PENDAHULUAN
Di Asia insidensi apendisitis pada tahun 2013 adalah 4,8% penduduk dari
total populasi. Sedangkan dari hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
di Indonesia pada tahun 2013 jumLah penderita apendisitis di Indonesia
mencapai 591.819 orang dan meningkat pada tahun 2014 sebesar 596.132
orang (Depkes, 2014 ). Di Indonesia, Kejadian apendisitis menempati urutan
ke 2 dari 193 negara diantara kegawatdaruratan abdomen (Rhmatun & Heru,
2020).
Adapun tanda dan gejala yang dapat muncul disebabkan oleh apendisitis yaitu
adanya nyeri samar-samar dan tumpul pada daerah epigastrium sekitar
umbilicus. Keluhan tersebut biasanya disertai dengan mual, muntah dan
kehilangan nafsu makan. Dalam waktu beberapa jam nyeri akan berpindah ke
kanan bawah pada titik Mc Burney, serta tanda rovsing dapat timbul dengan
melakukan palpasi kuadran bawah kiri, yang secara paradoksial menyebabkan
nyeri yang terasa di kuadran kanan bawah (Ulya, 2017).
Komplikasi yang utama pada kasus apendisitis yaitu jika tidak diobati adalah
perforasi apendiks (Sarosi, 2016). Dampak ini dapat terjadi pada kerusakan
integritas pada kulit pada Post Operasi Apendisitis yang tidak diobati dapat
menyebabkan perforasi apendiks yang terjadi setelah 24 jam setelah timbulnya
nyeri yang dapat menyebabkan peritonitis pembentukan abses, atau flebilitis
portal, perforasi biasanya. Gejala yang dapat muncul antara lain: demam, nyeri
tekan atau nyeri abdomen (Brunner dan Suddarth, 2015).
Efek yang terjadi nyeri pada post operasi meningkatkan seperti stres pada
pasien post operasi dapat berpengaruh pengaruh negatif terhadap nyeri yang
dirasakan. Kontrol nyeri sangat penting setelah dilakukan operasi, nyeri yang
dapat berkurang dapat mengurangi kecemasan, bernafas lebih mudah dan
dalam, dapat mentoleransi mobilitas yang cepat. Pengkajian nyeri dan
kesesuaian analgetik harus digunakan untuk memastikan bahwa nyeri pasien
post operasi dapat berkurang (Faridah, 2015).
Penulis memiliki pedoman dalam hidup yang didalam Ayat Alkitab berisi
Yeremia 29:11 “ Sebab aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang
ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan
damai sejahterah dan bukan rencangan kecelakaan, untuk memberikan
kepadamu hari depan yang penuh harapan ”Penulis meyakinkan jika kita
percaya harus tetap sepenuhnya mempercayai rancangan dan kesetiaan
Allah dalam kondisi penderitaan sekalipun, sebab Allah berdaulat atas
rencanaNya dan tetap menyadari bahwa tujuan rencana Allah adalah untuk
keselamatan umat-Nya sehingga perlu dan harus memandang penderitaan
dari sudut pandang Allah.
Dari latar belakang diatas maka peneliti akan merumuskan masalah sebagai
berikut : “Bagaimana menerapkan teknik relaksasi napas dalam untuk
menurunkan intensitas nyeri pada pasien post apendiktomie RSUD Budhi
Asih Jakarta”.
1.3 Tujuan Studi Kasus
|
1.3.1 Tujuan Umum
Melakukan asuhan keperawatan pada pasien post apendiktomie
5