidis, G., Stainton, K dan
(2017). Essentials of Hughson, J. (2013).
Abnormal Psychology. Tabbner’s Nursing Care:
Yogyakarta: Pustaka Theory and Practice 6th
Pelajar edition.
http://books.google.co.id.//.
Dwiyanti, M. (2013). Keperawatan
Diakses tanggal 22
Dasar: KOnsep Caring Etik
November 2017
dan Spiritual dalam
Pelayanan Kesehatan. Kozier, Barbara et al. (2011). Buku
Semarang: Hasani Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep,
Duffy, J.R. (2009). Quality Caring in
Proses, dan Praktik.
Nursing: Applying Theory
Jakarta: EGC.
to Clinical Practice,
Education and Leadership. Kusmiran, Eny. (2015). Soft Skills
New York: Springer Caring Dalam Pelayanan
Publishing Company.

14 | K e p e r a w a t a n M e d i k a l B e d a h
Naskah Publikasi
Program Studi Sarjana Keperawatan
STIKes Muhammadiyah Pekajangan

Keperawatan. Jakarta: Pendekatan Asuhan


Trans Info Media. Holistik, Vol.1. Jakarta:
EGC.
Kusuma, (2013). Perbedaan Tajam
Penglihatan Pasca Operasi Motowidlo, S.J.. (2013). Job
Katarak Senilis Di RSUP. performance. dalam
dr. Kariadi Semarang Borman, W.C., Ilgen, D.R.,
Periode 1 Januari 2007-31 Klimoski, Richard J.. (Ed.)
Desember 2007 (Antara Handbook of Psychology
Operator Dokter Spesialis Volume 12 Industrial And
Mata Dan Calon Dokter Organizational Psychology.
Spesialis Mata Tahap New York: Sage
Mandiri). Artikel karya Publications.
Tulis Ilmiah. Fakultas
Kedokteran Universitas Muhlisin, A & Ichsan, B. (2013).
Diponegoro Semarang. Aplikasi Model Konseptual
Caring Jean Warson dalam
Leininger, M. & Mcfarland, M. R. Asuhan Keperawatan.
(2002). Transcultural Berita Ilmu Keperawatan
Nursing : Concepts, ISSN
Theories, Research and
Practier. McGraw-Hill. Nevid, J. F., dkk. (2015). Psikologi
New York: Natiional Abnormal. Jakarta:
League for Nursing Press Erlangga.

(1991). The Theory of Notoatmodjo (2010). Metode


Culture Care Diversity and Penelitian Kesehatan.
Universality. New York: Jakarta: Rineka Cipta
National League for
Nursing Press. (2012). Metode
Penelitian Kesehatan.
Long, (2014). Praktek Perawatan Jakarta: Rineka Cipta
Medikal Bedah. Bandung :
Ikatan Alumni Pendidikan (2014). Ilmu Perilaku
Keperawatan Universitas Kesehatan. Jakarta: Rineka
Padjajaran. Cipta

Meeboon, S. (2006). The Effect of Nurachmah, E. (2011). Asuhan


Patient and Nursing Unit Keperawatan Bermutu Di Rumah
Characteristics on Sakit.
Outcomes Among
Hospitalized Patients with Potter, P. A dan Peey, A. G. (2013).
Chronic Illness in Thailand. Buku Ajar Fundamental
A dissertation. Faculty of Keperawatan: Konsep,
the college of nursing: The Proses, dan Praktik Volume
University of Arizona 1. Ed. 7. Jakarta : EGC

Morton, P.G. et.al. (2013).


Keperawatan Kritis,

15 | K e p e r a w a t a n M e d i k a l B e d a h
Naskah Publikasi
Program Studi Sarjana Keperawatan
STIKes Muhammadiyah Pekajangan

Rothrock, JC.(2010). Perencanaan inap rumah sakit. Jakarta:


asuhan keperawatan Tesis.FKI UI
perioperatif. Jakarta : EGC.
Tomey, A. M & Alligood, M. R.
Saryono. (2010), Metode Penelitian (2013). Nursing Theorist
Kualitatif. Bandung: PT. and Their Work. United
Aslfabeta State of America: Mosby

Setiawan, A. Dan Saryono. (2010). Udiyono, Ari. (2007). Metodologi


Metodologi Penelitian Penelitian Kesehatan.
Kebidanan. Nuha Semarang: Badan
Medika: Jakarta Penerbit Universitas
Diponegoro.
Setiyawan, Dhika. (2014). Hubungan
Perilaku Caring Perawat Untari, I dan Rohmawati (2014).
Dengan Tingkat “Faktor-Faktor Yang
Kecemasan Ibu Akibat Mempengaruhi Kecemasan
Hospitalisasi Anak (Usia Pada Usia Pertengahan
0- 12 Tahun) Di Ruang Dalam Menghadapi Proses
Rawat Inap Anak Rsud Menua (Aging Process)”.
Ambarawa Kabupaten Surakarta : STIKES PKU
Semarang. Skripsi. Muhammadiyah Surakarta
Program Studi Ilmu
Keperawatan. STIKES Videbeck, S.L. (2013). Buku Ajar
Ngudi Waluyo. Ungaran. Keperawatan Jiwa. Jakarta:
EGC.
Sigalingging, Ganda. (2013).
Hubungan Komunikasi Watson, J. (2013). Nursing The
Terapeutik Perawat Philosophy and Science of
Dengan Tingkat Caring. Colorado:
Kecemasan Keluarga University Press of
Pasien Di Ruang intensif Colorado
Rumah Sakit Columbia
Asia Medan. Medan: Wijayanti, Dewi. (2012). Hubungan
Darma Agung. Antara Dukungan Keluarga
Dengan Tingkat
Stuart, G. W. (2013). Buku Saku Kecemasan Pasien Pre
Keperawatan Jiwa alih Operasi di Bangsal Melati
bahasa Ramona dan Egi. RSD Panembahan Senopati
Jakarta: EGC. Bantul Yogyakarta.
Diambil pada tanggal 09
Sugiyono. (2012). Statistika untuk September 2017
Penelitian. Bandung: CV http://skripsistikes.wordpre
Alfabeta. ss.com/

Suryani, M. (2014). Persepsi pasien Zaidin. (2012). Dasar-dasar


terhadap perilaku caring Keperawatan Profwsional. Jakarta:
perawat di ruang rawat Widya Medika

16 | K e p e r a w a t a n M e d i k a l B e d a h
Naskah Publikasi
Program Studi Sarjana Keperawatan
STIKes Muhammadiyah Pekajangan

17 | K e p e r a w a t a n M e d i k a l B e d a h

Anda mungkin juga menyukai