PENDAHULUAN
dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim
dengan sayatan rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 1000 gr
Hanifa 2015). Indikasi dari ibu antara lain : induksi persalinan gagal,
obstruksi jalan lahir, plasenta previa, sedangkan indikasi dari janin antar
lain : gawat janin, prolaps tali pusat, posisi melintang, malpresentasi janin,
kelainan janin dan indikasi yang paling umum untuk proses sectio caesarea
kontribusi yang besar pada angka kematian perinatal pada bayi yang
kurang bulan. Pengelolaan ketuban pecah dini pada kehamilan kurang drai
1
34 minggu sangat komplek, bertujuan untuk menghilangkan kemungkinan
(fase laten). Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh
sectio caesarea di sebuah negara adalah sekitar 5-15% per 1000 kelahiran
20.591 ibu yang melahirkan pada kurun waktu 5 tahun terakhir disurvey
dari 33 provinsi. Gambaran adanya faktor risiko ibu saat melahirkan atau
letak Janin, 4,25% karena jalan lahir tertutup, 2,3% karena ruptur uterus
2
Sina Bukittinggi Yarsi, Sumbar didapatkan gambaran adanya faktor resiko
ibu saat melahirkan atau operasi karena Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah
sebanyak 16 orang.
dengan Post Sectio Caesaria Indikasi Ketuban Pecah Dini Di Ruangan Siti
ketuban pecah dini (KPD) Di Ruang Siti Aisyah RSI Ibnu Sina Bukittinggi
Tahun 2020.
1.3 Tujuan
3
ketuban pecah dini (KPD) Di Ruang Siti Aisyah RSI Ibnu Sina Bukittinggi
Tahun 2020.
2020.
2020.
4
ketuban pecah dini (KPD) Di Ruang Siti Aisyah RSI Ibnu Sina
1.4 Manfaat
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. (Rustam, 2009
janin (Benson & Pernoll, 2008) dengan syarat rahim dalam keadaan utuh
serta berat janin di atas 500 gram dan usia janin > 28 minggu
6
2. Ketuban Pecah Dini (KPD)
2011).
kontribusi yang besar pada angka kematian perinatal pada bayi yang
pembukaan<4 cm (fase laten). Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan
2012).
7
2.1.2 Etiologi Sectio Caesar dan KPD
tali pusat, mal presentasi janin dan uterus yang merenggang berlebihan
berlangsung.
2009).
faktor
8
c) faktor tekanan intra uteria yang mendadak
f) faktor rokok
g) faktor keturunan
fisik cairan amnion yaitu bau khas, warna keruh, tes lakmus alkalis, jika
kertas lakmus tetap berwarna biru maka tanda air ketuban, jika berwarna
merembes melalui vagina. Aroma air ketuban berbau manis dan tidak
menetes, dengan ciri pucat dan bergaris waena darah. Cairan ini tidak
Tetapi bila duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak dibawah
9
biasanya mengganjal atau menyumbat kebocoran untuk
berat diatas 500 gr dengan sayatan pada dinding uterus yang masih utuh.
distorsia jaringan lunak, plasenta previa, ketuban pecah dini, untuk ibu.
Sedangkan untuk janin adalah gawat janin. Janin besar dan letak lintang
setelah dilakukan SC ibu akan mengalami adaptasi post partum baik dari
mengakibatkan ASI yang keluar hanya sedikit. Luka dari insisi akan
menjadi post de entris bagi kuman. Oleh karena itu perlu diberikan
antiobiotik dan perawatan luka dengan prinsip steril. Nyeri karena insisi
pasien perlu dilakukan aestesi bisa bersifat regional dan umum. Namun
anestesi umum menyebabkan bayi lahir dalam keadaan apnoe yang tidak
sendiri yaitu terhadap tonus uteri berupa atonia uteri sehingga darah
banyak keluar, kemudan terhadap nafas yaitu jalan nafas yang tidak
10
efektf akibat sekret berlebihan karena kerja otot nafas silia yang
penyebab independen dari ketuban pecah dan selaput ketuban yang tidak
kuat akibat kurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi akan mudah pecah
Komplikasi yang bisa timbul pada sectio caesarea adalah sebagai berikut :
1) Infeksi puerperal yang terdiri dari infeksi ringan dan infeksi berat. Infeksi
ringan ditandai dengan kenaikan suhu beberapa hari dalam masa nifas,
infeksi yang berat ditandai dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi bisa
11
terjadi sepsis, infeksi ini bisa terjadi karena karena partus lama dan
a. Cairan yang keluar dari vagina perlu diperiksa. Warna, konsentrasi, bau
dan pHnya .
