Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Menstruasi merupakan indikator kematangan seksual yang terjadi pada masa pubertas
seorang wanita (Anwar M, Baziad A, 2014).

Menstrusi yang normal akan datang setiap bulan. Beberapa wanita akan mengalami
ketidaknyamanan fisik menjelang atau selama haidyang dikenal dengan dismenorea.
Apabila hal ini dibiarkan, maka akan menganggu aktivitas (Sari, 2015). Dismenorea atau
istilah medisnya catmenial pelvic pain, adalahsuatu keadaan dimana seorang perempuan
mengalami nyeri saat menstruasi yang dapat menggangguaktivitas karena nyeriyang
dirasakan (Afiyanti & Anggi, 2016).

Menstruasi adalah bagian normal dari proses siklus alami yang terjadi pada wanita
sehat di antara masa pubertas hingga akhir tahun-tahun reproduksi (Verawaty & Rahayu,
2012). Disminore adalah rasa sakit pada masa menstruasi yang cukup parah hingga bisa
menggangu aktivitas sehari-hari. Rasa sakit dismenore bisa bermacam-macam, mulai dari
rasa sakit yang tajam, tumpul, berdenyut, mual, terbakar atau menusuk dan biasanya
bersamaan dengan monorragia (Verawaty & Rahayu, 2012).

Menurut WHO (2012) didapatkan kejadian sebesar 1.769 425 jiwa (90%) wanita yang
mengalami dismenore berat. Di indonesia lebih banyak perempuan yang mengalami
dismenore tidak melaporkan atau berkunjung ke dokter. Dikatakan 90% perempuan
Indonesia pernah mengalami disminore (Gumangsari,2014).

Berdasarkan data di Indonesia angka kejadian dismenorea sebesar 64,25% yang


terdiri dari 54,89% dismenorea primer dan 9,36% dismenorea sekunder. Angka kejadian
dismenorea tipe primer di Indonesia adalah sekitar 54,89% sedangkan sisanya adalah
penderita dengan tipe sekunder.

Berdasarkan data di Sumatera Barat pada tahun 2015, jumlah remaja dengan rentang
usia 10-19 tahun adalah sekitar 18,6% dari 5.1996.370 total penduduk (BPS Provinsi
Sumbar,2016).
Kesehatan reproduksi remaja merupakan pendekatan kesehatan meliputi dua jenis
kelamin dan kategoriusia. Kategori usia yang termasuk dalam pendekatan kesehatan
reproduksi adalah remaja. Selain itu karena sebagian besar remaja secara biologi relative
sudah siap bereproduksi yang biasanya ditandai datangnya menstruasi pada perempuan,
maka kategori ini perlu diperhatikan lebih serius, terutama di indonesia. Wanita
merupakan makhluk yang memiliki sistem reproduksi cukup unik. Salah satunya adalah
mereka mengalami haid setiap bulannya yang tidak dialami oleh pria. Seringkali mereka
mengeluhkan sakit atau ketidak nyamanan ketika mengalami haid. Haid adalah
perdarahan periodik normal uretus dan merupakan fungsi fisiologis yang hanya terjadi
pada wanita. Pada dasarnya haid merupakan proses katabolisme dan terjadi di bawah
pengaruh hormon hipofisis dan ovarium (Prawirohardjo, 2008).

Nyeri haid atau dismenorea adalah keluhan yang dialami wanita pada perut bagian
bawah. Nyeri ini terkadang mengganggu kegiatan sehari-hari selama beberapa jam atau
beberapa hari (Anurogo, D. & Wulandari, 2011).

Endorphine massage adalah sentuhan ringan yang dilakukan oleh Constance Palinsky
yang bertujuan untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan relaksasi sehingga
menimbulkan rasa nyaman melalui sentuhan kulit. Riset membuktikan bahwa tekhnik ini
juga dapat menghasilkan endorphine dan oksitosin (Evira M., 2018).