b. Cairan yang keluar dari vagina ini ada kemungkinan air ketuban, urine
c. Sekret vagina ibu hamil pH 4-5, dengan kertas Nitrazin tidak berubah
d. Tes lakmus ( tes nitrazin), jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru
melihat jumlah cairan ketuban dalam kavum uteri. Pada kasus KPD
12
2.1.7 Penatalaksanaan Medis
dipastikan bahwa tidak akan terjadi RDS, dan kalua menempuh cara
harus bisa memantau keadaan janin dan infeksi yang akan memperjelek
kehamlan dan letak janin.Resiko yang lebih sering pada KPD dengan
13
menyebutkan lma periode laten dan durasi KPD keduanya mempunyai
komplikasi lain dari KPD. Jarak antara pecahnya ketuban dan permulaan
dari persalinan disebut periode laten = L.P = “lag” period. Makin muda
akan melahirkan dalam waktu 24 jam setelah kulit ketuban pecah bila
dberikan atau ditunggu 6-8 jam dengan alasan penderita akan menjadi
14
karena partus tindakan dapat dikurangi. Pelaksanaan induksi persalinan
perlu pengawasan yang sangat ketat terhadap keadaan janin, ibu dan
fatal bagi bayi dan ibunya (his terlalu kuat) atau proses persalinan
15
berlangsung dengan jelas merangsang timbulnya his ternyata dapat
ruptura uteri, emboli air ketuban, dan juga mungkin terjadi intoksikasi.
indikasi obstetrik yang lain, misalnya kelainan letak, gawat janin, partus
preterem KPD pada kehamilan 30-32 minggu yang tidak ada infeksi
16
intraamnion. Sediaan terdiri atas betametason 2 dosis masing-masing 12
12 jam.
kali sehari: DJJ, ketiga, setiap hari: tekanan darah dan kaji aktivitas
faktor risiko, dan hasil yang dicapai. Jadwalkan ibu dan kelurga tentang
17
NICU, informasikan ibu tentang sumber pelayanan informasi kesehatan
jika KPD.
hidrasi dan antibiotic, serta janin selalu dimonitor. Sekitar 96.5% janin
paru dan lebih dapat bertahan hidup. Jika dalam 72 jam tidak ada tanda-
bertahan hidup.
seksual), tetapi juga perlu pemeriksaan suhu dan nadi 4x/hari, jumlah
pergerakan janin setiap hari, dan jumlah sel darah putih serta nonstress
18
bermanfaat untuk KPD.Profilaksis surfaktan dapat meningkatkan hasil
rumah sakit dengan tirah baring, tidak ada tanda-tanda infeksi dan gawat
bila ada tanda-tanda infeksi atau gawat janin, bila dalam 3 x 24 jam
tidak ada pelepasan air dan tidak ada kontraksi uterus maka lakukan
keluar banyak atau handuk yang bersih, tenangkan diri jangan bergerak
terlalu banyak pada saat ini. Ambil nafas dan tenangkan diri. Yang tidak
19
boleh dilakukan : tidak boleh berendam dalam bath tub, karena bayi ada
20
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS PADA KLIEN SC DENGAN
(Rohmah, 2009).
A. Pengkajian
Pada pengkajian klien dengan sectio caesaria, data yang dapat ditemukan
1. Biodata
a. Identitas Klien
Terdiri dari identitas klien yang terdiri dari nama, umur, jenis kelamin,
RS, tanggal operasi, nomor CM, ruang / kamar, diagnosa medis, tanggal
pengkajian, alamat.
21
b. Identitas Penanggung Jawab
c. Riwayat Kesehatan
2. Keluhan Utama
Keluhan yang paling menonjol dan yang paling dirasakan oleh klien
persalinan.