Endorphine adalah hormon alami yang diproduksi oleh tubuh manusia. Endorphine
dapat diproduksi oleh tubuh dengan cara melakukan aktifitas seperti meditasi, atau
melalui acupuntur treatmentsatau chiropiratic. Endorphine massage merupakan sebuah
terapi sentuhan atau pijatan ringan yang bisa diberikan pada daerah punggung yang akan
menghasilkan hormon endorphine sehingga dapat mengurangi rasa nyeri pada saat
dismenorea (Elvira & Tulkhair, 2018).

Selama ini endorphine sudah dikenal sebagai zat yang banyak manfaatnya. Beberapa
diantaranya adalah, mengatur produksi hormon pertumbuhan dan seks, mengendalikan
rasa nyeri serta sakit yang menetap, mengendalikan perasaan stres, serta meningkatkan
sistem kekebalan tubuh. Endorphinedalam tubuh bisa dipicu munculnya melalui berbagai
kegiatan, seperti pernapasan yang dalam dan relaksasi, serta meditasi (Haruyama, 2011).
Endorphine massage adalah suatu metode sentuhan ringan yang pertama kali
dikembangkan oleh Constance Palinsky dan digunakan untuk mengelola rasa sakit.
Teknik sentuhan ringan juga membantu menormalkan denyut jantung dan tekanan darah.
Teknik sentuhan ringan ini mencangkup pemijatan ringan yang bisa membuat bulu-bulu
halus di permukaan kulit berdiri. Sejumlah penelitian membuktikan bahwa teknik ini
meningkatkan pelepasan hormon endorphine dan oksitosin yang berfungsi untuk
mengurangi rasa sakit (Aprillia, 2010).

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan, penulis merasa termotivasi

untuk melakukan Asuhan Keperawatan dasar dengan Pengaruh Endorphine Massage

Terhadap Rasa Sakit Dismenore pada Nn. A yang menderita Dismenore untuk

menstabilkan rasa sakit Dismenore di Stikes Perintis padang Tahun 2020.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini “ Bagaimana Asuhan Keperawatan dasar

Pengaruh Endorphine Massage Terhadap Rasa Sakit Dismenore pada Nn. A yang

menderita Dismenore untuk menstabilkan rasa sakit Dismenore di Stikes Perintis

Padang Tahun 2020?”

A. Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Pemberian asuhan keperawatan pada remaja yang berfokus pada pemberian
endorphine massage terhadap rasa sakit desminore

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Menggambarkan hasil analisis asuhan keperawatan( pengkajian, menegakan

diagnose, intervensi, implementasi dan evaluasi pada remaja dengan rasa

sakit deminore )

b. Menganalisa hasil implementasi asuhan keperawatan dengan intervensi

pemberian endorphine massage pada remaja dengan rasa sakit pada

dismenore
1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Bagi Penulis

Sebagai Sumber referensi baru dalam pelaksanaan referensi baru dalam

pelaksanaan pencegahan komplikasi pada klien Dismenore . Serta, menerapkan

ilmu pengetahuan yang diperoleh dari bangku kuliah dan sebagai pengalaman

dalam mengetahui tingkat pengetahuan dengan kejadian Dismenore.

1.4.2 Manfaat Bagi Tempat Penelitian

Sebagai acuan mengenai pelaksanaan terkait Dismenore baik dari segi preventif,

promotif, kuratif, dan rehabilatif.

1.4.3 Bagi Perkembangan Ilmu

Keperawatan merupakan badan (sumber) data peneliti berikutya dan sebagai

motivasi bagi pihak yang berkepentingan untuk melakukan penelitian lebih kanjut

dan sebagai giat untuk terus meningkatkan energi praktek keperawatan di

masyarakat pada umumnya.

1.4.4 Bagi keluarga

Dapat mengaplikaikan intervensi yang telah diberikan dalam asuhan keperawatan

keluarga.

Anda mungkin juga menyukai