-lain.
a. Riwayat Obstetri
22
Tabel 2.1
Riwayat Obstetri
b. Riwayat Ginekologi
c. Riwayat Menstruasi
d. Riwayat Perkawinan
Umur klien dan suami pada waktu nikah, lama menikah, berapa kali
menikah.
e. Riwayat Kontrasepsi
sekarang.
23
Riwayat yang berisi tentang keadaan klien selama kehamilan sekarang
Di kaji ada tidaknya perdarahan, bau, dan keluhan pada daerah luka
7. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
b. Sistem Integumen
Suhu tubuh, lesi dan dekubitus, keadaan luka operasi, skala nyeri, turgor,
c. Sistem Sensori
1) Mata
24
Keadaan konjungtiva, sklera, pupil, reflek terhadap cahaya, alat
2) Telinga
dan keluhan.
3) Hidung
dan keluhan.
4) Mulut
5) Leher
6) Sistem Pernapasan
7) Sistem Kardiovaskuler
jantung.
8) Sistem Gastrointestinal
9) Sistem Perkemihan
25
Alat yang terpasang, warna urine, volume urine.
8. Aktivitassehari -hari
1) Nutrisi
2) Cairan
b. Eliminasi
3) Istirahat Tidur
4) Personal Hygiene
26
Dikaji tentang mandi, mencuci rambut, gunting kuku, gosok
5) Aktivitas
9. Aspek Psikososial
kesehatan.
Mengkaji apa agama klien, keadaan ibadah klien sebelum sakit dan
sesudah nifas.
a. Immunisasi
b. Perawatan payudara
d. KBi.
B. Diagnosa Keperawatan
27
4. Kecemasan berhubungan Dengan Faktor keturunan, Krisis
lancar.
28
C. Intervensi Keperawatan
29
Tanda vital dalam rentang normal - Kolaborasi penggunaan analgetik
2. Intoleransi aktifitas - Energi konservation Manajemen energy
berhubungan dengan nyeri - Aktiviti tolerance Observasi
,mobilitas fisik - Self care: - Identifikasi gangguan fungsi tubuh
Kriteria hasil: yang menagkibatkan kelelahan
Berpartisipasi dalam aktifitas fisik tanpa - Monitor kelelahan fisik dan emosional
disertai peningkatan tekanan darah, nadi - Monitor pola jam tidur
dan RR Aktiviti terapi - Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi selama melakukan aktivitas
medik dalam merencanakan program Terapeutik :
terapi yang tepat - Sediakan lingkungan yang nyaman
Bantu klien untuk mengidentifikasi dan rendah stimulus
aktifitas yang mampu dilakukan - Lakukan rentang gerak pasif dan aktif
30
bantuan alat Kolaborasi :
Status respirasi: pertukaran gas dan - Kolaborasi dengan gizi tentang cara
fentilasi adekuat meningkatkan asupan makanan
3. Resiko infeksi b/d trauma Setelah dilakukan asuhan keperawatan … jam Pengontrolan infeksi
jaringan/luka post sc tidak terdapat faktor risiko infeksi pada klien Observasi :
dengan KH: - Monitor tanda dan gejala infeksi
Tidak ada tanda-tanda infeksi - Monitor adanya luka
status imune klien adekuat AL dbn - Kaji suhu pada pasien
Terapeutik :
- Pertahankan teknik aseptik
- Cuci tangan setiap sebelum dan
sesudah tindakan
- Tingkatkan intake nutrisi
- Inspeksi kulit dan mukosa terhadap
panas, drainase
Edukasi :
- Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan
gejala infeksi
- Dorong masukkan cairan
31
- Dorong istirahat
- Kolaborasi penggunaan analgetik
4. Konstipasi b/d Post Sectio Kriteria hasil: Constipation monitor
Caessar mempertahankan feces lunak setiap1-3 tanda dan gejala,bising usus,feces
hari frekuensi,volume,kosultasi dengan
bebas dari ketidaknyamanan dan dokter tentang pendekatan dan
konstipasi penurunan bising usus
mengidentifikasi indikator untuk identifikasi faktor penyebab dukung
mencegah intake cairan pantau tanda dan gejala
konstipasi feces lunak den berbentuk konstipasi memantau bising usus
jelaskan etiologi masalah untuk
tindakan kepada pasien
menyusun jadwal ke toilet mendorong
meningkatkan asupan
5. Ketidakefektifan pemberian Tujuan : Mengungkapkan pemahaman tentang Manajemen pengeluaran asi
ASI b/d Pengeluaran asi yang proses / situasi menyusui, mendemonstrasikan Observasi
belum lancar. teknik efektif dari menyusui, menunjukkan - Identifikasi kesiapan dan kemampuan
kepuasan regimen menyusui satu sama lain. KH: menerima informasi
32
Agar klien mampu menyusui bayinya - Identifikasi tujuan atau keinginan
dengan cara baik dan air susu ibu keluar menyusui
banyak dan lancer. Terapeutik :
- Sediakan materi dan pendidikan
kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
- Dukung ibu dalam meningkatkan
kepercayaandiri dalam menyusui
Observasi
- Berikan konseling menyusui
- Jelaskan manfaat menyusui bagi ibu
dan bayi
- Ajarkan perawatan payudara post
partum
- Ajarkan posisi menyusui dan
perlekatan dengan benar.
33
BAB III
2. Usia : 25 th Usia : 26 th
Keluhan utama :
Pasien masuk ke igd pada tanggal 07 januari 2020, pukul 04.00 WIB,
pada usia kehamilan di usia 2 bulan s/d usia 9 bulan, pemeriksaan TTV : TD:
2019 TF : Tiga jari diatas pusat dan Pembukaan 4cm, serta Pemeriksaan lakmus :
Klien post op sc dengan indikasi KPD yang anastesi spinal selama ± 1 jam
lamanya, klien mengatakan nyeri yang timbul karena ada luka sayatan pada
abdomen bekas operasi yang nyerinya terasa tertusuk-tusuk dengan skala nyeri 4.
34
Dan klien juga mengatakan masih keluar lendir bercampur darah merembes di
vagina yang berwarna keruh .dengan bau yang khas dan amis, sulit bergerak
karena luka operasi, klien mengatakan tidak tidak tau bagaimana cara merawat
belum kering, klien mengatakan masih lemas, kilen mengatakan ASI masih
belum keluar. Klien mengatakan sulit tidur, klien mengatakan sering terjaga
nyaman.
klien masih padat, luka pasien masih belum kering. TTV : TD: 122/85mmHg
Suhu : 36,5ºC Nadi : 78x/menit RR: 20x/menit. Klien tampak kurang nyaman,
35
Riwayat persalinan
13:00Wib sebanyak
±500cc)
Riwayat ginekologi
saat hamil.
kontrasepsi/KB, karena Ny.F baru menikah dan baru hamil yang pertama.
36
DATA UMUM KESEHATAN SAAT INI
Keadaan
Keadaan Umum: Sedang
Kesadaran : ComposMentis (CM)
BB : 61 Kg
TB : 157 Cm
Tanda vital
Tekanan darah : 122/85 mmHg
Nadi : 90 x / i
Pernafasan : 20 x / i
Suhu : 36,7 C
Hidung: keadaan lubang hidung bersih, tidak ada terdapat serumen dalam
Mulut : keadaan umum mulut bersih, gigi pasien lengkap, tidak ada
37
Telinga : daun telinga simetris antara kanan dan kiri, tidak ada
Leher: saat diraba tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening dan
kelenjar tiroid
Dada
Pernapasan
teratasi
ditemui
Payudara :
38
I : Payudaratampak bersih, tidak ada abses atau mastitispada
terlalu banyak
Abdomen
baru (basah).
P :Timpani
39
A :Bising Usus (+) <5
dengan caraoperasi
Ekstremitas atas :
40
Ekstremitas bawah
Pola tidur: Ny.F tidur 7 jam dalam sehari, setelah dirawat sering terbangun
masih di anjurkan.
41
Nutrisi dan cairan: Nafsu makan klien bagus, klien menghabiskan 1 porsi
Keadaan mental
dengankehadiran bayi
Obat-obatan :
`No Nama Obat Fungsi obat Dosis Cara pemakaian Freku Tgl
. ensi Pemberian
obat yang
digunakan untuk
mengatasi berbagai
cara menghambat
pertumbuhan
bakteri atau
42
membunuh bakteri
dalam tubuh.
saraf di tubuh
cukup maksimal.
gigi. Paracetamol
tersedia dalam
sirup, drop,
suppositoria, dan
infus.
Paracetamol bekerja
dengan cara
43
mengurangi
produksi zat
penyebab
peradangan, yaitu
prostaglandin.
Dengan penurunan
kadar prostaglandin
di dalam tubuh,
tanda peradangan
nyeri akan
berkurang.
saluran pernapasan,
trihydrate dalam
44
sirup.
menghambat
perkembangbiakan
tidak diperlukan
untuk mengobati
flu.
45
Rangkuman hasil pengkajian
Masalah Keperawatan :
Nyeri akut
Intoleransi aktivitas
Resiko infeksi
Rencana pulang
Ok dan di observasi, setelah itu masuk keruang operasi untuk tindakan SC,
rawatan pasien mendapankan perawatan mulai dari perwatan ibu pada saat
tentang nyeri, pemberian ASI yang baik, nutrisi pada ibu menyusui,demonstrasi
perawatan payudara serta perawatan pada bayi, memandikan bayi dan perawatan
tali pusat. Pada saat pemberian pendidikan kesehatan di berikan juga lift pada
masing-masing materi lalu dalam kurun waktu 2-3 hari jika keadaan pasien
46
ANALISA DATA
MASALAH ETIOLOGI
operasi.
DO :
post.op di bagian
perut
- Pasien tampak
meringis kesakitan
- Nyeri
tertusuk-tusuk
abdomen
S: Skala nyeri 4
47
T: Nyeri terasa secara
berkala/hilang
timbul.
- TD : 122/85m
- N: 90x/m
- S: 36,7 ºC
- P : 20x/m
2. DS :
ada invasif/pembedahan
luka post.operasi di
abdomen
- Pasien mengatakan
operasi basah
DO :
luka post.op
- TD : 130/80m
- N: 90x/m
- S: 36,7 ºC
- P : 20x/m
48
- Leukosit: 16,82
10ᶺ3/uΊ
3. DS
dibantu operasi
oleh keluarga
- Pasien mengatakan
sulit beraktivitas
beraktifitas maximal
kerena perbaikan
op
- Pasien mengatakan
badan lemah
DO :
- aktivitas klien
tampak
dibantu keluarga
49
- Pasien tampak hanya
berbaring ditempat
tidur
- TD : 122/85m
- N: 90x/m
- S: 36,7 ºC
- P : 20x/m
4. DS :
- klien mengatakan
payudara padat
DO :
- payudara klien
tampak padat
5. DS: Hambatan
50
sering terjaga tengah pemantauan, suhu
- Klien
mengatakanistirahat
tidak cukup
DO :
istirahat
nyaman
Diagnosa keperawatan
cukup
post operasi
51
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Aisyah
No.MR : 342216
nyeri) farmakologis
yang memperberat
nyeri
tidur
52
Edukasi
- Jelaskan strategi
menghilangkan nyeri
farmakologis
- Kolaborasi penggunaan
analgetik
infeksi aseptik
infeksi tindakan
- Tingkatkan intake
nutrisi
53
mukosa terhadap
panas, drainase
Edukasi :
gejala infeksi
- Dorong masukkan
cairan
- Dorong istirahat
- Kolaborasi penggunaan
analgetik
operasi KH : menagkibatkan
54
aktivitas sehari-hari selama melakukan
mandiri Terapeutik :
- Sediakan lingkungan
rendah stimulus
- Berikan aktivitas
distraksi yang
menenangkan
Edukasi :
- Anjurkan melakukan
aktivitas secara
bertahap
Kolaborasi :
tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
55
4. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Observasi
untuk bertanya
meningkatkan
kepercayaandiri dalam
menyusui
Observasi
- Berikan konseling
menyusui
- Jelaskan manfaat
bayi
56
- Ajarkan perawatan
- Ajarkan posisi
menyusui dan
perlekatan dengan
benar.
- Berikan kesempatan
Edukasi
- Jelaskankan pentingna
melakukan aktivitas
57
fisik/olaraga secara
rutin
- Ajarkan cara
mengidntifikasi
kebutuhan istirahat
- Anjurkan menyususn
istirahat
- Ajarkan cara
mengidentifikasi target
sesuai kemampuan.
CATATAN PERKEMBANGAN
pengkajian Mengatakan
komperehensif Terasa
- Mengobservasi reak
O:
58
si non verbal dari - Pasien Tampak
ketidaknyamanan Meringis
lingkungan - Td : 122/85
- Berkolaborasi A : Nyeri
analgetik
Resiko
2 Kamis/09-1- - Memonitor tanda S :
infeksi
2 2020/11.00 dan gejala infeksi - Pasien Mengatakan
- Membatasi Infeksi
pengunjung
O:
- Mengajarkan pasien
- Pasien Masih
dan keluarga tanda
Tampak Bingung
dan gejala infeksi
A : Masalah Belum
- Mengajarkan cara
59
menghindari infeksi Teratasi
sebelum dan
sesudah tindakan
keperawatan
- Memberikan
antibiotik sesuai
anjuran dokter
60
- A : Intoleransi aktivitas
P : Manajemen energy
komperehensif mulaiberkurang
- Mengobservasi reak O:
ketidaknyamanan Meringis
lingkungan - Td : 119/86
- Berkolaborasi A : Nyeri
analgetik
61
- Memonitor sudah mulai Me
- Membatasi Infeksi
pengunjung
O : Pasien sudah
- Mengajarkan pasien
tidak Bingung
dan keluarga tanda
lagi
dan gejala infeksi
A : Masalah sudah
- Mengajarkan cara
Teratasi
menghindari infeksi
P: Pasien sudah diboleh
- Mencuci tangan
pulang
sebelum dan
sesudah tindakan
keperawatan
- Memberikan
antibiotik sesuai
anjuran dokter
untuk melakukan
62
aktifitas secara bertahap
- Menganjurkan
O:
pasien mengubah
- Pasien tampak
posisi atau duduk
mengubah posisi
- Memberikan
tidur
motivasi pada
- Pasien sudah
pasien agar bias
mulai berjalan
melakukan
kekamar mandi
aktivitas sendiri
A : masalah teratasi
-
P : pasien dibolehkan
pulang
pengkajian Mengatakan
- Mengobservasi re
O:
aksi
- Pasien tampak
non verbal dari
tidak Meringis
ketidaknyamanan
lagi
- Mengontrol
- Skala Nyeri 2
63
lingkungan - Td : 121/76
mempengaruhi - N : 75x/i
nyeri - Rr : 20x/i
- Mengajarkan - S : 36,1
- Berkolaborasi
penggunaan
analgetik
- Memonitor tanda S :
- Memonitor Mengatakan
pengunjung Infeksi
- Mengajarkan
O:
pasien dan
- Pasien sudah
keluarga tanda
tidak Bingung
dan gejala infeksi
lagi
- Mengajarkan cara
64
menghindari A :Masalah sudah
infeksi Teratasi
sebelum dan
sesudah tindakan
keperawatan
- Memberikan
antibiotik sesuai
anjuran dokter
aktifitas
O:
- Menganjurkan
- Pasien tampak
pasien mengubah
mengubah posisi
posisi atau duduk
tidur
- Memberikan
- Pasien sudah
motivasi pada
mulai berjalan
pasien agar bias
kekamar mandi
melakukan
65
aktivitas sendiri A : masalah teratasi
ketidaknyamanan
O:
- Mengontrol
- Pasien tampak
lingkungan
mengubah posisi
yang dapat
menyusui dan
mempengaruhi
melancarkan asi
pengeluaran ASI
dengan benar
- Mengajarkan
A : masalah teratasi
teknik pemberian
P : pasien rencana pulang
ASI
- Berikan konseling
menyusui
- Jelaskan manfaat
menyusui bagi
66
ibu dan bayi
- Ajarkan
perawatan
payudara post
partum
- Ajarkan posisi
menyusui dan
perlekatan dengan
benar.
secara rutin
O:
- Ajarkan cara
- Pasien tampak
mengidntifikasi
mengubah p
kebutuhan
osisi tidur
istirahat yang
A : masalah teratasi
cukup
P : pasien rencana pulang
- Anjurkan
menyusun jadwal
67
aktivitas dan
istirahat
- Ajarkan cara
mengidentifikasi
aktivitas sesuai
kemampuan.
68
BAB IV
PEMBAHASAN
rawat Siti Aisyah di RS Ibnu Sina Yarsi Bukittinggi. Beberapa hal yang perlu
asuhan keperawatan pada klien dengan Striktur Uretra sesuai dengan teori-
kekuatan membran disebabkan adanya infeksi yang dapat berassal dari vagina
Untuk melihat lebih jelas asuhan keperawatan yang diberikan dan sejauh
69
keperawatan dimulai dari pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan
evaluasi.
meliputi bio, psiko, sosio dan spiritual. Selain itu juga didukung oleh data
4 cm ( fase laten). Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh
sbelum waktunya melahirkan KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi
ketuban pecah yang merembes melalui vagina . aroma air ketuban berbau
amis dan tidak seperti bau amoniak. Cairan masih merembes atau menetes,
dengan ciri pucat dan bergaris warna darah, demam bercak vagina yang
70
Dari kasus yang ditemui pada Ny. F, dengan indikasi (KPD) Ny. F
dibagian perut bawah yang timbul karena sayatan pada abdomen bekas operasi
masih keluar cairan yang merembes melalui vagina yang berwarna keruh,
dengan bau yang khas dan amis, sulit bergerak karena luka operasi,klien
semua aktivitas dibantu keluarga, klien mengatakan luka belum kering, klien
mengatakan masih lemas, klien mengatakan ASI masih belum keluar. Klien
tampak ada balutan dibekas operasi, klien tampak meringis kesakitan, klien
ditemapat tidurnya klien tampak lemah, payudara klien masih pada, klien
mengatakan sulit tidur. Dari hasil TTV: TD: 122/85 mmHg, N: 90x/Menit, S:
36,7 C, R: 20x/menit. HPHT 27-03-2019, TFU: tiga jari diatas pusat dan
pembukaan 4 cm, Jadi analisa dari pengkajian teori dengan kasus didapatkan
Setelah dilakukan pengkajian dari satu kasus yang dipaparkan pada BAB
masalah keperawatan pada teori yang ada dialami oleh satu pasien tersebut.
keperawatan tersebut. Tanda gejala diatas bisa muncul pada pasien penderita
Post sectio caessar yang disebabkan oleh perasaan takut terhadap ketidak
71
setujan dan penolakan interpersonal, adanya trauma fisik dan informasi yang
minim. Pada asuhan keperawatan pada Ny. F dengan Secctio Caessar dengan
lancar.
Sectio Caesar
anggota keluarga
minum bayi
72
1. Nyeri akut berhubungan dengan Adanya luka bekas operasi
kebisingan, dll).
sedangkan pada teori kelompok lebih mengarah pada Post SC, karena
salah satu indikasi dilakukan Sectio Caessar adalah pada pasien dengan
KPD.
Intervensi yang menjadi fokus analisa dalam perawatan klien yaitu perawatan
pada nyeri dengan pemberian terapi tehnik relaksasi nafas dalam untuk
73
cara melakukan nafas dalam, nafas lambat dan bagaimana menghembuskan
nafas secara perlahan, selain dapat mengurangi ketengan otot, teknik relaksasi
nafas dalam juga dapat meningkat ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi
2002).
dapat diberikan pada saat klien merasakan nyeri, dan akan lebih efektif jika
menganjurkan klien pada saat nyeri untuk melakukan tehnik relaksasi nafas
dalam, dengan cara menarik nafas melalui hidung selama 3-5 detik, dan
hembuskan nafas melalui mulut selama 3-5 detik. Cara ini dapat dilakukan
skala nyeri pasien menjadi berkurang menjadi skala nyeri ringan atau tidak
nyeri.
Perbaikan skala nyeri ini juga didukung oleh pemberian analgetik yang optimal
dimana terlihat dari perhitungan skala nyeri yang sudah menurun.Dari skala
dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini
74
perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam,
nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan
harus melakukanya minimal dua kali sehari atau setiap kali merasakan nyeri,
stress, terlalu banyak pikiran, dan pada saat merasa sakit.Namun yang paling
Penelitian lain yang mendukung pengaruh relaksasi nafas dalam terhadap skala
teknik relaksasi nafas dalam dapat menurunkan nyeri pada pasien post op
adrenalin dan kortisol sebagai penyebab stress, selain itu teknik relaksasi nafas
75
Permulaannya mahasiswa mahasiswa menjelaskan penyebab kaitanya dengan
mngungatkan kepada klien untuk tidak berfokus pada nyeri serta mengatur
relaksasi nafas dalam tersebut kepada keluarga klien (anak atau istri) klien.
Agar dapat membantu klien jika nyeri timbul pada saat klien dirumah.
76
kualitas dan faktor presipitasi, mengobservasi reaksi nonverbal dari
posisi atau duduk dan memberikan motivasi pada pasien agar bisa melakukan
aktivitas sendiri.
perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati
dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. (Asmadi,
2008).
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 hari pada Ny. F dengan Post
Sectio Caessar dengan indikasi KPD, hari pertama sampai hari ketiga, kondisi
77
Ny. F sudah memperlihatkan adanya perbaikan namum belum terlalu
bekas luka operasi Didapatkan data subjectif : pasien mengatakan nyeri sudah
agak berkurang dan data objectif : pasien tampak agak tenang, TD = 120/90
sudah memahami tentang tanda infeksi dan perawatan luka dan data objectif :
satu atau dua langkah dan data objectif : pasien tampak berjalan walupun
78
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal senin 9 Januari 2020, Ny. F, klien
dibagian perut bawah yang timbul karena sayatan pada abdomen bekas operasi
semua aktivitas dibantu keluarga, klien mengatakan luka belum kering, klien
mengatakan masih lemas, klien mengatakan ASI masih belum keluar. Klien
tampak ada balutan dibekas iperasi, klien tampak meringis kesakitan, klien
ditemapat tidurnya klien tampak lemah, payudara klien masih pada, klien
mengatakan sulit tidur. Dari hasil TTV: TD: 122/85 mmHg, N: 90x/Menit, S:
36,7 C, R: 20x/menit. HPHT 27-03-2019, TFU: tiga jari diatas pusat dan
post operasi
79
4. Ketidakefektifan pemberian asi berhubungan dengan Pengeluaran asi
belum lancar
relaksasi nafas dalam pada pasien. Teknik ini merupakan tindakan untuk
pasien dalam melakukan tindakan non farmakologi dengan cara tarik nafas
dalam. Evaluasi yang didapatkan yaitu nyeri sudah berkurang dengan skal
nyeri 1, Pasien sudah memahami tentang tanda infeksi dan perawatan luka,
pasien bisa menjawab pertanyaan dari perawat, pasien mengatakan sudah bisa
melakukan aktivitas seperti berjalan satu atau dua langkah dan pasien tampak
80
5.2 SARAN
1. Penulis
Hasil yang didapat ini dapat dijadikan sebagai pengalaman yang berharga
bagi kelompok dari aspek aplikatif dan sebagai wujud aplikatif tentang
asuhan keperawatan pada ibu dengan Post Sectio Caessar dengan indikasi
2. Institusi pendidikan
KPD).
3. Rumah Sakit
pada klien Post Sectio Caessar dengan indikasi Ketuban Pecah Dini
(KPD)
81
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini. 2008. Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Post Sectio Caesaria.
Asuhan Keperawatan pada Pasien Sectio Caesaria Atas Indikasi Ketuban Pecah
2012 jam 16.30. Jensen, 2002. Keperawatan Maternitas dan Ginekologi. Jilid 2.
Bandung : VIAPKP.
Keperawatan. http://emedicine.Medscape.com/articler/26/137-overview.html.
Diakses pada tanggal 15 Mei 2012 jam 18.45. Oxorn. 2008. Fisiologi dan Patologi
82
Saifudin, dkk. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Masalah Keperawatan Nyeri Akut Post Sectio Caesarea Hari Ke-0 Atas Indikasi
Riwayat Post Sectio Caesarea Dan Ketuban Pecah Dini Di Ruang Bougenvil Rsud
Muhammadiyah Purwokerto
83